Metode Pengumpulan Data Teknik Analisis
                                                                                65
b. Melakukan analisis faktor bersamaan dengan pengujian hipotesis.
Selanjutnya  Structural  Equation  Modeling  memiliki  tahapan-tahapan yang harus dilakukan, adapaun langkah atau proses tersebut antara lain :
1 Konseptualisasi Model
Tahapan  ini  berhubungan  dengan  pengembangan  hipotesis berdasarkan  teori  sebagai  dasar  dalam  menghubungkan  variabel  latent
dengan  variabel  latent  lainnya,  dan  juga  dengan  indikator-indikatornya. Dengan  kata  lain,  model  yang  dibentuk  adalah  persepsi  kita  mengenai
bagaimana  variabel  laten  dihubungkan  berdasarkan  teori  dan  bukti  yang  di peroleh  dari  disiplin  ilmu  yang  kita  miliki.  Konseptualisasi  model  ini  juga
harus  merefleksikan  pengukuran  variabel  latent  melalui  berbagai  indikator yang dapat diukur.
2 Penyusunan Diagram Alur Path Diagram Contruction
Tahap  penyusunan  diagram  alur  ini  memiliki  fungsi  untuk memudahkan  peneliti  dalam  memvisualisasi  hipotesis  yang  telah  diajukan
dalam  sebuah  konseptual  model.  Diagram  alur  merupakan  representative grafis  mengenai  bagaimana  beberapa  variabel  pada  suatu  model
berhubungan satu sama lain, yang memberikan suatu pandangan menyeluruh menganai struktur model.
3 Spesifikasi Model
Langkah ketiga ini adalah spesifikasi model, hal ini menggambarkan sifat dan jumlah parameter yang diestimasi.
66
4 Identifikasi Model
Tahap  keempat  ini,  menyajikan  informasi  yang  diperoleh  dari  data yang diuji untuk menentukan apakah cukup untuk menentukan apakah cukup
untuk  mengestimasi  parameter  dalam  model.  Disini,  kita  harus  dapat meperoleh  nilai  yang  unik  untuk  seluruh  parameter  dari  data  yang  telah
diperoleh.  Jika  hal  ini  tidak  dapat  dilakukan,  maka  modifikasi  model mungkin  harus  dilakukan  untuk  dapat  diidentifikasi  sebelum  melakukan
estimasi parameter. Untuk  menentukan  apakah  model  mengandungtidak  masalah
identifikasi, maka harus dipenuhi keadaan berikut : t  s2
dimana : t   =   jumlah parameter yang diestimasi s  =  jumlah  varians  dan  covarians  antara  variabel  manifest
observed; yang   merupakan p + qp + q + 1 p  =   jumlah variabel y indikator variabel endogen
q  =   jumlah variabel x indikator variabel eksoen Jika  t  ≥  β,  maka  model  tersebut  adalah  unidentified.  Masalah  ini
terjadi  apabila  informasi  yang  terdapat  pada  data  empiris  varians  dan covarians  variable  manifest
tidak  cukup  untuk  menghasilkan  solusi  yang unik  untuk  memperoleh  parameter  model.  Masalah  tersebut  dapat  diatasi
dengan  mengkonstrain  model,  yang  dapat  dilakukan  dengan  :  Pertama, menambah  indikator  variabel  manifest  kedalam  model.  Kedua,  dengan
menentukan  fix  parameter  tambahan  menjadi  0,  metode  ini  adalah  yang
67
paling sering digunakan. Ketiga, mengasumsikan bahwa parameter yang satu dengan parameter yang lainnyamemiliki nilai yang sama.
Jika  t  =  s2,  maka  model  tersebut  adalah  just-identified;  sehingga, solusi  yang  unik,  tunggal,  dapat  diestimasi  untuk  mengestimasi  parameter.
Namun,  pada  model  yang  just-identified,  seluruh  informasi  yang  tersedia telah digunakan untuk mengestimasi parameter, sehingga tidak ada informasi
yang tersisa untuk menguji model derajat kepercayaan adalah 0. Jika t
˂  s2, maka model tersebut adalah over-identified. Dalam hal ini lebih dari satu estimasi masing-masing parameter dapat diperoleh karena
jumlah  persamaan  yang  tersedia  melebihi  jumlah  parameter  yang diestimasi.
5 Estimasi Parameter
Pada  tahap  ini,  dilakukan  pengujian  signifikansi.  Uji  signifikansi dilakukan  dengan  menentukan  apakah  parameter  yang  dihasilkan  secara
signifikan berbeda dari nol. Pada setiap estimasi parameter dalam  LISREL, terdapat tiga informasi yang sangat berguna; yaitu koefisien regresi, standart
error ,  dan  nilai  t.  Untuk  mengetahui  signifikan  tidaknya  hubungan  antara
variabel,  maka  nilai  t  harus  lebih  besar  dari  nilai  t-tabel  pada  level  tertentu yang tergantung dari ukuran sampel dan level signifikansi tersebut.
6 Penilaian Model Fit
68
Salah  satu  tujuan  SEM  adalah  menentukan  apakah  model  plausible masuk  akal  atau  fit.  Suatu  model  penelitian  dikatakan  baik,  apabila
memiliki model fit yang baik pula. Secara  keseluruhan  goodness  of  fit  dari  suatu  model  dapat  di  nilai
berdasarkan ukuran fit berikut : 1.
Absolute Fit Measure Absolute  fit  measure
digunakan  untuk  menilai  kesesuaian  model secara  keseluruhan  baik  model  pengukuran  maupun  model  structural,
tanpa  menyesuaikan  kepada  degree  of  freedomnya.  Indikator –indikator
dalam absolute fit diantaranya adalah sebagai berikut : a.
Chi-Square dan Probabilitas
Chi-Square merupakan  ukuran  mengenai  buruknya  fit  suatu
model.  Nilai  Chi-square  sebesar  nol  menunjukan  bahwa  model memiliki  fit  yang  sempurna  perfect  fit.  Nilai  Chi-square  yang
signifikan  kurang  dari  0.05  menunjukan  bahwa  data  empiris  yang diperoleh  memiliki  perbedaan  dengan  teori  yang  telah  dibangun
berdasarkan SEM.
Sedangkan Probabilitas
adalah ukuran
kemungkinan  terjadinya  penyimpangan  deviasi  besar  yang ditunjukan  oleh  nilai  Chi-square.  Nilai  probabilitas  yang  diharapkan
adalah  nilai  probabilitas  yang  tidak  signifikan  p  ≥  0.0ε,  yang menunjukan bahwa data empiris sesuai dengan model.
69
b. Goodness of Fit Indices
GFI GFI  menunjukan  suatu  ukuran  mengenai  ketepatan  model
dalam  menghasilkan  observed  market  covarians.  Nilai  GFI  ini  harus berkisar  antara  0  sampai  1.  Nilai  GFI  yang  lebih  besar  dari  0.9
menunjukan  fit  suatu  model  yang  baik  Diamantopaulus  dan  Siguaw, 2000, dalam Imam Ghozali, 2008.
c. Adjusted Goodness of Fit Index
AGFI AGFI  adalah  sama  seperti  GFI,  tetapi  telah  menyesuaikan
pengaruh degree of freedom pada suatu model. Model yang fit adalah yang  memiliki  nilai  AFGI    0.9  Dinamanpaulus  dan  Siguaw,2000,
dalam  Imam  Ghozali,  2008. Ukuran  yang  hampir  sama  dengan  GFI
dan  AGFI  adalah  Parsimony  goodness  of  fit  index  PGFI  yang diperkenalkan  oleh  Mulaik  et  al.1989.  Model  yang  baik  apabila
memiliki nilai  PGFI jauh lebih besar dari pada 0.6 Byrne, 1998 dalam Imam Ghozali
,2008. d.
Root Mean Square Error of Approximation RMSEA
RSMEA  digunakan  untuk  mengukur  penyimpangan  nilai parameter  pada  suatu  model  dengan  matriks  covarians  populasinya
Browne  dan  Cudeck,  1993  dalam  Imam  Ghozali,  2008.  Nilai RMSEA  yang  kurang  dari  pada  0.05  mengindikasikan  adanya  model
fit,  dan  nilai  RMSEA  yang  berkisar  antara  0.08  menyatakan  bahwa model  memiliki  perkiraan  kesalahan  yang  reasonable  Byrne,  1998
70
dalam  Imam  Ghozali,  2008.  Sedangkan  menurut  MacCallum  et al.
1996  menyatakan  bahwa  RMSEA  berkisar  antara  0.08  sampai dengan  0.1  menyatakan  bahwa  model  memiliki  fit  yang  cukup
mediocre, sedangkan  RMSEA  yang  lebih  besar  daripada  0.1
mengindikasikan model fit sangat jelek. P-value for test of close
juga merupakan indikator yang menilai fit  atau  tidaknya  suatu  model  yang  dapat  dilihat  dari  kedekatannya
terhadap  model  fit.  Joreskog  1996  dalam  Imam  Ghozali  2008 menganjurkan bahwa nilai P-value for test of close fit RMSEA0.05
haruslah  lebih  besar  daripada  0.05  sehingga  mengindikasikan  bahwa model adalah fit.
e. Normed Chi-Square
χβdf Normed chi-square
adalah rasio perbandingan antara nilai chi- square  dengan  degrees  of  freedom
χβdf.  Wheaton  1977  dalam Imam  Ghozali
2008  menyatakan  besaran  untuk  cut-off  model  yaitu sebesar  5,  sedangkan  Carmines  dan  Melver  1981  dalam  Imam
Ghozali 2008 menyatakan untuk besaran cut-of model sebesar 2.
2. Comparative Fit Measure
Comparative  fit  measure berkaitan  dengan  pertanyaan  seberapa
baikah  kesesuain  model  yang  dibuat  dibandingkan  dengan  beberapa model  alternatif.  Indikator-indikator  dari  comparative  fit  measure  di
antaranya adalah :
71
a. Normed Fit Index
NFI Suatu  model  dikatakan  fit  apabila  memiliki  nilai  NFI  lebih
besar  daripada  0.9.  namun,  ada  kemungkinan  bahwa  nilai  NFI  yang kecil  tersebut  disebabkan  oleh  kompleksitas  model.  Untuk
menghilangkan  pengaruh  kompleksitas  model  tersebut,  ukuran  yang lebih tepat adalah NNFI.
b. Non-Normed Fit Index
NNFI Seperti  yang  telah  di  jalaskan  sebelumnya,  NNFI  digunakan
untuk mengatasi permasalahan kompleksitas model dalam perhitungan NFI.    Menurut  Kelloway  1998  dalam  Didi  Achjari  2003
menyatakan bahwa model fit jika nilai NNFI 0.90. c.
Comparative Fit Index CFI
Suatu  model  dikatakan  fit    baik  apabila  memiliki  nilai  CFI yang mendekati 1 dan 0.90 adalah batas model fit Bentler, 1990 dalam
Imam Ghozali .
d. Relative Fit Index RFI
Nilai RFI berkisar antara 0 sampai dengan 1 dimana nilai yang mendekati angka 1 tersebut menunjukan model fit.
3. Parsimonious Fit Measures
a. Parsimony Goodness of Fit Index PGFI
PGFI  telah  menyesuaikan  adanya  dampak  dari  degree  of freedom
dan kompleksitas model. Model yang baik apabila memiliki
72
nilai  PGFI  jauh  lebih  besar  daripada  0.6  Byrne,1998  dalam  Imam Ghozali,
2008.  Lain  halnya  menurut  Kellowy  1998  dalam  Didi Ahjari
2003  nilai  PGFI  berkisar  antara  0  sampai  1,  dimana  lebih besar nilai tersebut lebih baik.
b. Parsimony Normed Fit Index PNFI
Nilai PNFI berkisar antara 0 sampai 1, dimana semakin besar nilai  PNFI  maka  middle  semakin  baik    Kelloway,  1998  dalam  Didi
Achjari , 2003.
7 Modifikasi Model
Peneliti  sering  kali  di  hadapkan  pada  hasil  uji  kesesuaian  yang kurang  memuasakan,  maka  dalam  kasus  ini  SEM  memberi  alternatif  solusi
yang  dinamakan  respesifikasi  yang  diharapkan  mampu  meningkatkan kesesuaian model yang sedang di uji.
Ada  dua  pendekatan  dalam  respesifikasi  model,  Pertama,  theory trimming
Pedhazur,1982  dalam  Untung  W.  dan  Hartini,2006  yang berusaha  menjawab  pertanyaan  tentang  parameter    mana  yang  bisa
dihilangkan  agar  meningkatkan  kesesuaian  model.  Kedua,  theory  building Kelloway,1998  dalam  Mala  Bahagia,  2007  yang  digunakan  untuk
menjawab  pertanyaan  mengenai  parameter  mana  yang  bisa  ditambahkan dalam  model  untuk  meningkatkan  kesesuaian.  Cara-cara  di  atas  disebut
dengan  Lagrange  Multiplier  Test  yang  di  dalam  LISREL  dikenal  sebagai modification indices
. Dengan kemampuan respesifikasi, maka SEM berbasis
73
kovarian ini memerlukan landasan teory  yang kuat  confirmatory sehingga ketika  harus  menambah  atau  mengurangi  parameter  akan  bisa  dijelaskan
secara masuk akal dan bisa ditopang dengan teori yang memadai. Holmes –
Smith 2000  menjelaskan  beberapa  alternatif  untuk  melaukukan
respesifikasimodifikasi model : a
Critical Ratio nilai t Semua  parameter  dalam  suatu  model  diharapkan  agar  signifikan.
Parameter  yang  tidak  signifikan  bisa  dihapus  secara  teknis  dilakukan dengan cara menetapkan parameter tersebut menjadi nol tidak diestimasi
lagi. b
Standardized Residuals Adanya  standardized  residual  yang  besar  menandakan  adanya
mis-spesifikasi  dan  tingkat  kesesuaian  yang  belum  baik.  Dengan memperhatikan  standardized  residual,  maka  untuk  memperbaiki
kesesuian  model,  dengan  cara  menghapus  variabel  yang  menyebabkan ketidaksesuaian  tersebut  atau  juga  dengan  mengestimasi  parameter
tambahan,  perlu  didukung  oleh  teori  dan  harus  masuk  akal.  Holmes- Smith,
2000 dalam Malla Bahagia,2007. c
Modification Indices Salah  satu  cara  untuk  mengetahui  adanya  mis-spesifikasi  adalah
melihat  besaran  modification  indices.  Menurut  Holmes-Smith  2000 dalam  Imam  Ghozali  2008,  nilai  modification  index  yang  lebih  besar
74
dari  3.84  menunjukan  bahwa  chi-square  model  tersebut  akan  berkurang drastis semakin kecil kalau parameter yang bersangkutan diestimasi.
Modification  indices dalam  LISREL  merupakan  salah  satu
alternatif  terbaik  untuk  memodifikasi  model  dan  meningkatkan kesesuaian  model.  Namun  harus  diperhatikan  juga  bahwa  segala
modifikasi  walaupun  sangat  sedikit,  harus  berdasrkan  teori  yang mendukung.
Beberapa  cara  yang  dilakukan  dalam  memodifikasi  model, diantaranya :
1. Mengkorelasikan antara dua indikator
2. Menambah hubungan path antara indikator dan variabel laten
3. Mengubah indikator dari suatu variabel
Setelah  melakukan  modifikasi  tersebut,  maka  yang  seharusnya kita lakukan adalah mempertimbangkan dan mencari justifikasi teori yang
kuat terhadap dilakukannya modifikasi tersebut. 8
Validasi Silang Model Validasi  silang  model  merupakan  tahap  akhir  dari  analisis  SEM,
yaitu menguji fit atau tidaknya model terhadap suatu data baru atau validasi sub-sampel  yang  diperoleh  melalui  pemecahan  sampel.  Validasi  silang  ini
penting  apabila  terdapat  modifikasi  yang  substansial  yang  dilakukan terhadap model asli yang dilakukan pada tahap sebelumnya.
75
3. Uji Kesesuaian Model Uji kesesuaian model bertujuan untuk mengukur dan mengetahui drajat
kesesuaian  antara  model  yang  dihipotesiskan  dengan  data  yang  disajikan berdasarkan pada kriteria seperti pada table berikut :
Tabel 3.1 Kriteria Uji Kesesuaian Model
Indikator Fit Nilai yang
Direkomendasikan Evaluasi Model
Absolute Fit
Probabilitas P  0.05
Tidak Signifikan Normed chi-square
χ2df 2
β  χβdf  ε Over Fiiting
Good Fitting
RMSEA 0.10
0.05 0.01
Good Fit Verry Good Fit
Outstanding Fit P-value for test of close
fit 0.05
Good Fit GFI
0. 90 Good Fit
AGFI 0.90
Good Fit
Comparative Fit
NFI 0.9
Good Fit NNFI
0.9 Good Fit
CFI 0.9
Good Fit RFI
0.9 Good Fit
Parsimonius Fit
PNFI – 1
Lebih besar lebih baik PGFI
– 1 Lebih besar lebih baik
Sumber : Imam Ghozali dan Fuad 2008 4. UJi Signifikan
Uji  signifikan  dilakukan  dengan  cara  melihat  jalur-jalur  pada  model pengukuran  dan  model  structural.  Pada  model  pengukuran,  jalur-jalur
76
pengaruh  yang  dapat  dilihat  adalah  jalur-jalur  pengaruh  yang menghubungkan antara variabel latent dengan indikatornya variabel manifest,
apakah  mempunyai  tingkat  yang  signifikan  terhadap  variabel  latennya  atau tidak.  Uji  signifikan  pada  model  pengukuran  bertujuan  untuk  menentukan
kemampuan  suatu  indikator  dalam  mengukur  variabel  latennya.  Pada  model structural  jalur-jalur  pengaruh  dapat  dilihat  dari  jalur-jalur  pengaruh  yang
menghubungkan  antara  variabel  eksogen  dengan  variabel  endogen  dan  antara variabel  endogen  sengan  variabel  endogen.  Untuk  mengetahui  jalur-jalur
hubungan  pengaruh  dapat  dilihat  uji  koefisien  secara  parsial.  Uji  parsial terhadap koefisien path pada setiap jalur model pengukuran maupun structural
dapat ditunjukan dari t-value nilai t sebagai berikut : H
o
: Koefisien jalur tidak signifikan H
1
: Koefisien jalur signifikan Jika t value    t tabel atau t tabel    t value, maka Ho ditolak dan H1
diterima.  Namun  jika  t  value        t  tabel  atau  t  tabel        t  value,  maka  Ho diterima dan H1 ditolak.
                