Uji Pendahuluan HASIL DAN PEMBAHASAN

21

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Uji Pendahuluan

Pada awal penelitian, dilakukan uji pendahuluan dengan variasi berbagai konsentrasi NaTPP dengan menyemprotkan larutan penyalut pada substrat kaca untuk membuat simulasi penyalutan film pada tablet dan kemudian dievaluasi film yang terbentuk serta viskositas larutan pembentuk film. Tabel 4.1 Hasil Evaluasi Film Kode Formula Ketebalan Film mm Elongation at Break Tensile Strength Ncm 2 A1 0,046 ± 0,003 23,33 ± 5,77 1929,98 ± 529,94 B1 0,06 ± 0,002 20 ± 0 2387,35 ± 109,81 C1 0,057 ± 0,002 56,66 ± 5,77 1231,82 ± 182,01 D1 0,074 ± 0,005 30 ± 0 893,43 ± 177,45 A2 0,062 ± 0,014 16,66 ± 5,77 2280,45 ± 304,36 B2 0,056 ± 0,002 30 ± 0 1944,92 ± 310,34 C2 0,066 ± 0,004 50 ± 0 1876,61 ± 457,87 D2 0,039 ± 0,009 23,33 ± 5,77 845,92 ± 274,51 Ketebalan ukuran film yang diperoleh adalah sekitar 0,057 mm. Film dengan metode 2 konsentrasi NaTPP 1 D1 dan D2 memiliki ketebalan yang berbeda dibandingkan film yang lain. Hal ini dikarenakan pada saat pengerjaan, ketebalan film sangat dipengaruhi oleh aliran udara panas yang dihasilkan oleh alat pengering sebagai pengganti alat pemberi udara panas yang terdapat pada alat UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA salut tablet yang sebenarnya. Aliran udara panas yang dihasilkan tidak dapat memberi aliran udara panas yang sama di seluruh permukaan film sehingga menghasilkan ketebalan film yang tidak konsisten. Dari hasil uji mekanik diperoleh data persentase elongation at break EB dan tensile strength TS. Elongation at break merupakan data yang menunjukkan perubahan panjang yang terjadi dari panjang semula sampai film putus saat diberikan gaya penarikan. Sedangkan tensile strength merupakan gaya rentang yang diperlukan agar film yang diuji terputus saat diberikan gaya penarikan. Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai EB terbaik yaitu 60 pada konsentrasi NaTPP 0,5 sedangkan nilai TS terbaik yaitu 2387,35 Ncm 2 pada konsentrasi 0,1. Nilai EB pada konsentrasi NaTPP 0,5 merupakan yang terbaik, namun perbedaan metode dan konsentrasi tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap nilai EB. Nilai TS yang terbaik yang didapat pada konsentrasi 0,1 dan perbedaan metode tidak memberikan perbedaan yang signifikan sedangkan perbedaan konsentrasi pada 0,1 terhadap 0,05 dan 0,5 tidak signifikan dan signifikan terhadap konsentrasi 1. Karena nilai TS pada konsentrasi 1 sangat rendah, sehingga konsentrasi yang digunakan pada penelitian kali ini adalah 0,1. Nilai EB dan TS sangat penting karena menunjukkan kekuatan film yang akan terbentuk pada tablet pada saat penyalutan. Film dengan nilai EB dan TS tinggi akan menghasilkan film yang lebih tahan, khususnya pada proses penyalutan di mana film yang terbentuk pada tablet akan mengalami kontak fisik secara terus menerus dengan panci penyalutan dalam waktu yang cukup lama. Viskositas larutan kitosan sebagai larutan pembentuk film didapat sebesar 98 cPs dengan menggunakan spindle R2 dan 200 rpm. Viskositas yang diperoleh tidak tinggi. Viskositas larutan penyalut tidak boleh terlalu tinggi, karena dapat mengakibatkan sulitnya penyemprotan larutan penyalut dari pistol semprot pada saat proses penyalutan. Dengan menggunakan analisa statistik menggunakan perangkat lunak SPSS, perbedaan metode 1 dan metode 2 tidak memberikan perbedaan yang signifikan, sedangkan perbedaan konsentrasi dari konsentrasi 0,1 ke 0,5 dan 1 memberikan hasil yang signifikan dan perbedaan konsentrasi antara 0,05 ke 0,1 memberikan hasil yang tidak signifikan. Berdasarkan analisa di atas, UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA konsentrasi 0,1 dengan nilai EB dan TS yang lebih tinggi secara konsisten dipilih untuk digunakan dalam proses penyalutan selanjutnya.

4.2. Pemilihan Tablet sebagai Substrat