Uji Disolusi HASIL DAN PEMBAHASAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

4.5 Waktu Hancur Tablet

Tablet yang sudah melewati proses penyalutan kemudian diuji waktu hancurnya dengan menggunakan disintegration tester menggunakan media asam dan aquadest. Tablet yang diuji sebanyak 6 tablet sesuai ketentuan farmakope. Tabel 4.4 Data Waktu Hancur Tablet dalam Asam dan Aquadest Medium Tablet Inti menit Tablet Salut Kitosan menit Tablet Salut Kitosan-NaTPP menit Asam 6 ± 1 5,66 ± 0,51 21,83 ± 2,63 Aquadest 5 ± 0 10 ± 0 82,33 ± 12,9 Berdasarkan uji waktu hancur tablet yang telah dilakukan, lapisan salut film yang ada pada tablet dapat memperlambat waktu hancur tablet. Hal ini menunjukkan bahwa film hasil sambung silang kitosan-natrium tripolifosfat mempunyai potensi untuk menahan pelepasan obat dalam tablet. Potensi penahanan pelepasan obat dapat diketahui lebih lanjut dengan uji disolusi.

4.6 Uji Disolusi

Uji disolusi dilakukan untuk mengetahui profil pelepasan obat pada tablet yang telah melalui proses penyalutan. Uji disolusi dilakukan dengan menggunakan dua media, yaitu media asam HCl 0,1 N dan media dapar fosfat pH 6,8. UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Tabel 4.5 Data Hasil Uji Disolusi Tablet dalam Asam Waktu menit Persen terdisolusi Tablet Inti Persen terdisolusi Tablet Salut 5 48,55 ± 8,77 5,31 ± 0,77 15 78,45 ± 10,51 15,37 ± 0,79 30 85,81 ± 0,36 34,97 ± 1,13 45 87,18 ± 0,57 53,26 ± 0,76 60 86,71 ± 0,95 75,28 ± 1,26 120 87,16 ± 0,33 86,75 ± 1,36 Gambar 4.2. Grafik Jumlah Kumulatif Obat yang Terdisolusi dari Tablet Inti dan Tablet Salut dalam Asam 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 5 15 30 45 60 120 Ju m lah Ku m u latif y an g te rd isolusi Waktu Menit tablet salut tablet inti UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Tabel 4.6 Hasil Data Uji Disolusi dalam Dapar Fosfat Waktu menit Persen terdisolusi Tablet Inti Persen terdisolusi Tablet Salut 5 49,09 ± 6,12 1,71 ± 0,07 15 94,34 ± 1,62 6,30 ± 0,47 30 96,44 ± 2,54 15,44 ± 0,36 45 96,11 ± 1,68 32,37 ± 7,54 60 96,81 ± 1,9 70,01 ± 7,92 120 96,83 ± 2,16 91,18 ± 5,92 Gambar 4.3. Grafik Jumlah Kumulatif Obat yang Terdisolusi dari Tablet Inti dan Tablet Salut dalam Dapar Dari data disolusi di atas, dapat terlihat bahwa pelepasan obat pada tablet salut film kitosan-natrium tripolifosfat lebih lambat dibandingkan tablet inti. Menurut farmakope Indonesia 4, tablet propranolol dalam waktu 30 menit sudah harus terlepas setidaknya 75 kandungannya. Hal ini berbeda jauh dibandingkan dengan pelepasan obat pada tablet salut film di mana kandungan obat yang terdisolusi dalam waktu 30 menit sebesar 34,976. Persen terdisolusi obat pada 20 40 60 80 100 120 5 15 30 45 60 120 Ju m lah Ku m u latif y an g Ter d isolusi Waktu Menit tablet salut tablet inti UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA tablet salut film mencapai lebih dari 75 pada waktu 120 menit. Film kitosan dalam medium asam akan terlarut sehingga memicu pelepasan obat. Hal ini dapat dikurangi dengan melakukan sambung silang dengan natrium tripolifosfat sehingga dapat mengurangi pelepasan obat pada tablet Berger et al, 2003. Pada disolusi tablet inti pada medium dapar, kandungan obat hampir terdisolusi seluruhnya pada menit ke 15, yaitu sekitar 94,34. Tablet salut film dalam medium dapar fosfat menunjukkan pelepasan obat yang lebih lambat dalam waktu 15 menit, yaitu 6,3. Hal ini disebabkan lapisan film menghambat masuknya medium dapar masuk ke dalam tablet sehingga pelepasan obat yang terjadi jauh lebih lambat. Pelepasan obat pada tablet salut film dalam media asam dalam waktu 60 menit adalah 75,28 dan pada media dapar adalah 70,01. Walaupun begitu, pelepasan obat propranolol dengan sistem penghantaran obat sustained release diharapkan tidak lebih dari 30 dalam waktu satu jam. Hal ini dikarenakan apabila pelepasan lebih dari 30 akan menyebabkan dose dumping Khandai, et al, 2010. Oleh karena itu, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tablet salut kitosan-natrium tripolifosfat yang dibuat dalam penelitian ini tidak bisa dikategorikan ke dalam bentuk sediaan sustained release. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini di mana tablet terdisolusi dalam waktu kurang lebih 2 jam juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain di antaranya adalah tablet yang digunakan untuk penyalutan yang seharusnya adalah tablet dengan bentuk yang dikhususkan sebagai tablet inti pada penyalutan yaitu bentuk bulat atau oval. Tablet inti yang digunakan untuk penyalutan pada penelitian ini merupakan tablet biasa yang beredar di pasaran yang memiliki bentuk silinder sehingga mempengaruhi kesempurnaan film yang terbentuk. Selain itu, formulasi pada tablet biasa pada umumnya mengandung disintegran sehingga mempengaruhi laju pelepasan obat pada tablet. Kondisi penyalutan yang tidak optimal karena masalah teknis juga sangat mempengaruhi hasil yang diperoleh pada penelitian ini karena masih ada beberapa tablet dengan lapisan salut film yang kurang sempurna sehingga terjadi kebocoran dan menyebabkan film terpecah dan tablet langsung terdisolusi. 30

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN