33
2.3 Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat
Pendekatan yang berbasis masyarakat adalah upaya pemberdayaan kapasitas masyarakat untuk dapat mengenali, menalaah dan mengambil inisiatif untuk
memecahkan permasalahan yang ada secara mandiri. Tujuan dari pendekatan yang berbasis masyarakat adalah meningkatnya kapasitas masyarakat dan
mencoba untuk menurunkan kerentanan individu, keluarga dan masyarakat luas serta adanya perubahan perilaku dan sikap masyarakat dalam upaya menangani
permasalahan yang terjadi di lingkungannya. Di samping itu program berbasis masyarakat menggunakan pendekatan yang berbasis realita bahwa dengan cara-
cara yang relatif sederhana dan mudah dilaksanakan, maka masyarakat di kalangan bawah pun dapat melakukan perubahan yang positif untuk menuju ke
arah yang lebih baik. Sasaran dari program ini adalah masyarakat rentan yang hidup di daerah
rawan bersedia untuk menerima perubahan. Penekanan perencanaan program berbasis masyarakat lebih bersifat internal daripada faktor eksternal dengan
pendekatan dari bawah keatas, bukan dari atas kebawah. Potensi ancaman tidak di luar, namun di dalam dengan sistem sosial. Untuk mengurangi tingkat ancaman
dan risiko kejadian bencana harus menjadi bagian dari pertimbangan pembangunan.
Pengurangan risiko berbasis masyarakat, adalah suatu program PMI yang mengupayakan pemberdayaan kapasitas masyarakat agar dapat mengambil
inisiatif dan melakukan tindakan dalam meminimalkan dampak bencana yang terjadi di lingkungannya. Pada umumnya masyarakat selalu menghadapi bencana
tanpa adanya upaya-upaya pengurangan risiko yang dilakukan. Dengan adanya
Universitas Sumatera Utara
34 program pengurangan risiko berbasis masyarakat, PMI akan melakukan langkah-
langkah pemberdayaan kapasitas masyarakat bagaimana agar mereka mampu mengurangi tingkat risiko dan dampak bencana yang ditimbulkan.
Program pengurangan resiko bencana berbasis masyarakat sangat relevan, karena masyarakat menjadi pihak langsung yang terkena dampak bila bencana
terjadi. Melalui pembekalan masyarakat yang tinggal di daerah yang rawan bencana dengan pengetahuan, sikap dan ketrampilan tentang kesiapsiagaan
bencana dan tanggap darurat bencana, maka masyarakat diharapkan dapat berperan langsung sebagai pelaku utama bagi keluarga maupun warga masyarakat
lainnya. Melalui program pengurangan resiko bencana berbasis masyarakat masyarakat di daerah rawan bencana dapat memitigasi dampak bencana, sehingga
secara bertahap meningkatkan produktivitas kerja yang berimplikasi pada meningkatnya kondisi kehidupannya.
Program pengurangan resiko bencana berbasis masyarakat bersifat partisipatif dan merupakan pendekatan lintas-sektoral untuk memobilisasi
masyarakat agar mereka dapat mengupayakan sendiri meminimalkan dampak bencana yaitu di saat sebelum terjadinya bencana melalui langkah-langkah
mitigasi yang ditujukan pada pengurangan kerentanan fisik, kerentanan sosioekonomi dan sebab-sebab yang tidak terduga.
Program pengurangan resiko bencana berbasis masyarakat lebih fokus pada upaya-upaya pemberdayaan dan penyadaran daripada solusi fisik semata.
Perencanaannya tidak diarahkan pada upaya solusi teknologi, namun lebih menekankan pendekatan pro-aktif daripada reaktif strategi. Potensial ancaman
tidak di luar, namun di dalam dengan sistem sosial. Pembangunan kawasan desa
Universitas Sumatera Utara
35 harus dipertimbangkan untuk mengurangi tingkat ancaman dan risiko kejadian
bencana. Berbicara tentang risiko sangat luas cakupannya, bisa saja risiko yang terkait
dengan dampak bencana berupa masalah kesehatan, lingkungan, ekonomi, sosial dan sebagainya. Pengurangan resiko bencana berbasis masyarakat merupakan
solusi program yang sangat tepat dalam rangka mengurangi kerentanan struktural masyarakat. Masyarakat yang hidup di daerah yang rawan bencana, di daerah
pandemik penyakit, maupun yang tinggal di lingkungan yang sangat parah kerusakannya, harus ditingkatkan kapasitasnya. Mereka tidak boleh dibiarkan
hanya pasrah terhadap nasib dan takdir, tetapi seharusnya didorong agar berupaya seoptimal mungkin bagaimana dengan kapasitas yang dimilikinya mampu
mengurangi kerentanan dengan melakukan upaya-upaya proaktif mengurangi tingkat bahaya dan risiko seperti halnya pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan.
Program ini ditujukan untuk masyarakat yang sangat rentan dan sangat miskin di area rawan bencana. Pengurangan resiko bencana berbasis masyarakat
sangat tepat untuk daerah yang sangat rawan bencana, yang masyarakatnya memiliki tingkat kerentanan yang sangat tinggi serta mudah untuk dimobilisasi.
Tujuannya adalah meningkatnya kapasitas masyarakat dalam merespon dan memitigasi dampak bencana serta meningkatnya kapasitas PMI dalam
memberikan pelayanan tepat waktu kepada para korban bencana Hadi, 2008:3.
Universitas Sumatera Utara
36 Program pengurangan resiko bencana berbasis masyarakat mencakup:
a. Kesehatan
Merupakan tindakan pencegahan dan upaya mitigasi yang terkait pada penyelamatan jiwa sehingga membantu setiap individu dapat memperoleh
akses pelayanan kesehatan terhadap dampak bencana, seperti epidemi, polusi, kekurangan gizi dan lain-lain.
b. Sosial dan ekonomi
Yaitu tindakan pencegahan dan upaya mitigasi yang terkait pada pengamanan sumber-sumber ekonomi sehingga membantu setiap individu
dan kelompok-kelompok masyarakat agar tidak kehilangan sumber-sumber penghasilan akibat dampak bencana.
c. Lingkungan
Tindakan pencegahan dan upaya mitigasi yang terkait pada perlindungan lingkungan fisik yang dapat menyebabkan bencana alam Hadi, 2008: 5.
Strategi yang digunakan dalam program pengurangan resiko bencana berbasis masyarakat, yaitu:
a. Strategi advokasi dan promosi perilaku sadar bencana;
b. Strategi pengembangan kapasitas;
c. Strategi partisipatif;
d. Strategi penyadaran kesetaraan gender;
e. Strategi penyadaran sosial;
f. Strategi kerjasama multi-sektoral;
g. Strategi implementasi yang bertahap Hadi, 2008:12.
Universitas Sumatera Utara
37 Dari uraian di atas, maka jelaslah bahwa yang menjadi tujuan program
pengurangan resiko bencana berbasis masyarakat antara lain adalah: a.
Peningkatan kapasitas masyarakat dalam kesiapsiagaan dan tanggap darurat bencana. Tim siaga bencana berbasis masyarakat mengorganisir sumber-
sumber daya masyarakat setempat dan memberdayakan masyarakat untuk melakukan peningkatan keselamatan dan keamanan dan mengadvokasikan
cara-cara yang yang tepat terhadap upaya–upaya hidup sehat dan aman; b.
Pelibatan sistem administrasi pemerintahan desa setempat untuk konsep pembangunan yang memperhatikan aspek lingkungan dan dampak bencana;
c. Konsep pengurangan resiko bencana berbasis masyarakat sangat mudah
diaplikasikan di lapangan, sehingga diharapkan dapat dijadikan sebagai model pengembangan kesiapsiagaan baik di PMI, pemerintah maupun
institusi yang peduli pada masalah penanggulangan bencana; d.
Upaya mitigasi struktur fisik yang dilaksanakan dalam program pengurangan resiko bencana berbasis masyarakat diharapkan mampu
mengurangi tingkat bahaya dan risiko dampak bencana, yang pada akhirnya dapat mengurangi pula kerentanan dan kemiskinan struktural di masyarakat.
Berdasarkan pengalaman dari berbagai negara yang melaksanakan program serupa ditunjukkan bahwa melibatkan masyarakat secara partisipatif dalam
memobilisasi masyarakat memberikan manfaat sebagai berikut: a.
Penilaian yang lebih baik dalam pengenalan situasi dan kondisi dan masyarakat serta penelitian terhadap bahaya, risiko, dan sumber daya
setempat. Menggambarkan disain proyek mitigasi dan rencana kerja yang lebih baik menjawab permasalahan dan kebutuhan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
38 b.
Manajemen sumber daya yang lebih baik sebagai masyarakat yang memberikan kontribusi kemitraannya dalam menyediakan dana, tenaga dan
material. Peningkatan perkembangan kapasitas individu di antara warga masyarakat, serta pengembangan kapasitas kerja masyarakat.
c. Hubungan kemitraan yang lebih baik antara masyarakat dengan PMI.
Dalam jangka panjang, program pengurangan resiko bencana berbasis masyarakat diharapkan mampu dijadikan sebagai model bagi pembangunan
daerah yang memperhatikan aspek-aspek bahaya dan risiko bencana. Pada saat yang sama, peta bahaya, risiko dan sumber daya masyarakat diharapkan dapat
membantu masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa dan pertimbangan dalam penggunaan lahan, sehingga akan menghindari penggunaan lahan di daerah
yang memang sangat rentan dan rawan. Agar dapat terlaksana, program pengurangan resiko bencana berbasis
masyarakat harus mendapat dukungan dari semua pihak agar dapat terintegarasi, multisektoral dan multidipliner. Warga dari berbagai organisasi yang ada di
masyarakat setempat direkrut sebagai tim siaga bencana tingkat desa. Merekalah yang akan memobilisasi anggota masyarakat yang lainnya dalam semua aktivitas
program pengurangan resiko bencana berbasis masyarakat termasuk diantaranya adalah pendidikan dan pelatihan, upaya mitigasi, penyadaran masyarakat terhadap
bahaya bencana, dan peningkatan kesiapsiagaan Hadi, 2008: 16
Universitas Sumatera Utara
39
2.4 Respon Masyarakat