46
2.5 Peranan Pekerja Sosial dalam Program Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat
Menurut Thelma Lee Mendoza, pekerjaan sosial merupakan profesi yang memperhatikan penyesuaian antara individu dengan lingkungannya, dan individu
dalam hubungan dengan situasi sosialnya. Pandangan ini mengacu pada konsep fungsi sosial yang terkait dengan kinerja dari berbagai peranan sosial yang ada
dalam masyarakat. Misalnya saja, peranan seseorang sebagai pemimpin, pegawai, ayah, suami, warga masyarakat, dan lain sebagainya.
Dari pandangan ini, permasalahan dalam bidang pekerjaan sosial erat kaitannya dengan masalah fungsi sosial, yaitu kemampuan seseorang untuk
menjalankan peranannya sesuai dengan tuntutan lingkungannya. Oleh karena itu, usaha-usaha untuk membarikan pelayanan sosial, baik secara langsung ataupun
secara tidak langsung, juga diarahkan untuk membantu individu, kelompok maupun masyarakat dalam menjalankan fungsi sosialnya Adi, 1999: 11.
Secara umum, bila melihat bentuk intervensi yang dilakukan di atas, maka dapat dikatakan bahwa upaya yang dikembangkan oleh pekerja sosial dalam
proses penerimaan bantuan dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu:
a. Upaya yang dilakukan pekerja sosial untuk membantu klien agar dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, yang sering disebut sebagai strategi perubahan perilaku individual dalam suatu perubahan yang
terencana;
Universitas Sumatera Utara
47 b.
Strategi perubahan sosial, yaitu salah satu perwujudan strategi perubahan terencana dimana pekerja sosial memodifikasi atau mengubah situasi
lingkungan yang menyenangkan bagi kelompok sasaran. Dalam kaitan dengan ciri profesi pekerjaan sosial, Dunham menyatakan
bahwa ada beberapa karakteristik dari profesi pekerjaan sosial: a.
Pada intinya pekerjaan sosial merupakan kegiatan pemberian bantuan; b.
Sosial dalam pekerjaan sosial mempunyai makna bahwa kegiatan pekerjaan sosial adalah kegiatan yang nirlaba, dalam artian bahwa profesi ini lebih
mementingkan pelayanan dibandingkan dengan sekedar mencari keuntungan saja;
c. Kegiatan perantara agar warga masyarakat dapat memanfaatkan semua
sumber daya yang terdapat dalam masyarakat Dunham, dalam Adi, 1999:15.
Menurut Zastrow, ada tujuh peran yang biasa dilakukan oleh pekerja sosial, yaitu:
a. Pemercepat perubahan
Sebagai pemercepat perubahan, seorang pekerja sosial membantu masyarakat agar dapat mengartikulasikan kebutuhan mereka,
mengidentifikasikan masalah mereka, dan mengembangkan kapasitas mereka agar dapat menangani masalah yang mereka hadapi secara lebih
efektif. Peran sebagai pemercepat perubahan ini adalah peran klasik dari seorang pekerja sosial. Fokusnya adalah menolong seseorang agar dapat
menolong dirinya sendiri.
Universitas Sumatera Utara
48 b.
Perantara Peranan seorang perantara berperan dalam menghubungkan individu
ataupun kelompok dalam masyarakat yang membutuhkan bantuan ataupun layanan masyarakat, tetapi tidak tahu di mana dan bagaimana mendapatkan
bantuan tersebut. Perantara juga dikatakan menjalankan peran sebagai mediator yang menghubungkan piihak yang satu dengan pemilik sumber
daya. c.
Tenaga ahli Dalam kaitan peranan seorang pekerja sosial sebagai tenaga ahli, ia lebih
banyak memberikan saran dan dukungan informasi dalam berbagai area. Misalnya saja, seorang tenaga ahli dapat memberikan usulan mengenai
bagaimana struktur organisasi yang bisa dikembangkan dalam masyarakat tersebut dan kelompok-kelompok mana saja yang harus terwakili. Seorang
tenaga ahli harus sadar bahwa usulan dan saran yang ia berikan bukanlah mutlak harus dijalankan masyarakat, tetapi usulan dan saran tersebut lebih
merupakan masukan untuk bahan pertimbangan masyarakat maupun organisasi dalam masyarakat tersebut.
d. Perencana sosial
Seorang perencana sosial mengumpulkan data mengenai masalah sosial yang terdapat dalam masyarakat tersbut; manganalisanya, dan menyajikan
alternatif tindakan yang rasional untuk menangani masalah tersebut. Setelah itu perencana sosial mengembangkan program, mencoba mengembangkan
alternatif sumber pendanaan, dan mengembangkan konsensus dalam kelompok yang mempunyai berbagai minat ataupun kepentingan.
Universitas Sumatera Utara
49 Peran tenaga ahli dan perencana sosial saling tumpang tindih. Seorang
tenaga ahli lebih memfokuskan pada pemberian usulan dan saran, sedangkan perencana sosial lebih memfokuskan tugas-tugas yang terkait dengan
pengembangan dan pengimplementasian program. e.
Advokat Peran sebagai advokat dicangkok dari profesi hukum. Peran ini merupakan
peran yang aktif dan terarah, dimana pekerja sosial menjalankan fungsi sebagai advokat yang mewakili kelompok masyarakat yang membutuhkan
bantuan atapun layanan, tetapi institusi yang seharusnya memberikan bantuan atau layanan tersebut tidak memperdulikan.
f. Aktivis
Sebagai aktivis, seorang pekerja sosial melakukan perubahan institusional yang cukup mendasar, dan seringkali tujuannya adalah pengalihan sumber
daya ataupun kekuasaan pada kelompok yang kurang mendapatkan keuntungan. Seorang aktivis biasanya memperhatikan isu-isu tertentu,
seperti ketidaksesuaian dengan hukum yang berlaku, ketidakadilan, dan perampasan hak. Seorang aktivis juga mencoba menstimulasikan kelompok-
kelompok yang kurang diuntungkan tersebut untuk mengorganisir diri dan melakukan tindakan melawan struktur kekuasaan yang ada, melalui konflik,
konfrontasi, dan negosiasi. g.
Pendidik Dalam menjalankan peran sebagai pendidik, pekerja sosial ataupun sarjana
kesejahteraan sosial diharapkan mempunyai keterampilan sebagai pembicara dan pendidik. Pekerja sosial harus mampu berbicara di depan publik untuk
Universitas Sumatera Utara
50 menyampaikan informasi mengenai hal-hal yang terkait dengan bidang yang
ditanganinya Adi, 1999: 26. Dalam hal ini, PMI berperan sebagai pemercepat perubahan. Hal ini terlihat
pada saat dilakukannya analisis kerentanan dan kapasitas, yaitu kegiatan pengumpulan informasi yang akan dipergunakan dalam pengambilan keputusan
untuk program penanggulangan bencana dan pengurangan resiko. Tujuan utama penggunaan analisis kerentanan dan kapasitas adalah memperoleh analisis data
untuk pengambilan keputusan atau alat perencanaan dalam upaya pegurangan resiko. Analisis kerentanan dan kapasitas memberikan pemahaman mengenai
sifat, tingkat, dan resiko yang dialami masyarakat. Antara lain menentukan keberadaan dan derajat kerentanan, mengetahui kapasitas dan sumber daya yang
tersedia, bentuk alternatif tindakan yang dapat dilaksanakan untuk memperkuat dampak program, dan menentukan kegiatan yang dipusatkan untuk peningkatan
kapasitas masyarakat yang rentan. Melalui analisis kerentanan dan kapasitas, dapat dicapai empat fungsi utama
dari seorang pemercepat perubahan. Pertama, membantu masyarakat menyadari dan melihat kondisi mereka. Kedua, membangkitkan dan mengembangkan
pengorganisasian dalam masyarakat. Ketiga, mengembangkan relasi interpersonal yang baik. Dan yang keempat, memfasilitasi perencanaan yang efektif.
Selain itu, PMI juga dapat berperan sebagai perantara yang menghubungkan antara masyarakat yang tertimpa bencana dengan bantuan yang diberikan oleh
masyarakat ataupun pihak donor. Sebagai seorang perencana sosial, PMI juga memfasilitasi masyarakat untuk memahami keadaan sendiri dan lingkungannya,
dengan melibatkan peran aktif masyarakat secara penuh. Dalam hal ini termasuk
Universitas Sumatera Utara
51 menyusun rancangan program yang sesuai dengan kondisi masyarakat melalui
tahap penilaian masyarakat yang partisipatif. 2.6 Kerangka Pemikiran
Peristiwa bencana alam maupun bencana alam akibat ulah manusia merupakan gejala yang tidak dapat diperhitungkan oleh siapapun. Kerugian yang
ditimbulkan selalu mengakibatkan dampak yang berkepanjangan terhadap menurunnya kualitas hidup manusia, khususnya masyarakat yang paling rentan.
Untuk mengurangi dampak akibat bencana, dilakukanlah manajemen bencana. Manajemen bencana merupakan seluruh kegiatan yang meliputi aspek
perencanaan dan penanggulangan bencana, pada sebelum, saat, dan sesudah terjadi bencana. Selama ini masyarakat lebih fokus pada penanggulangan pada
saat dan sesudah terjadinya bencana, padahal kunci untuk meminimalisir dampak bencana terletak pada upaya pengurangan risiko sebelum bencana.
Program pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat adalah salah satu program pengurangan resiko yang dilakukan oleh PMI Cabang Langkat di Desa
Tebing Tanjung Selamat Kacamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat dalam bentuk pembangunan saluran air di dusun IX, XI, dan XII. PMI cabang Langkat
sebagai pekerja sosial memfasilitasi masyarakat untuk menggunakan sumber daya yang ada dan menyusun rancangan program yang sesuai dengan kondisi
masyarakat. Untuk mengetahui respon masyarakat Desa Tebing Tanjung Selamat
Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Deli Serdang, maka ukurannya dilihat dari tiga aspek yaitu persepsi, sikap dan partisipasi terhadap program pengurangan
risiko bencana berbasis masyarakat oleh PMI Cabang Langkat.
Universitas Sumatera Utara
52 Untuk menjelaskan bagaimana alur penelitian ini, maka penulis menuangkan
dalam kerangka pemikiran sebagai berikut:
Program pengurangan
risiko bencana
berbasis masyarakat oleh PMI Cabang Langkat :
1. kemitraan dan partisipasi antara
masyarakat, pemerintah, dan LSM 2.
advokasi internal dan eksternal 3.
memberdayakan kapasitas masyarakat
4. analisis resiko dan kerentanan
5. pendekatan swadaya masyarakat
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, hingga
evaluasi 6.
integrasi kedalam pola dan tatanan kehidupan masyarakat setempat,
dan integrasi program dengan rencana pembangunan daerah.
7. terfokus pada kebutuhan utama
masyarakat 8.
aksi nyata Masyarakat Desa
Tebing Tanjung Selamat
Kecamatan Padang Tualang Kabupaten
Langkat
RESPON Persepsi:
pengetahuan dan pemahaman tentang
apa, bagaimana, dan manfaat program
pengurangan risiko bencana berbasis
masyarakat
Sikap :
Penilaian dan tanggapan masyarakat
tentang program pengurangan risiko
bencana berbasis masyarakat
Partisipasi :
Keterlibatan dan pemanfaatan
masyarakat terhadap program pengurangan
risiko bencana berbasis masyarakat
respon positif respon negatif
Assesmen kerentanan dan
kapasitas dan
penilaian desa partisipatif
Universitas Sumatera Utara
53
2.7 Definisi Konsep