Persepsi Masyarakat Terhadap Program Pengurangan Risiko Berbasis Masyarakat

85

5.2 Analisa Kualitatif Responden Terhadap Program Pengurangan

Risiko Bencana Berbasis Masyarakat Dari data yang dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara, dapat diketahui respon masyarakat terhadap program pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat. Analisis terhadap respon ini terbagi atas tiga variabel, yaitu persepsi, sikap, dan partisipasi masyarakat.

5.2.1 Persepsi Masyarakat Terhadap Program Pengurangan Risiko Berbasis Masyarakat

Persepsi masyarakat Desa tebing Tanjung Selamat adalah suatu proses kognitif yang menghasilkan suatu pemahaman tentang program pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat yang akan disajikan pada tabel dibawah ini: Tabel 5.5 Pengetahuan Responden Tentang Pelaksanaan Program Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat No Kategori Frekuensi 1 2 Mengetahui Tidak mengetahui 57 3 95 5 Jumlah 60 100 Sumber: Kuesioner 2009 Persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan- hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan Rakhmat, 2005:51. Informasi yang diperoleh masyarakat Desa Tebing Tanjung Selamat tentang pelaksanaan program pengurangan risiko bencana berbasis Universitas Sumatera Utara 86 masyarakat merupakan sumber persepsi. Berdasarkan jawaban responden, sebanyak 57 orang mengetahui tentang adanya pelaksanaan program program pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat. Sedangkan 3 orang responden menjawab tidak mengetahui adanya program ini. Responden yang tidak mengetahui dilaksanakannya program pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat ini adalah responden yang bekerja di luar kota. Universitas Sumatera Utara 87 Tabel 5.6 Sumber Informasi Responden Tentang Program Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat No Kategori Frekuensi 1 2 3 PMI Orang lain Media Massa 48 10 2 80 16,66 3,34 Jumlah 60 100 Sumber: Kuesioner 2009 Tabel 5.6 menjelaskan sumber informasi responden tentang program pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat, sebanyak 48 orang atau sebesar 80 menjawab PMI sebagai sumber informasi pertama kali. Salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi adalah perhatian, yaitu pengkonsentrasian diri pada salah satu alat indera, dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera yang lain. Hal-hal yang baru dan berbeda akan lebih menarik perhatian, serta mudah dipelajari dan diingat Rakhmat, 2005:52. Program pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat merupakan hal yang baru pertama kali dikenalkan oleh PMI, sehingga masyarakat merasa ingin tahu tentang program ini. Sebanyak 10 orang responden atau sebesar 16,66 mengetahui program pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat dari orang lain. Kiwo 46 tahun menjelaskan bahwa ia mengetahui tentang program ini dari keluarga dan tetangganya, karena ia sibuk bekerja di luar desa. Sedangkan sebanyak 2 orang responden menjawab mendapat informasi mengenai program pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat dari media massa, yaitu surat kabar. Universitas Sumatera Utara 88 Tabel 5.7 Pengetahuan Responden Tentang Pengenalan Program Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat Oleh PMI No Kategori Frekuensi 1 2 Mengetahui Tidak mengetahui 52 8 86,66 13,34 Jumlah 60 100 Sumber: Kuesioner 2009 Persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman Rakhmat, 2005;194. Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat sebanyak 52 orang responden atau sebesar 86,66 mengetahui adanya pengenalan program pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat di Desa Tebing Tanjung Selamat. Responden yang mengetahui adanya program pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat adalah responden yang memperoleh informasi yang cukup dengan menghadiri pengenalan program yang dilaksanakan oleh PMI. Sebanyak 8 orang responden lainnya atau sebesar 13,34 tidak mengetahui adanya program pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat di desa mereka karena sibuk bekerja dan tidak hadir dalam pengenalan program. Universitas Sumatera Utara 89 Tabel 5.8 Pengetahuan Responden Tentang Arti Program Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat No Kategori Frekuensi 1 2 3 4 Sangat mengerti Mengerti Kurang mengerti Tidak mengerti 11 33 13 5 18,34 55 21,66 5 Jumlah 60 100 Sumber: Kuesioner 2009 Dari tabel 5.8 dapat dilihat sebanyak 33 orang responden atau sebesar 55 mengerti arti program pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat, dan sebanyak 11 orang sangat mengerti atau sebesar 18,34. “Program pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat adalah memberitahu kepada masyarakat bagaimana mencegah bencana yang terjadi” jelas Jumingun 46 tahun. Sebanyak 13 orang responden kurang mengerti atau sebesar 21,66 dikarenakan kurang memahami istilah program tersebut walaupun secara umum mereka mengetahui adanya pembangunan saluran air sebagai wujud nyata dari program pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat. Responden yang tidak mengerti arti program pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat dikarenakan mereka kurang mendapat informasi dan tidak pernah hadir dalam rapat program ini. Universitas Sumatera Utara 90 Tabel 5.9 Pengetahuan Responden Tentang Tujuan Program Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat No Kategori Frekuensi 1 2 3 4 Sangat mengerti Mengerti Kurang mengerti Tidak mengerti 8 32 17 3 13,33 53,33 28,34 3,5 Jumlah 60 100 Sumber: Kuesioner 2009 Tabel 5.9 di atas menggambarkan pengetahuan responden mengenai tujuan program pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat, sebanyak 32 orang menjawab mengerti, 8 orang sangat mengerti. “Kami diajari bagaimana cara mencegah bencana banjir ini”, jawab Jumingun 45 tahun mengenai tujuan program pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat. PMI berupaya menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan menggunakan simulasi bencana di desa mereka, agar masyarakat sadar akan pentingnya program ini. Sebanyak 17 orang responden atau sebesar 28,34 menjawab kurang mengerti, hal ini disebabkan karena kurangnya informasi yang mereka dapatkan mengenai program program pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat. Masyarakat hanya mengetahui bahwa program ini dapat membantu mereka mengatasi banjir di desanya. Kendala bahasa merupakan salah satu faktor yang dihadapi ketika memberikan informasi mengenai program pengurangan risiko bencana berbasis Universitas Sumatera Utara 91 masyarakat, seperti yang juga dialami peneliti ketika mengajukan pertanyaan kepada responden. Beberapa orang responden hanya dapat memahami percakapan dengan menggunakan bahasa daerahnya saja, sehingga mereka kurang mengerti tentang program pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat yang disampaikan oleh PMI. Universitas Sumatera Utara 92 Tabel 5.10 Pengetahuan Responden Tentang Manfaat Program Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat Masyarakat yang mengetahui manfaat dari suatu program akan cenderung untuk lebih merespon positif program tersebut. Demikian pula halnya dengan program pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat. Data pengetahuan responden tentang program program pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat dapat dilihat pada tabel berikut: No Kategori Frekuensi 1 2 3 4 Sangat Mengerti Mengerti Kurang Mengerti Tidak Mengerti 9 32 16 3 15 53,34 26,66 5 Jumlah 60 100 Sumber: Kuesioner 2009 Berdasarkan jawaban respoden, sebanyak 32 orang menjawab mengerti tentang manfaat program pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat, 9 orang menjawab sangat mengerti, 16 orang menjawab kurang mengerti, sisanya 3 orang menjawab tidak mengerti. Menurut M. Yusuf 71 tahun, manfaat dari program ini adalah “masyarakat dapat mengantisipasi dampak dari bencana”. Pengetahuan masyarakat mengenai manfaat program ini berpengaruh pula pada keikutsertaan mereka dalam pelaksanaan program. Karena banyak masyarakat yang mengerti manfaat positif program, maka mereka juga bersemangat untuk mengerjakannya. Universitas Sumatera Utara 93

5.2.2 Sikap Masyarakat Terhadap Program Pengurangan Risiko Berbasis Masyarakat

Dokumen yang terkait

Pola Aktivitas dan Perilaku Nyeri Rheumatopid Arthritis pada Lansia di Kelurahan Tanjung Selamat Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat

5 81 106

Prospek Usaha Pengolahan Tape (Ubi Dan Pulut) (Studi Kasus : Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Padang Tualang, Kabupaten Langkat, Propinsi Sumatera Utara)

0 39 93

Prospek Pengembangan Komoditi Rambutan Di Kabupaten Langkat (Studi Kasus: Desa Tanjung Putus dan Tanjung Selamat Kec. Padang Tualang Kab. Langkat Propinsi Sumatera Utara)

1 48 119

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Akseptor KB dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi Mantap di Desa Tebing Tanjung Selamat Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat 2009

1 66 69

RESPON MASYARAKAT TERHADAP RISIKO BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI MERAPI DI DESA TEGALMULYO KECAMATAN Respon Masyarakat Terhadap Risiko Bencana Erupsi Gunungapi Merapi Di Desa Tegalmulyo Kecamatan Kemalang Kabupaten Klaten.

0 1 16

TINDAKAN MASYARAKAT DALAM PENGURANGAN RISIKO BENCANA GEMPABUMI Tindakan Masyarakat Dalam Pengurangan Risiko Bencana Gempabumi Di Desa Tirtomarto, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten.

0 1 15

TINDAKAN MASYARAKAT DALAM PENGURANGAN RISIKO BENCANA GEMPABUMI Tindakan Masyarakat Dalam Pengurangan Risiko Bencana Gempabumi Di Desa Tirtomarto, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten.

0 2 11

Peran istri dalam membantu perekonomian keluarga di desa Tanjung Selamat kecamatan Padang Tualang kabupaten Langkat Repository UIN Sumatera Utara

2 17 76

Pola Aktivitas dan Perilaku Nyeri Rheumatopid Arthritis pada Lansia di Kelurahan Tanjung Selamat Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat

0 1 32

POLA AKTIVITAS DAN PERILAKU NYERI RHEUMATOID ARTHRITIS PADA LANSIA DI KELURAHAN TANJUNG SELAMAT KECAMATAN PADANG TUALANG KABUPATEN LANGKAT

0 0 11