METODOLOGI PENELITIAN IMPLEMENTASI TEORI AGENDA SETTING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian A. Sejarah Daerah Tapanuli Selatan Secara historis, Kabupaten Tapanuli Selatan tidak terlepas dari Kota Padangsidimpuan dan Kabupaten Mandailing Natal Madina. Ini dapat terlihat dari kesamaan pola hidup masyarakat, kemiripan tradisi dan budaya hingga sejarah masa lalu yang mengisyaratkan bahwa ketiga wilayah ini dulunya adalah satu. Pada zaman penjajahan Belanda, Kabupaten Tapanuli Selatan Kemudian masing-masing Onder Afdeeling dibentuk menjadi satu kabupaten yang dikepalai oleh seorang bupati. Onder Afdeeling Angkola Sipirok pada saat itu berkedudukan di Padangsidimpuan. Onder Afdeeling Padang Lawas berkedudukan di Gunung Tua. Sedangkan Onder Afdeeling Mandailing Natal berkedudukan di Panyabungan. disebut dengan Afdeeling Padangsidimpuan. Dikepalai oleh seorang Residen yang berkedudukan di Padangsidimpuan, wilayah ini kemudian dibagi atas 3 Onder Afdeeling yang masing- masing wilayah dikepalai oleh seorang Controleur dan dibantu oleh seorang Demang. Ketiga Onder Afdeeling itu adalah Onder Afdeeling Angkola dan Sipirok, berkedudukan di Padangsidimpuan. Onder ini dibagi atas 3 Onder Distrik, yang masing-masing dikepalai oleh seorang Asisten Demang. Onder Afdeeling Padang Lawas, berkedudukan di Sibuhuan juga dibagi atas 3 Onder Distrik dan masing-masing dikepalai oleh seorang Asisten Demang. Onder Afdeeling Mandailing dan Natal, berkedudukan di Kota Nopan, onder ini pun dibagi lagi atas 5 Onder Distrik, yang masing-masing dikepalai oleh seorang Asisten Demang. Universitas Sumatera Utara Sesudah tentara Belanda memasuki Kota Padangsidimpuan dan Gunung Tua, daerah administrasi pemerintahan masih tetap sebagaimana biasa. Hanya saja, kantor bupati dipindahkan secara gerilya ke daerah yang aman yang belum dimasuki oleh Belanda. Baru setelah Republik Indonesia RI menerima kedaulatan pada akhir tahun 1949, pembagian Daerah Administrasi Pemerintahan mengalami perubahan. Di awal tahun 1950 terbentuklah Daerah Tapanuli Selatan. Seiring dengan pembentukan ini, seluruh pegawai yang bekerja pada kantor Bupati Angkola Sipirok, Padang Lawas dan Mandailing Natal ditetapkan menjadi pegawai Kantor Bupati Kabupaten Tapanuli Selatan yang berkedudukan di Padangsidimpuan dengan bupatinya Raja Junjungan Lubis. Kemudian pada 30 Nopember 1982 berdasarkan PP Nomor 32 Tahun 1982 wilayah Padangsidimpuan dimekarkan menjadi Kecamatan Padang sidimpuan Timur, Padangsidimpuan Barat, Padangsidimpuan Utara dan Padang sidimpuan Selatan. Sementara itu Kecamatan Padang sidimpuan Utara dan Padangsidimpuan Selatan dibentuk menjadi Kota Administratif Padangsidimpuan. Pada tahun 1992 Kecamatan Natal juga dimekarkan menjadi 3 kecamatan, yakni Kecamatan Natal dengan Ibukotanya Natal, Kecamatan Muara Batang Gadis dengan Ibukotanya Singkuang dan Kecamatan Batahan dengan Ibukotanya Batahan. Pada saat yang sama juga dibentuk Kecamatan Siais dengan Ibukotanya Simarpinggan yang berasal dari sebagian Kecamatan Padangsidimpuan Barat. Pada tahun 1996 sesuai dengan PP RI Nomor 1 Tahun 1996 tanggal 3 Januari 1996, Kecamatan Halongonan kemudian dibentuk dengan Ibukotanya Huta Imbaru, yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Padang Bolak. Universitas Sumatera Utara Lalu, dengan dikeluarkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 1998 yang disyahkan pada tanggal 23 Nopember 1998 tentang pembentukan Kabupaten Mandailing Natal, maka Kabupaten Tapanuli Selatan dimekarkan kembali menjadi 2 kabupaten, yakni Kabupaten Mandailing Natal ibukotanya Panyabungan dengan jumlah daerah administrasi 8 kecamatan. Dan Kabupaten Tapanuli Selatan • Luas wilayah : 12.261,55 hektar ibukotanya Padangsidimpuan dengan jumlah daerah administrasi 16 kecamatan. Setelah mengalami beberapa kali pemekaran, seiring dengan itu kabupaten ini juga mengalami penambahan jumlah kecamatan menjadi 28 kecamatan. Sedangkan posisi bupati sejak tahun 2005 hingga sekarang dipegang oleh Ir Ongku P Hasibuan, dan ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tapanuli Selatan Periode 2004-2009 Drs. Bachrum Harahap. Ibukota : Padangsidimpuan • Jumlah Penduduk : 663,425 jiwa • Kepadatan penduduk : 54 jiwakm2 • Jumlah Kecamatan : 28 • Jumlah Kelurahan : 13 • Jumlah Desa : 1.233 • Potensi unggulan : Pertanian dan industri • Pertumbuhan ekonomi : 4,21 persen Profil Kabupaten Tapanuli Selatan Sumber Bappeda Kabupaten Tapanuli Selatan Universitas Sumatera Utara

B. Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tapanuli Selatan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD Tapanuli Selatan adalah unsur pemerintahan daerah yang susunannya mencerminkan perwakilan seluruh rakyat daerah Tapanuli Selatan, bersama-sama dengan kepala daerah Tapanuli Selatan untuk menjalankan tugas dan wewenang Pemerintahan Daerah di bidang legislatif. Selanjutnya gambaran tentang DPRD ini di atur dalam surat keputusan DPRD Tk I Sumatera Utara Nomor 1K Tahun 2004 tentang peraturan tata tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tingkat I Sumatera Utara. Pada dasarnya DPRD yang jumlah anggotanya sesuai dengan ketentuan Undang- Undang yang berlaku terdiri atas wakil-wakil dari OrganisasiPartai Politik peserta Pemilihan Umum. Secara bersama-sama DPRD juga terdiri atas Fraksi-Fraksi dan pimpinan DPRD, serta alat kelengkapan DPRD lainnya. Kehidupan masyarakat tentang nilai-nilai, kepercayaan, kebiasaan dan sikap- sikap tertentu sudah menjadi gaya hidup masyarakat dalam berintraksi. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tapanuli Selatan merupakan masyarakat yang berbeda-beda dan bisa juga di bilang bersifat pluralis artinya beraneka ragam karakter anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tapanuli Selatan, dapat di kladifikasi sebagai berikut: 1. Jenis Kelamin 2. Pendidikan 3. Partai Politik 4. Lama menjadi anggota DPRD Tap- Sel. Berikut ini adalah gambaran kondisi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tapanuli Selatan periode 2004-2009. 1. Penggolongan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tapanuli Selatan berdasarkan jenis kelamin. Universitas Sumatera Utara Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tapanuli Selatan berjumlah sebanyak 45 orang, yang terdiri dari laki-laki berjumlah 36 orang, dan perempuan berjumlah 9 orang. 2. penggolongan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tapanuli Selatan berdasarkan pendidikan. Tabel.2 Tingkat Pendidikan Responden No Pendidikan Frekuensi 1 D II 1 2,2 2 D III 1 2,2 3 D IV 8 17,8 4 S 1 12 26,7 5 S 2 1 2,2 6 SMU 22 48,9 Total 45 100,0 3. Penggolongan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tapanuli berdasarkan partai politik. Tabel 3 Partai Politik No Asal Partai Frekuensi 1 BSD 3 6,7 2 Demokrat 1 2,2 3 Golkar 14 31,1 4 Merdeka 1 2,2 5 N.U 1 2,2 6 PAN 2 4,4 7 Patriot Pancasila 2 4,4 8 PDIP 3 6,7 9 PKB 3 6,7 10 PKPI 3 6,7 11 PKS 4 8,9 12 PNDK 1 2,2 13 PPP 6 13,3 14 Serikat Indonesia 1 2,2 Total 45 100,0 Universitas Sumatera Utara Sesuai dengan fungsi sebagai perangkat legislatif pemerintahan daerah, DPRD mempunyai bidang tugas dan wewenang seperti diatur dalam tata tertib dewan: 1. Bersama-sama dengan Kepala Daerah menyusun APBD. 2. Bersama-sama dengan Kepala Daerah menyusun peraturan daerah. 3. Bersama-sama dengan Kepala Daerah melakukan peraturan perundang- undangan yang pelaksananya ditugaskan Kepala Daerah. Selain itu DPRD berkewajiban juga untuk: Mempertahankan, mengamankan serta mengamalkan pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 secara jujur, praktis dan pragmatis. 1. Mempertahankan, mengamankan serta mengamalkan pancasila dan Undang- undang Dasar 1945 secara jujur, praktis dan pragmatis. 2. Menjunjung tinggi dan melaksanakan GBHN, DPR RI dan mentaati Peraturan perundang-undangan yang berlaku di Pemerintahan secara konsekwen. 3. Memperhatikan aspirasi dan memajukan tingkat kehidupan rakyat dengan berpegang pada program pembangunan pemerintahan. Dengan adanya ketetapan tugas, wewenang serta kewajiban di atas maka akan lebih mempermudah dan memperjelas pelaksanaan di lapangan. Namun setiap kewajiban juga harus di barengi dengan rumusan hak-hak anggota DPRD yaitu: 1. Hak anggaran yaitu hak DPRD untuk bersama-sama kepala Daerah menyusun APBD termasuk perubahan dan penghitungannya. 2. Hak mengajukan pertanyaan bagi masing-masing anggota. 3. Hak meminta keterangan kepada Kepala Daerah. 4. Hak mengadakan perubahan rancangan peraturan daerah. Universitas Sumatera Utara 5. Hak mengajukan pernyataan pendapat 6. Hak prakarsa mengenai rancangan peraturan daerah. 7. Hak penyelidikan. Pelaksanaan hak-hak tersebut di atas dalam pelaksanaannyaharus memperhatikan batas tugas dan wewenang serta tanggung jawab antara DPRD dan Kepala Daerah. Selain hak-hak yang telah di jabarkan di atas, DPRD juga mempunyai hak protokoler dan hak keuangan.

C. Fraksi-Fraksi DPRD

Fraksi adalah pengelompokan anggota DPRD yang terdiri atas kekuatan Sosial Politik yang mencerminkan susunan golongan dalam masyarakat. Pada dasarnya setiap anggota DPRD adalah juga salah satu Fraksi Yaitu 1. Fraksi Golongan Karya F-Golkar 2. Fraksi Persatuan Pembangunan F-PP 3. Fraksi BersatuGabungan F-Bersatu Ketiga fraksi di DPRD inilah yang menempati kursi keanggotaan Dewan dan jumlah anggota fraksi disesuaikan dengan perolehan suara dalam Pemilu. Adapun tugas Fraksi-fraksi ini adalah: 1. Menentukan dan mengatur segala sesuatu yang menyangkut urusan Fraksi masing-masing 2. Meningkatkan kualitas, kemampuan, efisiensi dan efektifitas kerja para anggota . Dalam melakukan tugas dan wewenang Fraksi-fraksi mendapat bantuan sarana dan teknis administratip dari Sekretaris DPRD. Fraksi-Fraksi juga dapat memberikan Universitas Sumatera Utara pertimbangan kepada Pimpinan DPRD mengenai hal-hal yang dianggap perlu, berkenaan dengan bidang tugas dan wewenang DPRD baik diminta atau tidak diminta.

D. Alat Kelengkapan DPRD

Sebagai suatu lembaga, DPRD dalam menjalankan fungsi di lengkapi dengan alat-alat kelengkapan yang terdiri dari:

1. Pimpinan DPRD

Pimpinan DPRD merupakan salah satu alat kelengkapan DPRD dan merupakan satu kesatuan yang bersifat kolektif dan tidak merupakan wakil dari fraksi yang ada dalam DPRD. Pimpinan yang mempunyai masa jabatan sampai Pemilu diadakan oleh Pemerintahan Reformasi, terdiri dari satu orang ketua dan bebrapa orang Wakil ketua sebanyak-banyaknya 4 empat oarang dengan memperhatikan kemampuan keuangan daerah. Biasanya setiap Fraksi dapat duduk dalam unsur pimpinan DPRD apabila jumlah anggotanya mencapai 5 lima orang serta memenuhi persyaratan yang diperlukan.

2. Panitia Musyawarah

Panitia musyawarah merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap dan dibentuk oleh DPRD pada permulaan masa keanggotaan DPRD. Panitia musyawarah terdiri dari wakil setiap Fraksi berdasarkan perimbangan jumlah anggotanya dan seorang wakil dari setiap komisi. Dalam hal ini ketua dan Wakil ketua DPRD karena jabatannya adalah ketua dan Wakil ketua dalam panitia musyawarah merangkap anggota. Keanggotaan panitia di tetapkan dalam rapat paripurna DPRD. Universitas Sumatera Utara

3. Panitia Anggaran

Panitia anggaran juga merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap yang bertugas memberi saran dan pendapat kepada Kepala Daerah dalam mempersiapkan RancanganNota Keuangan dan Rancangan APBD serta perubahannya. Selain itu panitia anggaran juga bertugas memberikan sarana atau pendapat kepada DPRD mengenai Nota Keuangan dan Rancangan APBD, perubahan serta perhitungan APBD yang telah di sampaikan oleh kepala Dearah.

4. Komisi – Komisi

Pada dasarnya setiap anggota DPRD kecuali anggota Pimpinan DPRD harus menjadi anggota salah satu komisi, Komisi-Komisi DPRD terdiri dari: a. Komisi A : Bidang Pemerintahan b. Komisi B : Bidang Perekonomian c. Komisi C : Bidang Keuangan d. Komisi D : Bidang Pembangunan e. Komisi E : Bidang Pembangunan

5. Panitia Khusus

Panitia khusus yang merupakan alat kelengkapan DPRD dibentuk setelah mendengar pertimbangan Panitia Musyawarah. Dan sifatnya adalah sementara. Panitia ini beranggotakan sekurang-kurangnya terdiri dari lima orang termasuk seorang ketua yang ditentukan oleh Pimpinan DPRD. III.2 Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang terdiri dari manusia, benda- benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai test atau peristiwa-peristiwa Universitas Sumatera Utara sebagai sumber data yang memiliki karakteristiktertentu di dalam suatu penelitian Nawawi,1991:141. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD Tapanuli Selatan periode 2004-2009.

b. Sampel