DESIGN APPROACH BAB IV

40 5.

BAB V DESIGN APPROACH

Setelah melewati proses perancangan yang panjang, mulai dari pengenalan, studi banding, pengumpulan data, hingga programming, maka dikumpulkan ide yang akan diimplementasikan ke dalam rancangan. Ketepatan pengumpulan data akan menjadi dasar dari pembentukan desain yang baik. Studi banding yang telah ditelaah juga menjadi dasar dari pembentukan rancangan. Ya’ahowu Tower Plaza Pertama kali, perancang akan membahas tentang Ya’ahowu Tower. Bangunan ini mengadopsi arsitektur Post-modern dalam morfologinya. Analogi dari bangunan ini adalah pusaran air gambar 5.1 dari bawah hingga naik menjulang tinggi ke atas sehingga di ruang terbuka hijau terbentuk pola pusaran gambar 5.2. Gambar 5.1 Pusaran Air Universitas Sumatera Utara Pada bagian plaza semakin berputar berporos pada menara. Di sepanjang plaza yang berbentuk lingkaran ini adalah jalan utama yang mengitari plaza tersebut, sehingga plaza ini akan menjadi bundaran dan menimbulkan efek vista. Gambar 5.2 Pusaran pada plaza Gambar 5.3 Pola Sirkulasi Di sekitar plaza itu terdapat deretan townhouse yang seakan-akan sedang memandang dan berfokus pada tower, semakin menekankan peran tower sebagai landmark dan vista dari kawasan tersebut. Townhouse ini bisa dijadikan sebagai komersial maupun rumah tinggal sesuai dengan kebutuhan. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.4 Zoning daerah plaza Di pemikiran perancang adalah menciptakan sebuah taman yang berbentuk alun- alun senyaman mungkin untuk mengakomodasi pengunjung. Selain dapat menjadi paru-paru kota, juga dapat menjadi tempat berkumpul, tempat berolahraga seperti jalan cepat, dan sebagai taman kreatif di mana menjadi tempat perkumpulan kawula muda yang suka berkarya. Taman ini juga diharapkan diakomodasi dengan fasilitas seperti wi-fi yang cepat. Taman ini juga dirancang sebagai tempat berkumpulnya komunitas-komunitas muda. Contoh taman ada pada gambar 5.5. Gambar 5.5 Taman Xiangshan Beijing Universitas Sumatera Utara Untuk pola taman sendiri perancang ingin adanya penanaman semak-semak dan berbagai macam bunga dan pohon. Jalur pedestrian adalah jalur yang paling krusial di daerah ini karena tidak dapat dimasuki oleh kendaraan bermotor. Gambar 5.6 Site Plan Selanjutnya memasuki bentukan Ya’ahowu Tower. Ya’ahowu artinya Selamat Datang atau juga Tuhan Memberkati. Ini berarti pertemuan dengan Ya’ahowu Tower ini menandakan selamat datang ke kawasan pariwisata ini. Bentukan tower ini berbentuk seperti pusaran angin dari pusaran air yang ada di sekitarnya. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.7 Bentukan Tower Ya’ahowu Tower terpecah menjadi 3 bagian : 1. Kaki Gambar 5.8 Ground Plan Tower Universitas Sumatera Utara Bagian kaki berfungsi sebagai penopang dari sebuah bangunan. Bagian kaki memegang peran yang kuat dalam pembentukan sebuah landmark. Sebuah bangunan tinggi yang ikonik jika tidak ditopang ataupun tidak kelihatan ditopang dengan kuat akan memunculkan sifat tidak stabil. Bagian kaki ini ditinggikan untuk menciptakan sebuah tumpuan piala dengan cara membuat step anak tangga dengan total tinggi ke lantai 1 bangunan sebesar 4 meter. Penggunaan tangga menuju ke Ya’ahowu Tower juga diambil berdasarkan filosofi dari Nias Selatan itu sendiri, dimana rumah warga dan rumah raja biasa berada di atas dan dapat dicapai dengan menaiki 77 anak tangga gambar 5.9. Gambar 5.9 Anak Tangga Menuju Desa Bawomataluo Fungsi bangunan pada bagian kaki ini adalah sebagai podium dimana terdapat 2 lantai yang berfungsi sebagai daerah komersial. Pada lantai pertama terdapat ruang pameran atau exhibition gallery. Ruang pameran gambar 5.10 ini adalah ruang tempat dipamerkannya budaya Nias mulai dari tarian, ukiran, alam dll sebagai bentuk pengenalan. Ruang pameran ini juga menampilkan sejarah dari pembentukan Ya’ahowu Tower dan proses perancangannya sampai selesai. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.10 Contoh Exhibition Gallery Ruangan terdapat ruangan audiovisual dan theatre. Dua ruangan ini akan menampilkan film baik 2D maupun 3D dalam pengenalan budaya dan keindahan alam Nias Selatan. Ruangan selanjutnya adalah café untuk mengakomodasi pengunjung. 2. Badan Bagian badan dianalogikan sebagai bentuk pusaran dan bersifat post-modern. Bentuk pusaran ini ditunjukkan oleh konstruksi baja yang berputar mengelilingi badan dari tower ini. Bagian badan ini yang termasuk bagian sangat menonjol karena tingginya bangunan. Gambar 5.11 Struktur Baja Core Universitas Sumatera Utara Sistem struktur pada tower ini menggunakan steel structure atau struktur baja I yang diputar sedemikian rupa hingga membentuk pusaran seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.11. Tingginya bangunan akan semakin meningkatkan gaya horizontal terhadap bangunan atau biasa disebut dengan gaya lateral. Gaya lateral ini dapat meliputi gaya gempa dan gaya angin. Untuk daerah Nias yang dekat dengan daerah gempa maka sangat penting dalam memperhatikan kekuatan struktur utama. Gaya angin sendiri juga akan sangat besar pada ketinggian 167 meter. Struktur utama sebagai tulang punggung yang digunakan adalah sistem core sheer wall yaitu struktur beton bertulang pada bagian tengah. Pada bagian badan ini terdapat 3 lift dan ditempelkan pada bagian core. 3. Kepala Bagian kepala adalah simbol utama dari Ya’ahowu Tower ini. Pada bagian kepala ini terdapat beberapa ruangan yaitu gift shop pada lantai 1. Gift shop ini akan menjual segala pernak-pernik sebagai souvenir dari Nias Selatan. Selain menjual miniature dari Ya’ahowu Tower, juga akan menjual berbagai jenis ukiran yang biasa dijual di desa-desa, seperti Desa Bawomataluo yang paling terkenal di Nias Selatan. Pada lantai 2 terdapat restoran mewah di ketinggian 120 meter. Restoran ini juga akan dijadikan restoran ikonik di kawasan pariwisata ini. Satu lantai lagi di paling atas dari bagian kepala Tower adalah area observasi, dimana daerah observasi ini akan menjadi pusat wisata utama untuk melihat Universitas Sumatera Utara seluruh keindahan alam yang dimiliki oleh Nias Selatan. View tersebut dapat dicontohkan dari Gambar 5.12. Gambar 5.12 Keindahan Alam dari ketinggian Desa Bawomataluo Penggunaan ukiran khas Nias Selatan akan menampilkan arsitektur Vernakular pada bagian kepala Ya’ahowu Tower. Terdapat banyak jenis ukiran di Nias Selatan, dimana ini dapat digunakan pada banyak elemen pada tower ini. Gambar 5.13 Ukiran Nias Selatan Universitas Sumatera Utara Gambar 5.14 Ukiran Nias Selatan lainnya Gambar 5.15 Ukiran Nias Selatan lainnya Pada ujung kepala tower terdapat sebuah simbol yang merupakan simbol dari Nias Selatan yaitu Lompat Batu atau Hombo Batu. Budaya lompat batu hanya terdapat di Nias Selatan dan merupakan budaya tradisional yang sudah sangat tua usianya. Penggunaan simbol ini Gambar 5.16 sangat tepat digabungkan dengan bangunan landmark yang ada di kawasan ini. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.16 Hombo Batu atau Lompat Batu Bentuk Ya’ahowu Tower yang dirancang oleh perancang telah banyak mengalami perubahan, dikarenakan terjadi perubahan desain yang dipengaruhi oleh ketidaktepatan penggunaan ruang, penggunaan luas ruang yang tidak pas, dan tinggi rendah bangunan. Gambar 5.17 Tampak Yaahowu Tower sebelum revisi Universitas Sumatera Utara Bentuk bangunan yang sebelum revisi terlalu kurus dan terlalu pendek, tidak menunjukkan sebuah landmark. Pada bagian dasar juga belum ditambahkan anak-anak tangga yang mendorong bangunan ini semakin tinggi ke atas. Pada ujung atas Gambar 5.17 dapat dilihat simbol lompat batu. Kesesuaian ketinggian bangunan akan sangat mempengaruhi konsep landmark ini. Ketinggian yang terlalu besar akan menimbulkan ketidakcocokan terhadap lingkungan sekitar, mengingat kawasan pariwisata ini tidak didesain khusus untuk bangunan yang sangat tinggi. Ketinggian yang terlalu kecil juga akan menimbulkan sifat bantet gemuk dan pendek. Gambar 5.18 Tampak Yaahowu Tower setelah revisi Universitas Sumatera Utara Setelah revisi, perancang dapat menunjukkan bahwa penambahan anak-anak tangga di bawah mendorong tower ke atas, dan penambahan tinggi dari badan tower akan menimbulkan kesan gagah. Pada bagian peralihan antara podium dan badan terdapat pola tradisional yang menunjukkan khas Indonesia dari menara. Pada bagian badan dapat dilihat arsitektur post-modern yang diaplikasikan dalam lekukan struktur baja yang menjulang tinggi sampai ke kepala menara. Di tengah dari struktur baja dapat dilihat struktur core yang ditempel oleh lift-lift yang digunakan pengunjung ke atas. Pada bagian kepala terdapat 2 lantai yang berbentuk mangkok Nias seperti ditunjukkan pada Gambar 5.19 di bawah. Di bagian topi dari kepala menara terdapat 4 buah tanduk yang berupa ukiran tradisional Nias Selatan. Gambar 5.19 Mangkok Nias Selatan Dilanjutkan pada bagian simbol Nias yang megah dan agung yaitu Lompat Batu, dapat dilihat adanya podium kecil di bawah batu. Ini bertujuan untuk mendorong batu lebih ke atas sehingga dari bawah dapat dilihat dengan jelas simbol Lompat Batu tanpa terhalang oleh bagian kepala yang berbentuk mangkok. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.20 Potongan Yaahowu Tower Dilihat dari potongan bangunan seperti Gambar 5.20 dapat dilihat proses sirkulasi ketika berada di bawah anak tangga. Visualisasi suasana dapat dilihat dari Gambar 5.21. Gambar 5.21 Suasana Bawah Tower Universitas Sumatera Utara Ya’ahowu Townhouse Setelah perancang menentukan desain yang tepat dalam penentuan ruang terbuka hija u dan Ya’ahowu Tower, selanjutnya perancang menentukan desain dan lokasi yang tepat untuk meletakkan townhouse. Bentuk townhouse yang mengitari daerah plaza seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 5.4 mengadopsi arsitektur klasik tradisional dan modern. Bentuk tradsional terdapat pada kolom dan atap bangunan sedangkan bentuk modern terdapat pada bukaan bangunan. Gambar 5.22 Denah Yaahowu Townhouse Karena bentuknya yang berputar, maka terjadi pola berulang seperti pola pada Gambar 5.22 di atas, sehingga untuk setiap 2 townhouse akan berbagi 1 taman kecil untuk mengurangi akibat arsitektur rumah kembar. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.23 Tampak Yaahowu Townhouse Gambar 5.24 Suasana Yaahowu Townhouse Seperti yang dibahas di atas, Ya’ahowu menggunakan arsitektur pencampuran antara klasik tradisional dan modern pada bukaannya. Pada gambar 5.23 di atas dapat dilihat bahwa penggunaan kolom yang klasik ditambah bentuk Kalabubu kalung yang digunakan untuk perang oleh pria di sampingnya. Untuk atap Universitas Sumatera Utara townhouse sendiri digunakan atap tradisional Nias. Pada bukaan digunakan kusen aluminium yang bersifat lebih modern. Ukiran pada lisplank atap juga tidak berlebihan seperti pada arsitektur klasik. Pada lantai 2 di samping pintu terdapat 2 buah perisai Baluse dalam Bahasa Nias sebagai penjaga. Visualisasi suasana Ya’ahowu Townhouse dapat dilihat dari Gambar 5.24. Perspektif eksterior dari seluruh kawasan plaza dapat dilhat dari gambar 5.25 di bawah dengan seluruh bangunan yang telah dipadu, termasuk Ya’ahowu Tower yang sudah digabung dengan plaza dan townhousenya. Elemen-elemen lain seperti jalan besar dan lainnya sudah dapat terlihat. Gambar 5.25 Perspektif Yaahowu Tower dan Sekitarnya Universitas Sumatera Utara Gambar 5.26 Perspektif Taman Ofulo Junction Proyek selanjutnya yang terintegrasi dengan Ya’ahowu Tower adalah pusat perbelanjaan terpadu di atas tanah berukuran 8.5 Ha yang dinamakan Ofulo Junction. Ofulo berarti “ngumpul” dalam Bahasa Nias, sedangkan Junction berarti persimpangan. Dinamakan demikian karena pusat perbelanjaan ini diharapkan menjadi tempat berkumpul utama masyarakat, serta letak bangunan ini yang berada di persimpangan. Gambar 5.27 Masterplan Yaahowu Tower dan Ofulo Junction Universitas Sumatera Utara Gambar 5.27 di atas menunjukkan letak Ofulo Junction terhadap Ya’ahowu Tower yang berada di persimpangan jalan utama. Di kawasan besar ini termasuk ke dalam kawasan komersial. Gambar 5.28 Zoning Ofulo Junction Pada gambar 5.28 dapat dilihat bahwa kawasan berwarna biru adalah pusat perbelanjaan terpadu Ofulo Junction. Tata arsitektur yang ada pada pusat perbelanjaan ini berbentuk melingkar seperti fluida yang mengikuti bentuk site dan terpusat pada bundaran di persimpangan di kanan. Di bagian depan bangunan tersebut terdapat sebuah kanal yang masih merupakan konsep besar dari KEK Pariwisata Idealand yaitu kota kanal seperti pada Venesia, Italia. Moda transportasi untuk mencapai daerah ini meliputi transportasi darat mobil dan Universitas Sumatera Utara kendaraan umum yang lahan parkirnya terdapat pada kawasan berwarna oranye. Untuk moda transportasi selain itu dapat digunakan gondola melalui jalur kanal yang dapat dicontohkan seperti gambar 5.29. Gambar 5.29 Transportasi Melalui Kanal Penjelasan lebih lanjut pada gambar 5.28 yaitu kawasan berwarna hijau adalah pusat kuliner yaitu dengan motto “Makan di Hutan”. Semua pesanan yang dipesan dari pusat perbelanjaan di lantai 1 dapat dibawa langsung ke daerah kawasan hijau yang berbentuk gubuk. Gubuk ini mengadopsi konsep Kampung Daun yang ada di Bandung, Jawa Barat seperti yang dijelaskan pada bab sebelumya. Kelebihan lain yang dapat ditawarkan adalah suara merdu air laut karena daerah pusat kuliner yang berada di hutan yang dekat dengan laut yang akan menawarkan sensasi yang berbeda. Visualisasi suasana gubuk ini dapat dilihat dari gambar 5.30. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.30 Suasana Gubuk Kuliner Desain yang dikonsepkan pada pembentukan massa Ofulo Junction adalah mengacu pada arsitektur post-modern dan mengikuti bentuk denah, tapi juga tetap memfokuskan pada plaza-plaza kecil di bagian depannya. Besarnya plaza di bagian depan Ofulo Junction ini memberikan kesan sebagai tempat berkumpul gambar 5.31, dan adanya kanal akan membuat suasana yang sejuk ditambah dengan tambahan vegetasi. Gambar 5.31 Bentukan Denah yang Mengikuti Pola Site dan Terfokus pada Bundaran Universitas Sumatera Utara Dapat dilihat dari gambar 5.32 di bawah, bangunan Ofulo Junction terdiri dari 3 massa yaitu 2 bangunan pendamping atas dan bawah dan 1 bangunan utama di tengah. Bangunan utama memiliki luas yang paling besar. Karena panjang bangunan utama ini yang mencapai 150 meter dari ujung ke ujung, maka bangunan ini dipecah menjadi 3 bagian kecil dimana bagian-bagian kecil ini dihubungkan dengan jembatan. Gambar 5.32 Ground Plan Ofulo Junction Pada diagram berwarna merah Gambar 5.32 adalah bangunan utama yang dibagi menjadi 3 bagian kecil yang mengitari kanal sebagai moda transportasi sekunder. Diagram yang berwarna biru muda adalah 2 bangunan pendamping. Pada bangunan Ofulo Junction ini sangat minimal penggunaan AC karena konsep Universitas Sumatera Utara bangunan yang berupa koridor dan memanfaatkan angin sebagai pendingin bangunan. Pada lantai 2 setiap bangunan dihubungkan dengan jembatan yang disebut juga dengan skywalk. Bagian tengah pada bangunan utama pusat perbelanjaan ini dibuat sebuah atap yang lebih tinggi dari yang lainnya menunjukkan bentuk post-modern dari atap tradisional Nias. Gambar 5.33 Perbandingan Atap Ofulo Junction dengan Atap Tradisional Nias Pada bagian kanal, terdapat sebuah plaza dimana pada bagian tengahnya terdapat sebuah air mancur besar. Air mancur ini mengadopsi taman air yang langsung bisa dimasuki pengunjung seperti yang ada di World’s Fair Park, Knoxville Gambar 5.34. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.34 Water Fountain Park Suasana air mancur beserta penampak an Ya’ahowu Tower dari kejauhan serta kanal dan jembatan dapat dilihat dengan jelas pada gambar 5.35. Gambar 5.35 Suasana Water Fountain Park Perspektif eksterior dari site secara keseluruhan dapat ditunjukkan pada gambar 5.36 di bawah berikut ini. Gambar 5.36 Perspektif Eksterior Ofulo Junction Universitas Sumatera Utara Perspektif setiap bangunan dapat ditunjukkan pada Gambar 5.37, 5.38, dan 5.39 di bawah ini. Gambar 5.37 Bangunan Samping 1 Gambar 5.38 Bangunan samping 2 Gambar 5.39 Bangunan Utama Universitas Sumatera Utara 65 6.

BAB VI THE UTILITIES