BAB III Perancangan Menara Ya’ahowu dan Pusat Perbelanjaan Sebagai Landmark Kawasan Ekonomi Khusus Idealand, Teluk Dalam-Nias Selatan

23

3. BAB III

DESIGN PARADIGM Setelah dilakukan survey pada site, maka telah dikumpulkan dan ditetapkan data yang digunakan dalam tahap preliminary design. Maka perancang memasuki tahap selanjutnya yaitu tahap studi proyek sejenis. Studi proyek sejenis studi banding adalah sebuah bagian yang cukup menentukan dalam sebuah proses perancangan, dimana bagian-bagian positif dari perancangan bangunan yang telah ada dapat diaplikasikan ke dalam perancangan bangunan ini, seperti tata penyusunan ruang, respons bentuk dan fasad terhadap lingkungan, dan lain sebagainya. Perancangan yang perancang desain seperti yang ada pada bab sebelumnya adalah terfokus pada kawasan landmark yang disebut dengan Ya’ahowu Tower beserta ruang terbukanya dan sebuah pusat perbelanjaan berbasis pusat kuliner yang terdapat tidak jauh dari letak Ya’ahowu Tower. Selanjutnya perancang mencari studi proyek yang berhubungan dengan perancangan bangunan tersebut. Landmark secara umum diartikan sebagai sebuah tanda atau karakteristik dari suatu daerah. Landmark pada suatu daerah biasanya menjadi orientasi dari daerah itu sendiri. Landmark dapat berupa bentukan alam seperti gunung, lembah, laut, danau, dan sungai, dapat juga berupa bangunan, gedung, monumen, ukiran, tower, dan tata kota dalam perkembangannya. Universitas Sumatera Utara Menurut buku Perancangan Kota Secara Terpadu Markus Zahnd, 2006 : “Landmark adalah titik referensi seperti elemen node, tetapi orang tidak masuk ke dalamnya karena bisa dilihat dari luar letaknya. Landmark adalah elemen eksternal dan merupakan bentuk visual yang m enonjol dari kota.” Seiring perkembangan zaman, banyaknya perkembangan kota-kota besar membuka jalan untuk terbentuknya landmark sebagai bagian dari identitas kota itu sendiri. Pengertian landmark menurut Kevin Lynch adalah : “Landmark merupakan elemen terpenting dari bentuk kota, karena berfungsi untuk membantu orang dalam mengarahkan diri dari titik orientasi untuk mengenal kota itu sendiri secara keseluruhan.” Menurut Kevin Lynch, jenis landmark dibedakan menjadi 2 bagian yakni:  Landmark besar yang dapat diobservasi dari kejauhan  Landmark kecil yang dapat dilihat dari jarak dekat seperti ukiran, kolam, patung, taman, dll. Fungsi landmark dibagi 4 yakni :  Sebagai orientasi referensi dari sebuah kota  Sebagai struktur aktivitas kota  Sebagai pengarahan rute dalam pergerakan  Sebagai identitas sebuah kota Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sebuah landmark akan menjadi orientasi penglihatan dan menjadi simbol status dan identitas dari sebuah Universitas Sumatera Utara kawasan. Perancangan sebuah menara tower dan pusat perbelanjaan di lahan seluas 8,5 Ha ditargetkan akan menjadi landmark Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Idealand Nias Selatan. Dalam tahap desainnya, perancang mengimplementasikan arsitektur Post-modern Vernacular sebagai penekanan dalam pembentukan landmark. Post-modern akan menampilkan desain dan morfologi bangunan yang unik, dan Vernacular akan memunculkan elemen budaya ke dalam muka bangunan. SPACE NEEDLE Contoh tower yang digunakan perancang dalam menentukan studi banding adalah Space Needle Tower Jarum Angkasa yang terletak di Seattle gambar 3.1, Washington, Amerika Serikat. Menara ini dibangun dalam rangka memperingati festival Pameran Dunia pada tahun 1962. Gambar 3.1 Space Needle Seattle Universitas Sumatera Utara Space Needle Tower Seattle Status Selesai Tipe Menara observasi Lokasi Seattle, Washington, Amerika Serikat Konstruksi 17 April 1961 Selesai 8 Desember 1961 Opening 21 April 1962 Tinggi antenna ujung 184.41 m Tinggi lantai paling atas 158.12 m Jumlah lantai 6 Liftselevators 3 Tabel 3.1 Keterangan Space Needle sumber : Wikipedia Menara ini dapat menahan angin kencang dengan kecepatan mencapai 320 kmjam dan gempa bumi hingga 9.5 skala Richter serta memiliki 25 penangkal petir. Beberapa fungsi penunjang yang terdapat di dalam menara ini adalah sebuah restoran bernama SkyCity Restaurant yang berada pada ketinggian 160 meter yang dapat dikunjungi oleh publik. Dari puncak menara dapat terlihat kota Seattle secara keseluruhan, Pegunungan Olympic, Pegunungan Cascade, Gunung Rainier, Elliott Bay, dan Gunung Baker. Pengunjung dapat mencapai lantai atas menara dengan menggunakan elevator yang memiliki kecepatan 16 kmjam. Untuk mencapai restoran di atas tersebut memerlukan waktu 43 detik sehingga antrian tidak dapat terelakkan. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.2 Proses Pembangunan Space Needle sumber : historylink.org Gambar 3.3 Interior Space Needle sumber : Wikipedia Stabilitas dari Space Needle ini dipastikan dengan digalinya lubang pondasi sedalam 9.1 meter dan selebar 37 meter, dengan diisi penuh dengan beton yang diangkut oleh 467 truk yang memakan waktu sehari penuh. Pondasi ini memiliki Universitas Sumatera Utara berat 5.850 ton termasuk 250 ton tulangan besi. Struktur yang menggunakan sistem baja di atas permukaan tanah yang menjulang tinggi juga memiliki berat yang sama. Dalam aspek ekonomi, menara ini selain menjadi ikon dari Seattle, juga bertindak sebagai beberapa fasilitas dan hiburan seperti pameran dan restoran. Di lantai paling atas juga terdapat wahana base jumping. CIHAMPELAS WALK, BANDUNG Setelah menelaah studi proyek Space Needle di Seattle, selanjutnya perancang mencari studi banding yang tepat untuk pusat perbelanjaan yang bertema pusat kuliner. Studi banding yang digunakan adalah Cihampelas Walk yang terletak di Bandung, Jawa Barat, Indonesia gambar 3.4. Gambar 3.4 Cihampelas Walk, Bandung sumber : cihampelaswalk.com Cihampelas Walk atau biasa disingkat CiWalk adalah salah satu pusat perbelanjaan mewah yang terletak di Kota Bandung. Berdiri pada tahun 2004, CiWalk menawarkan konsep wisata yang nyaman dengan udara sejuk. Ini Universitas Sumatera Utara membuat mall CiWalk berbeda dengan mall lainnya. Mall ini terdiri dari 2 area yakni indoor dan outdoor. Permainan ruang indoor outdoor ini semakin mempererat ruang dalm dan ruang luar dalam perancangan mall sehingga mall ini tampak menyatu dengan alam. Mall ini termasuk salah satu konsep Universal Design, dimana setiap kalangan baik orang tua dan muda, orang normal maupun disabled dapat mengunjungi mall ini tanpa merasa kesulitan karena adanya fasilitas yang mendukung, seperti ruang duduk yang luas, kanopi yang sejuk, dan ramp ramp untuk orang berkursi roda. Gambar 3.5 Suasana CiWalk pada Malam Hari Ciwalk memiliki luas sebesar 3 hektar. Berjalan-jalan di CiWalk pada siang, sore, dan malam hari terasa berbeda suasananya. Hal ini disebabkan oleh permainan lampu dari tiap gerai dan bangunan utama, ditambah lagi dengan lampu hias yang digantung di bagian ruang luar CiWalk. Salah satu hal yang menarik adalah pada lantai 2 di beberapa bangunan CiWalk terhubung dengan jembatan yang bernama skywalk. Skywalk gambar 3.6 ini sangat nyaman untuk digunakan pada sore hari saat suasana sedang dalam keadaan sejuk. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.6 Skywalk-CiWalk sumber : cihampelaswalk.com Beberapa fasilitas yang terdapat di CiWalk :  Shop : banyaknya kios yang menjual keperluan sehari-hari sampai fashion terbaru ada di sini.  Dine : restoran mulai dari toko roti, toko minum, fast food restoran, sampai restoran mewah ada di sini.  Entertaint : beberapa fasilitas seperti karoke, bioskop, dan gym juga terdapat di sini.  Stay : di sebelah CiWalk terdapat sebuah hotel butik bintang 4 gambar 3.7 yang siap mengakomodasi pengunjung. Dengan banyak ruangan mencapai 128 kamar setinggi 12 lantai membuat pengunjung di hotel yang bernama Sensa Hotel ini merasa privat dan eksklusif. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.7 Sensa Hotel – CiWalk KAMPUNG DAUN, BANDUNG Untuk daerah kuliner yang ada di kawasan perancangan yang dibuat perancang, perancang menggunakan studi banding Kampung Daun yang juga terdapat di Bandung, Jawa Barat gambar 3.8. Gambar 3.8 Kampung Daun Bandung Universitas Sumatera Utara Kampung Daun terletak di daerah Cihideung, Jl. Sersan Bajuri. Pada kompleks kampong daun ini terdapat jalanan yang menanjak dan berukuran kecil. Kampung Daun sendiri terletak pada kompleks perumahan yang tergolong mewah. Kampung Daun menggunakan konsep “Makan di Hutan”, sehingga tempat makannya adalah berupa gubuk-gubuk kecil. Hidangan makanan adalah masakan Indonesia tempo dulu. Di Kampung Daun akan terlihat lampu kuning yang menyala di sepanjang jalan-jalan di antara pepohonan yang menimbulkan kesan santai dan romantis. Untuk memanggil pelayan biasa digunakan kentongan yang ada di samping setiap gubuk seperti di desa. Perancangan yang akan perancang gunakan adalah pencampuran dari pusat perbelanjaan CiWalk dengan pusat kuliner Kampung Daun. Tentu ini akan menjadi khas tersendiri untuk para turis, ditambah dengan lokasi site yang dekat dengan pantai akan lebih menambah kesan santai sambal mendengar suara ombak laut. Universitas Sumatera Utara 33

4. BAB IV