BAB II Perancangan Menara Ya’ahowu dan Pusat Perbelanjaan Sebagai Landmark Kawasan Ekonomi Khusus Idealand, Teluk Dalam-Nias Selatan

12

2. BAB II

KNOWING MORE Perancang pada awalnya mencari informasi umum tentang lokasi proyek. Dari segala informasi umum yang didapat baik dari internet, maupun pengetahuan awal masih belum cukup untuk mengetahui banyak faktor lain yang digunakan untuk menambah fungsi perencanaan kawasan. Maka selanjutnya perancang melakukan survey lokasi ke site. Perjalanan dapat dilalui dengan 2 cara, pertama melalui jalur udara, kedua adalah melalui jalur darat kemudian laut. Proses jalur udara adalah melalui Bandara Internasional Kuala Namu menuju ke Bandara Binaka Nias dengan perjalanan menggunakan pesawat penumpang kecil dengan waktu kira-kira 45 menit. Jika dilalui dengan jalur darat laut maka perjalanan dimulai dari jalan darat Medan menuju Sibolga, kemudian dilanjutkan dengan jalur laut dari Pelabuhan Sibolga menuju Pelabuhan Gunung Sitoli dengan waktu kira-kira mencapai 8 jam. Gambar 2.1 Analisa Pencapaian Universitas Sumatera Utara Selanjutnya diteruskan dengan pencapaian dari dalam Pulau Nias, yakni perjalanan dari Gunung Sitoli menuju ke site yang dekat dengan Ibukota Kabupaten Nias Selatan yaitu Kecamatan Teluk Dalam. Jalur darat dari Bandara Binaka Nias menuju site adalah sekitar 3 jam perjalanan. Jalur darat dari Gunung Sitoli menuju lokasi site sekitar 3 jam 10 menit. Jalur darat dari Nias Barat menuju lokasi site kira-kira selama 2 jam 20 menit. Gambar 2.2 Site KEK Pariwisata Idealand sumber : google maps Sesampai di site, perancang melakukan survey mendalam baik dalam segi topografi, potensi lahan, iklim, pencapaian, dan sirkulasi. Untuk analisa topografi, dapat dilihat bahwa kondisi tanah cenderung datar dan semakin melandai ke arah pantai. Tekstur tanah merupakan tanah keras bercampur pasir karena terletak di daerah pantai.Vegetasi yang ada pada site adalah sebagian besar tumbuhan bakau dan ilalang yang sering tumbuh pada rawa-rawa. Pada tengah site ada sebuah kanal yang membelah site dan bermuara ke laut. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.3 Lokasi Site di Samping Laut Direncanakan pada daerah pinggir pantai ini didirikan golf course 8 hole, dikarenakan nilai ekonomi yang tinggi pada daerah dekat laut. Untuk di pinggir pantai ini bukanlah merupakan pantai pasir, namun adalah pantai karang. Proses terjadinya pengangkatan karang adalah ketika terjadinya tsunami tahun 2004 silam yang mengakibatkan pergeseran kerak bumi. Pantai karang ini sebenarnya sangat potensial untuk dijadikan berbagai fasilitas, seperti kolam renang sendiri karena lubang-lubang yang ada pada karang berukuran cukup besar gambar 2.5. Gambar 2.4 Daerah Pinggir Laut Universitas Sumatera Utara Gambar 2.5 Contoh Lubang Pada Karang yang Dapat Berukuran Sebesar Danau Kecil Selanjutnya adalah analisa sirkulasi yang terletak pada site. Ada beberapa jalan raya yang sedang ditimbun, dan daerah ini direncanakan beberapa pembentukan kanal sehingga menyerupai kota Venesia di Italia seperti gambar 2.6. Gambar 2.6 Venesia, Italia sumber : miriadna.com Pada kota Venesia gambar 2.6, transportasi yang dominan adalah jalur kanal yaitu menggunakan gondola. Pola tata kota yang belum ditemukan di mana pun Universitas Sumatera Utara selain Italia tersebut jika diterapkan pada kawasan terpadu ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi kalangan turis. Namun site ini tentu masih memiliki beberapa permasalahan antara lain belum tertatanya sirkulasi yang baik bagi akses kendaraan yang tepat, kemudian adanya kanal yang belum dikelola oleh pemerintah, yang terakhir adalah belum terbentuknya pedestrian bagi pejalan kaki. Gambar 2.7 Analisa Sirkulasi Gambar 2.8 Jalan Besar pada Site Universitas Sumatera Utara Rekomendasi dari perancang untuk permasalahan sirkulasi antara lain :  Menyediakan jalur pedestrian yang nyaman  Menyediakan fasilitas transportasi air sebagai jalur sekunder setelah transportasi darat  Menata lansekap yang teratur dengan memanfaatkan tanaman bakau  Memperluas dan menambah jalan sebagai akses transportasi darat Selanjutnya perancang mendata perkembangan site pada saat itu. Kondisi site yang sedang pending dalam proses pembangunannya sebenarnya telah mengalami beberapa pembangunan minor. Maka perancang mengkalkulasikan persentase lahan terbangun diagram 2.1. Diagram 2.1 Persentase Lahan Terbangun Ada keunikan lain yang ditemukan pada site yaitu deretan sarang burung yang dibuat dengan papan dan didirikan di atas sebuah tiang. Posisi site yang sekitar Universitas Sumatera Utara 75 dikelilingi laut ini menjadi sebuah potensi untuk dirombak menjadi kawasan terpadu. Pada gambar 2.9 dapat ditunjukkan foto kondisi eksisting sekarang. Gambar 2.9 Foto Eksisting Selanjutnya adalah analisa iklim. Keadaan iklim Kabupaten Nias Selatan dipengaruhi oleh Samudera Hindia. Suhu udara dalam satu tahun rata-rata mencapai 26 derajat Celcius dan rata-rata maksimum 31 derajat Celcius. Kecepatan angin rata-rata dalam satu tahun adalah 14 knotjam dengan arah angin terbanyak berasal dari arah Utara. Keadaan iklim dapat digambarkan pada tabel 2.1. Universitas Sumatera Utara KONDISI IKLIM Curah Hujan Tinggi Jumlah rata-rata 298.60 mm Intensitastahun 250 haritahun Kelembaban Tinggi Jenis Lembab dan basah Intensitas 88 Arah angin Barat Laut Tabel 2.1 Kondisi Iklim Kab. Nias Selatan Untuk situasi seperti ini, perancang mengusulkan pembentukan bangunan lebih baik berorientasi pada arah Utara atau Selatan untuk mengurangi panas matahari berlebih yang menerpa bangunan. Potensi Lahan Terakhir adalah analisa potensi lahan. Di Kab. Nias Selatan terdapat berbagai jenis kekayaan yakni kekayaan budaya, kekayaan sumber daya alam, dan faktor- faktor lainnya. Untuk kekayaan budaya sendiri Nias Selatan memiliki arsitektur yang sangat tradisional dan patut dipelihara. Pertama adalah atap dan rumah tradisional Nias. Tata desa di desa Nias Selatan tersusun atas sebuah jalan utama yang di pinggirnya terdapat rumah-rumah kecil yang disebut rumah rakyat Omo Hada dan pada ujung jalan utama adalah rumah raja Omo Sebua. Keunikan bentuk atap Nias Selatan adalah peninggalan sejarah dari Nias itu sendiri. Sampai Universitas Sumatera Utara saat ini tata desa dan rumah tradisional masih belum berubah sedikitpun dikarenakan minimnya pengaruh dari luar sehingga unsur tradisional masihlah sangat kental di Nias Selatan. Gambar 2.9 Rumah Rakyat Omo Hada Gambar 2.10 Rumah Raja Omo Sebua Universitas Sumatera Utara Kekayaan alam yang lain adalah kekayaan pantai dan hasil lautnya. Salah satu hasil laut yang sangat terkenal di sini adalah ikan, udang, dan lobster. Selanjutnya adalah keindahan pantainya. Nias Selatan memiliki ombak dengan ketinggian kedua di dunia setelah Hawaii dikarenakan pantai Nias Selatan langsung berbatasan dengan Samudera Hindia. Ini masih menjadi faktor utama datangnya turis mancanegara untuk berselancar di sini. Gambar 2.11 Suasana Saat Fajar Pantai Sorake Nias Luasnya pantai karang yang memiliki lubang-lubang berukuran danau kecil dapat juga dijadikan sebagai kolam renang. Direncanakan di atasnya dibuat cottage- cottage yang berbatasan langsung dengan kolam yang ada di karang tersebut. Universitas Sumatera Utara Diagram 2.2 Proyeksi Turis Melihat banyaknya potensi lahan dan dukungan pemerintah dalam menarik investor diharapkan dapat membuat perkembangan turis secara eksponensial seperti yang ditunjukkan diagram 2.2. Perkembangan pertama adalah penimbunan tanah untuk menutupi lahan dengan daya dukung yang kurang baik. Universitas Sumatera Utara 23

3. BAB III