Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
khawatir tindakan ini tidak bisa diterima oleh masyarakat, padahal ini bukanlah masalah. Justru dengan kontak kulit, tubuh bayi menjadi hangat Roesli, 2007.
Kebanyakan persalinan di wilayah Sipirok masih berlangsung dirumah pasien karena mereka merasa lebih tenang jika melahirkan ditengah-tengah keluarga. Ada 8
orang bidan yang tidak menyelimuti ibu dan bayi juga tidak melakukan kontak kulit antara bayi dan ibu. Hal ini karena keluarga pasien biasanya sudah menyiapkan arang
dibawah tempat tidur pasien untuk menghangatkan ruangan. Meskipun telah diberitahu hal ini tidak baik bagi kesehatan bayi, masih banyak masyarakat yang tidak
menghiraukan karena sudah menjadi kebiasaan yang sulit untuk diubah. Terdapat 19 orang bidan yang tidak membiarkan bayi mencari sendiri puting
susu ibunya. 12 diantaranya membantu bayi menyusu dalam keadaan dibedong, dan 7 diantaranya melakukan kontak kulit antara bayi dan ibu, namun masih membantu bayi
dengan cara mendekatkan mulut bayi ke puting susu ibunya, karena khawatir ibukeluarga merasa proses IMD terlalu lama. Padahal membiarkan bayi mencari
sendiri puting ibu dapat meningkatkan kecerdasan bayi, meningkatkan kekebalan tubuh bayi, dan meningkatkan hubungan batin antara bayi dan ibu Roesli, 2007.
Kemudian, ada 15 orang bidan yang tidak menganjurkan suami keluarga untuk mendukung ibu. 12 diantaranya tidak melaksanankan kontak kulit antara bayi dan ibu,
dan 3 diantaranya melakukan kontak kulit tapi lupa, karena bidan terlalu sibuk sendiri. Padahal ibu sangat membutuhkan dukungan dari suami keluarganya untuk
menumbuhkan semangat dan rasa percaya diri ibu. Ada 14 orang responden yang tidak membiarkan ibu dan bayi sampai satu jam.
12 orang diantaranya tidak melakukan kontak kulit antara bayi dan ibu, 2 orang bidan berhenti sebelum satu jam atau sebelum bayi berhasil menyusu dengan alasan itu
sudah cukup sebagai latihan. Ibu dapat melanjutkan proses menyusui setelah bayi dan
ibu memakai pakaian. Sedangkan 12 bidan yang tidak melakukan asuhan bayi baru lahir setelah bayi selesai menyusu adalah keseluruhan bidan yang tidak melakukan
kontak kulit antara bayi dan ibu. Hal ini karena, mereka telah memberikan asuhan sebelum bayi menyusu atau segera setelah bayi lahir.
Pelaksanaan inisiasi menyusu dini di wilayah kerja Puskesmas Danau Marsabut Kecamatan Kecamatan Sipirok oleh bidan yang mengikuti pelatihan APN
mayoritas pelaksanaannya dengan baik sebanyak 18 orang 90, sedangkan yang tidak mengikuti pelatihan seluruhnya 100 kurang baik. Artinya mengikuti
pelatihan dapat meningkatkan kesadaran bidan untuk melaksanankan Inisiasi Menyusu Dini dengan baik.
Berdasarkan hasil observasi diperoleh hasil bahwa pelaksanaan inisiasi menyusu dini oleh bidan di wilayah kerja Puskesmas Danau Marsabut Kecamatan
Kecamatan Sipirok adalah, kategori baik sebanyak 18 orang 60 sedangkan 12 orang 40 kurang baik. Artinya pelaksanaan IMD masih jauh dari semestinya.
Tidak seperti dikota Medan tahun 2011, dimana dari 52 petugas, 46 orang melaksanakan dengan baik Nover, A.2011.
Inisiasi Menyusu Dini IMD merupakan hal yang sudah umum di dunia kesehatan, namun pelaksanaannya masih baru di masyarakat umum terutama didaerah
pedesaan. Seperti yang kita ketahui bersama, masyarakat membutuhkan waktu untuk terbiasa dengan program –program terbaru di bidang pelayanan kesehatan, seperti
halnya penerimaan program imunisasi, KB dan sebagainya. Dan tentu saja keberhasilan program tergantung pada petugas kesehatan sebagai pelaksana langsung
dan dukungan dari pemerintah melalui iklan layanan kesehatan. Pada penelitian ini, faktor yang mendominasi adalah bidan yang kurang
percaya diri dan kebiasaanbudaya pasienkeluarga serta masyarakat setempat. Hal ini
sesuai dengan pendapat Roesli 2008 dimana ada beberapa hal yang menghambat pelaksanaan inisiasi menyusu dini diantaranya, takut bayi kedinginan, ibu terlalu lelah
untuk segera menyusui bayinya, tenaga kesehatan kurang tersedia dan kurang merespon adanya praktek inisiasi menyusu dini dan kamar bersalin yang sibuk.
Menurut Notoatmodjo 2007, tindakan atau praktik practice adalah suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan overt behavior. Untuk
mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan suatu kondisi yang memungkinkan atau factor pendukung untuk meningkatkan rasa percaya diri si pelaku.