Penghambat Inisiasi Menyusu Dini

lebih panas daripada suhu dada ibu yang tidak melahirkan. Jika bayi yang diletakkan didada ibu ini kepanasan, suhu dada ibu akan turun satu derajat dan jika bayi kedinginan, suhu dada ibu akan meningkat dua derajat untuk menghangatkan bayi. Pendapat yang kedua adalah suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonorrhea harus segera diberikan setelah lahir. Menurut American College of Obstetrics and Gynecology dan Academy Breastfeeding Medicine 2007, tindakan pencegahan ini dapat ditunda setidaknya selama satu jam sampai bayi menyusu sendiri tanpa membahayakan bayi. Pendapat yang ketiga, bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang dan diukur. Padahal, menunda memandikan bayi berarti menghindarkan hilangnya panas badan bayi. Selain itu kesempatan vernix meresap, melunakkan dan melindungi kulit bayi lebih besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir. Penimbangan dan pengukuran dapat ditunda sampai menyusu awal selesai. Pendapat yang keempat, bayi masih kurang siaga, padahal tidak demikian. Justru pada 1-2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga alert. Setelah itu bayi tidur dalam waktu yang lama. Jika bayi mengantuk akibat obat yang di asup ibu, kontak kulit akan lebih penting lagi karena bayi memerlukan bantuan lebih untuk bonding. Pendapat yang kelima, kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi. Hal ini tidak benar, kolostrum sangat diperlukan untuk tumbuh-kembang bayi. Selain sebagai imunisasi pertama dan mengurangi kuning pada bayi baru lahir, kolostrum melindungi dan mematangkan dinding usus yang masih muda. Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga diperlukan cairan laincairan pre-laktal tidak benar. Kolostrum cukup dijadikan makanan pertama bayi baru lahir. Bayi dilahirkan membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai pada saat itu. Pendapat yang keenam, setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya. Hal ini tidak benar, seorang ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera setelah lahir, keluarnya oksitosin saat kontak kulit ke kulit serta saat bayi menyusu dini membantu menenangkan ibu. Pendapat yang ketujuh, ibu harus dijahit. Sebenarnya tidak masalah, kegiatan merangkak mencari payudara terjadi di area payudara sedangkan yang dijahit adalah bagian bawah perut ibu. Pendapat yang selanjutnya, tenaga kesehatan kurang tersedia untuk menemani ibu. Hal tidak jadi masalah, karena saat bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat melanjutkan tugasnya, bayi dapat menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan ayah atau keluarga terdekat untuk menjaga bayi sambil memberi dukungan pada ibu. Pendapat yang terakhir, kamar bersalin atau kamar operasi sibuk. Hal ini juga tidak masalah, karena dengan bayi di dada ibu, ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih atau kamar perawatan. Beri kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya mencari payudara dan menyusu dini.

E. Beberapa Penelitian Tentang IMD

Penelitian yang dilakukan oleh Righard L dan Alade M 1990, dalam Roesli, 2008 terhadap pasangan ibu-bayi baru lahir, untuk melihat keberhasilan IMD pada bayi yang lahir normal atau dengan tindakan menjelaskan bahwa bayi baru lahir yang dibiarkan melakukan kontak kulit dengan kulit ibunya, dapat menyusu sendiri dengan baik, sedangkan bayi yang lahir dengan obat-obatan dan segera dipisahkan dari ibunya tidak dapat menyusu sendiri. Penelitian Sose dkk 1978, dalam Roesli 2008 tentang pengaruh kontak kulit dengan kulit antara ibu dan bayi segera setelah bayi lahir terhadap lama menyusui. Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini dengan melakukan kontak kulit ke kulit ibu setidaknya satu jam, hasilnya dua kali lebih lama disusui. Sekitar 59 bayi yang diberi kesempatan untuk menyusu dini masih menyusu setelah berumur 6 bulan dan 38 masih menyusu setelah berumur satu tahun, sedangkan bayi yang tidak diberi kesempatan menyusu dini tinggal 29 saja yang masih menyusu saat berumur 6 bulan dan 8 saat berumur satu tahun. Penelitian mengenai hubungan inisiasi menyusu dini dengan keberhasilan ASI Eksklusif yang dilakukan oleh Fika dan Syafiq 2003, dalam Roessli 2008 menunjukkan, bayi yang diberi kesempatan menyusu dini delapan kali lebih berhasil ASI Eksklusif daripada yang tidak diberi kesempatan menyusu dini. Hasil penelitian Edmond dkk 2003, dalam Roesli, 2008 menyimpulkan bahwa menunda permulaan inisiasi menyusu meningkatkan kematian bayi. Edmond menjelaskan bahwa dengan memberi kesempatan menyusu dalam satu jam pertama dengan dibiarkan kontak kulit ke kulit ibu setidaknya selama satu jam, dapat menyelamatkan 22 bayi dibawah 28 hari. Dan jika menyusu pertama dilakukan setelah bayi berusia diatas 2 jam dan dibawah 24 jam pertama, hanya 16 bayi dibawah 28 hari yang bisa diselamatkan. Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa selain menyukseskan pemberian ASI Eksklusif, inisiasi menyusu dini juga dapat menyelamatkan nyawa bayi.

F. Program Pemerintah Dalam Pelaksanaan IMD

Salah satu dukungan pemerintah dalam mewujudkan keberhasilan inisiasi menyusu dini dapat kita lihat dari program persiapan yang dilakukan pemerintah berkaitan dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini. Persiapan yang dilakukan pemerintah adalah mengadakan pertemuan rumah sakit, dokter kebidanan, dokter