Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2. Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini IMD oleh Bidan Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan IMD di dapati bahwa tindakan yang mayoritas dilakukan adalah memberikan informasi tentang asuhan yang akan diberikan, mengeringkan tubuh dan kepala bayi dengan membiarkan vernix, memotong dan mengikat tali pusat bayi, dan melakukan rawat gabung menempatkan ibu dan bayi dalam ruangan yang sama sebayak 30 orang 100. Sedangkan tindakan yang minoritas dilakukan adalah membiarkan bayi mencari sendiri puting susu ibu yaitu sebanyak 11 orang 36,7. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 5.2 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Hasil Observasi Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Danau Marsabut Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2012 n=30 No Kegiatan Dilakukan Tidak dilakukan F F 1. Memberikan informasi tentang asuhan yang akan diberikan; 30 100 - - 2. Mengeringkan tubuh dan kepala bayi kecuali telapak tangan, dengan membiarkan vernix; 30 100 - - 3. Memotong dan mengikat tali pusat bayi; 30 100 - - 4. Melakukan kontak kulit antara bayi dan ibu dengan cara menelungkupkan bayi diatas perut atau dada ibu tanpa alas dibedong; 18 60 12 40 5. Menyelimuti ibu dan bayi memasang topi pada bayi jika perlu; 22 73.3 8 26.7 6. Membiarkan bayi mencari sendiri puting susu ibu. 11 36.7 19 63.3 7. Menganjurkan suamikeluarga untuk mendukung ibu; 15 50 15 50 8. Membiarkan ibu dan bayi sampai 1 jam atau sampai bayi berhasil menyusu. 16 53.3 14 46.7 9. Melakukan asuhan bayi baru lahir setelah bayi selesai menyusu. 18 60 12 40 10. Melakukan rawat gabung menempatkan ibu dan bayi dalam ruangan yang sama. 30 100 - - Pelaksanaan inisiasi menyusu dini oleh bidan di wilayah kerja Puskesmas Danau Marsabut Kecamatan Kecamatan Sipirok oleh bidan yang yang mengikuti pelatihan APN mayoritas pelaksanaannya dengan baik sebanyak 18 orang 90, sedangkan yang tidak mengikuti pelatihan seluruhnya 100 pelaksanaannya kurang baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 5.3. Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini oleh Bidan Berdasarkan Mengikuti Atau Tidak Mengikuti Pelatihan APN di wilayah kerja Puskesmas Danau Marsabut Kecamatan Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2012 n=30 Pelatihan APN Pelaksanaan IMD Total Baik Kurang Baik Ya 18 2 20 Tidak 10 10 Total 18 12 30 Pelaksanaan inisiasi menyusu dini di wilayah kerja Puskesmas Danau Marsabut Kecamatan Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2012 yang dilaksanakan dengan baik sebanyak 18 orang 60, dan sebanyak 12 orang 40 kurang baik. hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 5.4. Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini oleh Bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Danau Marsabut Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2012 n = 30 Pelaksanaan F Baik 18 60 Kurang baik 12 40 Total 30 100

B. Pembahasan

1. Karakteristik Responden. Bidan yang melakukan pertolongan persalinan mayoritas berusia 30 tahun yaitu sebanyak 14 orang 46,7, karena bidan yang ditempatkan diwilayah kerja Puskesmas Danau Marsabut sebagai bidan PTT Pegawai Tidak Tetap adalah bidan dengan lulusan DIII. Penempatan bidan PTT ini dilakukan secara berkala yang perpanjangannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Banyak bidan yang baru ditempatkan selama 5 tahun terakhir sehingga lama bekerja mayoritas 5 tahun yaitu sebanyak 18 orang 60. Bidan yang mengikuti pelatihan APN sebanyak 20 orang 66,7. Meskipun 10 orang lagi tidak mengikuti pelatihan APN, tapi mereka dianggap sudah mendapatkan pelatihan karena mereka adalah lulusan DIII kebidanan. 2. Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini IMD Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan IMD, dapat dilihat bahwa 12 orang bidan tidak melakukan kontak kulit antara ibu dan bayi, hal ini dipengaruhi oleh suhu udara di daerah sipirok termasuk dingin dan kebiasaan masyarakat yang menggunakan arang untuk menghangatkan bayi setelah dibedong. Keadaan ini membuat para bidan khawatir tindakan ini tidak bisa diterima oleh masyarakat, padahal ini bukanlah masalah. Justru dengan kontak kulit, tubuh bayi menjadi hangat Roesli, 2007. Kebanyakan persalinan di wilayah Sipirok masih berlangsung dirumah pasien karena mereka merasa lebih tenang jika melahirkan ditengah-tengah keluarga. Ada 8 orang bidan yang tidak menyelimuti ibu dan bayi juga tidak melakukan kontak kulit antara bayi dan ibu. Hal ini karena keluarga pasien biasanya sudah menyiapkan arang dibawah tempat tidur pasien untuk menghangatkan ruangan. Meskipun telah diberitahu hal ini tidak baik bagi kesehatan bayi, masih banyak masyarakat yang tidak menghiraukan karena sudah menjadi kebiasaan yang sulit untuk diubah. Terdapat 19 orang bidan yang tidak membiarkan bayi mencari sendiri puting susu ibunya. 12 diantaranya membantu bayi menyusu dalam keadaan dibedong, dan 7 diantaranya melakukan kontak kulit antara bayi dan ibu, namun masih membantu bayi dengan cara mendekatkan mulut bayi ke puting susu ibunya, karena khawatir ibukeluarga merasa proses IMD terlalu lama. Padahal membiarkan bayi mencari sendiri puting ibu dapat meningkatkan kecerdasan bayi, meningkatkan kekebalan tubuh bayi, dan meningkatkan hubungan batin antara bayi dan ibu Roesli, 2007. Kemudian, ada 15 orang bidan yang tidak menganjurkan suami keluarga untuk mendukung ibu. 12 diantaranya tidak melaksanankan kontak kulit antara bayi dan ibu, dan 3 diantaranya melakukan kontak kulit tapi lupa, karena bidan terlalu sibuk sendiri. Padahal ibu sangat membutuhkan dukungan dari suami keluarganya untuk menumbuhkan semangat dan rasa percaya diri ibu. Ada 14 orang responden yang tidak membiarkan ibu dan bayi sampai satu jam. 12 orang diantaranya tidak melakukan kontak kulit antara bayi dan ibu, 2 orang bidan berhenti sebelum satu jam atau sebelum bayi berhasil menyusu dengan alasan itu sudah cukup sebagai latihan. Ibu dapat melanjutkan proses menyusui setelah bayi dan