D. Keaslian Penulisan Judul yang penulis pilih adalah “ASPEK HUKUM PERLINDUNGAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA K3 PADA PERUSAHAAN PT. KARYA TANAH SUBUR PADANG SIKABU-MEULABOH
” yang diajukan penulis dalam rangka memenuhi tugas dan syarat untuk
memperoleh gelar “Sarjana Hukum”. Judul ini belum pernah ditulis di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Hal ini dibuktikan dengan pengesahan
dari perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Penulisan skripsi berdasarkan referensi buku-buku, media cetak dan elektronik, data-data dari riset
pada perusahaan sebagai perusahaan sampling. Penulisan skripsi ini merupakan sebuah karya asli yang berasal dari penulis dan dapat dipertanggungjawabkan
keasliannya.
E. Tinjauan Pustaka
Menurut W.J.S. Poerwadarminta Undang-undang adalah ketentuan-ketentuan dari peraturan seperti larangan, hukuman dan sebagainya yang dibuat oleh
pemerintah suatu negara disusun oleh kabinet, disetujui perlemen dan ditandatangani oleh Kepala Negara
6
, dan yang dimaksud dengan perlindungan adalah perbuatan hal dan sebagainya melindungi : pertolongan penjagaan dan
sebagainya.
7
6
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus umum Bahasa Indonesia Jakarta : PN Balai Pustaka 1986, hal. 1.127.
7
Ibid
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Undang-undang No. 13 Tahun 2003 terdapat penjelasan umum mengenai istilah-istilah yang sering digunakan dan diatur dalam BAB I
Ketentuan Umum Pasal 1 : a.
Tenaga kerja adalah orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang danatau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun masyarakat.
8
b. Pekerjaburuh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima
upah
9
c. Perusahaan adalah :
10
1 Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang
perorangan, milik persekutuan atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik Negara yang memperkerjakan pekerjaburuh
dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain. 2
Usaha-usaha sosial dan usaha lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan
dalam bentuk lain. d.
Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja atau yang sering
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya.
11
8
Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 2
9
Ibid, Pasal 3
10
Ibid, Pasal 6
11
Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 1 angka 1
Universitas Sumatera Utara
e. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan
hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian juga kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari
rumah ke tempat kerja, dan pulang kerumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui.
12
f. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan pencegahan
gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan, dan atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.
13
Secara khusus Abdul Hakim memberi pengertian buruhpengawai adalah :
14
1 Bekerja pada atau untuk majikanperusahaan;
2 Imbalan kerjanya dibayar oleh majikanperusahaan
3 Secara resmi terang-terangan dan kontinu mengadakan hubungan kerja
dengan majikanperusahaan, baik waktu tertentu maupun untuk jangka waktu tidak tertentu lamanya.
Sedangkan menurut Pasal 1 angka 3 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Pasal 1 angka 6 Undang-undang No. 21 Tahun 2000
tentang Serikat PekerjaSerikat Buruh. Pengertian PekerjaBuruh adalah setiap orang dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain Pasal 1 angka 6.
Disini jelas pengertiannya hanya terkait dalam hubungan kerja, bukan di luar
12
Undang-undang No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga kerja Pasal 1 angka 6
13
Undang-undang No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga kerja Pasal 1 angka 9
14
Abdul Hakim, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2003, hal. 2
Universitas Sumatera Utara
hubungan kerja. Dan dalam konteks ini Halim cenderung memiliki istilah tenaga kerja, sedangkan pekerja khusus dalam hubungan kerja, yang berarti setiap
pekerja sudah pasti tenaga kerja, tetapi setiap tenaga kerja belum tentu pekerja.
15
Akan tetapi menurut UU No. 33 Tahun 1947 tentang Kecelakan Kerja dan UU No. 3 tahun 1992 Tentang Jaminam Sosial Tenaga Kerja Jamsostek
lebih memperluas pengertian buruhpekerja, sehingga meliputi :
16
a. Magang, murid dan sebagainya yang berkerja pada perusahaan yang
diwajibkan memberikan tunjangan dalam hal mereka menerima upah; b.
Mereka yang memborong pekerjaan yang biasa dikerjakan di perusahaan diwajibkan memberikan tunjangan, kecuali jika mereka yang
memborong pekerjaan itu sendiri yang menjalankan perusahaan yang diwajibkan memberi tunjangan;
c. Mereka yang bekerja pada seseorang yang memborong pekerjaan yang
biasa dikerjakan di perusahaan yang diwajibkan memberi tunjangan. Dan mereka dianggap bekerja pada perusahaan majikannya yang
memborong itu sendiri menjalankan suatu perusahaan yang diwajibkan memberikan tunjangan dalam mana pekerjaan itu diborong.
d. Orang hukuman yang berkerja di perusahaan yang diwajibkan
memberikan tunjangan, tetapi mereka tidak berhak mendapat ganti rugi karena kecelakaan kerja selama mereka menjalani hukuman.
15
Ibid, hlm 2-3
16
Darwan Print, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 1994, hal. 2-3.
Universitas Sumatera Utara
Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja a. Pengertian Kesehatan
Sehat senantiasa digambarkan keadaan fisik, mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan lainnya juga
menunjukan kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya.
Paradigma baru dalam aspek kesehatan mengupayakan agar yang sehat tetap sehat dan bukan sekedar mengobati, merawat dan menyembuhkan gangguan
kesehatan atau penyakit. Oleh karenanya, perhatian pertama di bidang kesehatan lebih ditujukan ke arah pencegahan terhadap kemungkinan timbul penyakit serta
pemeliharaan kesehatan seoptimal mungkin.
Status kesehatan seseorang, menurut Suma’mur ditentukan oleh empat
faktor yakni :
17
1. Lingkungan, berupa lingkungan fisik alami, buatan, kimia organik
atau anorganik, logam berat atau debu, biologis virus, bakteri, mikroorganisme dan sosial budaya ekonomi, pendidikan, dan
pekerjaan. 2.
Perilaku, yang meliputi; sikap, kebiasaan, dan tingkah laku 3.
Pelayanan kesehatan yang meliputi : promotif, perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan, dan rehabilitasi.
4. Dan yang terakhir genetik yang merupakan faktor bawaan setiap
manusia.
17
Suma’mur, Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Jakarta : PT. Toko Gunung Agung, 1996, hal. 12.
Universitas Sumatera Utara
Pekerjaan mungkin berdampak negatif bagi kesehatan akan tetapi sebaliknya pekerjaan juga dapat memperbaiki tingkat kesehatan dan kesejahteraan
pekerja bila dikelola dengan baik. Demikian juga status kesehatan pekerja yang sangat mempengaruhi produktivitas kerjanya, pekerja yang sehat memungkinkan
tercapainya hasil kerja baik bila dibandingkan dengan pekerja yang terganggu kesehatannya.
Menurut Sadjung H. Manullang Kesehatan Kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh keadaan kesehatan
yang sempurna baik fisik, mental, maupun sosial sehingga memungkinkan dapat berkerja secara optimal.
18
Menurut Suma’mur Kesehatan Kerja merupakan spesialisasi ilmu
kesehatan beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial
dengan usaha preventif atau kuratif terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap
penyakit umum
19
• Sasarannya adalah manusia .
Adapun kesehatan kerja memiliki sifat sebagai berikut, yaitu :
• Bersifat medis.
20
18
Sadjung H. Manullang, Pokok-pokok Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Jakarta : Rineka Cipta, 2001, hal. 86.
19
Ibid, hal. 1.
20
Ibid hal. 1.
Universitas Sumatera Utara
Konsep kesehatan kerja dewasa ini semakin banyak berubah, bukan sekedar kesehatan pada sektor industri saja, tetapi juga mengarah pada upaya kesehatan
untuk semua orang dalam melakukan pekerjaanya total health of all at work.
21
b. Keselamatan Kerja
Pengistilahan keselamatan dan keselamatan kerja ada bermacam-macam ada yang menyebut dengan istilah Higene Perusahaan dan Hiperkes, dan ada
hanya disingkat K3 dalam istilah asing dikenal Occupational Safety and Health.
Keselamatan kerja occupational safety secara filosofi diartikan suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun
rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil
budaya dan karyanya.
Dan dari segi keilmuan keselamatan kerja diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
22
Menurut Suma’mur Keselamatan Kerja adalah keselamatan yang bertalian
dengan mesin, pesawat, alat kerja, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan.
23
• Sasarannya adalah lingkungan kerja Keselamatan kerja memiliki sifat sebagai berikut yaitu :
• Bersifat teknik
21
Departemen Tenaga Kerja RI, Op.Cit BAB I hal. 5-6.
22
Ibid, hal. 4.
23
Ibid, hal. 2-3.
Universitas Sumatera Utara
Tujuan umum keselamatan dan kesehatan Kerja K3 menurut A. Rachman
yaitu :
24
• Menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif • Agar tenaga kerja dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu
berada dalam keadaan sehat dan selamat • Agar sumber-sumber produksi dapat berjalan secara lancar tanpa
adanya hambatan. Sedangkan Menurut Abdul Hakim dalam bukunya Pengantar Hukum
Ketenagakerjaan Indonesia tujuan dari K3 adalah :
25
• Melindungi pekerja dari resiko kecelakaan kerja • Meningkatkan derajat kesehatan para pekerja
• Agar pekerjaburuh dan orang-orang disekitar terjamin keselamatannya • Menjaga agar sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara
aman dan berdayaguna. Dengan demikian dapat dilihat tujuan utama dari Kesehatan dan
Keselamatan Kerja K3 adalah pencegahan dan pemberantasan penyakit dan kecelakaan akibat kerja, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi
tenaga kerja, perawatan dan mempertinggi produktivitas tenaga manusia, pemberantasan kelelahan kerja dan penglipatgandaan kegairahan serta kenikmatan
kerja, perlindungan bagi masyarakat sekitar perusahaan agar terhindar dari
24
Abdul Rachman Bodiono, Hukum Perburuhan Indonesia Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1997, hal. 5.
25
Abdul Hakim, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia Bandung PT. Citra Aditya Bakti, 2003, hal. 65.
Universitas Sumatera Utara
bahaya pengotoran oleh bahan-bahan dari perusahaan yang bersangkutan dan perlindungan masyarakat luas dari bahaya yang ditimbulkan oleh produk
industri.
26
Perlindungan terhadap K3 sangat erat hubungannya dengan peningkatan produktivitas, maka harus diketahui lebih dulu apa yang dimaksud dengan
produktivitas. Menurut Piagam Oslo 1986, produktivitas adalah konsep universal dimaksudkan untuk menyediakan semakin banyak barang dan jasa semakin banyak
orang dengan mengunakan dan semakin sedikit sumberdaya.
27
F. Metode Penelitian