5. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar akibat
penghirupan debu organik 6.
Penyakit berilium yang disebabkan persenyawaan yang beracun
7.
Penyakit kadmium yang disebabkan persenyawaan yang beracun
8.
Penyakit krom yang disebabkan persenyawaan yang beracun
9.
Penyakit fosfor yang disebabkan persenyawaan yang beracun
10. Penyakit yang disebabkan oleh mangan, arsen, raksa, timbal, flour,
karbon difusida, benzana, alkohol, gasuap penyebab asfiksa 11.
Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen, derivat nitro, nitrogliserin, atau ester asam nitrat
12.
Kelainan pendengaran yang disebabkan kebisingan
13. Dan kelainan otot, urat, tulang persendian, pembuluh darah atau
syaraf tepi yang disebabkan oleh getaran mekanik
2. Terjadinya Kecelakaan Kerja
Kecelakaan adalah kejadian yang tak terduga dan tak diharapkan, sedangkan kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berhubungan
dengan hubungan kerja pada perusahaan. Oleh karena di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih dalam bentuk
perencanaa, maka untuk itu peristiwa sabotase atau tindakan kriminal di luar ruang lingkup kecelakaan yang sebenarnya dan disertai kerugian
material ataupun penderitaan paling ringan sampai paling berat.
Universitas Sumatera Utara
3. Menurunnya Produksi dan Produktivitas Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja erat hubungannya dengan peningkatan produksi dan produktivitas. Produktivitas adalah perbandingan
diantara hasil kerja output dan upaya yang digunakan input. Keselamatan kerja dapat membantu peningkatan produksi dan produktivitas
atas dasar :
85
a. Dengan tingkat keselamatan dan kesehatan kerja yang tinggi,
kecelakaan ataupun penyakit kerja maupun cacat, dan kematian dapat dikurangi atau ditekan sekecil-kecilnya, sehingga pengeluaran pembiayaan
yang tidak perlu dapat dihindari. b.
Tingkat keselamatan dan kesehatan kerja yang tinggi sejalan dengan pemeliharaan dan pengunaan peralatan kerja dan mesin yang produktif
dan efesien dan bertalian dengan tingkat produksi dan produktivitas yang tinggi.
c. Pada berbagai hal, tingkat keselamatan yang tinggi menciptakan
kondisi yang mendukung kenyamanan serta kegairahan kerja, sehingga faktor manusia dapat diserasikan dengan tingkat efisiensi
yang tinggi pula. d.
Praktek keselamatan dan kesehatan tidak bisa dipisahkan dari ketrampilan, keduanya berjalan dengan sejajar dan merupakan
unsur-unsur esensial bagi kelangsungan proses produksi.
85
Suma’mur “Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan” Jakarta : CV. Haji Masagung, 1981, hal. 4.
Universitas Sumatera Utara
e. keselamatan dan kesehatan kerja yang dilaksanakan sebaik-baiknya
dengan partisipasi pengusaha dan buruh akan membawa iklim keamanan dan ketenangan kerja, sehingga sangat membantu bagi
hubungan buruh dan pengusaha yang merupakan landasan kuat terjadinya kelancaran produksi.
C. Konsekuensi Yuridis Atas Tidak Dipatuhinya Aturan K3 Pada Perusahaan PT. Karya Tanah Subur
Di dalam undang-undang Keselamatan Kerja Pasal 15 Bab XI Ketentuan Penutup Memberikan ancaman pidana atas pelanggaran peraturan
perundang-undangan dengan hukuman kurungan selama-lamanya 3 tiga bulan, dan denda setinggi- tingginya Rp 100.000,- seratus ribu rupiah
karena dianggap tindak pidana pelangaran ancaman pidana dianggap terlalu berat.
Selain adanya sanksi pidana juga ada juga sanksi administrasi yaitu berupa :
86
1 Teguran dan peringatan tertulis
2 Pembatasan kegiatan usaha
3 Pembatalan persetujuan dan pembatalan pendaftaran
4 Penghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi
5 Dan pencabutan izin
86
UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 190.
Universitas Sumatera Utara
Jadi, pelanggaran terhadap undang-undang Nomor 1 tahun 1970 ini beserta peraturan pelaksanaannya dapat diancam dengan ancaman pidana,
ancaman pidana tersebut tidak akan membuat efek jera bagi pengusaha yang melanggar UU tersebut, karena dilihat dari ancaman hukuman yang terlalu
singkat dan denda yang dikenakan terlalu sedikit mengingat dimungkinkan banyak tenaga kerja pada suatu tempat kerja perusahaan yang mengalami
cedera berat bahkan kematian serta juga menderita penyakit akibat kerja. Tidak adil jika semua masalah kesehatan dan keselamatan dilimpahkan
kepada perusahaan saja, karena masalah K3 juga tanggungjawab pekerja sebagai objek dari K3. Untuk itu pekerja juga memiliki hak dan kewajiban
terkait dengan K3 yaitu : 1.
Memberikan keterangan apabila diminta oleh pengawas atau ahli K3 2.
Memakai alat pelindung diri 3.
Meminta pengurus untuk melaksanakan syarat-syarat K3 yang diwajibkan 4.
Menyatakan keberatan terhadap pekerjaan dimana syarat-syarat K3 dan alat-alat pelindung diri tidak menjamin keselamatannya.
Tentang pekerja penyandang cacat perusaha harus menyediakan keperluan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Apabila perusahaan tidak
melaksanakan ketentuan dalam Pasal 14 UU No. 4 Tahun 1997 diancam dengan ancaman berupa pidana kurungan selama-lamanya 6 bulan dan denda
setingi-tingginya Rp 200.000.000.- dua ratus juta rupiah karena mereka mempunyai kesamaan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan sesuai
dengan derajat kecacatannya.
87
87
UU No.4 Tahun 1999 tentang Penyandang Cacat Pasal 13
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PERAN PEMERINTAH DALAM MELINDUNGI DAN MENCEGAH
TERJADINYA KECELAKAAN KERJA PADA PT. KARYA TANAH SUBUR
A. Fungsi dan Peran Pemerintah Daerah Dalam Melindungi dan Mencegah Terjadinya Kecelakaan Kerja Pada PT. Karya Tanah Subur
1. Fungsi Pemerintah Daerah Dalam Melindungi dan Mencegah Kecelakaan Kerja PT. Karya Tanah Subur
Dengan kata singkat Pemerintah mempunyai fungsi yaitu Pembinaan dalam keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan.
Fungsi ini meliputi :
88
a. Pengawasan
b. Pendidikan
c. Penyuluhan
d. Penggalakan kerjasama
e. Pembentukan organisasi
f. Pengujian dan penelitian
Pada tingkat daerah di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perlindungan dan Perawatan Tenaga Kerja terdapat pengawas-pengawas
keselamatan kerja yang memeriksa perusahaan-perusahaan tentang dipatuhinya ketentuan keselamatan kerja, selain itu ada juga pengawas
perburuhan yang memeriksa tentang akibat kecelakaan kerja.
88
Suma’mur “ Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan” Jakarta : Haji Masagung, 1981, hal. 319.
Universitas Sumatera Utara
Disamping itu ada juga organisasi Perusahaan Umum Asuransi Tenaga Kerja yang berkantor di Jakarta dan cabangnya di daerah-daerah
kecelakaan akibat kerja dipertanggungjawabkan kepada Perusahaan Umum tersebut akan membayar ganti rugi serta ongkos perawatan dan lain-lainnya.
Fungsi dari direktorat tersebut antara lain :
89
1. Melaksanakan pembinaan, pengawasan serta penyempurnaan dalam
penetapan norma keselamatan di bidang mekanik 2.
Melakukan pembinaan, pengawasan serta penyempurnaan dalam bidang listrik
3. Melaksanakan pembinaan pengawasan serta penyempurnaan dalam
penetapan norma keselamatan di bidang uap 4.
Melaksanakan pembinaan pengawasan serta penyempurnaan dalam penetapan norma keselamatan di bidang pencegahan kebakaran
2. Peran Pemerintah Daerah Dalam Melindungi Keselamatan Kerja PT. Karya Tanah Subur