sebelum dan setelah otonomi. Perbedaan ini dapat dilihat dari tingginya tingkat pembiayaan daerah dari pemerintahan pusat cukup tinggi dan
tekanan keuangan yang mengakibatkan kinerja pemerintahan daerah bergeser naik maupun turun. Perbedaan dengan penelitian yang sekarang
adalah penelitian ini memfokuskan pada hasil Kinerja Keuangan sebelum dan sesudah otonomi daerah, jadi terdapat otonomi daerah sebagai fokus
utama. Penelitian ini juga membandingkan bagaimana Kinerja Keuangan suatu daerah sebelum dan sesudah otonomi daerah.
C. Kerangka Berpikir
Kinerja Keuangan dapat diartikan sebagai gambaran kondisi keuangan suatu instansi dalam kurun waktu atau periode tertentu. Jika
dihubungkan dengan sebuah instansi pemerintah daerah maka Kinerja Keuangan menunjukkan realisasi pendapatan dan belanja dalam
penggunaan anggaran yang menunjukkan seberapa efisiennya daerah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Tujuan dari pengukuran
Kinerja Keuangan adalah mengevaluasi Kinerja Keuangan masa lalu dan menyediakan cara tepat secara berkelanjutan untuk mengevaluasi Kinerja
Keuangan. Melihat keadaan dan masalah yang ada maka pengukuran Kinerja
Keuangan Pemerintah Kabupaten Klaten dapat dilakukan dengan mengkombinasikan analisis perbandingan laporan keuangan, analisis trend
pertumbuhan dan analisis rasio.
Analisis Kinerja Keuangan APBD dapat dilakukan dalam dua bagian, yaitu Analisis Kinerja Keuangan Pendapatan Daerah dan Analisis
Kinerja Keuangan Belanja Daerah. Analisis Kinerja Keuangan Pendapatan Daerah dapat menunjukkan seberapa besar tingkat kemandirian suatu
daerah. Tingginya tingkat kemandirian daerah maka semakin baik juga kualitas pelayanan publiknya. Analisis Kinerja Keuangan Pendapatan
dapat dinilai berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran dan dapat dihitung dengan cara Analisis Varians Pendapatan Daerah, Analisis Pertumbuhan
Pendapatan Daerah, dan Analisis Rasio Keuangan yang meliputi Derajat Desentralisasi, Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah, Rasio Efektifitas
dan Efisiensi Pajak Daerah, dan Derajat Kontribusi BUMD. Analisis Kinerja Keuangan Belanja Daerah dilakukan untuk mengevaluasi seberapa
efektif, efisien dan ekonomis pemerintah daerah telah menggunakan APBD. Berdasarkan pada Laporan Realisasi Anggaran, dapat dilakukan
Analisis Kinerja Keuangan Belanja Daerah dengan cara Analisis Varians Belanja Daerah, Analisis Pertumbuhan Belanja Daerah, Analisis
Keserasian Belanja daerah, dan Analisis Efisiensi Belanja Daerah. Melihat Kinerja Keuangan Pendapatan Daerah dan Kinerja Keuangan
Belanja Daerah, maka dapat dinilai Kinerja Keuangan APBD secara umum, jika semua Kinerja Keuangan tersebut menunjukkan hasil angka
yang sesuai target, maka dikatakan Kinerja Keuangan APBD adalah baik.
D. Paradigma Penelitian