4 Analisis Efisiensi Belanja Daerah
Rasio ini berguna untuk mengukur tingkat penghematan anggaran yang dilakukan pemerintah. Pemerintah daerah di nilai
telah melakukan efisiensi anggaran jika rasio efisiensinya kurang dari 100. Sebaliknya jika melebihi 100 maka mengindikasikan
terjadinya pemborosan anggaran.
B. Penelitian yang Relevan
1. “Analisis Kinerja Keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBD Kabupaten Sleman Tahun 2006- 2010” yang dilakukan oleh Tyas
Nurulafifah 2012. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kinerja Keuangan
Pendapatan Daerah Pemkab Sleman dilihat dari Analisis Varians Dan Pertumbuhan Pendapatan Daerah dapat dikatakan baik, sedangkan dilihat
dari Rasio Derajat Desentralisasi Pemkab Sleman dikatakan rendah, Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah masih sangat tergantung dari
pemerintah pusat, Pemkab Sleman sangat efektif dan efisien dalam mengelola pajak daerah, Rasio Derajat Kontribusi Bank Pasar dan Bank
BPD menunjukkan angka yang rendah. Kinerja Keuangan Belanja Daerah Pemkab Sleman dilihat dari Analisis Varians Dan Pertumbuhan Daerah
dapat dikatakan baik, dari Analisis Keserasian Belanja Daerah dapat
dikatakan Pemkab Sleman mengalokasikan sebagian besar anggaran belanjanya untuk belanja operasional dibandingkan dengan belanja modal,
dari Rasio Efisiensi Belanja Daerah terlihat bahwa realisasi anggaran belanja Pemkab Sleman tidak terdapat angka melebihi anggaran belanja.
Kinerja keuangan pembiayaan daerah Pemkab Sleman adalah kinerja pemerintah Kabupaten Sleman dari analisis pembiayaan secara umum
sudah baik terlihat dari SiLPA yang bersaldo positif yang memberikan indikasi adanya kesehatan fiskal dan kesinambungan fiskal daerah yang
baik. Perbedaan mencolok penelitian ini dengan penelitian sekarang adalah pada penelitian ini mengukur juga kinerja pembiayaan daerah
sedangkan di penelitian sekarang hanya mengukur Kinerja Keuangan dari Pendapatan Dan Belanja Daerah. Perbedaan yang lain adalah tempat
penelitian yang mengambil Kabupaten Sleman, sedangkan untuk penelitian yang sekarang mengambil Kabupaten Klaten.
2. Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah KabupatenKota Sebelum
dan Sesudah Otonomi Daerah yang dilakukan oleh Mhd Karya Satya Azhar 2008
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan Kinerja Keuangan pemerintah daerah dalam bentuk desentralisasi fiskal, upaya
fiskal, kemampuan pembiayaan, dan efisiensi penggunaan anggaran pada era sebelum dan setelah otonomi daerah. Penelitian ini dapat dikatakan
mendukung hasil dari penelitian Abdul Halim dan Izzah Marfhuah, dimana penelitian tersebut menunjukkan terdapat perbedaan Kinerja Keuangan
sebelum dan setelah otonomi. Perbedaan ini dapat dilihat dari tingginya tingkat pembiayaan daerah dari pemerintahan pusat cukup tinggi dan
tekanan keuangan yang mengakibatkan kinerja pemerintahan daerah bergeser naik maupun turun. Perbedaan dengan penelitian yang sekarang
adalah penelitian ini memfokuskan pada hasil Kinerja Keuangan sebelum dan sesudah otonomi daerah, jadi terdapat otonomi daerah sebagai fokus
utama. Penelitian ini juga membandingkan bagaimana Kinerja Keuangan suatu daerah sebelum dan sesudah otonomi daerah.
C. Kerangka Berpikir