waktu periode akuntansi tertentu”. Pahala Nainggolan 2004 Laporan rugi laba menunjukkan penghasilan dan b iaya operasi, bunga , pajak, dan laba bersih yang
diperoleh suatu perusahaan. Bila neraca menyajikan gambaran perusahaan sesaat, maka laporan rugi laba mengikhtisarkan kegiatan-kegiatan untuk memperoleh
laba selama satu periode tertentu Perhitungan rugi laba perusahaan harus disusun sedemikian rupa hingga dapat
memberikan gambaran dari besarnya kegiatan perusahaan dan hasil dari kegiatan itu. Kegiatan-kegiatan paling jelas tercermin pada jumlah penjualan kotor,
penyajiannya adalah sebagai berikut : 1.
Harus memuat secara terperinci unsur-unsur dari hasil dan biaya. 2.
Dapat disusun dalam bentuk urutan ke bawah stafel atau bentuk skontro. 3.
Harus dipisahkan antara hasil dari usaha utama dengan hasil usaha lain-lain. Apabila laporan perhitungan rugi laba disusun dengan cara inklusif maka di dalam
laporan rugi laba tidak dibagi hanya menunjukkan: saldo laba tidak dibagi awal periode, ditambah laba netto dan elemen-elemen luar biasa, dikurangi deviden
yang diumumkan. Apabila laporan perhitungan laba rugi disusun dengan cara current operating performance maka elemen-elemen luar biasa akan Nampak
dalam laporan laba tidak dibagi.
2.4 Kinerja Keuangan Dengan Rasio Keuangan
Rasio merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk mengenalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan
antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunkan alat
Universitas Sumatera Utara
analisa berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan
suatu perusahaan dari suatu period eke periode berikutnya. Analisis rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca
dan laporan laba rugi terhadap satu dengan lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan
tertentu. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur serta dapat ditempuh untuk memperoleh
tambahan dana.Dalam mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu perusahaan, seorang penganalisis memerlukan adanya ukuran atau yardstick
tertentu.Ukuran yang sering digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio.Pengertian rasio sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam
“aritmatical terms” yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data keuangan.Macamnya rasio banyak sekali, karena dapat dibuat
menurut kebutuhan penganalisis. Menurut Riyanto 1992 : 329, analisis rasio keuangan adalah proses penentuan
operasi yang penting dan karakteristik keuangan dari sebuahperusahaan dari data akuntansi dan laporan keuangan. Tujuan dari analisis ini adalah untuk
menentukan efisiensi kinerja dari manajer perusahaan yang diwujudkan dalam catatan keuangan dan laporan keuangan.
Analisis rasio ini memiliki keuanggulan dibanding teknik analisis lainnya. Keunggulan tersebut seperti diuraikan oleh Harahap 1998 : 298 antara lain :
1. Rasio merupakan angka-angka dan ikhtisar statistic yang lebih mudah
Universitas Sumatera Utara
dibaca dan ditafsirkan. 2.
Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model
pengambilankeputusan dan model prediksi. 5.
Menstandarisir ukuran perusahaan. 6.
Lebih mudah memperbandingkan perusahaandengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodic atau time series.
7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa
yang akan datang. Adapun keterbatasan analisis rasio menurut Harahap 1998 : 298 ini antara lain :
a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk
kepentingan pemakainya. b.
Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan juga menjadi keterbatasan analisis ini seperti :
1. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak
mengandung taksiran yang dapat dinilai biasa atau objektif. 2.
Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dari rasio adalah nilai perolehan cost bukan harga pasar.
3. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio.
4. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa
diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda
Universitas Sumatera Utara
c. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio.
d. Jika data yang tersedia tidak sinkron maka akankesulitan dalam menghitung rasio.
e. Jika dua atau lebih perusahaan dibandingkan teknik dan metode yang digunakan berbeda maka perbandingan dapat menimbulkan kesalahan.
2.4.1 Return On Aseet ROA
Return On Assets ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang
digunakan. Return On Assets merupakan perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak EBIT dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Return On Assets
ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan.
Sebaliknya apabila Return On Assets yang negatif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan, perusahaan mendapatkan kerugian. Jadi jika suatu
perusahaan mempunyai ROA yang tinggi maka perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan. Tetapi jika total aktiva yang digunakan
perusahaan tidak memberikan laba maka perusahaan akan mengalami kerugian dan akan menghambat pertumbuhan. Baik profit margin maupun total asset
turnover tidak dapat memberikan pengukuran yang memadai atas efektivitas keseluruhan perusahaan. Profit Margin tidak memperhitungkan penggunaan
aktiva ,sementara total asset turnover tidak memperhitungkan profitabilitas dalam penjualan. Rasio Return On Asset atau Return On Investment mengatasi kedua
Universitas Sumatera Utara
kelemahan tersebut. Peningkatan kemampuan perusahaan dapat terjadi jika ada peningkatan Profit Margin atau peningkatan total asset turn over atau keduanya.
Dua perusahaan dengan Profit margin dan total asset turnover yang berbeda dapat
saja memiliki rasio ROA yang sama.Van Horne 2005:225.
Keunggulan ROA 1.
ROA merupakan pengukuran yang komprehensif dimana seluruhnya mempengaruhi laporan keuangan yang tercermin dari rasio ini.
2. ROA mudah dipahami, dihitung, dan sangat berarti dalam nilai absolut.
3. ROA merupakan denominator yang dapat diterapkan pada setiap unit
organisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas dan unit usaha. Kelemahan ROA
1. Pengukuran kinerja dengan menggunakan ROA membuat manajer divisi
memiliki kecenderungan untuk melewatkan project-project yang menurunkan divisional ROA, meskipun sebenarnya proyek-proyek tersebut dapat
meningkatkan tingkat keuntungan perusahaan ecara keseluruhan. 2.
Manajemen juga cenderung untuk berfokus pada tujuan jangka pendek dan bukan tujuan jangka panjang.
3. Sebuah project dalam ROA dapat meningkatkan tujuan jangka pendek, tetapi
project tersebut mempunyai konsekuensi negatif dalam jangka panjang. Yang berupa pemutusan beberapa tenaga penjualan, pengurangan budget
pemasaran, dan pengguaaan bahan baku yang relatif murah sehingga menurunkan kualitas produk dalam jangka panjang.
Universitas Sumatera Utara
2.4.2 Return On Equity ROE
Rentabilitas modal sendiri dalam hal ini adalah pengembalian atas ekuitas saham biasa digunakan untuk mengukur tingkat laba yang dihasilkan dari
investasi pemegang saham. Investor memandang bahwa return on equity merupakan indikator profitabilitas yang penting, karena return on equity
merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam rangka melakukan tugasnya yakni menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para
pemilik modal. Menurut Husnan dan Pudjiastuti 2007;74, “Return On Equity merupakan
rasio untuk mengukur seberapa banyak keuntungan laba yang menjadi hak pemilik modal sendiri.” Sedangkan menurut Irawaty 2006;61, “Return On
Equity atau yang sering disebut dengan rate of return on net worth, yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba bersih dari modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan tersebut.”
Kemudian menurut Ross, Westerfield, dan Jaffe 2002;37. “Return On Equity is defined as net income after interest and taxes dividend by average
common stockholders equity.”Artinya, Return On Equity adalah laba bersih yang dibagi setelah bunga dan pajak dengan rata-rata modal sendiri.
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Retun On Equity adalah rasio yang digunakan oleh para investor untuk melihat sejauh mana
perusahaan dapat memberikan keuntungan di masa yang akan datang. Atau dengan kata lain, dengan Return On Equity yang tinggi, perusahaan memiliki
Universitas Sumatera Utara
peluang untuk memberikan pendapatan yang besar bagi para pemegang saham. Dalam hal ini akan berdampak pada peningkatan harga saham.
Banyak hal yang mempengaruhi Return On Equity berfluktuasi yaitu karena berbagai faktor yang terjadi, baik itu dalam perusahaan sendiri maupun
luar perusahaan. Menurut Sartono 2001;124, “Return On Equity dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang perusahaan. Apabila proporsi hutang makin besar
maka rasio ini akan makin besar pula”. Dari pernyataan diatas maka faktor yang mempengaruhi tingkat Return On
Equity salah satunya adalah tingkat hutang perusahaan. Tingkat hutang perusahaan yang tinggi maka rasio pengembalian akan tinggi pula. Ini
dikarenakan kemampuan perusahaan untuk memberikan keuntungan yang besar kepada para pemegang saham. Karena alasan dana yang tersedia cukup besar
yaitu dari dana pinjaman pihak luar, maka perusahaan mampu memberikan keuntungan yang tinggi bagi para pemegang saham.
Faktor yang
menentukan Return On Equity besar atau kecil sangat
bergantung pada kinerja perusahaan itu sendiri. Kinerja perusahaan yang baik akan memberikan tingkat Return On Equity yang baik atau sebaliknya.
Menururt Irswati 2006;61 dari rumus diatas maka dapat dikatakan bahwa faktor yang menentukan tingkat Return On Equity adalah jumlah laba bersih
setelah pajak dan dan jumlah total modal sendiri. Jika jumlah laba bersih yang didapat perusahaan tinggi, sementara jumlah total modal sendiri perusahaan
rendah, maka tingkat Return On Equity akan tinggi. Namun sebaliknya apabila jumlah laba bersihyang didapat perusahaan rendah sementara jumlah total modal
Universitas Sumatera Utara
sendiri perusahaan tinggi maka tingkat Return On Equityakan rendah. Menurut
Hasnawati 2006
dalam jurnalnya yang berjudul
“penilaian saham, memahami cara-cara berinvestasi di pasar modal”,
mengemukakan bahwa tingkat Return On Equity, yaitu : 1.
Tax Pajak Semakin tinggi pajak yang diberikan oleh perusahaan maka Return On Equityakan
rendah. Hal ini dikarenakan kas perusahaan yang lebih besar banyak digunakan untuk pembayaran pajak
2. Profit Margin
Semakin tinggi profit margin yang didapat, maka Return On Equity akan semakin tinggi karena tingkat penjualan yang tinggi menunjukkan tingkat keuntungan yang
di dapat yang dengan sendirinya jika laba besar maka tingkat Return On Equity akan tinggi pula.
3. Aset Turnover
Semakin efisien tingkat perputaran aktiva maka semakin efisien kas perusahaan sehingga tingkat Return On Equityakan tinggi pula. Hal ini dikarenakan kas
perusahaan dapat dihemat sehingga kas perusahaan tetap stabil yang berakibat pada tingkat Return On Equity pun akan tinggi.
4. Financial leverage
Semakin tinggi tingkat Financial Leverage maka semakin rendah tingkat Return On Equity.Hal ini dikarenakan dengan semakin tinggi tingkat Financial Leverage
maka semakin banyak hutang yang digunakan sehingga kas perusahaan lebih banyak untuk membayar hutang.
Universitas Sumatera Utara
2.4.3 Gross Profit Margin GPM
Gross Profit Margin GPM, rasio ini menggambarkan efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan
untuk berproduksi secara efisien. Ratnasari 2009 menyatakan bahwa Gross Profit Margin GPM merupakan
rasio atau perimbangan antara laba kotor yang diperoleh perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama. Gross Profit Margin
sangat dipengaruhi oleh harga penjualan, semakin tinggi profitabilitas perusahaan berarti semakin baik. Apabila harga pokok penjualan meningkat, maka GPM akan
menurun, begitu pula sebaliknya.
2.5 Penelitian Terdahulu