Pengaruh Struktur Modal dan Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011
SKRIPSI
PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN KINERJA KEUANGAN
TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN
REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2009-2011
OLEH
Muhammad Taufik 090503211
PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
ABSTRAK
PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
TAHUN 2009-2011
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh struktur modal dengan menggunakan rasio Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Asset Ratio (DAR), Longterm Debt to Equity Ratio (LDER) dan kinerja keuangan dengan menggunkan rasio Return on Equity (ROE), Growth in Revenue (GR), Price Earning Ratio (PER), Earning per Share (EPS), Devidend per Share (DPS) terhadap harga saham pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif, yang menguji pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel lainnya. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan property dan real estate pada periode 2009-2011, yaitu berjumlah 38 perusahaan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 perusahaan, penarikan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling (judgment sampling). Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website BEI yai analisis regresi linier berganda dan model regresi telah diuji terlebih dahulu dalam uji asumsi klasik. Variabel dependen yang digunakan adalah harga saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah DER, DAR, LDER, ROE, GR, PER, EPS, DPS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial LDER, ROE, dan PER berpengaruh terhadap harga saham. DER, DAR, GR, EPS, dan DPS secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham. Secara simultan, DER, DAR, LDER, ROE, GR, PER, EPS, DPS berpengaruh terhadap harga saham.
Kata Kunci : Debt to Equity Ratio, Debt to Asset Ratio, Longterm Debt to Equity Ratio, Return on Equity, Growth in Revenue, Price Earning Ratio, Earning per Share, Devidend per Share, Harga Saham, Property , Real Estate.
(3)
ABSTRACT
THE EFFECT OF CAPITAL STRUCTURE AND FINANCIAL PERFORMANCE ON STOCK PRICE OF THE PROPERTY AND REAL ESTATE COMPANY THAT LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE
2009-2011
This research aims to analyze the influence of capital structure with using ratio: Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Asset Ratio (DAR), Longterm Debt to Equity Ratio (LDER) and financial performance with using ratio: Return on Equity (ROE), Growth in Revenue (GR), Price Earning Ratio (PER), Earning per Share (EPS), Devidend per Share (DPS) on the stock prices of property and real estate company that listed in Indonesain Stock Exchange (BEI).
This research is a kind of associated design which analyze the influence of one variable to another variable. The population used in this research are property and real estate companies in the period 2009-2011, which there are 38 companies. The sample used in this research are 30 companies, which was done by using purposive sampling method (judgement sampling). Data used in this research is secondary data obtained from multiple regressions analysis and the regression models have firstly been tested in the classical assumption test. The dependent variable is the stock price, while the independent variable are DER, DAR, LDER, ROE, GR, PER, EPS, DPS.
The result of this research show that, partially ratio LDER, ROE, PER influence toward stock price. DER, DAR, GR, EPS, dan DPS partially uninfluenced toward stock price. Simultaneously DER, DAR, LDER, ROE, GR, PER, EPS, DPS influence toward stock price.
Keyword: Debt to Equity Ratio, Debt to Asset Ratio, Longterm Debt to Equity Ratio, Return on Equity, Growth in Revenue, Price Earning Ratio, Earning per Share, Devidend per Share, Harga Saham, Property , Real Estate.
(4)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Struktur Modal dan Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, banyak pihak yang telah berperan memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. teristimewa dan yang tercinta penulis persembahakan kepada Ayahanda Ir. Richwan Salayan dan Ibunda Erni Lubis yang dengan kasih sayangnya telah mengasuh, mengasih, membimbing, dan telah berkorban moril dan materil serta tidak pernah lupa siang dan malam terus mendoa’kan buat penulis agar kelak menjadi anak yang berguna bagi Nusa dan Bangsa. Pada kesempatan ini juga, dengan segala kerendahan hati, tulus dan ikhlas penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs.Arifin Lubis MM., Ak, selaku Plt. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafuddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. selaku Ketua Departemen S1 Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak. selaku Sekertaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
(5)
3. Bapak Drs. Firman Syarif, MSi, Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi dan Ibu Mutia Ismail, SE., MM., Ak. Selaku Sekertaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Drs, Hotmal Ja’far, MM., Ak, selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberikan arahan, bimbingan, saran dan waktu yang diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi.
5. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis M.Si.,Ak. selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan masukan dan arahan kepada penulis.
6. Untuk kakakku tersayang Indah Kurnia Putri, Rina Ramadhani, dan Rini Ramadhana serta teman spesial saya Febby Revita Sari atas segala dukungan yang telah diberikan kepada penulis yang membantu penulis dalam menyelesaikan kuliah dan skripsi ini. Terima kasih ini adalah sebagian kecil hal yang ingin aku persembahkan untuk membahagiakan kalian.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca guna penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri maupun bagi pihak-pihak yang membutuhkannya.
Medan, 21 Januari 2013 Yang Membuat Pernyataan,
NIM : 090503211 Muhammad Taufik
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Perumusan Masalah ... 8
1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 8
1.3.2 Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2.1 Tinjauan Teoritis... 10
2.1.1 Teori Struktur Modal ... 10
2.1.1.1 Teori Keagenan ... 10
2.1.1.2 Teori Pecking Order ... 11
2.1.1.3 Teori Trade off ... 12
2.1.1.4 Teori Arus Kas Bebas ... 13
2.1.2 Teori Kinerja Keuangan ... 14
2.1.3 Analisis Laporan Keuangan ... 16
2.1.3.1 Analisis Rasio Keuangan ... 17
2.1.4 Teori Harga Saham ... 22
2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 26
2.3 Kerangka Konseptual ... 28
2.4 Hipotesis Penelitian ... 29
BAB III METODE PENILITIAN ... 30
3.1 Jenis Penelitian ... 30
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 30
3.3 Jenis dan sumber Data ... 32
3.4 Metode Pengumpulan Data ... 32
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel ... 33
3.5.1 Variabel Independen ... 33
3.5.1.1 Debt to Equity Ratio (DER) ... 33
3.5.1.2Debt to Asset Ratio (DAR) ... 34
3.5.1.3Longterm Debt to Equity Ratio (LDER) ... 34
3.5.1.4 Return on Equity (ROE) ... 34
(7)
3.5.1.6 Price Earning Ratio (PER) ... 35
3.5.1.7 Earning Per Share (EPS) ... 35
3.5.1.8 Deviden Per Share(DPS) ... 36
3.5.2 Variabel Dependen ... 36
3.6 Metode Analisis Data ... 36
3.6.1 Uji Asumsi Klasik ... 37
3.6.1.1 Uji Normalitas ... 37
3.6.1.2 Uji Autokorelasi ... 38
3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 38
3.6.1.4 Uji Multikolinearitas ... 39
3.6.3 Pengujian Hipotesis ... 40
3.6.3.1 Analisis Regresi Berganda ... 40
3.6.2.2 Uji Parsial (t-test) ... 41
3.6.2.3 Uji Simultan (F-test) ... 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 43
4.1 Data Penelitian ... 43
4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 43
4.2.1 Statistik Deskriptif ... 43
4.2.2Uji Asumsi Klasik ... 45
4.2.2.1 Uji Normalitas ... 45
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas ... 52
4.2.2.3 Uji Autokorelasi ... 54
4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 55
4.2.3 Pengujian Hipotesis ... 56
4.2.3.1 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 56
4.2.3.2 Uji Hipotesis Secara Parsial (t-test) ... 60
4.2.3.3 Uji Signifikansi Simultan (F-test) ... 64
4.3 Pembahasan ... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 70
5.1 Kesimpulan ... 70
5.2 Saran ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 74
(8)
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 26
3.1 Daftar Sampel Perusahaan ... 31
4.1 Statistik Deskriptif ... 43
4.2 Hasil Analisis Kolmogrov-Smirnov(K-S) Sebelum Transformasi 46 4.3 Hasil Analisis Kolmogrov-Smirnov(K-S) Setelah Transformasi .. 48
4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 53
4.5 Hasil Uji Autokorealasi ... 55
4.6 Hasil Analisis Regresi ... 57
4.7 Hasil Uji-t ... 61
(9)
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 28 4.1 Hasil Uji Normalitas dengan Histogram
Sebelum Transformasi Data ... 49 4.2 Hasil Uji Normalitas dengan Histogram
Setelah Transformasi Data ... 50 4.3 Hasil Uji Normalitas dengan P-Plot
Sebelum Transformasi Data ... 51 4.4 Hasil Uji Normalitas dengan P-Plot
Sebelum Transformasi Data ... 52 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot ... 56
(10)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
A. Sampel Penelitian
Lampiran i Daftar Perusahaan Property dan Real Estate yang
menjadi sampel………..78
B. Data Penelitian Lampiran ii Nilai Variabel……….80
C. Hasil Output SPSS Lampiran iii Statistik Deskriptif ... 88
Lampiran iv Regression ... 89
Lampiran v Histogram ... 90
Lampiran vi Grafik P-P Plot ... 90
Lampiran vii Uji Multikolinearitas ... 91
Lampiran viii Scatterplot ... 91
Lampiran ix Uji Autokorelasi ... 92
Lampiran x Analisis Regresi (Uji t) ... 92
Lampiran xi Uji F ... 93
(11)
ABSTRAK
PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
TAHUN 2009-2011
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh struktur modal dengan menggunakan rasio Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Asset Ratio (DAR), Longterm Debt to Equity Ratio (LDER) dan kinerja keuangan dengan menggunkan rasio Return on Equity (ROE), Growth in Revenue (GR), Price Earning Ratio (PER), Earning per Share (EPS), Devidend per Share (DPS) terhadap harga saham pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif, yang menguji pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel lainnya. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan property dan real estate pada periode 2009-2011, yaitu berjumlah 38 perusahaan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 perusahaan, penarikan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling (judgment sampling). Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website BEI yai analisis regresi linier berganda dan model regresi telah diuji terlebih dahulu dalam uji asumsi klasik. Variabel dependen yang digunakan adalah harga saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah DER, DAR, LDER, ROE, GR, PER, EPS, DPS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial LDER, ROE, dan PER berpengaruh terhadap harga saham. DER, DAR, GR, EPS, dan DPS secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham. Secara simultan, DER, DAR, LDER, ROE, GR, PER, EPS, DPS berpengaruh terhadap harga saham.
Kata Kunci : Debt to Equity Ratio, Debt to Asset Ratio, Longterm Debt to Equity Ratio, Return on Equity, Growth in Revenue, Price Earning Ratio, Earning per Share, Devidend per Share, Harga Saham, Property , Real Estate.
(12)
ABSTRACT
THE EFFECT OF CAPITAL STRUCTURE AND FINANCIAL PERFORMANCE ON STOCK PRICE OF THE PROPERTY AND REAL ESTATE COMPANY THAT LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE
2009-2011
This research aims to analyze the influence of capital structure with using ratio: Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Asset Ratio (DAR), Longterm Debt to Equity Ratio (LDER) and financial performance with using ratio: Return on Equity (ROE), Growth in Revenue (GR), Price Earning Ratio (PER), Earning per Share (EPS), Devidend per Share (DPS) on the stock prices of property and real estate company that listed in Indonesain Stock Exchange (BEI).
This research is a kind of associated design which analyze the influence of one variable to another variable. The population used in this research are property and real estate companies in the period 2009-2011, which there are 38 companies. The sample used in this research are 30 companies, which was done by using purposive sampling method (judgement sampling). Data used in this research is secondary data obtained from multiple regressions analysis and the regression models have firstly been tested in the classical assumption test. The dependent variable is the stock price, while the independent variable are DER, DAR, LDER, ROE, GR, PER, EPS, DPS.
The result of this research show that, partially ratio LDER, ROE, PER influence toward stock price. DER, DAR, GR, EPS, dan DPS partially uninfluenced toward stock price. Simultaneously DER, DAR, LDER, ROE, GR, PER, EPS, DPS influence toward stock price.
Keyword: Debt to Equity Ratio, Debt to Asset Ratio, Longterm Debt to Equity Ratio, Return on Equity, Growth in Revenue, Price Earning Ratio, Earning per Share, Devidend per Share, Harga Saham, Property , Real Estate.
(13)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang memiliki peran yang sangat penting bagi suatu Negara. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melakukan investasi. Pasar telah menjadi perhatian banyak pihak khususnya masyarakat bisnis. Hal ini terutama dikarenakan oleh kegiatan pasar modal yang semakin berkembang dan efisien disatu pihak dan dilain pihak meningkatkan keinginan masyarakat untuk mencari alternatif pembiayaan usaha selain bank dan lembaga keuangan bukan bank. Mengingat akan pentingnya pasar modal, maka di Indonesia mulai memberi kesempatan bagi pihak swasta untuk mendirikan bursa efek dan bursa paralel di daerah-daerah. Investor memerlukan informasi dalam melakukan investasinya di pasar modal untuk mengurangi ketidakpastian investasi, memperkirakan aliran kasnya di masa yang akan datang, dan menentukan sekuritas apa yang harus dibeli dan dijual sehingga perasaan aman akan investasi dan tingkat return akan diperoleh dari investasi tersebut. Salah satu sumber informasi yang dapat digunakan oleh investor adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan pengaruh faktor internal yang mempengaruhi investor.
Dengan memanfaatkan laporan keuangan sebagai faktor internal diharapkan investor dapat memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian (risiko)
(14)
arus kas bersih perusahaan. Seorang investor dalam menilai kinerja manajemen perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan perusahaan yang diterbitkan setiap tahun. Laporan keuangan disusun dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antar data keorganisasian. Dengan melihat laporan keuangan, investor dapat melihat bagaimana kinerja perusahaan.
Analisa laporan keuangan merupakan hal dibutuhkan untuk memahami informasi laporan keuangan. Analisa laporan keuangan merupakan alternatif untuk menguji apakah informasi keuangan bermanfaat untuk melakukan klasifikasi atau prediksi terhadap pertumbuhan laba atau harga saham.
Salah satu masalah dalam kebijaksanaan keuangan dalam perusahaan adalah masalah struktur modal. Masalah struktur modal merupakan masalah penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial perusahaan. Suatu perusahaan yang mempunyai struktur modal yang tidak baik, dimana mempunyai utang yang sangat besar akan memberikan beban yang berat pada perusahaan yang bersangkutan.
Penggunaan hutang oleh perusahaan mempunyai dua keuntungan, yaitu pertama, bunga yang dibayarkan dapat dipotong untuk tujuan pajak, sehingga menurunkan biaya efektif dari hutang. Kedua pemegang hutang (debtholder) mendapat pengembalian yang tetap, sehingga pemegang saham (stockholder) tidak perlu mengambil bagian laba mereka ketika perusahaan dalam kondisi prima.
(15)
Penggunaan hutang oleh perusahaan juga memiliki beberapa kelemahan. Pertama, semakin tinggi rasio hutang (debt ratio), semakin tinggi pula risiko perusahaan, sehingga suku bunganya mungkin akan lebih tinggi. Kedua, apabila sebuah perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan laba operasi tidak mencukupi untuk menutup beban bunga, maka pemegang sahamnya harus menutup kekurangan itu, dan perusahaan akan bangkrut jika mereka tidak sanggup. Terlalu banyak hutang akan menghambat perkembangan perusahaan yang pada gilirannya dapat membuat pemegang saham berpikir dua kali untuk tetap menanamkan modalnya.
Hubungan Struktur modal terhadap harga saham merupakan hal penting yang harus diperhatikan para inverstor karena struktur modal berpengaruh terhadap tingkat pengembalian kepada pemegang saham. Investor perlu mengetahui bagaimana pendanaan di perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya. Pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal terjadi pada leverage keuangan tingkat tertentu. Leverage keuangan merupakan penggunaan dana dimana dalam penggunaan dana tersebut perusahaan harus mengeluarkan beban tetap.
Kebijakan struktur modal melibatkan perimbangan (trade-off) antara risiko dan tingkat pengembalian. Jika perusahaan menggunakan banyak hutang, artinya perusahaan tersebut memperbesar risiko yang ditanggung pemegang saham serta memperbesar tingkat pengembalian investasi (Brigham, 2001 : 5).
(16)
Selain itu, struktur modal optimal mengakibatkan setiap pertambahan hutang akan menurunkan kinerja (nilai) perusahaan itu. Inilah yang menjadi tugas utama manajer keuangan yakni dapat menentukan target struktur modal yang optimal bagi perusahaan. Struktur modal diindikasikan dengan debt to equity ratio (DER), debt to asset ratio (DAR), longterm debt to equity ratio (LDER).
Pada sisi lain investor perlu mengetahui berapa return yang terbaik, return diperoleh investor dari dua sumber; yaitu dalam bentuk pembagian dividend dan kenaikan harga saham di pasar modal. Naik dan turunnya harga saham pada dasarnya menjadi perhatian juga bagi investor melakukan investasi daripada mengharapkan pembagian dividen meskipun perusahaan memperoleh laba, dan jika diperhatikan maka tingkat return dari pembayaran dividen pada dasarnya lebih kecil daripada return yang diperoleh dari kenaikan harga saham.
Harga saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia sewaktu-waktu dapat berubah secara acak. Hal ini dapat dilihat dari hasil temuan oleh Husnan dan Mamduh tentang harga saham dalam pengamatan pada tahun 1990, menyatakan bahwa harga saham adalah acak dan efesiensi pasar Bursa Efek Indonesia berada pada bentuk efisiensi lemah (Husnan dan Mamduh, 1991).
Kenaikan dan penurunan harga saham di pasar modal membuat investor cenderung melakukan analisis harga saham untuk memilih saham yang baik. Analisis yang digunakan investor dalam melakukan analisis harga saham, dapat dilakukan dengan 2 (dua) pendekatan, yaitu menggunakan analisis fundamental (internal perusahaan), yang diukur dari kinerja keuangan dan kinerja manajemen perusahaan atau menggunakan analisis teknikal (eksternal perusahaan), yang
(17)
diukur dari pola perubahan harga saham karena hal-hal diluar kebijakan perusahaan.
Nilai kelayakan suatu saham dinyatakan sebagai nilai yang paling tepat, sebagaimana dengan kinerja perusahaan. Sehingga nilai intrinsik saham harus menggambarkan secara nyata internal perusahaan, khususnya yang terkait dengan kemampuan perusahaan menciptakan arus tunai (cash flow) dalam menjalankan operasional perusahaan secara efektif, efisien dan produktif. Dengan demikian nilai intrinsik saham secara langsung harus terproyeksi pada nilai pasar saham di pasar modal (Basu, 1983).
Menurut Abdullah (2005 : 120), rasio yang biasa digunakan dalam mengukur kinerja keuangan adalah rasio solvabilitas, rasio likuiditas dan rasio profitabilitas. Rasio yang menggambarkan profitabilitas adalah return on equity (ROE).
Perusahaan property dan real estate merupakan bidang yang menjanjikan untuk berkembang di Indonesia melihat potensi jumlah penduduk yang terus bertambah besar, semakin banyaknya pembangunan di sektor perumahan, apartemen pusat-pusat perbelanjaan, gedung-gedung perkantoran dan rasio kepemilikan rumah yang cukup rendah. Oleh karena itu, investasi dibidang property dan real estate sangat menjanjikan.
Beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya tentang topik yang serupa diantaranya adalah Citra (2010) meneliti pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, rasio return on
(18)
equity (ROE) berpengaruh terhadap harga saham. debt equity ratio (DER) dan price earning ratio (PER) secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham. Secara simultan, debt equity ratio (DER), price earning ratio (PER) dan return on equity (ROE) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Muharni (2009) meneliti pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham perbankan di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial kinerja keuangan yang diwakili oleh CAR dan LDR tidak berpengarauh signifikan terhadap harga saham, sedangkan ROA berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Secara simultan, semua variabel independen yaitu CAR, LDR dan ROA berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (harga saham).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Rudyono (2011) meneliti Pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham emiten perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa capital adequacy ratio (CAR), non performing loan (NPL), return on equity (ROE), earning per share (EPS), dan Loan to deposit ratio (LDR) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial, hanya variabel return on equity (ROE) dan earning per share (EPS) yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Yesika (2010) meneliti menganai pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan
(19)
bahwa secara simultan net profit margin (NPM), return on equity (ROE), debt to equity ratio (DER), dan earning per share (EPS) tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Secara parsial, penelitian ini menunjukkan NPM, ROE, DER tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham, sedangkan EPS berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham.
Penelitian lain yang dilakukan Cory (2010) meneliti pengaruh current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), total assets turn over (TATO), return on investment (ROI), return on equity (ROE), dan price earning ratio (PER) terhadap harga saham pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial setiap variabel independen yang diteliti yaitu CR, DER, LDER, TATO, ROI, ROE, dan PER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan menunjukkan bahwa CR, DER, LDER, TATO, ROI, ROE, dan PER berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Penulis ingin menguji kembali teori yang menyatakan bahwa struktur modal dan kinerja keuangan berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini dilakukan untuk melihat konsisten temuan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Perbedaan dengan penelitian terdahulu adalah (1) periode tahun penelitian dimana periode penelitian terdahulu 2006-2009, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan periode 2009-2011, (2) Sampel penelitian menggunakan perusahaan Property dan real estate. (3) Variabel independen yang digunakan struktur modal terdiri dari; Debt to Equity Ratio (DER) , Debt to Asset Ratio (DAR) , dan Longterm Debt to Equity Ratio (LDER). Sedangkan untuk
(20)
variabel kinerja keuangan terdiri dari; Return on Equity (ROE), Growth in Revenue (GR), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS), dan Deviden per Share (DPS).
Penulis menambahkan variabel Growth in Revenue (GR), dan Deviden per Share (DPS). Penulis menambahakan variabel Growth in Revenue (GR) karena kinerja perusahaan dapat ditunjukkan oleh tingkat pendapatan atau penjualan perusahaan tersebut. Berdasarkan dari penelitian-penelitian dan latar belakang diatas maka peneliti mengambil judul “Pengaruh Struktur Modal dan Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011”.
1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Apakah struktur modal yang terdiri dari Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Asset Ratio (DAR), Longterm Debt to Equity Ratio (LDER) dan kinerja keuangan yang terdiri dari Return on Equity (ROE), Growth in Revenue (GR), Price Earning Ratio (PER), Earning per Share (EPS), Devidend per Share (DPS) berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap harga saham pada perusahaan property dan Real Estate yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
(21)
Adapun Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
Untuk menguji pengaruh struktur modal yang terdiri dari Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Asset Ratio (DAR), Longterm Debt to Equity Ratio (LDER) dan kinerja keuangan yang terdiri dari Return on Equity (ROE), Growth in Revenue (GR), Price Earning Ratio (PER), Earning per Share (EPS), Devidend per Share (DPS) berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap harga saham pada perusahaan property dan Real Estate yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut:
1. Bagi peneliti diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan mengenai pengaruh struktur modal dan kinerja keuangan terhadap harga saham.
2. Bagi Perusahaan dan calon investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam membuat keputusan investasi yang tepat dan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak manajemen dalam upaya meningkatkan laba perusahaan.
3. Bagi Pembaca dan pihak-pihak lainnya, sebagai bahan referensi dan sumber informasi dalam melakukan penelitian-penelitian sejenis berikutnya.
(22)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1.Tinjauan teoritis
1.1.1.Teori Struktur Modal
Struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan Copeland, 1997:19). Menurut Husnan (1996:275), struktur modal adalah perbandingan antara sumber jangka panjang yang bersifat pinjaman dan modal sendiri. Struktur modal juga dapat didefinisikan sebagai perimbangan atau perbandingan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto, 2001:296).
Kebijakan mengenai struktur modal melibatkan trade off antara risiko dan tingkat pengembalian. Penambahan utang akan memperbesar risiko perusahaan tetapi sekaligus juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan tetapi sekaligus juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. Risiko yang makin tinggi akibat membesarnya utang cenderung menurunkan harga saham, tetapi meningkatkan tingkat pengembalian yang diharapkan akan menaikkan harga saham tersebut
2.1.1.1Teori Keagenan
Menurut teori ini, struktur modal disusun sedemikian rupa untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan.
(23)
Konflik yang terjadi adalah antara stockholders dengan debthholders. Kreditur memiliki hak atas pembagian laba perusahaan atau sebagaian asset terutama dalam kasus kebangkrutan. Sementara itu pemegang saham memegang pengendalian perusahaan yang mungkin akan sangat menentukan profitabilitas dan risiko perusahaan. Pada perusahaan yang jumlah hutangnya mencapai jumlah yang signifikan dibandingkan dengan saham, maka pemegang saham akan tergoda melakukan substitusi asset. Dalam hal ini pemegang saham akan beroperasi dengan meningkatkan risiko perusahaan. Risiko perusahaan yang meningkat menguntungkan bagi pemegang saham karena kemungkinan memperoleh keuntungan yang tinggi akan semakin besar.
2.1.1.2Teori Pecking Order
Teori Pecking order (Brigham, Houston 2001: 56) pertama sekali dikemukakan oleh Myers dan Majluf (1984) dan pada teori ini Myers (1989) secara ringkas mengikhtisarkan teori pecking order struktur modal dengan tiga poin, yaitu:
a. Perusahaan menerapkan kebijaksanaan dividen untuk kesempatan berinvestasi.
(24)
b. Perusahaan lebih suka mendanai kesempatan investasi dengan dana yang sepenuhnya dari dalam dulu, lalu modal keuangan eksternal akan dicari.
c. Saat pendanaan eksternal dibutuhkan, perusahaan akan pertama memilih menerbitkan sekuritas hutang dahulu, lalu menerbitkan sekuritas jenis modal akan dilakukan terakhir.
Jika harga saham jatuh cukup serius, maka pemegang saham lama akan dirugikan jika dilakukan penerbitan saham baru. Sebaliknya, pemegang saham baru yang akan diuntungkan karena bisa membeli saham dengan harga murah. Karena jatuhnya harga saham tersebut berkaitan dengan asimetri informasi, maka bisa dikatakan bahwa ada biaya asimetri informasi yang berkaitan dengan penerbitan saham. Biaya tersebut akan semakin besar jika harga saham jatuh cukup signifikan.
Teori ini menjelaskan kesempatan investasi oleh investor. Jika ada kesempatan investasi, maka perusahaan akan mencari dana untuk mendanai kebutuhan investasi tersebut. Perusahaan akan memulai dengan dana internal dan sebagai pilihan terakhir adalah menerbitkan saham.
2.1.1.3Teori trade off
Dalam kenyataanya, apabila hutang semakin tinggi maka semakin tinggi kemungkinan (probabilitas) kebangkrutan. Sebagai
(25)
contoh, Semakin tinggi hutang, semakin besar bunga yang harus dibayarkan. Kemungkinan tidak membayar bunga yang tinggi akan semakin besar. Pemberi pinjaman bisa membangkrutkan perusahaan jika perusahaan tidak bisa membayar hutang. Kemudian, diikuti oleh penurunan harga saham sehingga kebangkrutan perusahaan tidak bisa dihindarkan lagi.
2.1.1.4Teori Arus Kas Bebas (Free Cash Flow)
Demodaran (1997:449) menjelaskan bahwa “Teori free cash flow menggambarkan bahwa arus kas berasal dari operasi dan pengunaanya berada di bawah control manajemen perusahaan, manajer menggunakan kas bebas untuk membiayai proyek, membayar dividen kepada pemegang saham, atau menahanya sebagai saldo kas”.
Pandangan teori free cash flow menyatakan bahwa pada saat perusahaan membutuhkan dana, pemegang saham lama lebih suka untuk menerbitkan hutang baru daripada menerbitkan sekuitas baru, sebab prasyarat pembayaran bunga akan memaksa manajer untuk bertindak sejalan dengan kepentingan pemegang saham. Pada pembayaran hutang yang tetap, penyalahgunaan uang investor berisiko terhadap kegagalan pembayaran hutang yang menyebabkan kepailitan perusahaan.
(26)
2.1.2 Teori Kinerja Keuangan
Kinerja perusahaan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Kinerja juga merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengalokasikan sumber dayanya ke dalam bentuk operasi perusahaan atau merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumberdayanya. Tujuan dari penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membedakan hasil dan tindakan yang diinginkan. Penilaian kinerja perusahaan dapat dilihat dari segi analisis laporan keuangan dan dari segi perubahan harga saham.
Munawir (2002:31) menyatakan bahwa tujuan dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan adalah:
a. Mengetahui tingkat likuiditas
Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan pada saat ditagih.
b. Mengetahui tingkat solvabilitas
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut
(27)
dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
c. Mengetahui tingkat rentabilitas
Rentabilitas atau yang sering disebut dengan profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
d. Mengetahui tingkat stabilitas
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya serta membayar beban bunga atas hutang-hutangnya tepat pada waktunya.
Lipton & Lorsch (1992) menegaskan bahwa kinerja perusahaan merupakan hasil dari tindakan direktur. Sedangkan Keats, dkk (1998) beranggapan bahwa kinerja merupakan sebuah konsep yang sulit, baik definisi maupun dalam pengukurannya, karena sebagai sebuah konstruk, kinerja bersifat multidimensional dan oleh karena itu pengukuran menggunakan dimensi pengukuran tunggal tidak mampu memberikan pemahaman yang komprehensif. Venkatraman dkk (1986) berpendapat bahwa pengukuran kinerja hendaknya menggunakan atau mengintegrasikan dimensi pengukuran yang beragam. Sampai saat ini masih muncul perdebatan tentang pendekatan yang tepat bagi konseptualisasi dan pengukuran kinerja organisasi (Venkatraman dkk,
(28)
1998), sehingga ukuran kinerja yang cocok dan layak tergantung pada keadaan unik yang dihadapi peneliti.
Pengukuran keuangan dinyatakan dalam ketentuan moneter. Sedangkan pengukuran bukan keuangan adalah data kuantitatif yang diciptakan diluar sistem akuntansi yang formal. Horne (2005:112) menyebutkan bahwa untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan, analisis keuangan membutuhkan ukuran keuangan yang pasti. Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan dimasa depan.
2.1.3 Analisis laporan keuangan
Analisis laporan keuangan adalah aplikasi dari alat dan teknis analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis. (Wild,2005:3)
Menurut Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia dikatakan bahwa: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007:2).
(29)
Unsur laporan keuangan terdiri dari lima bagian, yaitu: a) Neraca (aktiva, kewajiban dan modal)
b) Laporan Laba/Rugi (pendapatan, biaya dan laba/rugi)
c) Laporan Perubahan Modal (bertambah atau berkurangnya modal)
d) Laporan Arus Kas (arus kas masuk dan keluar) e) Catatan atas laporan keuangan
Pengertian analisis laporan keuangan menurut Harahap (2008:190) yaitu:
Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data nonkuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.
Rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu: a) Rasio-rasio likuiditas (Liquitity Ratios)
b) Rasio-rasio leverage
c) Rasio efisiensi atau disebut juga rasio aktivitas (Efficiency ratiosi)
d) Rasio kemampulabaan (Profitability Ratios)
2.1.3.1Analisis rasio keuangan
Rasio keuangan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini terdiri dari Delapan rasio, yaitu:
(30)
a) Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to equty ratio merupakan rasio yang termasuk dalam rasio solvabilitas atau leverage. Debt to equity ratio melihat struktur keuangan perusahaan dengan mengaitkan jumlah kewajiban dengan jumlah ekuitas pemilik. Menurut Simamora (2000:533) Debt to equity ratio dapat diukur dengan rumus sebagai berikut:
Debt to Equity Ratio = ��������� �����������
Bertambah tinggi debt to equity ratio ini mengindikasi bertambah banyak aktiva perusahaan yang dibelanjai oleh kreditur. Persentase dari hasil debt to equity ratio merupakan persentase dana yang tertanam pada ekuitas yang berasal dari hutang (kewajiban). Sebaliknya, semakin rendah debt to equity ratio maka semakin sedikit kewajiban perusahaan dimasa yang akan datang.
b) Debt to Asset Ratio (DAR)
Menurut Horne (2005:210), DAR menunjukkan banyaknya hutang digunakan perusahaan untuk membiyai seluruh aktiva yang dimiliknya. Semakin tinggi rasio DAR, risko keuangan juga semakin tinggi.
Debt To Asset Ratio = ���������� ����������
(31)
c) Long Term Debt to Equity Ratio (LDER)
Long term debt to equity ratio merupakan rasio yang diukur dari perbandingan antara utang jangka panjang dengan ekuitas (Kasmir, 2008:166). Tujuannya adalah untuk
mengukur berapa bagian dari ekuitas (modal sendiri) yang dijadikan jaminan utang jangka panjang. Semakin besar rasio
ini menunjukkan semakin besar beban bunga dan utang jangka panjang yang harus dibayar sehingga akan menurunkan laba perusahaan. LDER dihitung dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan ekuitas yang disediakan oleh perusahaan.
Rumus untuk menghitung Longterm Debt to Equity Ratio adalah berikut:
Longterm Debt to Equity Ratio= ������������ ������ d) Returnon Equity (ROE)
Menurut Brigham dan Daves (2004:240) : Rasio keuangan yang paling penting adalah rasio yang membandingkan laba bersih dengan ekuitas pemegang saham, yang disebut dengan tingkat pengembalian atas ekuitas (ROE).
Pemegang saham berinvestasi untuk mendapatkan keuntungan atas dana yang diinvestasikan dan rasio ROE mengindikasikan seberapa baik perusahaan dapat memberikan keuntungan bagi para pemegang saham secara akuntansi.
(32)
Semakin tinggi ROE menunjukkan semakin efisensi perusahaan dalam menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba bagi pemegang saham dan sebaliknya. Rumus untuk menghitung Return on Equity adalah:
ROE = �������������������������� �����������
e) Growth in Revenue (GR)
Menurut (Harahap, 2008:309) Rasio Growth in Revenue menunjukkan persentasi kenaikan penjualan tahun ini dibanding dengan tahun lalu. Semakin tinggi semakin baik.
GR= �����������ℎ�����−�����������ℎ������ �����������ℎ������
f) Price Earning Ratio (PER)
Price earning ratio merupakan rasio yang menunjukkan perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan laba per saham (Harahap, 2008:311). PER menunjukkan penilaian pasar (Market valuation) dari potensi pertumbuhan perusahaan dan prospek laba di masa yang akan datang. PER yang tinggi menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan dan laba yang tinggi di masa depan. Sebaliknya, PER yang rendah menunjukkan ekspektasi pasar yang rendah terhadap pertumbuhan dan laba di masa depan.
Rumus untuk menghitung Price Earning ratio adalah sebagai berikut:
(33)
Price Earning Ratio = MarketPrice ��� g) Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kondisi dan pertumbuhan perusahaan. Earning per share yang didistribusikan kepada para investor tergantung pada kebijakan perusahaan dalam pembayaran dividen. Earning per share dapat menunjukkan tingkat kesejahteraan perusahaan, artinya Earning Per share dibagikan kepada para investor tingi maka hal itu menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang baik kepada pemegang saham.
Earning per share yang tinggi akan membuat permintaan atas saham perusahaan meningkat dimana tingginya permintaan saham ini akan menyebabkan harga saham perusahaan bergerak naik. Rumus untuk menghitung Earning per share adalah (Harahap, 2008:305):
EPS= labaBagiansahambersangkutan �����ℎ��ℎ��
h) Deviden Per Share (DPS)
Menurut (Syahyunan, 2004:86) menunjukkan besarnya pembayaran dividen per lembar saham.
Rumus untuk menghitung Deviden Per Share adalah
DPS= ��������
(34)
2.1.4 Teori harga saham
Saham (stock atau share) adalah surat berharga yang paling popular diantara surat berharga lainnya yang ada di pasar modal. Saham dapat didefenisikan sebagai tanda Penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas (Darmadji, 2006 : 6). Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Pada umumnya, saham merupakan Saham biasa (common stock). Saham biasa (common stock) merupakan salah satu jenis efek yang paling banyak diperdagangkan di pasar modal (Anoraga, 2006:58).
Menurut Darmadji (2006 : 7) ada beberapa sudut pandang untuk membedakan saham, yaitu :
a. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka saham terbagi atas :
1. Saham biasa (common stock), yaitu saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi yang paling junior dalam pembagian dividen dan hak atas kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
2. Saham preferen (preferred stock), yaitu saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa. Karena bisa mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.
(35)
b. Dilihat dari cara peralihannya, saham dapat dibedakan atas:
1. Saham atas unjuk (bearer stock), artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, tujuannya agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain.
2. Saham atas nama (registred stock), merupakan saham dengan nama pemilik yang ditulis secara jelas dan cara peralihannya harus memalui prosedur tertentu.
c. Ditinjau dari kinerja perdagangan, maka saham dapat dikategorikan atas:
1. Saham unggulan (blue chip stock), yaitu saham biasa dari suatu emiten yang memiliki reputasi tinggi sebagai pemimpin (leader) di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil, dan konsisten dalam membayar deviden.
2. Saham pendapatan (income stock), yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.
3. Saham pertumbuhan (growth stock-well-known), yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai pemimpin diindustri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. Selain itu, terdapat juga growth stock (lesser-known), yaitu saham dari emiten yang tidak berperan sebagai leader dalam industri, namun memiliki ciri growth stock.
(36)
Umumnya, saham ini berasal dari daerah dan kurang popular di kalangan emiten.
4. Saham spekulatif (speculative stock), yaitu saham emiten yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun. Meskipun belum dapat dipastikan, akan tetapi saham ini memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi dimasa yang akan datang.
5. Saham siklikal (cyclical stock), yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.
Harga pasar merupakan harga pada riil dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupan (closing price) dari suatu saham (Anoraga, 2006:59). Setiap investor yang berinvestasi dalam saham, setiap hari, dari waktu ke waktu, mereka harus rajin memantau perkembangan terakhir dari kondisi emiten dimana mereka menginvestasikan uang mengamati pergerakan saham di bursa secara keseluruhan karena perkembangan kondisi emiten, baik positif maupun negatif, pasti berpengaruh pada harga saham yang diterbitkan.
Menurut Basir (2005:63), harga sebuah saham dapat berubah naik atau turun dalam hitungan waktu yang sangat cepat. Harga saham dapat berubah dalam hitungan menit bahkan dapat berubah dalam hitungan
(37)
detik. Hal tersebut dimungkinkan karena banyaknya order yang dimasukkan ke sistem JATS (Jakarta Automated Trading Sistem). Masuknya order-order yang diterima dari nasabah baik jual maupun beli akan berpotensi terjadinya transaksi pada harga tertentu. Dalam perdagangan saham, dikenal beberapa istilah yang berkaitan dengan harga saham. Istilah-istilah tersebut antara lain :
1. previous price menunjukkan harga pada penutupan hari sebelumnya.
2. Open atau opening price menunjukkan harga pertama kali pada saat pembukaan sesi I perdagangan, yaitu jam 09.30 pagi.
3. High atau highest price menunjukkan harga tertinggi suatu saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut. 4. Low atau lowest price menunjukkan harga terendah atas suatu
saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut. 5. Last price menunjukkan harga terakhir yang terjadi atas suatu
saham.
6. Change menunjukkan selisih antara harga penutupan hari sebelumnya dengan harga terakhir yang terjadi atau selisih antar previous dengan last. Jika nilai pada change positif, misalnya +100 artinya harga saham tersebut lebih tinggi 100 jika dibandingkan hari sebelumnya.
7. Closing price menunjukkan harga penutupan suatu saham. Closing price ditentukan pada akhir sesi II yaitu jam 16.00 sore.
(38)
2.2.Tinjauan penelitian terdahulu
Penelitian terdahulu mengenai pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap harga saham menunjukkan hasil-hasil yang berbeda. Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian-penelitian terdahulu. Rincian mengenai penelitian-penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.1
Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu No Peneliti (Tahun) Judul Variabel Hasil Penelitian 1. CITRA NOVELI
SITEPU (2010) Pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada perushaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI Variabel independen: ROE, DER , PER Variabel dependen: Harga saham
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, rasio return on equity (ROE) berpengaruh terhadap harga saham. Debt equity ratio (DER) dan price earning ratio (PER) secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham. Secara simultan, Debt equity ratio (DER), price earning ratio (PER) dan return on equity (ROE) berpengaruh terhadap harga saham.
2. Cory (2010) Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Long term Debt to Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return on Investment, Return on Equity, Price Earning ratio terhadap harga saham pada perusahaan real estate dan property yang Variebel independen: CR, DER, LDER, TATO, ROI, ROE, PER. Variabel dependen: Harga Saham
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial setiap variabel independen yang diteliti yaitu CR, DER, LDER, TATO, ROI, ROE, dan PER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan menunjukkan bahwa CR, DER, LDER, TATO, ROI, ROE, dan PER berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
(39)
terdaftar di BEI. 3. Muharni
Octaviani Matondang (2009) Pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham perbankan di bursa efek Indonesia Variabel independen: CAR, LDR, ROA Variabel dependen: Harga saham
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial kinerja keuangan yang diwakili oleh CAR dan LDR tidak berpengarauh signifikan terhadap harga saham, sedangkan ROA berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Secara simultan, semua variabel independen yaitu CAR, LDR dan ROA berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (harga saham).
4. Rudhyono (2011) Pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham emiten perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI) Variabel independen: CAR, NPL, ROE, EPS, LDR Variabel dependen: Harga saham
Hasil penelitian menunjukkan bahwa capital adequacy ratio (CAR), non performing loan (NPL), return on equity (ROE), earning per share (EPS), dan Loan to deposit ratio (LDR) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial, hanya variabel return on equity (ROE) dan earning per share (EPS) yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
5. Yesika C Sihombing (2010) Pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia (BEI) Variabel independen: NPM, ROE, DER, EPS. Variabel dependen: Harga saham.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan net profit margin (NPM), return on equity (ROE), debt to equity ratio (DER), dan earning per share (EPS) tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Secara parsial, penelitian ini menunjukkan NPM, ROE, DER tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham, sedangkan EPS berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham.
(40)
2.3 Kerangka konseptual
Kerangka konseptual adalah sebuah model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor telah diidentifikasi sebagai masalah.
Dalam penelitian ini, yang merupakan variabel independen adalah Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Asset Ratio (DAR), Longterm Debt to Equity Ratio (LDER), Return on Equity Ratio (ROE), Growth in Revenue (GR), Price Earning Ratio (PER), Earning per Share (EPS), Devidend per Share (DPS)
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual STRUKTUR MODAL:
• Debt to equity ratio (DER)
(X1)
• Debt to asset ratio (DAR)
(X2)
• Longtermdebttoequity ratio (LDER) (X3)
KINERJA KEUANGAN:
• Return on Equity (ROE) (X4)
• Growth in revenue (GR) (X5)
• Price earing ratio (PER) (X6)
• Earning per share (EPS) (X7)
• Dividend per share (DPS)(X8) Harga saham (Y) H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7 H8 H9
(41)
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dapat didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis di antara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji (Sekaran, 2006:135). Berdasarkan kerangka konseptual yang telah diuraikan, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
H1 : Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
H2 : Debt to Asset Ratio (DAR) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
H3: Longterm Debt to Equity Ratio (LDER) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
H4: Return on Equity ratio (ROE) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
H5: Growth in Revenue ratio (GR) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
H6: Price Earning Ratio(PER) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
H7: Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
H8: Dividend Per Share (DPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
H9: Struktur modal dan kinerja keuangan berpengaruh signifikan terhadap harga saham secara simultan.
(42)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian sebab akibat (causal research). Penelitian kausal bertujuan untuk menguji hipotesis dan merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel (Erlina, 2008:). Dalam penelitian kausal terdapat dua jenis variabel yaitu variabel independen yakni variabel yang mempengaruhi dan variabel dependen atau variabel yang dipengaruhi (Umar, 2003:30).
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan di bidang Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yang didasarkan atas beberapa kriteria yaitu:
1. Perusahaan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009,2010,2011.
2. Perusahaan yang tidak delisting dari BEI selama periode pengamatan (Tahun 2009-2011).
3. Perusahaan sampel memiliki semua data yang diperlukan secara lengkap dari variabel yang diteliti.
(43)
Berdasarkan kriteria tersebut, maka sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 perusahaan dari 38 perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI. Sehingga total sampel penelitian ini berjumlah 90 sampel.
Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai penentuan sampel penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Daftar sampel perusahaan
No Nama Perusahaan KODE Kriteria Sampel
1 2 3
1. Agung Podomoro land Tbk APLN -
2. Alam Sutra Reality Tbk. ASRI SAMPEL 1 3. Bekasi Asri Pemula Tbk. BAPA
4. Bumi Citra Permai Tbk BCIP
5. Bhuawanatala Indah Permai Tbk. BIPP SAMPEL2 6. Bukit Darmo Property Tbk BKPD SAMPEL 3
7. Sentul City Tbk BKSL SAMPEL4
8. Bumi Serpong Damai Tbk BSDE
9. Cowell Development Tbk COWL SAMPEL5
10. Ciputra Development Tbk CTRA SAMPEL6
11. Ciputra Property Tbk CTRP SAMPEL7
12 Ciputra Surya Tbk CTRS SAMPEL8
13 Duta Anggada Realty Tbk DART SAMPEL9 14 Intiland Development Tbk DILD SAMPEL10
15 Duta Pertiwi Tbk DUTI SAMPEL11
16 Bakrieland Development Tbk ELTY SAMPEL12 17 Megapolitan Development Tbk EMDE - -
18 Fortune Mate Indonesia Tbk FMII SAMPEL13 19 Goa Makassar Tourism Development
Tbk
GMTD SAMPEL14 20 Perdana Gapuraprima Tbk GPRA SAMPEL15 21 Jakarta Internasional Hotels And
Development Tbk
JIHD SAMPEL16 22 Jaya Real Property Tbk JRPT SAMPEL17 23 Global Land Development Tbk KPIG SAMPEL18 24 Lamicitra Nusantara Tbk LAMI - -
25 Laguna Cipta Griya Tbk LCGP SAMPEL19
26 Lippo Cikarang Tbk LPCK SAMPEL20
27 Lippo Karawaci Tbk LPKR SAMPEL21
28 Modernland Realty Tbk MDLN SAMPEL22
(44)
30 Metropolitan land Tbk MTLA - -
31 Indonesia Prima Property Tbk MORE SAMPEL24
32 Pakuwon Jati Tbk PWON SAMPEL25
33 Panca Wiratama Sakti Tbk PWSI SAMPEL26 34 Ristia Bintang Mahkota Sejati Tbk RBMS SAMPEL27 35 Danayasa Arthatama Tbk SCBD SAMPEL28
36 Suryainti Permata Tbk SIIP -
37 Suryamas Dutamakmur Tbk SMDM SAMPEL29
38 Summarecon Agung Tbk SMRA SAMPEL30
3.3. Jenis dan Sumber Data
Data-data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan setiap tahun pada periode tahun 2009-2011. Data didapat dari laporan keuangan tahunan perusahaan yang diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) yait
3.4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan, yaitu data diperoleh dari beberapa literatur yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti, penelusuran data ini dilakukan dengan cara:
1. Penelusuran secara manual untuk data dalam format kertas hasil cetakan. Data yang disajikan dalam format kertas hasil cetakan antara lain berupa jurnal, buku, skripsi dan thesis.
2. Penelusuran dengan menggunakan komputer untuk data dalam format elektronik. Data yang disajikan dalam format elektronik ini antara lain berupa laporan-laporan BEI, dan situs internet.
(45)
3.5. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
3.5.1. Variabel Independen
Menurut Erlina dan Mulyani (2007:34) “Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya”. Berikut merupakan variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini.
3.5.1.1. Debt to Equity Ratio(DER)
Debt to equty ratio merupakan rasio yang termasuk dalam rasio solvabilitas atau leverage. Debt to equity ratio melihat struktur keuangan perusahaan dengan mengaitkan jumlah kewajiban dengan jumlah ekuitas pemilik. Menurut Simamora (2000:533) Debt to equity ratio dapat diukur dengan rumus sebagai berikut:
Debt to Equity Ratio = ��������� �����������
Bertambah tinggi debt to equity ratio ini mengindikasi bertambah banyak aktiva perusahaan yang dibelanjai oleh kreditur. Persentase dari hasil debt to equity ratio merupakan persentase dana yang tertanam pada ekuitas yang berasal dari hutang (kewajiban). Sebaliknya, semakin rendah debt to equity ratio
(46)
maka semakin sedikit kewajiban perusahaan dimasa yang akan datang.
3.5.1.2.Debt to Asset Ratio (DAR)
DAR menunjukkan banyaknya hutang digunakan perusahaan untuk membiyai seluruh aktiva yang dimiliknya. Semakin tinggi rasio DAR, risko keuangan juga semakin tinggi.
Debt To Asset Ratio = ���������� ����������
3.5.1.3 Longterm Debt to Equity Ratio (LDER)
Long term debt to equity ratio merupakan rasio yang diukur dari perbandingan antara utang jangka panjang dengan ekuitas. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari ekuitas (modal sendiri) yang dijadikan jaminan utang jangka panjang. .
Rumus untuk menghitung Longterm Debt to Equity Ratio adalah berikut:
Longterm Debt to Equity Ratio= ������������ ������
3.5.1.4Returnon Equity (ROE)
Rasio ROE mengindikasikan seberapa baik perusahaan dapat memberikan keuntungan bagi para pemegang saham secara akuntansi. Rumus untuk menghitung Return on Equity adalah:
(47)
ROE = �������������������������� �����������
3.5.1.5Growth in Revenue (GR)
Rasio Growth in Revenue menunjukkan persentasi kenaikan penjualan tahun ini dibanding dengan tahun lalu. Semakin tinggi semakin baik. Rumus untuk menghitung GR adalah:
GR= �����������ℎ�����−�����������ℎ������ �����������ℎ������
3.5.1.6Price Earning Ratio (PER)
Price earning ratio merupakan rasio yang menunjukkan perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan laba per saham. PER menunjukkan penilaian pasar (Market valuation) dari potensi pertumbuhan perusahaan dan prospek laba di masa yang akan datang. Rumus untuk menghitung Price Earning ratio adalah sebagai berikut:
Price Earning Ratio = MarketPrice ���
3.5.1.7Earning Per Share (EPS)
Earning per share dapat menunjukkan tingkat kesejahteraan perusahaan, artinya Earning Per share dibagikan kepada para investor tinggi maka hal itu menandakan bahwa perusahaan
(48)
tersebut mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang baik kepada pemegang saham. Rumus untuk menghitung Earning per share adalah
EPS= labaBagiansahambersangkutan �����ℎ��ℎ��
3.5.1.8. Deviden Per Share(DPS)
Rasio DPS menunjukkan besarnya pembayaran dividen per lembar saham. Cara menghitung Deviden Per Share:
DPS= ��������
���������ℎ����������������������������
3.5.2 Variebel Dependen
Menurut Sarwono (2006:38) variabel dependen adalah variabel yang memberikan reaksi atau respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham penutupan (closing price) per tahun perusahaan property dan real estate pada tahun 2009,2010, dan 2011 yang menjadi sampel penelitian.
3.6. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan analisis statistik yang mengunakan regresi linier berganda dan menggunakan SPSS. Metode dan teknik analisis dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
(49)
3.6.1. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Model regresi akan layak dijadikan alat estimasi apabila memenuhi persyaratan Best Linear Unbiasedestimator, yakni tidak terdapat heteroskedastisitas, multikolinearitas, dan autokorelasi. Uji asumsi klasik yang dilakukan meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
3.6.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk melihat bahwa suatu data terdistribusi secara normal atau tidak. Menurut Ghozali (2005:110), ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik. Penelitian ini menggunakan analisis statistik dengan uji Kolmogrov Smirnov. Pedoman pengambilan keputusan rentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov dapat dilihat dari:
1. Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal.
2. Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal (Ghozali, 2005:115).
(50)
3.6.1.2Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu dengan yang lain. Masalah autokorelasi ini umumnya terjadi pada data time series. Terjadi atau tidaknya autokorelasi bisa diketahui dengan membandingkan nilai statistik hitung Durbin-Watson. Adapun kriteria untuk mengetahui terjadi atau tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut :
1. jika nilai D-W dibawah -2 maka terjadi autokorelasi positif. 2. jika nilai D-W diantara -2 sampai +2 maka tidak terjadi
autokorelasi.
3. jika nilai D-W diatas +2 maka terjadi autokorelasi negatif (Sunyoto, 2005:91).
3.6.1.3Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah dengan melihat grafik plot antara
(51)
nilai prediksi variabel dependen dengan nilai residualnya. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedstisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scarrteplot dengan dasar analisis: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, sperti titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbuh Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. (Ghozali, 2005:105).
3.6.1.4Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk meneliti apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regrasi dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Batasan umum yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance <0,01 atau sama dengan VIF >10 (Ghozali, 2005:91).
(52)
3.6.2.Pengujian Hipotesis
3.6.2.1.Analisis Regresi Berganda
Teknik analisis yang digunakan dalam menjawab permasalahan penelitian ini adalah dengan menggunakan regresi linier berganda. Regresi linier berganda yakni model regresi yang memiliki lebih dari satu variabel independen. Model regresi linier berganda dikatakan baik apabila memenuhi asumsi normalitas data serta bebas dari asumsi – asumsi klasik statistik baik multikolinearitas, autokolerasi dan heteroskedastisitas.
Persamaan regresi linear berganda penelitian ini, yakni: Y = a + b1X1 +b2X2 + b3 X3+ b4 X4+ b5X5 + b6X6+b7X7+b8X8 + e
Keterangan:
Y = Harga saham (closing price) per tahun X1 = DER
X2 = DAR
X3 =LDER
X4 = ROE
X5 = GR
X6 =PER
X7 =EPS
X8 =DPR
(53)
3.6.2.2.Uji Parsial (t-test)
Uji parsial digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005:83). Hipotesis yang akan diuji adalah:
H0 = Tidak semua variabel independen berpengaruh secara
parsial terhadap variabel dependen.
Ha = Semua variabel independen berpengaruh secara parsial
terhadap variabel dependen.
Uji parsial ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel berdasarkan kriteria berikut:
H0 diterima dan Ha ditolak apabila t hitung < t tabel, pada α = 5%
H0 ditolak dan Ha diterima apabila t hitung > t tabel, pada α = 5%
3.6.2.3.Uji Simultan (F-test)
Uji F-test dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi berganda memiliki pengaruh secara bersama – sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005:84). Hipotesis yang akan diuji adalah:
H0 = Tidak semua variabel independen berpengaruh secara
simultan terhadap variabel dependen.
(54)
terhadap variabel dependen.
Uji F-test dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dengan ketentuan sebagai berikut:
H0 diterima dan Ha ditolak apabila Fhitung < F tabel, pada α = 5%
(55)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Penelitian
Objek penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemilihan sample menggunkan metode purposive sampling sehingga jumlah sampel sebanya 30 dari 38 perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
4.2. Analisis Hasil Penelitian 4.2.1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata serta standar deviasi data yang digunakan dalam penelitian.
Tabel 4.1
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance
DER 90 -1.82 3.83 .8172 .84303 .711
DAR 90 .04 2.24 .4306 .38895 .151
LDER 90 .01 3.01 .3571 .45560 .208
ROE 90 -20.04 60.40 9.8498 11.92670 142.246
(56)
PER 90 -131.57 166.66 9.7080 36.71382 1347.905
EPS 90 -42.54 243.73 22.1105 43.30126 1874.999
DPS 90 .00 95.43 9.2285 16.42341 269.728
HARGA SAHAM 90 50.00 2900.00 485.7222 621.43404 386180.270
Valid N (listwise) 90
Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2012
Berdasarkan data dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa:
a) Variabel debt to equity ratio (X1) memiliki sampel (N) sebanyak 90, dengan nilai minimum (terkecil) -1.18 , nilai maksimum (terbesar) 3.83, dan mean (nilai rata-rata) 0.8172. Standar Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 0.84303.
b) Variabel debt to asset ratio (X2) memiliki nilai minimum (terkecil) 0.04 , nilai maksimum (terbesar) 2.24, dan mean (nilai rata-rata) 0.4306. Standar Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 0.38895.
c) Variabel longterm debt to equity ratio (X3) memiliki nilai minimum (terkecil) 0.01, nilai maksimum (terbesar) 3.01, dan mean (rata-rata) 0.3571. Standar Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 0.45560.
d) Variabel return on equity (X4) memiliki nilai minimum (terkecil) -20.04, nilai maksimum (terbesar) 60.40, dan mean (rata-rata) 9.8498. Standar Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 11.92670.
(57)
e) Variabel Growth in Revenue (X5) memiliki nilai minimum (terkecil) -0.84, nilai maksimum (terbesar) 1.73, dan mean (rata-rata) 0.2256. Standar Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 0.51113.
f) Variabel price earning ratio (X6) memiliki nilai minimum (terkecil) -131.57, nilai maksimum (terbesar) 166.66, dan mean (rata-rata) 9.7080. Standar Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 36.71382.
g) Variabel earning per share (X7) memiliki nilai minimum (terkecil)-42.54, nilai maksimum (terbesar) 243.73, dan mean (rata-rata) 22.1105. Standar Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 43.30126.
h) Variabel dividend per share (X8) memiliki nilai minimum (terkecil) 0.00, nilai maksimum (terbesar) 95.43, dan mean (rata-rata) 9.2285. Standar Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 16.42341. i) Variabel harga saham (Y) memiliki nilai minimum (terkecil) 50, nilai
maksimum (terbesar) 2900, mean (rata-rata) 485.7222, Standar Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 621.43404.
4.2.2. Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas
Uji data statistik dengan model Kolmogrov-Smirnov dilakukan untuk mengetahui apakah data sudah terdistribusi secara normal atau tidak. Pedoman pengambilan keputusan
(58)
rentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov dapat dilihat dari:
1. Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal.
2. Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal (Ghozali, 2005:115).
Hasil uji normalitas dengan menggunakan model uji One-Sample Kolmorgrov-Smirnov (K-S), dimana apabila nilai signifikan atau probabilitas <0.05, maka distribusi data adalah tidak normal.
Tabel 4.2
Kolmogrov-Smirnov (K-S) sebelum Transformasi Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 90
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 4.75369996E2
Most Extreme Differences Absolute .148
Positive .148
Negative -.107
Kolmogorov-Smirnov Z 1.409
Asymp. Sig. (2-tailed) .038
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
(59)
Berdasarkan hasil uji statistik dengan model Kolmogrov-Smirnov seperti yang terdapat dalam tabel 4-2 dapat disimpulkan bahwa data tidak terdistribusi normal, hal ini dapat dilihat dari nilai Asymp.Sig.(2-tailed) Kolmogrov-Smirnov sebesar 0.038. Dengan demikian data tidak terdistribusi secara normal, sehingga tidak dapat dilakukan pengujian lebih lanjut. Untuk itu perlu dilakukan tindakan perbaikan (treatment) agar model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Tindakan perbaikan yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini dengan menggunakan transformasi seluruh variabel penelitian dalam bentuk fungsi logaritma natural (LN) sehingga dari Harga saham = f (DER,DAR,LDER,ROE,GR,PER,EPS,DPS) menjadi Harga saham = f (LNDER. LNDAR, LNLDER, LNROE, LNGR, LNPER, LNEPS, LNDPS). Kemudian, data diuji berdasarkan asumsi normalitas. Hasil uji statistik dengan model Kolmogrov-Smirnov yang baru setelah dilakukan transformasi data yang tidak normal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
(60)
Tabel 4.3
Kolmogrov-Smirnov (K-S) setelah Transformasi Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 90
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .69213671
Most Extreme Differences Absolute .075
Positive .075
Negative -.057
Kolmogorov-Smirnov Z .567
Asymp. Sig. (2-tailed) .905
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Output SPSS, diolah Penulis, 2012
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa hasil pengujian statistik dengan model Kolmogrov-Smirnov menunjukkan bahwa data telah terdistribusi normal karena nilai Asymp.Sig.(2-tailed) Kolmogrov-Smirnov sebesar 0.905. Dengan demikian data terdistribusi normal karena memiliki nilai signifikansi yang lebih besar dari 0.05.
Berikut ini pengujian normalitas dapat juga dilakukan dengan menggunakan analisis grafik dari histogram dan normal probability plot. Berikut ini ditampilkan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik histogram dan normal probability plot.
(61)
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas dengan Histogram Sebelum Transformasi Data
Sumber: Output SPSS, diolah Penulis, 2012
Grafik histogram di atas menunjukkan bahwa data belum terdistribusi secara normal. Hal ini dapat dilihat dari grafik histogram yang menunjukkan distribusi data tidak mengikuti garis diagonal yang menunjukkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
(62)
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas dengan Histogram Setelah Transformasi Data
Sumber: Output SPSS, diolah Penulis, 2012
Grafik histogram di atas menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Hal ini dapat dilihat dari grafik histogram yang menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Hal ini juga didukung dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik Plot.
Mean=1.496-15 Std Dev =0.926
(63)
Gambar 4.3
Hasil Uji Normalitas dengan P-Plot Sebelum Transformasi Data
Sumber: Output SPSS, diolah Penulis, 2012
Berdasarkan Grafik Normal P-Plot diatas, dapat dilihat bahwa titik-titik menjauh digaris diagonal (berpencar jauh dari garis diagonal) maka grafik Normal P-Plot ini dinyatakan tidak berdistribusi normal sehingga tidak memenuhi asumsi normalitas.
(64)
Gambar 4.4
Hasil Uji Normalitas dengan P-Plot Setelah Transformasi Data
Sumber: Output SPSS, diolah Penulis, 2012
Berdasarkan Grafik Normal P-Plot diatas, dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar digaris diagonal (tidak berpencar jauh dari garis diagonal) maka grafik Normal P-Plot ini dinyatakan berdistribusi normal sehingga memenuhi asumsi normalitas.
4.2.2.2 Uji Multikolienaritas
Uji Multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah secara variabel bebas memiliki hubungan yang sempurna atau
(65)
tidak. Syarat diterimanya model regresi berganda apabila antara variabel bebas tidak mengandung korelasi yang sempurna. Pengujian multikolinearitas dapat dilihat dari nilai variance inflation factor (VIF) berdasarkan hasil output SPSS, apabila nilai VIF < 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0.10 dapat disimpulkan bahwa tidak adanya multikolinearitas.
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 5.535 .477 11.609 .000
LN DER -.227 .173 -.221 -1.314 .195 .381 2.623
LN DAR .248 .235 .187 1.054 .297 .343 2.912
LN LDER -.231 .105 -.304 -2.204 .032 .567 1.762
LN ROE .361 .130 .402 2.776 .008 .515 1.941
LN GR .083 .089 .111 .932 .356 .766 1.305
LN PER -.204 .095 -.299 -2.158 .036 .564 1.772
LN EPS -.056 .051 -.139 -1.106 .274 .687 1.455
LN DPS .075 .050 .194 1.481 .145 .629 1.589
a. Dependent Variable: LN HARGA SAHAM
Sumber: Output SPSS, diolah Penulis, 2012
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya multikolinearitas. Hal tersebut dapat dilihat dengan membandingkan dengan nilai Tolerance lebih besar dari 0.10 dan nilai VIF dari setiap variabel independen lebih
(66)
kecil dari 10. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
4.2.2.3. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Adapun kriteria untuk mengetahui terjadi atau tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut :
1. Jika nilai D-W dibawah -2 maka terjadi autokorelasi positif. 2. Jika nilai D-W diantara -2 sampai +2 maka tidak terjadi
autokorelasi.
3. Jika nilai D-W diatas +2 maka terjadi autokorelasi negatif (Sunyoto, 2005:91).
(67)
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .694a .481 .395 .74759 1.578
a. Predictors: (Constant), LN DPS, LN LDER, LN ROE, LN GR, LN EPS, LN PER, LN DER, LN DAR
b. Dependent Variable: LN HARGA SAHAM
Sumber: Output SPSS, diolah Penulis, 2012
Berdasarkan tabel diatas pada kolom Durbin Watson, dapat dilihat bahwa nilai Durbin Watson sebesar 1.578 yang menunjukkan tidak ada autokorelasi karena nilainya berada diantara -2 dan 2, yang mengartikan bahwa angka Durbin Watson lebih besar dari -2 dan lebih kecil dari 2. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif maupun negatif.
4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian residual pada semua pengamatan di dalam model regresi. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas. hasil dari uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
(68)
Gambar 4.5
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot
Sumber: Output SPSS, diolah Penulis, 2012
Dari grafik Scatterplot tersebut dapat dilihat bahwa penyebaran residual adalah tidak teratur. Hal tersebut dapat dilihat pada titik-titik atau plot yang menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Dengan demikian, dapat disimpulkan adalah tidak terjadi heteroskedastisitas atau persamaan regresi memenuhi asumsi heteroskedastisitas.
4.2.3. Pengujian Hipotesis
4.2.3.1. Hasil Analisis Regresi Berganda
Analisa regresi linier berganda untuk menguji sejauh mana dan arah pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Debt to
(1)
C. Hasil Output SPSS Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation Variance
DER 90 -1.82 3.83 .8172 .84303 .711
DAR 90 .04 2.24 .4306 .38895 .151
LDER 90 .01 3.01 .3571 .45560 .208
ROE 90 -20.04 60.40 9.8498 11.92670 142.246
GR 90 -.84 1.73 .2256 .51113 .261
PER 90 -131.57 166.66 9.7080 36.71382 1347.905
EPS 90 -42.54 243.73 22.1105 43.30126 1874.999
DPS 90 .00 95.43 9.2285 16.42341 269.728
HARGA SAHAM
90 50.00 2900.00 485.7222 621.43404 386180.270
Valid N (listwise)
(2)
Regression
Uji Normalitas Data
Kolmogrov-Smirnov (K-S) sebelum Transformasi Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize d Residual
N 90
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 4.75369996E2
Most Extreme Differences
Absolute .148
Positive .148
Negative -.107
Kolmogorov-Smirnov Z 1.409
Asymp. Sig. (2-tailed) .038
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Kolmogrov-Smirnov (K-S) sebelum Transformasi Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize d Residual
N 90
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .69213671
Most Extreme Differences
Absolute .075
Positive .075
Negative -.057
Kolmogorov-Smirnov Z .567
Asymp. Sig. (2-tailed) .905
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
(3)
Histogram
Grafik P-P Plot
Mean=1.496-15 Std Dev =0.926
(4)
Uji Multikolinearitas Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B
Std.
Error Beta
Toleranc
e VIF
1 (Constan
t)
5.535 .477 11.609 .000
LN DER -.227 .173 -.221 -1.314 .195 .381 2.623
LN DAR .248 .235 .187 1.054 .297 .343 2.912
LN LDER
-.231 .105 -.304 -2.204 .032 .567 1.762
LN ROE .361 .130 .402 2.776 .008 .515 1.941
LN GR .083 .089 .111 .932 .356 .766 1.305
LN PER -.204 .095 -.299 -2.158 .036 .564 1.772
LN EPS -.056 .051 -.139 -1.106 .274 .687 1.455
LN DPS .075 .050 .194 1.481 .145 .629 1.589
a. Dependent Variable: LN HARGA SAHAM
(5)
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .694a .481 .395 .74759 1.578
a. Predictors: (Constant), LN DPS, LN LDER, LN ROE, LN GR, LN EPS, LN PER, LN DER, LN DAR
b. Dependent Variable: LN HARGA SAHAM
Analisis Regresi (Uji t)
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig.
B
Std.
Error Beta
1 (Constan
t)
5.535 .477 11.609 .000
LN DER -.227 .173 -.221 -1.314 .195
LN DAR .248 .235 .187 1.054 .297
LN LDER
-.231 .105 -.304 -2.204 .032
LN ROE .361 .130 .402 2.776 .008
LN GR .083 .089 .111 .932 .356
LN PER -.204 .095 -.299 -2.158 .036
LN EPS -.056 .051 -.139 -1.106 .274
LN DPS .075 .050 .194 1.481 .145
(6)
Uji F
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 24.880 8 3.110 5.564 .000a
Residual 26.827 48 .559
Total 51.707 56
a. Predictors: (Constant), LN DPS, LN LDER, LN ROE, LN GR, LN EPS, LN PER, LN DER, LN DAR