Latar Belakang Sasaran Nasional Tujuan

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Luas areal perkebunan Indonesia sampai dengan tahun 2013 sekitar 22,64 juta ha dan yang diusahakan oleh rakyat sekitar 70 dari total areal perkebunan. Produktivitas baru mencapai 58 dari potensi. Rendahnya produktivitas dan mutu antara lain disebabkan oleh penggunaan benih unggul yang baru mencapai 40, rendahnya kualitas penerapan Good Agricultural Practicies GAP di tingkat petani dan masih tingginya kehilangan hasil akibat serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan OPT. Kondisi tersebut diperburuk dengan terjadinya cekaman iklim seperti kekeringan, kebakaran lahan dan banjir. Luas areal perkebunan dan lahan masyarakat yang mengalami kebakaran pada tahun 2013 seluas 17.809,28 ha. Sedangkan pada tahun 2012, luas areal perkebunan yang rusak akibat bencana banjir seluas 21 ha, puting beliung seluas 523,9 ha dan curah hujan tinggi 4.221 ha. Dampak perubahan iklim yang ditandai dengan terjadinya fenomena iklim ekstrim kekeringan dan curah hujan tinggi menyebabkan perubahan pada proses fisiologis tanaman antara lain pada tebu menurunkan rendemen gula, kelapa sawit menurunkan produksi Tandan Buah Segar TBS, 2 dan pada karet menurunkan produksi latex. Untuk meminimalisir kerugian yang disebabkan oleh perubahan iklim maka perlu dilakukan upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim, serta dukungan dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, maka pada tahun 2015 Direktorat Perlindungan Perkebunan melaksanakan kegiatan Antisipasi Dampak Perubahan Iklim.

B. Sasaran Nasional

Sasaran yang ingin dicapai pada kegiatan Antisipasi Dampak Perubahan Iklim adalah memfasilitasi pencegahan kebakaran dan penanganan dampak perubahan iklim serta pengurangan risiko kekeringan dalam mendukung peningkatan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan berkelanjutan.

C. Tujuan

Tujuan kegiatan adalah: 1. Mengantisipasi dampak perubahan iklim secara dini melalui kegiatan pemantauan kebakaran lahan dan kebun, dampak perubahan iklim dan bencana alam. 3 2. Terjalinnya kerjasama antar instansi pemerintah di daerah, pelaku usaha perkebunan, petani dan masyarakat dalam upaya Penanggulangan Kebakaran Lahan dan Kebun. 3. Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang peraturan perundang-undangan, pembukaan lahan tanpa bakar PLTB dan memfasilitasi kelompok tani dalam pengendalian kebakaran lahan dan kebun. 4. Menyediakan model adaptasi kekeringan pada tanaman perkebunan melalui demplot adaptasi kekeringan pada sub sektor perkebunan di provinsi rawan kekeringan. 5. Melaksanakan Pengembangan Model Perkebunan Rendah Emisi Karbon pada Perkebunan Kopi Rakyat di Provinsi sentra pengembangan tanaman kopi.

D. Pengertian Umum