15 2 Dimensi rorak yang disarankan adalah:
kedalaman 60 cm, lebar 50 cm, dan panjang berkisar antara 50-200 cm.
Panjang rorak dibuat sejajar kontur atau memotong lereng. Jarak ke samping
antara satu rorak dengan rorak lainnya berkisar 100-150 cm, sedangkan jarak
horizontal 20 m pada lereng yang landai dan agak miring sampai 10 m pada lereng
yang lebih curam. Dimensi rorak yang akan dipilih disesuaikan dengan kapasitas
air atau sedimen dan bahan-bahan terangkut lainnya yang akan ditampung.
3 Jenis kambing yang di gunakan adalah kambing lokal, memiliki nilai ekonomis
yang baik,
mudah dipelihara
dan dinyatakan sehat oleh dinas peternakan
setempat. 4 Spesifikasi mesin dalam Pengembangan
Model Perkebunan Rendah Emisi Karbon Pada Perkebunan Kopi Rakyat seperti
pada Lampiran 2.
5 Contoh desain rumah kompos tersaji pada lampiran 3.
2. Metode
a. Fasilitasi Pemantauan Kebakaran, Dampak
Perubahan Iklim dan Bencana Alam
1 Inventarisir sarana
dan prasarana
pengendalian kebakaran di Perkebunan
16 Besar Swasta PBS dan Perkebunan Besar
Negara PBN di wilayah kerjanya. 2 Melakukan
inventarisir kelengkapan
sarana dan
prasarana pengendalian
kebakaran sesuai standar minimal sarana prasarana pengendalian kebakaran yang
telah diterbitkan oleh Ditjen Perkebunan.
3 Membuat berita acara hasil inventarisir sarana
dan prasarana
pengendalian kebakaran di perusahaan perkebunan.
4 Memberikan pembinaan dalam bentuk teguran secara lisan maupun tertulis bagi
perusahaan perkebunan
yang tidak
melengkapi sarana prasarana pengen- dalian kebakaran sesuai syarat untuk
memperoleh IUP-B.
5 Pemantauan Kebakaran Lahan dan Kebun a Pemantauan hotspot dilakukan dengan
mengakses data dari internet melalui situs yang menyajikan
data dan informasi hotspot, antara lain yaitu :
ASEAN Specialized
Metereological Center ASMC pada situs:
http:www.weather.gov.sgwipweb ASMC; LAPAN Indofire melalui situs-
situs: http:www.lapan.go.idindofire;http:
www.indofire.dephut.go.idindofire. asp;http:www.lapan.go.idindofire;h
17 ttp:indofire.landgate.wa.gov.auind
ofire. asp. b Peninjauan Lapangan Groundcheck
Groundcheck dilakukan
terhadap adanya hotspot yang bergerombol lebih
dari lima titik di setiap kabupaten selama 3 hari berturut-turut untuk
membuktikan terjadi atau tidaknya fire spot kebakaran.
c Membuat berita acara kebakaran lahan dan
kebun pada
saat terjadi
kebakaran. Berita acara kebakaran segera dikoordinasikan dengan instansi
terkait untuk pemadamannya, sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian
No. 47 Permentan OT.14042014 Tentang
Brigade dan
Pedoman Pelaksanaan
Pencegahan Serta
Pengendalian Kebakaran Lahan Dan Kebun.
d Koordinasi dilakukan bersama dengan Dinas provinsiBadan Penanggulangan
Bencana Daerah,
Pusdalkarhutla, Bapedalda, Manggala Agni, Satkorlak,
Kepolisian dan instansi terkait lainnya. e Hasil pemantauan kebakaran lahan dan
kebun disampaikan ke Bupati dengan tembusan dikirimkan ke Gubenur dan
Direktur Jenderal Perkebunan.
18 6 Pelaporan
Laporan disampaikan ke Direktur Jenderal Perkebunan berupa :
a Laporan hasil inventarisir sarana dan prasarana pengendalian kebakaran di
perusahaan perkebunan yang ada diwilayahnya.
b Laporan perkembangan hotspot dan kebakaran secara berkala harian,
mingguan dan bulanan melalui surat fax e-mail.
c Laporan akhir kondisi fire spot secara keseluruhan
selama setahun
disampaikan paling lambat bulan November 2015.
7 Pembinaan dilaksanakan
terhadap perkebunan rakyat dan PBSPBN melalui:
a Sosialisasi PLTB dan Perundang- undangan tentang kebakaran.
b Pengawasan dilakukan
terhadap kelengkapan sarana, prasarana dan
sistem pengendalian kebakaran.
b. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka