18 6 Pelaporan
Laporan disampaikan ke Direktur Jenderal Perkebunan berupa :
a Laporan hasil inventarisir sarana dan prasarana pengendalian kebakaran di
perusahaan perkebunan yang ada diwilayahnya.
b Laporan perkembangan hotspot dan kebakaran secara berkala harian,
mingguan dan bulanan melalui surat fax e-mail.
c Laporan akhir kondisi fire spot secara keseluruhan
selama setahun
disampaikan paling lambat bulan November 2015.
7 Pembinaan dilaksanakan
terhadap perkebunan rakyat dan PBSPBN melalui:
a Sosialisasi PLTB dan Perundang- undangan tentang kebakaran.
b Pengawasan dilakukan
terhadap kelengkapan sarana, prasarana dan
sistem pengendalian kebakaran.
b. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka
Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun
1 Kegiatan dilaksanakan oleh Dinas yang membidangi
Perkebunan Provinsi
KabupatenKota
19 2 Sasaran pemberdayaan masyarakat adalah
kelompok tani yang akan dibentuk menjadi Kelompok Tani Peduli Api
KTPA.
3 Materi sosialisasi
berupa peraturan
Perundang-undangan terkait
dengan kebakaran lahan dan kebun, teknik PLTB
dan teknik pemadaman kebakaran lahan dan kebun.
4 KTPA dilengkapi dengan pengetahuan praktis tentang pengendalian kebakaran
dan sarana untuk pengendalian kebakaran lahan dan kebun.
5 Sarana pengendalian
kebakaran diserahkan dan dikelola oleh kelompok
tani.
c. Apel Siaga Penanggulangan Kebakaran
Lahan dan Kebun
1 Persiapan Persiapan yang perlu dilakukan antara
lain adalah: a Penyusunan juklak dan juknis Apel
Siaga; b Penyusunan draft kesepakatan bersama
Apel Siaga; c Penyiapan tempat pertemuanapel dan
konsumsi.
20 2 Peserta
Peserta Apel Siaga adalah : a Direktorat Jenderal Perkebunan;
b Dinas Provinsi yang membidangi Perkebunan;
c BPBD; d Dinas Pemadam Kebakaran;
e Regu pemadam
kebakaran di
perusahaan perkebunan; f Pusdalkarhutla;
g Kepolisian dan TNI; h Manggala Agni;
i KTPA; j Pihak terkait lainnya.
d. Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
1 Demplot Mitigasi dan Adaptasi a Melakukan pemangkasan dan sanitasi
sesuai dengan budidaya tanaman yang baik.
b Pembuatan rorak dengan ukuran rorak 0,8 m x 0,4 m x 0,4 m, dengan jumlah
rorak minimal 25 dari populasi tanaman. Rorak dipergunakan untuk
menampung
bahan organik
yang berasal dari serasah atau sisa-sisa
daun kering.
21 c Pembuatan istana cacing biopori
Pada setiap pohon di buat 2 buah lubang dengan diameter 15 cm dan
kedalaman 50
cm. Lubang
di tempatkan di antara tanaman dengan
jarak sesuai lebar kanopi pohon dan diisi bahan organik kotoran ternak
dan serasah tanaman. Jika populasi cacing tanah setempat sangat sedikit
agar ditambah diintrodusir dari tempat lain.
d Pembuatan irigasi tetes drip water Penempatan bumbung bambu botol
ditempatkan di atas tanah atau dibenamkan setengah ke dalam tanah.
e Pemupukan tanaman Setiap pohon diberi pupuk organik
sesuai dengan kebutuhan. f Penyediaan alat pompa air dan tandon
air g Pengamatan hasil demplot dilakukan 3
bulan setelah perlakuan terhadap :
Kondisi fisik tanaman antara lain : jumlah flush daunpucuk yang
muncul, diameter
batang, jumlahberat buah saat panen.
Pengamatan kondisi tanah secara
sederhana meliputi struktur tanah
22 kegemburan
saat sebelum
perlakuan dan setelah perlakuan. 2 Pembinaan dan Sosialisasi Mitigasi dan
Adaptasi Perubahan Iklim, dilaksanakan dengan tahapan, sebagai berikut:
a Sosialisasi kegiatan kepada kelompok
tani. b Kegiatan dilakukan di lokasi sekitar
demplot. c Narasumber berasal dari Direktorat
Perlindungan Perkebunan,
Dinas PerkebunanUPTD.
e. Pengembangan Model Perkebunan Rendah