Sosiologi Sastra KAJIAN TEORI
3. sosiologi sastra merupakan karya sastra yang dilatar belakangi hubungan
masyarakat 4.
sosiologi sastra dapat didefinisikan sebagai hubungan dua arah antara sastra dan masyarakat
5. sosiologi sastra digunakan untuk menemukan kualitas interdependensi
antara masyarakat dan sastra Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sosiologi sastra
tidak dapat dilepas dan menumpukan objek yang dibicarakan pada manusia atau masyarakat.
Sastra dapat dipandang sebagai suatu gejala sosial. Sastra yang ditulis pada suatu kurun waktu tertentu langsung berkaitan dengan norma-norma dan
adat istiadat zaman itu. Pengarang mengubah karyanya selaku seorang warga masyarakat pula Van Luxemburg, 1986: 23. Lebih lanjut dikatakan bahwa
hubungan antara sastra dan masyarakat dapat diteliti dengan cara: 1.
Faktor – faktor di luar teks, gejala kontek sastra, teks itu tidak ditinjau. Penelitian ini menfokuskan pada kedudukan pengarang dalam masyarakat,
pembaca, penerbitan dan seterusnya. Faktor-faktor konteks ini dipelajari oleh sosiologi sastra empiris yang tidak dipelajari, yang tidak menggunakan
pendekatan ilmu sastra. 2.
Hal-hal yang bersangkutan dengan sastra diberi aturan dengan jelas, tetapi diteliti dengan metode-metode dari ilmu sosiologi. Tentu saja ilmu sastra dapat
mempergunakan hasil sosiologi sastra, khususnya bila ingin meniti persepsi para pembaca.
3. Hubungan antara aspek-aspek teks sastra dan susunan masyarakat
sejauh mana system masyarakat serta jaringan sosial dan karyanya, melainkan juga menilai pandangan pengarang.
Wellek dan Warren 1990: 109 mengemukakan bahwa tinjauan sosiologi sastra terbagi menjadi tiga, antara lain:
1. Sosiologi pengarang, di mana latar belakang pengarang menjadi
konsentrasi utama dalam pengkajian. Latar belakang pengarang tersebut meliputi profesi, institusi, masalah yang pernah dihadapi, latar belakang sosial
dan ekonomi, ideologi atau gagasan yang dianut, dan kegiatan yang kerap dilakukan oleh pengarang. Tinjauan jenis ini dapat dilakukan dengan
menjadikan biografi pengarang sebagai sumber utama. 2.
Sosiologi karya sastra, di mana letak permasalahan berada pada permasalahan yang diangkat oleh karya sastra itu sendiri. Sehingga dalam
penelaahannya atau kajiannya, peneliti harus mengungkap dan menemukan tujuan yang tersirat maupun tersurat dalam karya sastra tersebut. Tinjauan
sosiologi sastra jenis ini dapat dilakukan dengan cara menjadikan dokumen sosial menjadi fenomena sosial. Menurut penyusun seajarah Inggris pertama,
Thomas Warton, dokumen sosial dapat dibagi menjadi tiga, yaitu catatan adat istiadat, buku sumber sejarah, dan catatan peradaban.
3. Pembaca sosiologi sastra dan dampak sosialnya, seperti bagaimana pengaruh
karya sastra tersebut dengaan pembacanya dan apakah yang dirasakan pembaca saat karya sastra itu dibaca. Berbagai macam respek dapat diberikan, mulai dari
marah, senang, geram, dan lain sebagainya.
Beberapa pengertian dan pendapat di atas menyimpulkan bahwa pendekatan sosiologi sastra adalah pendekatan terhadap karya sastra dengan
tidak meninggalkan segi-segi masyarakat, termasuk latar belakang kehidupan pengarang dan pembaca karya sastra.
Dari beberapa pendapat yang dipaparkan diatas, penulis memilih menggunakan pendekatan teori sosiologi sastra Wellek dan Warren, yaitu
sastra sebagai dokumen dan potret kenyataan atau ekspresi kehidupan, pengalaman, ideologi pengarang tergambar dalam karyanya. Objek tinjauannya
berupa pengarang menjadi konsentrasi utama dalam pengkajian. Latar belakang pengarang meliputi masalah yang pernah dihadapi.
Tinjauan sosiologi sastra jenis di atas dapat dilakukan dengan cara menjadikan dokumen sosial menjadi fenomena sosial, Pembaca sosiologi sastra
dan dampak sosialnya, seperti bagaimana pengaruh karya sastra tersebut dengaan pembacanya dan apakah yang dirasakan pembaca saat karya sastra itu
dibaca. Berbagai macam respek dapat diberikan, mulai dari marah, senang, geram, dan lain sebagainya.