Instrumen Penelitian Teknik Keabsahan Data
Saat Prajurit dan kawan-kawannya satu gerbong telah sampai di perbatasan Jerman dan melihat ke sekeliling, mereka hanya melihat sungai
Rhein dan kehancuran kota Jerman setelah Perang Dunia, seperti hancurnya tiang telepon, hancurnya rumah-rumah dan kereta mereka berjalan di atas rel
yang telah ditambal. Kawan-kawan Prajurit satu gerbong menertawakannya karena ia mendapatkan sebuah hadiah berupa sepotong roti dari seorang wanita
di kereta. Terdesak oleh perasaan laparnya memaksa Prajurit untuk mengambil roti dari wanita yang dia tidak kenal. Roti tersebut kemudian dibagikan kepada
kawan-kawan, akan tetapi Prajurit tidak ingin memakannya bersama dengan kawan-kawannya. Dia lebih suka ,,Mati sebagai seorang Yahudi daripada
hidup sebagai orang Jerman”. Prajurit terpaksa mengambil sebuah potongan
roti tersebut sebagai isyarat pertemanan. Setelah Perang Dunia II kondisi ekonomi Jerman yang buruk, karena
Jerman harus mengganti segala kerugian akibat perang. Hal ini membuat mata uang Jerman bernilai rendah. Oleh sebab itu kemiskinan yang terjadi pada
Prajurit dan kawan-kawan satu gerbongnya mengakibatkan terjadinya pasar gelap dengan cara barter untuk mendapatkan barang yang mereka inginkan.
Bertukar rokok dengan sabun, sabun dengan apel, rokok dengan pakaian usang, dan arloji dengan rokok. Sementara itu, di pasar gelap sabun menjadi barang
yang sangat berharga. Semua orang baunya busuk setelah perang. Wanita Jerman sangat membutuhkan potongan sabun agar mereka harum. Mereka akan
menerkam setiap potongan sabun terutama jika itu Palmolive asli.
Kekejaman NAZI pada masa itu membuat Prajurit kesulitan untuk menemukan istrinya. Karena hanya dokter dan pastor lah yang bisa
menggunakan telepon. Keinginan yang kuat dari Prajurit membuatnya semangat menelusuri semua alamat di Bonn agar ia bisa bertemu dan bisa
menghubungi istrinya melalui telepon. Hal inilah yang membuat Prajurit berusaha keras meminta bantuan orang lain agar ia bisa menelpon istrinya dan
bertanya tentang dimana keberadaan istrinya sekarang. Akhirnya Prajurit bisa menelpon istrinya. Prajurit bertemu dengan
istrinya di stasiun kereta kota Bonn. Hal ini terjadi berkat bantuan seorang gadis yang bernama Gretchen. Gretchen yang sangat tergila-gila dengan sabun
Palmolive asli yang dimiliki oleh Prajurit. Melalui Erzählung Als der Krieg zu Ende war, Heinrich Böll
mengekspresikan pengalaman hidupnya mengenai kehidupan masyarakat Jerman dalam suatu kurun dan situasi sosial, ekonomi, dan politik tertentu.
Heinrich Böll ingin menggambarkan fenomenal sosial yang telah dialaminya, sehingga dapat dinikmati, dipahami dan dimanfaatkan oleh masyarakat atau
pembacanya dalam berbagai tanggapan senang, marah, terharu dan lain sebagainya.
B. Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Politik Masyarakat Jerman yang tercermin dalam Erzählung Als der Krieg zu Ende war karya Heinrich Böll
Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa karya sastra ini merupakan cerminan kondisi sosial, ekonomi, dan politik masyarakat
Jerman pada akhir dan setelah Perang Dunia II. Melalui Erzählung ini Böll