Kerangka Berpikir Identifikasi Variabel Penelitian Metode Pengumpulan Data Pembahasan

42

F. Kerangka Berpikir

- Mementingkan daya tarik penampilan fisik - Availability rendah dan effort tinggi - Mementingkan daya tarik kepribadian - Availability tinggi dan effort rendah Intimacy Hubungan romantis di dunia maya Hubungan romantis di dunia nyata Kepuasan Hubungan Romantis Commitment Passion Universitas Sumatera Utara 43 BAB III METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel Tergantung : Kepuasan dalam hubungan romantis Variabel Bebas : Derajat komponen cinta, yaitu: 1. Intimacy, 2. Passion, dan 3. Commitment. Variabel Moderator : Hubungan Romantis yang dijalani melalui: 1. Dunia maya, dan 2. Dunia nyata.

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Kepuasan Hubungan Romantis

Kepuasan dalam hubungan romantis adalah derajat rasa senang dan bahagia yang dirasakan oleh individu terhadap hubungannya dengan pasangan romantis. Kepuasan dalam hubungan romantis akan diukur dengan menggunakan Relationship Assessment Scale RAS oleh S. S. Hendrick 1988 yang disusun untuk mengukur kepuasan hubungan romantis secara umum. Semakin tinggi total poin maka semakin tinggi pula derajat kepuasan hubungan romantis yang dirasakan oleh partisipan. Universitas Sumatera Utara 44 Demikian sebaliknya, semakin rendah total poin maka semakin rendah pula derajat kepuasan hubungan romantis yang dirasakan oleh partisipan.

2. Komponen Cinta Sternberg

Derajat komponen cinta terdiri atas: a. Intimacy adalah derajat penilaian akan rasa dalam berhubungan romantis yang menimbulkan kedekatan, keterikatan, dan rasa keterhubungan dengan pasangan romantis.

b.Passion adalah derajat motivasi pembentukan hubungan romantis

yang berbentuk ketertarikan fisik dan kebutuhan seksual dengan pasangan romantis. c. Commitment adalah derajat kesungguhan individu dalam memutuskan untuk mencintai Commitment jangka pendek dan mempertahankan rasa cinta Commitment jangka panjang dengan pasangan romantis. Komponen rasa cinta Sternberg akan diukur dengan menggunakan Sternberg’s Triangular Love Scale STLS yang disusun oleh Sternberg 1988. Alat ukur ini mengkategorikan partisipan ke dalam 5 kategori sesuai dengan skor total yang diperoleh dari menjumlahkan poin pada setiap kelompok aitem. Setelah skor total partisipan dikalkulasi, dari tabel berikut kemudian dicari skor yang paling mendekati skor total partisipan untuk mengetahui derajat komponen rasa cinta Sternberg. Universitas Sumatera Utara 45 Tabel 1. Kategorisasi subjek pada alat ukur komponen rasa cinta Sternberg STLS Keintiman Intimacy Kedalaman emosi Passion Komitmen Commitment Kategori 93 73 85 Jauh dibawah rata-rata 102 85 96 Dibawah rata-rata 111 98 108 Rata-rata 120 110 120 Diatas rata-rata 129 123 131 Jauh diatas rata-rata

3. Variable Moderator a. Hubungan Romantis yang dijalani melalui dunia maya

Hubungan Romantis yang dijalani melalui dunia maya adalah derajat kecenderungan individu untuk secara eksklusif atau dominan berkomunikasi dan menjalani hubungan dengan pasangannya tanpa bertatap muka secara langsung.

b. Hubungan Romantis yang dijalani melalui dunia nyata

Hubungan Romantis yang dijalani melalui dunia nyata adalah derajat kecenderungan individu untuk secara eksklusif atau dominan berkomunikasi dan menjalani hubungan dengan pasangannya melalui tatap muka secara langsung.

C. Partisipan Penelitian 1. Populasi

Menurut Azwar 2010, populasi didefinisikan sebagai kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian. Sebagai suatu Universitas Sumatera Utara 46 populasi, kelompok subjek harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik- karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok subjek yang lain. Akan tetapi, karena penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel incidental sampling, maka definisi populasi pada penelitian ini adalah kelompok partisipan dengan ciri-ciri atau karakteristik- karakteristik yang sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, karakteristik populasi penelitian yang digunakan adalah: a. Individu dewasa awal. b. Sedang menjalani hubungan romantis, baik melalui dunia maya maupun melalui dunia nyata.

2. Metode Pengambilan Sampel

Atas dasar pertimbangan keterbatasan sumber daya waktu, tenaga, dan dana yang dimiliki oleh peneliti, maka peneliti memutuskan untuk memilih sebagian dari keseluruhan populasi sebagai partisipan penelitian. Sampel adalah sebagian dari populasi Azwar, 2010. Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan untuk memilih sampel penelitian adalah teknik incidental sampling, yang berarti tidak semua individu dalam populasi diberi peluang yang sama untuk ditugaskan menjadi anggota sampel dimana pemilihan sampel dari populasi didasarkan pada faktor kebetulan dan kemudahan dijumpainya sampel yang sesuai dengan karakteristik tertentu yang sama dengan karakteristik populasi Hadi, 2000. Teknik ini memiliki keuntungan Universitas Sumatera Utara 47 dimana jumlah partisipan penelitian yang ditargetkan dapat dicapai secara efektif, akan tetapi teknik ini juga mengakibatkan hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan pada populasi sampel karena sampel penelitian mungkin tidak merepresentasikan populasi.

3. Jumlah Sampel Penelitian

Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 115 partisipan, dengan rincian 34 individu sedang menjalani hubungan romantis melalui dunia maya dan 81 individu sedang menjalani hubungan romantis melalui dunia nyata.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian bertujuan mengungkapkan fakta mengenai variable yang diteliti Azwar, 2010. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur psikologis yang berbentuk skala Likert dengan beberapa pilihan. Pemilihan alat ukur kuisioner sebagai metode pengumpulan data didasarkan pada anggapan bahwa Hadi, 2000: 1. Partisipan adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri. 2. Apa yang dinyatakan oleh partisipan kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya. 3. Interpretasi partisipan tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti. Universitas Sumatera Utara 48 Akan tetapi, alat ukur kuisioner memiliki kelemahan-kelemahan antara lain Hadi, 2000: 1. Unsur-unsur yang tidak disadari tidak dapat diungkap. 2. Besar kemungkinan bahwa jawaban-jawaban dipengaruhi oleh keinginan pribadi. 3. Terdapat hal-hal yang dirasa tidak perlu dinyatakan. 4. Sulit merumuskan kesadaran diri sendiri dalam bahasa. 5. Terdapat kecenderungan untuk mengkonstruksi secara logis unsur- unsur yang dirasa kurang berhubungan secara logis.

E. Blue Print Alat Ukur

Untuk mengumpulkan data, penelitian ini menggunakan 2 macam alat ukur psikologis yang adaptasikan dari format awalnya ke dalam bentuk skala Likert.

1. Alat Ukur Kepuasan Hubungan Romantis Relationship Assesment

Scale RAS Relationship Assessment Scale RAS disusun oleh S. S. Hendrick pada tahun 1988 untuk mengukur kepuasan hubungan romantis secara umum. RAS terdiri atas 7 aitem dengan aitem 1, 2, 3, 5, dan 6 berupa pernyataan favorable mendukung serta aitem 4 dan 7 berupa pernyataan unfavorable tidak mendukung. Alat ukur ini berbentuk skala Likert yang meminta partisipan mengindikasikan jawaban setiap aitem dalam bentuk skala 5 poin. Untuk pernyataan favorable mendukung lima poin Universitas Sumatera Utara 49 pilihan yang tersedia memiliki jangkauan dari 1 poin derajat kepuasan rendah hingga 5 poin derajat kepuasan tinggi. Untuk pernyataan unfavorable tidak mendukung lima poin pilihan yang tersedia memiliki jangkauan dari 1 poin derajat kepuasan tinggi hingga 5 poin derajat kepuasan rendah. Semakin tinggi total poin maka semakin tinggi pula derajat kepuasan hubungan romantis yang dirasakan oleh partisipan. Demikian sebaliknya, semakin rendah total poin maka semakin rendah pula derajat kepuasan hubungan romantis yang dirasakan oleh partisipan. Blue print dari alat ukur ini adalah sebagai berikut: Tabel 2. Blue print alat ukur kepuasan hubungan romantis RAS Favorable Unfavorable Jumlah Kepuasan hubungan romantis 1, 2, 3, 5, 6 4, 7 7

2. Alat Ukur Komponen Cinta Sternberg Sternberg’s Triangular Love

Scale STLS Robert Sternberg menyusun alat ukur ini untuk mengukur ketiga komponen rasa cinta. Berdasarkan teori Sternberg 1988, rasa cinta terdiri dari 3 komponen: Intimacy, Passion, dan Commitment. Alat ukur ini terdiri atas 45 aitem dalam bentuk pernyataan favorable mendukung. Alat ukur ini berbentuk skala Likert yang meminta partisipan mengindikasikan jawaban setiap aitem dalam bentuk skala 9 poin dengan jangkauan dari 1 poin mengindikasikan bahwa aitem pernyataan sangat tidak sesuai dengan diri partisipan hingga 9 poin mengindikasikan bahwa aitem pernyataan sangat sesuai dengan diri Universitas Sumatera Utara 50 partisipan. Alat ukur ini terbagi atas 3 bagian dimana aitem nomor 1 hingga 15 merupakan aitem yang mengukur komponen intimacy, aitem nomor 16 hingga 30 merupakan aitem yang mengukur komponen passion, dan aitem nomor 31 hingga 45 merupakan aitem yang mengukur komponen commitment. Blue print dari alat ukur ini adalah sebagai berikut: Tabel 3. Blue print alat ukur komponen cinta Sternberg STLS Komponen rasa cinta Definisi Operasional Nomor Aitem Jumlah Intimacy Derajat penilaian akan rasa dalam berhubungan romantis yang menimbulkan kedekatan, keterikatan, dan rasa keterhubungan dengan pasangan romantis 1 – 15 15 Passion Derajat motivasi pembentukan hubungan romantis, dalam bentuk ketertarikan fisik dan kebutuhan seksual dengan pasangan romantis 16 – 30 15 Commitment Derajat kesungguhan individu dalam memutusan untuk mencintai dan mempertahankan rasa cinta dengan pasangan romantis 31 – 45 15 Total 45 Alat ukur ini mengkategorikan partisipan ke dalam 5 kategori sesuai dengan skor total yang diperoleh dari menjumlahkan poin pada setiap kelompok aitem. Setelah skor total partisipan dikalkulasi, dari Universitas Sumatera Utara 51 tabel berikut kemudian dicari skor yang paling mendekati skor total partisipan: Tabel 4. Kategorisasi skor pada alat ukur komponen cinta Sternberg STLS Keintiman Intimacy Kedalaman emosi Passion Komitmen Commitment Kategori 93 73 85 Jauh dibawah rata-rata 102 85 96 Dibawah rata-rata 111 98 108 Rata-rata 120 110 120 Diatas rata-rata 129 123 131 Jauh diatas rata-rata

F. Uji Coba Alat Ukur 1. Uji Validitas

Suryabrata 2002 mendefinisikan validitas sebagai sejauh mana alat ukur mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas isi content validity. Validitas isi ditegakkan dengan menelaah dan merevisi butir aitem berdasarkan pendapat profesional professional judgement.

2. Uji Reliabilitas

Suryabrata 2002 mendefinisikan reliabilitas sebagai konsistensi hasil pengukuran data jika alat ukur tersebut digunakan pada partisipan atau kelompok partisipan yang sama dalam waktu yang berbeda atau jika Universitas Sumatera Utara 52 alat ukur tersebut digunakan pada partisipan atau kelompok partisipan yang berbeda dalam waktu yang sama atau berbeda. Uji reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini menggunakan pendekatan konsistensi internal internal consistency, yaitu dengan prosedur single trial administration yang berarti bahwa alat ukur hanya dikenakan satu kali pada sekelompok partisipan. Teknik analisa yang digunakan untuk menghitung reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini adalah koefisien Alpha Cronbach Formula dengan bantuan SPSS versi 17.00.

3. Uji Daya Beda Aitem

Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara partisipan penelitian yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang akan diukur oleh atas tes. Daya beda aitem akan diuji dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson Product Moment dengan bantuan SPSS versi 17.00. Jika kolerasi aitem total mencapai nilai minimal 0.237 maka daya beda aitem tersebut dianggap memuaskan Azwar, 2000.

4. Hasil Uji Coba Alat Ukur

Uji coba terhadap kedua alat ukur melibatkan 69 partisipan. Dari hasil uji coba pada alat ukur kepuasan hubungan romantis, aitem-aitem dengan daya diskriminasi aitem dibawah 0,237 dibuang. Universitas Sumatera Utara 53 Pada alat ukur kepuasan hubungan romantis RAS ditemukan 6 aitem dengan daya diskriminasi diatas 0,237 dan 1 aitem dengan daya diskriminasi aitem dibawah 0,237. Nilai r xy alat ukur bergerak dari 0,166 hingga 0,591 dan koefisien reliabilitas alat ukur adalah senilai 0,708. Berdasarkan hasil uji coba daya diskrimasi aitem, alat ukur kepuasan hubungan romantis direvisi menjadi terdiri dari 6 aitem. Tabel 5. Blue print alat ukur kepuasan hubungan romantis RAS sebelum dan setelah uji coba dan penomoran baru Nomor Aitem Favorable Nomor Aitem Unfavorable Jumlah Sebelum uji coba 1, 2, 3, 5, 6 4, 7 7 Setelah uji coba 1, 2, 3, 5 4, 6 6 Pada alat ukur komponen rasa cinta Sternberg STLS ditemukan 44 aitem dengan daya diskriminasi diatas 0,237 dan 1 aitem dengan daya diskriminasi aitem dibawah 0,237. Koefisien reliabilitas alat ukur adalah senilai 0,854 untuk komponen intimacy, 0,845 untuk komponen passion, dan 0,886 untuk komponen commitment. Berdasarkan hasil uji coba daya diskrimasi aitem, alat ukur komponen rasa cinta Sternberg direvisi menjadi terdiri dari 44 aitem. Universitas Sumatera Utara 54 Tabel 6. Blue print alat ukur komponen cinta Sternberg STLS sebelum dan setelah uji coba dan penomoran baru Komponen rasa cinta Definisi Operasional Sebelum uji coba Setelah uji coba Nomor Aitem Jumlah Nomor Aitem Jumlah Intimacy Derajat penilaian akan rasa dalam berhubungan romantis yang menimbulkan kedekatan, keterikatan, dan rasa keterhubungan dengan pasangan romantis 1 – 15 15 1 – 14 14 Passion Derajat motivasi pembentukan hubungan romantis, dalam bentuk ketertarikan fisik dan kebutuhan seksual dengan pasangan romantis 16 – 30 15 15 – 29 15 Commitment Derajat kesungguhan individu dalam memutusan untuk mencintai dan mempertahankan rasa cinta dengan pasangan romantis 31 – 45 15 30 – 44 15 Total 45 44 Universitas Sumatera Utara 55

G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 1. Tahap Persiapan

a. Persiapan Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur kepuasan hubungan romantis RAS dan alat ukur komponen rasa cinta Sternberg STLS. Pada awalnya, alat ukur kepuasan hubungan romantis RAS yang disusun oleh S. S. Hendrick terdiri dari 7 aitem pernyataan dalam bentuk skala Likert dengan 5 pilihan jawaban yang bervariasi sesuai dengan aitem pernyataan yang bersangkutan, sementara alat ukur komponen rasa cinta Sternberg STLS yang disusun oleh R. Sternberg Hendrick terdiri dari 45 aitem pernyataan dalam bentuk skala Likert dengan 9 pilihan jawaban dimana angka 1 mengindikasikan bahwa partisipan sangat tidak setuju dengan pernyataan aitem dan angka 9 menunjukkan bahwa partisipan sangat setuju dengan pernyataan aitem. Kedua alat ukur kemudian diadaptasikan kedalam Bahasa Indonesia dengan bantuan dari 2 orang penerjemah berlisensi dan diubah formatnya oleh peneliti untuk mempermudah pengisian alat ukur dan menghilangkan pilihan dengan social desirability yang tinggi. Alat ukur kepuasan hubungan romantis RAS yang pada awalnya memiliki 5 pilihan jawaban diubah menjadi hanya memiliki 4 pilihan jawaban setelah menghilangkan pilihan netral, dan alat Universitas Sumatera Utara 56 ukur komponen rasa cinta Sternberg STLS pada awalnya memiliki 9 pilihan jawaban diubah menjadi hanya memiliki 4 pilihan jawaban. Setelah adaptasi alat ukur dan pengubahan format alat ukur selesai dilakukan, kedua alat ukur diuji validitas isinya oleh dosen pembimbing peneliti. Dalam proses uji validitas isi, peneliti melakukan perubahan pada urutan aitem alat ukur setelah mendapatkan saran dari dosen pembimbing.

b. Uji Coba Alat Ukur

Sebelum dapat digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini, kedua alat ukur yang telah diadaptasikan dan diubah formatnya harus diuji coba terlebih dahulu untuk melihat apakah keduanya mampu dipahami oleh partisipan penelitian dan untuk menganalisa aitem-aitem mana saja yang dapat digunakan dalam penelitian ini. Uji coba terhadap kedua alat ukur melibatkan 69 partisipan yang diperoleh melalui incidental sampling. Data yang diperoleh pada proses uji coba kemudian diolah dengan menggunakan SPSS versi 17.00 untuk mendapatkan koefisien korelasi Pearson Product Moment dan koefisien Alpha Cronbach Formula.

c. Revisi Alat Ukur

Berdasarkan hasil analisa daya diskriminasi aitem, aitem- aitem yang tidak memenuhi standar daya diskriminasi aitem 0,237 Universitas Sumatera Utara 57 dibuang. Akhirnya, aitem yang tersisa dan akan digunakan dalam penelitian ini adalah 6 aitem pada alat ukur kepuasan hubungan romantis RAS dan 44 aitem pada alat ukur komponen rasa cinta Sternberg STLS .

2. Tahap Pelaksanaan

Setelah peneliti melakukan uji coba dan revisi terhadap kedua alat ukur, peneliti kemudian mengumpulkan data penelitian dengan menyebarkan kedua alat ukur dengan menggunakan metode incidental sampling. Dari kedua alat ukur yang disebarkan baik dalam bentuk tercetak maupun survei online, data yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti adalah data dari 115 orang sampel penelitian yang terdiri atas 34 individu yang sedang menjalani hubungan romantis di dunia maya dan 81 individu yang sedang menjalani hubungan romantis di dunia nyata.

3. Tahap Pengolahan Data

Data yang dikumpulkan dari alat ukur kepuasan hubungan romantis RAS dan alat ukur komponen rasa cinta Sternberg STLS dari 115 orang partisipan kemudian diolah dengan menggunakan bantuan program komputasi. Universitas Sumatera Utara 58

H. Metode Analisis Data

Untuk mengetahui hubungan komponen rasa cinta dengan kepuasan hubungan romantis pada pasangan yang menjalani hubungan romantis melalui dunia maya dan dunia nyata, maka peneliti melakukan analisa data setelah uji asumsi sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah ketiga variabel penelitian terdistribusi secara normal. Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk, dimana penyebaran data digolongkan normal apabila nilai p yang diperoleh 0,05 Field, 2009.

2. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang linear antara variabel-variabel penelitian. Pada penelitian ini, uji linearitas dilakukan dengan menggunakan analisis statistik uji F, dimana hubungan antara variabel-variabel penelitian digolongkan linear apabila nilai p yang diperoleh 0,05.

3. Uji Korelasi

Uji korelasi yang akan dilakukan tergantung pada hasil uji normalitas. Jika hasil uji menunjukkan bahwa data penelitian bersifat Universitas Sumatera Utara 59 tidak normal, maka uji korelasi akan dilakukan dengan menghitung kovarians metode statistik non-parametrik. Jika hasil uji menunjukkan bahwa data penelitian bersifat normal, maka uji korelasi akan dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment, dimana variabel penelitian dikatakan memiliki korelasi yang sangat signifikan bila nilai r one-tail mendekati nilai 1 serta memiliki korelasi yang positif apabila r bernilai positif dan memiliki korelasi yang negatif apabila r bernilai negatif. Universitas Sumatera Utara 60 BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Partisipan Penelitian

Berdasarkan 115 orang partisipan penelitian diperoleh gambaran umum partisipan penelitian sebagai berikut:

1. Usia

Berdasarkan pada usia partisipan penelitian, diperoleh gambaran berikut ini: Tabel 7. Gambaran partisipan penelitian berdasarkan usia Usia tahun Jumlah partisipan online Jumlah partisipan offline 17 1 2,9 1 1,2 18 2 5,9 4 4,9 19 6 17,7 2 2,5 20 3 8,8 12 14,8 21 13 38,3 20 24,8 22 5 14,8 24 29,6 23 - 7 8,7 24 1 2,9 3 3,7 25 1 2,9 5 6,2 26 1 2,9 1 1,2 27 1 2,9 1 1,2 28 - 1 1,2 Total 34 100 81 100 Dari tabel 7 diperoleh gambaran bahwa sebagian besar partisipan penelitian yang sedang menjalani hubungan romantis di dunia maya Universitas Sumatera Utara 61 berusia 21 tahun 38,3, sedangkan partisipan penelitian yang sedang menjalani hubungan romantis di dunia nyata didominasi oleh yang berusia 22 tahun 29,6 dan yang berusia 21 tahun 24,8.

2. Anak ke-

Berdasarkan pada urutan kelahiran partisipan penelitian, diperoleh gambaran berikut ini: Tabel 8. Gambaran partisipan penelitian berdasarkan urutan kelahiran Urutan kelahiran Jumlah partisipan online Jumlah partisipan offline Anak sulung 18 52,9 29 35,8 Anak tengah 6 17,6 22 27,2 Anak bungsu 9 26,6 26 32,1 Anak tunggal 1 2,9 4 4,9 Total 34 100 81 100 Dari tabel 8 diperoleh gambaran bahwa sebagian besar partisipan penelitian baik yang sedang menjalani hubungan romantis di dunia maya maupun yang sedang menjalani hubungan romantis di dunia nyata merupakan anak sulung, yaitu masing-masing sebanyak 52,9 dan 35,8.

3. Jenis kelamin

Berdasarkan pada jenis kelamin partisipan penelitian, diperoleh gambaran berikut ini: Universitas Sumatera Utara 62 Tabel 9. Gambaran partisipan penelitian berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Jumlah partisipan online Jumlah partisipan offline Pria 18 52,9 30 37 Wanita 16 47,1 51 63 Total 34 100 81 100 Dari tabel 9 diperoleh gambaran bahwa partisipan penelitian yang sedang menjalani hubungan romantis di dunia maya berimbang antara yang berjenis kelamin pria 52,9, dengan yang berjenis kelamin wanita 47,1. Sedangkan untuk partisipan penelitian yang sedang menjalani hubungan romantis di dunia nyata, jenis kelamin yang dominan adalah wanita 63.

4. Tempat tinggal

Berdasarkan pada tempat tinggal partisipan penelitian, diperoleh gambaran berikut ini: Tabel 10. Gambaran partisipan penelitian berdasarkan tempat tinggal Tempat tinggal Jumlah partisipan online Jumlah partisipan offline Kost 8 23,5 10 12,3 Rumah orang tua 21 61,8 64 79,1 Rumah saudara 5 14,7 4 4,9 Sewa sendiri - 3 3,7 Total 34 100 81 100 Universitas Sumatera Utara 63 Dari tabel 10 diperoleh gambaran bahwa sebagian besar partisipan penelitian yang baik yang sedang menjalani hubungan romantis di dunia maya maupun yang sedang menjalani hubungan romantis di dunia nyata saat ini bertempat tinggal dirumah orang tua, yaitu masing-masing sebanyak 61,8 dan 79,1.

5. Status pernikahan orang tua

Berdasarkan pada status pernikahan orang tua partisipan penelitian, diperoleh gambaran berikut ini: Tabel 11. Gambaran partisipan penelitian berdasarkan status pernikahan orang tua Status pernikahan orang tua Jumlah partisipan online Jumlah partisipan offline Masih bersama 28 82,3 66 81,5 Telah berpisah karena bercerai 4 11,8 7 8,6 Telah berpisah karena salah satu meninggal dunia 2 5,9 8 9,9 Total 34 100 81 100 Dari tabel 11 diperoleh gambaran bahwa sebagian besar partisipan penelitian dengan jumlah partisipan masing-masing sebanyak memiliki orang tua yang masih bersama, yaitu masing-masing sebanyak 82,3 dan 81,5. Universitas Sumatera Utara 64

6. Derajat pendidikan

Berdasarkan pada derajat pendidikan partisipan penelitian, diperoleh gambaran berikut ini: Tabel 12. Gambaran partisipan penelitian berdasarkan derajat pendidikan Derajat pendidikan Jumlah partisipan online Jumlah partisipan offline Tamatan SMA 1 2,9 3 3,7 Sedang menjalani pendidikan tinggi tahun ke-1 2 5,9 2 2,5 Sedang menjalani pendidikan tinggi tahun ke-2 5 14,7 7 8,6 Sedang menjalani pendidikan tinggi tahun ke-3 5 14,7 9 11,1 Sedang menjalani pendidikan tinggi tahun ke-4 13 38,3 28 34,6 Sedang menjalani pendidikan tinggi tahun ke-5 2 2,9 12 14,8 Tamatan D-3 1 2,9 2 2,5 Tamatan S-1 5 14,7 17 20,9 Sedang menjalani S-2 - 1 1,2 Total 34 100 81 100 Dari tabel 12 diperoleh gambaran bahwa sebagian besar partisipan penelitian yang sedang menjalani hubungan romantis di dunia maya sedang menjalani pendidikan tinggi tahun ke-4, yaitu sebanyak 13 orang 38,3, sedangkan partisipan penelitian yang sedang menjalani hubungan romantis di dunia maya didominasi oleh yang sedang Universitas Sumatera Utara 65 menjalani pendidikan tinggi tahun ke-4 34,6 dan yang telah menyelesaikan derajat pendidikan S-1 20,9.

7. Agama

Berdasarkan pada agama partisipan penelitian, diperoleh gambaran berikut ini: Tabel 13. Gambaran partisipan penelitian berdasarkan agama Agama Jumlah partisipan online Jumlah partisipan offline Islam 11 32,4 43 53,1 Buddha 14 41,2 25 30,9 Protestan 5 14,7 9 11,1 Katolik 4 11,7 3 3,7 Hindu - 1 1,2 Total 34 100 81 100 Dari tabel 13 diperoleh gambaran bahwa partisipan penelitian yang sedang menjalani hubungan romantis di dunia maya didominasi oleh yang beragama Buddha 41,2 dan Islam 32,4, sedangkan partisipan penelitian yang sedang menjalani hubungan romantis di dunia nyata didominasi oleh yang beragama Islam 53,1 dan Buddha 30,9.

8. Suku

Berdasarkan pada suku partisipan penelitian, diperoleh gambaran berikut ini: Universitas Sumatera Utara 66 Tabel 14. Gambaran partisipan penelitian berdasarkan suku Suku Jumlah partisipan online Jumlah partisipan offline Melayu 3 8,8 5 6,2 Batak Toba 4 11,8 5 6,2 Mandailing - 5 6,2 Karo 2 5,9 3 3,7 Simalungun 2 5,9 - Jawa 2 5,9 15 18,5 Padang 1 2,9 4 4,9 Aceh - 2 2,4 Tionghoa 17 50 31 38,3 Dan lain-lain 3 8,8 11 13,6 Total 34 100 8 100 Dari tabel 14 diperoleh gambaran bahwa sebagian besar partisipan penelitian yang sedang menjalani hubungan romantis di dunia maya berasal dari suku Tionghoa 50, sedangkan partisipan penelitian yang sedang menjalani hubungan romantis di dunia nyata didominasi oleh yang berasal dari suku Tionghoa 38,3, suku Jawa 18,5, dan suku-suku lainnya 13,6.

9. Pacar saat ini adalah pacar ke-

Berdasarkan pada banyaknya hubungan romantis yang telah dijalani oleh partisipan penelitian, diperoleh gambaran berikut ini: Universitas Sumatera Utara 67 Tabel 15. Gambaran partisipan penelitian berdasarkan banyaknya hubungan romantis yang telah dijalani Pacar saat ini adalah pacar ke- Jumlah partisipan online Jumlah partisipan offline 1 7 20,6 13 16 2 7 20,6 12 14,8 3 8 23,6 17 21 4 7 20,6 8 9,9 5 3 8,8 9 11,1 6 – 10 1 2,9 16 19,8 10 12,9 6 7,4 Total 34 100 81 100 Dari tabel 15 diperoleh gambaran bahwa partisipan penelitian yang sedang menjalani hubungan romantis di dunia maya didominasi oleh yang sedang menjalani hubungan romantis yang ke-3 23,6 dan hubungan romantis yang ke-1, ke-2, dan ke-4 20,6, sedangkan partisipan penelitian yang sedang menjalani hubungan romantis di dunia nyata didominasi oleh yang sedang menjalani hubungan romantis yang ke-3 21, ke-1 16, dan ke-2 14,8.

10. Lama hubungan romantis

Berdasarkan pada lama hubungan romantis partisipan penelitian, diperoleh gambaran berikut ini: Universitas Sumatera Utara 68 Tabel 16. Gambaran partisipan penelitian berdasarkan lama hubungan romantis Lama hubungan romantis Jumlah partisipan online Jumlah partisipan offline 1 – 12 bulan 12 35,3 30 37,1 13 – 24 bulan 11 32,4 13 16,1 25 – 36 bulan 6 17,6 16 19,8 37 – 48 bulan 2 5,9 10 12,3 49 – 60 bulan - 4 4,9 60 bulan 3 8,8 8 9,8 Total 34 100 81 100 Dari tabel 16 diperoleh gambaran bahwa partisipan penelitian yang sedang menjalani hubungan romantis di dunia maya didominasi oleh yang telah menjalaninya selama 1 – 12 bulan 35,3 dan 13 – 24 bulan 32,4, sedangkan sebagian besar partisipan penelitian yang sedang menjalani hubungan romantis di dunia nyata juga telah menjalaninya selama 1 – 12 bulan 37,1. Selain itu, perlu diperhatikan bahwa 8,8 3 orang partisipan penelitian yang sedang menjalani hubungan romantis di dunia maya telah menjalani hubungannya selama lebih dari 60 bulan 5 tahun.

11. Telah pernah bertemu muka dengan pasangan

Berdasarkan pada pernah atau tidak pernah partisipan bertemu muka dengan pasangannya, diperoleh gambaran berikut ini: Universitas Sumatera Utara 69 Tabel 17. Gambaran partisipan penelitian yang menjalani hubungan romantis di dunia maya berdasarkan pernah atau tidak pernah partisipan bertemu muka dengan pasangannya Pernah atau tidak Jumlah partisipan Pernah 31 91,2 Tidak pernah 3 8,8 Total 34 100 Dari tabel 17 diperoleh gambaran bahwa sebagian besar partisipan penelitian yang sedang menjalani hubungan romantis di dunia maya telah bertemu muka dengan pasangannya 91,2.

12. Media yang digunakan dalam menjalani hubungan romantis

Berdasarkan pada media yang digunakan oleh partisipan penelitian yang menjalani hubungan romantis di dunia maya, diperoleh gambaran berikut ini: Tabel 18. Gambaran partisipan penelitian yang menjalani hubungan romantis di dunia maya berdasarkan media yang digunakan Prioritas media yang digunakan Jumlah partisipan Chatting, video call, email 18 52,9 Chatting, email, video call 6 17,6 Video call, chatting, email 4 11,8 Email, chatting, video call 1 2,9 Email, video call, chatting 1 2,9 Tidak mengisi 4 11,8 Total 34 100 Universitas Sumatera Utara 70 Dari tabel 18 diperoleh gambaran bahwa sebagian besar partisipan penelitian yang sedang menjalani hubungan romantis di dunia maya lebih banyak media chatting yang diikuti oleh media video call dan email 52,9.

B. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel komponen rasa cinta Sternberg dan variabel kepuasan dalam hubungan romantis terdistribusi secara normal. Uji normalitas sebaran data pada alat ukur komponen rasa cinta Sternberg maupun alat ukur kepuasan hubungan romantis dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 17.00 dan metode statistik Shapiro –Wilk, dimana penyebaran data digolongkan normal apabila nilai p yang diperoleh 0,05 Field, 2009. Universitas Sumatera Utara 71 Tabel 19. Uji Normalitas Tests of Normality Kelompok Partisipan Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Sum Intimacy Online 0,947 34 0,103 Offline 0,974 81 0,098 Sum Passion Online 0,981 34 0,798 Offline 0,991 81 0,854 Sum Commitment Online 0,962 34 0,271 Offline 0,980 81 0,222 Sum Kepuasan Hubungan Online 0,943 34 0,077 Offline 0,976 81 0,132 Dari hasil uji normalitas pada tabel 19 terlihat bahwa nilai p Shapiro –Wilk untuk komponen Intimacy, Passion, Commitment, dan Kepuasan Hubungan pada partisipan yang berhubungan romantis di dunia maya serta di dunia nyata adalah p 0,05, yang berarti distribusi data penelitian bersifat normal.

2. Hasil Utama Penelitian b. Hasil Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah perubahan pada variabel komponen cinta Sternberg akan diikuti oleh perubahan pada variabel kepuasan dalam hubungan romantis. Uji linearitas pada data alat ukur komponen cinta Sternberg dan data alat ukur kepuasan dalam hubungan romantis dilakukan dengan bantuan Universitas Sumatera Utara 72 program SPSS versi 17.00 dan uji F, dimana hubungan antar variabel bersifat linear apabila nilai p yang diperoleh 0,05 Field, 2009. Hasil uji linearitas antara variabel komponen cinta Sternberg dan variabel kepuasan dalam hubungan romantis dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 20. Uji Linearitas Variabel tergantung Variabel bebas F p Keterangan Sum Kepuasan Hubungan Online Sum Intimacy Online 50,738 0,000 Linier Sum Kepuasan Hubungan Online Sum Passion Online 3,135 0,095 Tidak Linier Sum Kepuasan Hubungan Online Sum Commitment Online 14,395 0,002 Linier Sum Kepuasan Hubungan Offline Sum Intimacy Offline 31,841 0,000 Linier Sum Kepuasan Hubungan Offline Sum Passion Offline 33,210 0,000 Linier Sum Kepuasan Hubungan Offline Sum Commitment Offline 64,704 0,000 Linier Dari tabel 20, dapat dilihat bahwa hasil uji linearitas data penelitian adalah terdapat hubungan yang linier antara Kepuasan Hubungan romantis di dunia maya dengan komponen Intimacy F = 50,738, p = 0,000 0,05 dan Commitment F = 14,395, p = 0,002 0,05 sementara hubungan antara Kepuasan Hubungan romantis di dunia maya dengan komponen Passion ditemukan tidak linier F = 3,135, p = 0,095 0,05. Selain itu, juga terdapat hubungan yang Universitas Sumatera Utara 73 linier antara Kepuasan Hubungan romantis di dunia nyata dengan komponen Intimacy F = 31,841, p = 0,000 0,05, Passion F = 33,210, p = 0,000 0,05, dan Commitment F = 64,704, p = 0,000 0,05.

c. Hasil Uji Korelasi

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara komponen rasa cinta Sternberg dengan kepuasan hubungan romantis sesuai jenis hubungan romantis yang sedang dijalani. Oleh karena itu, dilakukan pengujian terhadap data penelitian dengan menggunakan Pearson Correlation untuk memperoleh koefisien korelasi r. Korelasi antara variabel-variabel penelitian bersifat signifikan jika nilai p yang diperoleh 0,05. Hasil pengujian yang diperoleh dengan bantuan program SPSS versi 17.00 adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 74 Tabel 21. Uji Korelasi pada kelompok partisipan dunia maya Sum Intimacy Online R Sum Passion Online R Sum Commitment Online R Sum Kepuasan Hubungan Online Pearson Correlation Sig. 2-tailed N 0,787 0,000 34 0,285 0,102 34 0,534 0,001 34 R 2 Besar Hubungan Keterangan 0,619 61,9 Signifikan 0,081 8,1 Tidak Signifikan 0,285 28,5 Signifikan Pada tabel 21, dapat dilihat bahwa hasil uji korelasi data penelitian adalah terdapat korelasi positif yang signifikan antara Kepuasan Hubungan romantis di dunia maya dengan komponen Intimacy r = 0,787, p = 0,000 0,05 dan Commitment r = 0,534, p = 0,001 0,05. Sementara itu, ditemukan korelasi yang tidak signifikan antara Kepuasan Hubungan romantis di dunia maya dan komponen Passion r = 0,285, p = 0,102 0,05 yang menegaskan hasil uji linearitas bahwa Kepuasan Hubungan romantis di dunia maya dan komponen Passion tidak memliki hubungan yang linier. Pada tabel yang sama juga dapat dilihat bahwa untuk Kepuasan Hubungan di dunia maya besar pengaruh komponen Intimacy adalah 61,9 dan Commitment 28,5. Universitas Sumatera Utara 75 Tabel 22. Uji korelasi pada kelompok partisipan dunia nyata Sum Intimacy Offline R Sum Passion Offline R Sum Commitment Offline R Sum Kepuasan Hubungan Offline Pearson Correlation Sig. 2-tailed N 0,530 0,000 81 0,545 0,000 81 0,648 0,000 81 R 2 Besar Hubungan Keterangan 0,281 28,1 Signifikan 0,297 29,7 Signifikan 0,420 42 Signifikan Pada tabel 22, dapat dilihat bahwa hasil uji korelasi data penelitian adalah terdapat korelasi positif yang signifikan antara Kepuasan Hubungan romantis di dunia nyata dengan komponen Intimacy r = 0,530, p = 0,000 0,05, Passion r = 0,545, p = 0,000 0,05, dan Commitment r = 0,648, p = 0,000 0,05. Pada tabel yang sama juga dapat dilihat bahwa untuk Kepuasan Hubungan romantis di dunia nyata besar pengaruh komponen Intimacy adalah 28,1, Passion 29,7, dan Commitment 42.

3. Hasil Tambahan Penelitian a. Kategorisasi Data Penelitian

Kategorisasi data penelitian akan digunakan sebagai acuan dalam pengelompokkan skor partisipan penelitian pada alat ukur komponen rasa cinta Sternberg STLS dan kepuasan hubungan Universitas Sumatera Utara 76 romantis RAS. Kategorisasi untuk kedua alat ukur akan dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu: rendah, sedang, dan tinggi. Gambaran kategorisasi skor partisipan penelitian pada kedua alat ukur dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 23. Kategorisasi data penelitian Variabel Kategori Rentang Nilai Jumlah Partisipan Online Jumlah Partisipan Offline Intimacy Rendah X 28 - - Sedang 28 ≤ X 42 11 32,35 15 18,52 Tinggi X ≥ 42 23 67,65 66 81,48 Total 34 100 81 100 Passion Rendah X 30 - - Sedang 30 ≤ X 45 22 64,71 49 60,49 Tinggi X ≥ 45 12 35,29 32 39,51 Total 34 100 81 100 Commitment Rendah X 30 - - Sedang 30 ≤ X 45 13 38,24 23 28,4 Tinggi X ≥ 45 21 61,76 58 71,6 Total 34 100 81 100 Kepuasan Hubungan Rendah X 12 1 2,94 - Sedang 12 ≤ X 18 12 35,29 31 38,27 Tinggi X ≥ 18 21 61,76 50 61,73 Total 34 100 81 100 Berdasarkan kategorisasi diatas, dapat dilihat bahwa sebagian partisipan penelitian memiliki derajat Intimacy N Online = 23, N Offline = 66, Commitment N Online = 21, N Offline = 58 dan Kepuasan Universitas Sumatera Utara 77 Hubungan N Online = 21, N Offline = 50 yang tinggi serta memiliki Passion N Online = 22, N Offline = 49 dengan derajat sedang.

C. Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian akan dibagi sesuai dengan ketiga komponen rasa cinta Sternberg. Pertama, komponen Intimacy. Hasil uji linearitas dan korelasi menunjukkan bahwa perubahan pada komponen Intimacy sejalan dengan perubahan pada Kepuasan Hubungan Romantis baik di dunia maya maupun di dunia nyata, dimana hubungan antara komponen Intimacy dengan Kepuasan Hubungan Romantis bersifat positif, yang berarti bahwa semakin besar skor pada komponen Intimacy maka semakin besar juga skor Kepuasan Hubungan Romantis. Menurut berbagai penelitian, Intimacy merupakan salah satu prediktor terkuat untuk Kepuasan Hubungan Romantis Schaefer Olson, 1981 dalam Dandurand dan Lafointaine, 2013; Snyder, 1979 dalam Reis, 1990; Greeff dan Malherbe, 2001 dalam Dandurand, 2013; Goodman, 1999 dalam Yoo, 2013. Dandurand dan Lafointaine 2013 dalam penelitian mereka mengenai Intimacy and Couple Satisfaction menyatakan bahwa pencapaian Intimacy merupakan cara untuk membentuk hubungan yang memiliki makna dan memuaskan antara manusia. Selanjutnya, Dandurand 2013 dalam Jealousy, Intimacy, and Couple Satisfaction kembali menyatakan bahwa Intimacy memberikan banyak keuntungan, sehingga manusia cenderung memandang pembentukan Universitas Sumatera Utara 78 hubungan intim sebagai cara yang efektif untuk memperoleh berbagai macam reward yang positif. Prager dalam Reis dan Sprecher, 2009 menyatakan bahwa pasangan yang lebih intim lebih bahagia daripada pasangan yang tidak intim. Dalam hal ini, pasangan yang lebih intim dinyatakan lebih banyak membuka diri self-disclosure terhadap satu sama lain, lebih banyak melakukan kontak seksual, lebih responsif secara emosional, dan lebih saling memahami, sehingga pasangan yang lebih intim lebih puas akan hubungan mereka dan memiliki hubungan yang lebih stabil. Ben- Ze’ev 2004 juga menyatakan bahwa kecocokan karakteristik internal yang memfasilitasi kedekatan Intimacy kedua pihak yang menjalani hubungan romantis memiliki peran yang besar pada hubungan romantis dunia maya. Keterbatasan dunia maya dalam menyediakan informasi mengenai penampilan fisik pasangan mengakibatkan individu untuk menggunakan informasi mengenai karakteristik internal pasangan sebagai petunjuk penampilan fisik pasangan dimana pasangan dengan karakteristik internal yang baik diasumsikan memiliki penampilan fisik yang menarik personality halo. Singkat kata, intimacy yang dirasakan dalam hubungan romantis menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk mengimajinasikan dan mengidealisasikan penampilan fisik pasangan, yang akhirnya akan meningkatkan kepuasan hubungan romantis dan menurunkan keraguan dalam hubungan romantis. Kedua, komponen Passion. Hasil uji linearitas dan korelasi menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi pada komponen Passion hanya Universitas Sumatera Utara 79 sejalan dengan perubahan pada Kepuasan Hubungan Romantis di dunia nyata, namun tidak demikian dengan Kepuasan Hubungan Romantis di dunia maya. Hubungan antara komponen Passion dengan Kepuasan Hubungan Romantis di dunia nyata bersifat positif, yang berarti bahwa semakin besar skor komponen Passion maka semakin besar juga skor Kepuasan Hubungan Romantis di dunia nyata, sementara komponen Passion dengan Kepuasan Hubungan Romantis di dunia maya tidak memiliki hubungan. Berdasarkan definisi operasionalnya, Passion secara dominan termanifestasi dalam bentuk ketertarikan fisik dan keinginan seksual. Seksualitas merupakan faktor penting dalam menjaga kepuasan hubungan romantis, dimana keinginan seksual merupakan indikator yang lebih baik untuk fungsi hubungan romantis dibandingkan dengan frekuensi perilaku seksual. Kepuasan dengan hubungan seksual ditemukan memiliki korelasi positif dengan kepuasan hubungan romantis dan kesejahteraan psikologis Hill; Prager dalam Reis dan Sprecher, 2009. Akan tetapi, Ng 2010 dalam penelitiannya mengenai Intimacy, Passion, Commitment and Satisfaction in Romantic Relationships: The Effects of Duration, Partner and Perception di Hong Kong menemukan bahwa komponen Passion tidak mempengaruhi Kepuasan Hubungan romantis karena: 1 komponen Passion mempengaruhi Kepuasan Hubungan romantis secara tidak langsung, yaitu lewat hubungannya dengan komponen Intimacy Universitas Sumatera Utara 80 dan Commitment. 2 pengaruh faktor budaya dimana hubungan romantis pada budaya Asia kurang menekankan keberadaan Passion. Ng menyatakan bahwa komponen Passion melibatkan aspek fisik dan seksual dalam sebuah hubungan romantis, sementara pada budaya Asia aspek fisik dan seksual dalam sebuah hubungan romantis cenderung dipandang tabu. Berdasarkan teori Ben- Ze’ev 2004 hubungan romantis pada dunia maya juga kurang memperhatikan ketertarikan fisik dibandingkan dengan hubungan romantis di dunia nyata. Hubungan romantis pada dunia maya berkembang lewat kedekatan dan kecocokan antara kedua pihak yang menjalani hubungan tersebut. Individu yang merasa bahwa pasangannya dekat dan cocok dengan dirinya akan mengidealisasikan pasangannya sebagai orang yang memiliki penampilan fisik yang menarik personality halo, sehingga dalam hubungan romantis pada dunia maya Passion berhubungan dengan Intimacy. Ketiga, komponen Commitment. Hasil uji linearitas dan korelasi menunjukkan bahwa perubahan pada komponen Commitment sejalan dengan perubahan pada Kepuasan Hubungan Romantis baik di dunia maya maupun di dunia nyata, dimana hubungan antara komponen Commitment dengan Kepuasan Hubungan Romantis bersifat positif, yang berarti bahwa semakin besar skor pada komponen Commitment maka semakin besar juga skor Kepuasan Hubungan Romantis. Menurut Agnew dalam Reis dan Sprecher, 2009, komitmen merupakan variabel yang penting dalam hubungan romantis karena: Universitas Sumatera Utara 81 1 Komitmen memiliki pengaruh besar terhadap emosi, kognisi, dan motivasi dalam hubungan romantis. Penelitian telah menunjukkan bahwa pasangan dengan komitmen yang tinggi cenderung memandang hubungan romantisnya memiliki kualitas yang lebih baik daripada hubungan romantis pasangan lain. 2 komitmen berkaitan dengan praktek berbagai perilaku yang berperan penting dalam menjaga keberlangsungan hubungan romantis relationship-maintenance behaviors. Perilaku seperti akomodasi, kemampuan untuk memaafkan, dan kesediaan untuk mengorbankan diri sendiri berfungsi mempertahankan hubungan disaat mengalami masalah. Relationship-maintenance behaviors memiliki korelasi positif dengan kepuasan hubungan romantis dimana semakin sering individu mempraktekkan relationship-maintenance behaviors, maka semakin besarlah kepuasan yang ia rasakan Rusbult dan Rigetti; Frame, Mattson, dan Johnson dalam Reis dan Sprecher, 2009. 3 komitmen adalah prediktor yang kuat untuk pemutusan hubungan romantis. Individu dengan derajat komitmen yang terus menurun pada akhirnya akan memutuskan hubungan romantis yang sedang ia jalani, sehingga derajat komitmen dapat berfungsi sebagai prediktor stabilitas sebuah hubungan romantis. Terakhir, hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen cinta yang memiliki hubungan terkuat dengan Kepuasan Hubungan Romantis pada partisipan yang menjalani hubungan romantis melalui dunia maya adalah Universitas Sumatera Utara 82 komponen Intimacy 61,9. Hal ini diakibatkan karena: 1 Pada hubungan romantis yang dijalani melalui dunia maya, kecocokan karakteristik internal antara pasangan dinilai penting. Kecocokan tersebut dievaluasi berdasarkan self-disclosure yang dilakukan oleh kedua pihak, dimana dunia maya merupakan media yang efektif dalam memfasilitasi self-disclosure Ben- Ze’ev, 2004 dan 2 Komponen Intimacy memediasi hubungan antara komponen Passion dengan Kepuasan Hubungan Romantis. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa komponen cinta yang memiliki hubungan terkuat dengan Kepuasan Hubungan Romantis pada partisipan yang menjalani hubungan romantis melalui dunia nyata adalah komponen Commitment 42. Hal ini diakibatkan karena pada hubungan romantis yang dijalani melalui dunia nyata, individu berinvestasi lebih banyak dalam hubungan yang sedang ia jalani Ben- Ze’ev, 2004. Investasi yang tinggi mengakibatkan keterlibatan emosional yang tinggi pula, sehingga Commitment memiliki hubungan yang kuat dengan Kepuasan Hubungan Romantis. Universitas Sumatera Utara 83 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan