Hubungan Romantis pada Konteks Dunia Maya dan Dunia Nyata

32 seperti: surat-menyurat atau komunikasi synchronous seperti: percakapan lewat telepon atau aktivitas bersama. Dengan berkomunikasi, kedua pihak saling mengenal satu sama lain dan membentuk batasan- batasan yang mendefinisikan hubungan romantis mereka sperti: ekspektasi dan komitmen terhadap hubungan romantis. Jika proses komunikasi atau media yang digunakan untuk melakukan kontak dengan pasangan secara eksklusif atau dominan adalah tanpa bertatap muka secara langsung, maka hubungan romantis yang dijalani oleh individu dapat didefinisikan sebagai hubungan romantis melalui dunia maya. Sedangkan jika hubungan romantis secara eksklusif atau dominan dijalani lewat bertatap muka secara langsung face-to-face, maka hubungan romantis yang dijalani oleh individu dapat didefinisikan sebagai hubungan romantis melalui dunia nyata.

2. Hubungan Romantis pada Konteks Dunia Maya dan Dunia Nyata

Menurut Ben- Ze’ev 2004, hubungan romantis yang tulus melibatkan 2 pola evaluatif dasar: 1. Attractiveness yaitu daya tarik eksternal. 2. Praiseworthiness yaitu daya tarik internal. Derajat pentingnya kedua pola evaluatif diatas bagi individu yang menjalani hubungan romantis dipengaruhi oleh faktor individual dan sosial. Meskipun demikian, keduanya saling terkait: penilaian terhadap Universitas Sumatera Utara 33 penampilan fisik pasangan mempengaruhi penilaian karakteristik internal pasangan, dan begitu pula sebaliknya. Hubungan romantis melalui dunia maya dan melalui dunia nyata memiliki perbedaan pada derajat pentingnya pola evaluatif yang terlibat dalam hubungan romantis, yaitu: 1. Hubungan romantis melalui dunia nyata lebih mementingkan daya tarik fisik. 2. Hubungan romantis melalui dunia maya lebih mementingkan karakteristik internal yang dinilai positif. Hal ini bukan berarti hubungan romantis melalui dunia nyata mengabaikan pentingnya karakteristik internal ataupun hubungan romantis melalui dunia maya mengabaikan pentingnya daya tarik fisik. Yang terjadi adalah karakteristik internal dianggap kurang penting daripada daya tarik fisik pada hubungan romantis melalui dunia nyata dan daya tarik fisik dianggap kurang penting daripada karakteristik internal pada hubungan romantis melalui dunia maya. Pada hubungan romantis melalui dunia nyata, daya tarik fisik merupakan standar pertama yang digunakan oleh individu untuk mengevaluasi calon pasangan. Hal ini dikarenakan indra penglihatan lebih mampu dalam menyediakan informasi dibandingkan dengan indra lainnya. Selain itu, manusia telah terbiasa melakukan atribusi secara spontan berdasarkan pada evaluasi stereotype tertentu. Setiap individu memiliki bayangan mengenai pasangan ideal yang ia inginkan. Ketika Universitas Sumatera Utara 34 sebagian aspek dari pasangan ideal tersebut tercermin dalam penampilan fisik calon pasangan, individu akan menggunakan imajinasinya untuk mengisi kekosongan informasi yang ia rasakan mengenai karakteristik internal calon pasangan. Fenomena inilah yang dikenal sebagai attractiveness halo individu yang menarik secara fisik diasumsikan memiliki karakteristik internal yang baik. Pada hubungan romantis melalui dunia maya, hubungan romantis dimulai dari kedekatan akibat kecocokan antara karakteristik internal kedua belah pihak. Akan tetapi, menjalani hubungan romantis tanpa memikirkan penampilan fisik pasangan tidaklah mudah dilakukan. Pada dunia maya yang memiliki keterbatasan dalam menyediakan informasi yang jelas dan mendetail mengenai penampilan fisik pasangan, individu umumnya menggunakan imajinasi yang ia miliki untuk mengisi kekosongan informasi yang ia rasakan. Penggunaan imajinasi ini akan mengarah pada idealisasi penampilan fisik pasangan atau personality halo individu yang memiliki karakteristik internal yang baik diasumsikan memiliki penampilan fisik yang menarik. Akibatnya, individu yang menjalani hubungan romantis yang serius melalui dunia maya dapat mengubah standar penampilan fisik yang ia anggap menarik menjadi berdasarkan karakteristik fisik pasangannya saat ini. Selain kedua pola evaluatif diatas, hubungan romantis melalui dunia maya dan melalui dunia nyata memiliki perbedaan pada availability ketersediaan calon pasangan dan effort derajat keterlibatan Universitas Sumatera Utara 35 individu dalam hubungan romantis. Pada hubungan romantis melalui dunia nyata, jumlah calon pasangan yang available kepada individu terbatas pada calon-calon pasangan yang dapat dijangkau dalam lingkungan fisik dan sosial individu, sedangkan pada hubungan romantis melalui dunia maya tidak terdapat batasan yang mengecilkan jumlah calon pasangan yang available kepada individu. Ben- Ze’ev berasumsi bahwa semakin tinggi availability dalam sebuah hubungan romantis maka effort yang dilakukan individu akan semakin rendah. Dibandingkan dengan hubungan romantis melalui dunia nyata, sumber daya yang diperlukan untuk menyeleksi pasangan dan menjaga hubungan romantis melalui dunia maya lebih sedikit. Rendahnya effort dalam hubungan romantis melalui dunia maya merupakan alasan mengapa commitment pada hubungan romantis melalui dunia maya lebih rendah daripada commitment pada hubungan romantis melalui dunia nyata. Di samping perbedaan-perbedaan di atas, hubungan romantis melalui dunia maya dan melalui dunia nyata memiliki persamaan dalam 5 aspek yang mendasari ketertarikan dalam hubungan romantis Levine dalam Ben- Ze’ev, 2004: 1. Proximity Proximity berperan terhadap ketertarikan dalam hubungan romantis dimana semakin tinggi frekuensi kontak exposure antara kedua belah pihak yang menjalani hubungan romantis, Universitas Sumatera Utara 36 semakin besar pula ketertarikan yang dirasakan terhadap pasangan. Pada hubungan romantis melalui dunia nyata, proximity berarti jarak fisik antara pasangan. Pada hubungan romantis melalui dunia maya, proximity berarti jarak ikatan mental antara pasangan. Jarak fisik yang dekat akan meningkatkan ketertarikan pada hubungan romantis melalui dunia nyata, sementara komunikasi yang sering, berdurasi lama, dan mendalam akan meningkatkan ketertarikan pada hubungan romantis melalui dunia maya. Dibandingkan dengan hubungan romantis melalui dunia nyata, proximity pada hubungan romantis melalui dunia maya lebih mudah dikecilkan karena komunikasi pada dunia maya sangat mudah dilakukan dan tidak menghabiskan banyak sumber daya fisik. 2. Self-presentation Pada hubungan romantis melalui dunia nyata, self- presentation presentasi diri awalnya diekspresikan dalam bentuk daya tarik fisik, sehingga ketertarikan awal pada calon pasangan didasarkan pada daya tarik fisik. Pada hubungan romantis melalui dunia maya, self- presentation merupakan cara yang digunakan individu untuk Universitas Sumatera Utara 37 mengekspresikan dan mendeskripsikan dirinya, sehingga daya tarik individu tergantung pada karakteristik internalnya. Dibandingkan dengan hubungan romantis melalui dunia nyata, self-presentation pada hubungan romantis melalui dunia maya lebih dapat dikontrol secara sadar. Selain itu, self- presentation pada hubungan romantis melalui dunia nyata lebih mudah divalidasi karena terdapat banyak sumber informasi yang tersedia kepada individu, sedangkan sumber informasi yang tersedia pada hubungan romantis melalui dunia maya lebih terbatas. 3. Similarity Pada hubungan romantis melalui dunia nyata, similarity yang dimaksud berbentuk kemiripan dalam aspek-aspek diri tertentu, seperti: usia, latar belakang keluarga, agama, pendidikan, dan pandangan sosial serta politik. Pada hubungan romantis melalui dunia maya, similarity yang dimaksud berbentuk kecocokan ketika berkomunikasi dan kemiripan pada karakteristik non-fisik seperti kepercayaan dan nilai-nilai yang dipegang oleh individu. Dibandingkan dengan hubungan romantis melalui dunia nyata, similarity pada hubungan romantis melalui dunia maya lebih mudah dideteksi karena individu pada dunia maya secara Universitas Sumatera Utara 38 sengaja mengindikasikan ciri-ciri tertentu yang berperan dalam penilaian similarity. 4. Reciprocity Pada hubungan romantis melalui dunia nyata, reciprocity berarti bahwa individu cenderung tertarik pada orang yang mengungkapkan ketertarikan pada dirinya. Individu bersedia mencintai pasangannya dan mengharapkan pasangannya juga mencintainya. Kurangnya reciprocity dalam hubungan romantis akan mengakibatkan penurunan intensitas rasa cinta atau merasa dipermalukan. Pada hubungan romantis melalui dunia maya, reciprocity sangat jelas terlihat karena pasangan menggunakan percakapan untuk menjalani hubungan romantis dan saling melakukan self- disclosure. 5. Expectations Pada hubungan romantis melalui dunia nyata, individu cenderung memiliki expectation dan idealisasi terhadap pasangan yang akan mengarah pada self-fulfilling prophecy. Expectation dan idealisasi merupakan bias positif yang membuat pasangan tampak lebih menarik dan memperbesar nilai-nilai positif yang terdapat dalam hubungan romantis. Pada hubungan romantis melalui dunia maya, expectation dan idealisasi memiliki peran yang lebih besar karena infomasi Universitas Sumatera Utara 39 mengenai pasangan terbatas dan bukti-bukti yang membantah idealisasi pasangan sangat sedikit. Idealisasi cenderung lebih mudah dilakukan terhadap pasangan dunia maya karena individu bebas berimajinasi tanpa batasan, pasangan cenderung melakukan self-presentation yang positif, dan menginterpretasikan informasi yang ambigu serta yang tidak diketahui secara positif lebih mudah dilakukan. D. Hubungan Derajat Komponen Cinta dengan Kepuasan Hubungan Romantis Berkaitan dengan Jenis Hubungan Romantis Hubungan yang signifikan antara komponen cinta Sternberg dengan kepuasan hubungan romantis telah secara konsisten dibuktikan oleh hasil berbagai penelitian meskipun komponen cinta yang dinyatakan berhubungan dengan kepuasan hubungan romantis ditemukan berbeda baik pada hubungan romantis pada dunia nyata maupun dunia maya Ben- Ze’ev, 2004; Acker dan Rusbult dan Buunk dalam Anderson dan Emmers-Sommer, 2006; Anderson dan Emmers-Sommer, 2006; Davis dalam Tung, 2007; Madey dan Rodgers, 2009; dan Ng, 2010. Ditinjau dari konteks hubungan romantis, Ben- Ze’ev 2004 menyatakan bahwa hubungan romantis melalui dunia nyata lebih mementingkan ketarikan fisik terhadap pasangan Passion tinggi, kurang mementingkan karakteristik internal Intimacy rendah dan memiliki tingkat availability yang rendah dan effort yang tinggi Commitment tinggi. Universitas Sumatera Utara 40 Sementara hubungan romantis melalui dunia maya lebih mementingkan karakteristik internal positif yang menimbulkan kedekatan antara kedua pihak Intimacy tinggi, kurang mementingkan ketarikan fisik terhadap pasangan Passion rendah, dan memiliki tingkat availability yang tinggi dan effort yang rendah Commitment rendah. Perbedaan antara kedua konteks hubungan romantis diatas memiliki pengaruh terhadap tingkat komponen cinta yang dialami oleh individu yang menjalani hubungan romantis, yang kemudian dapat mengarah pada perbedaan kuatnya hubungan tiap komponen cinta dengan kepuasan hubungan romantis.

E. Hipotesis Penelitian