Hasil Uji Kesesuaian Test Goodness of fit

INFLASI = 0.700431 – 0.071104 TPID + µ Model persamaan regresi tersebut bermakna : 1. Nilai konstanta sebesar 0,700431 yang berarti apabila nilai variabel independen TPID Dummy Variabel Bebas dianggap konstan, maka INFLASI Provinsi Sumatera Utara sebesar -0,071104 . 2. Variabel dummy Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah TPID memiliki koefisien regresi sebesar -0.071104 menunjukkan bahwa Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah TPID berpengaruh negatif terhadap Inflasi Provinsi Sumatera Utara, yang berarti sesudah adanya Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah TPID Provinsi Sumatera Utara Inflasi secara kumulatif inflasi menurun, sesuai hipotesis penelitian TPID berperan positif dalam pengendalian inflasi Provinsi Sumatera Utara, berarti TPID berperan menurunkan Inflasi Provinsi Sumatera Utara sebesar 7,11.

4.3.3 Hasil Uji Kesesuaian Test Goodness of fit

4.3.3.1 Analisis Koefisien Determinasi R

2 Berdasarkan hasil estimasi pada tabel 4.6, diperoleh nilai koefisien determinisai R 2 sebesar 0,529225 atau 52,92 persen. Hal ini berarti bahwa variabel bebas yang ada dalam persamaan yaitu TPID dummy variabel bebas, cukup mampu menjelaskan variabel terikat yaitu Inflasi, dan sisanya 47,08 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam persamaan. Universitas Sumatera Utara

4.3.3.2 Hasil Uji t-Statistik Uji Parsial

Analisis Uji t-statistik dapat dilihat pada Tabel 4.7. berikut : Tabel 4.7. Hasil Uji t-Statistk Uji Parsial Variable Coefficien Std. Error t-Statistic Prob. C 0.700431 0.193382 3.622000 0.0004 TPID -0.071104 0.271680 -0.261718 0.7939 AR1 0.166669 0.082283 2.025564 0.0447 Dependent Variabel: INFLASI Sumber: diolah dari Eviews 7.0 Dari tabel 4.7, di atas Hasil Uji t-Statistik diperoleh sebagai berikut : . 1. Dari tabel 4.7, dapat dilihat bahwa nilai t-hitung TPID Variabel bebas dummy sebesar -0.261718 dengan probability 0,7939 . Pada α = 5, t hitung t tabel 0.261718 1,976811. Artinya, TPID tidak memberi pengaruh yang signifikan terhadap Inflasi Provinsi Sumatera Utara pada tingkat kepercayaan 95 persen selama kurun waktu Januari 2002 sampai Desember 2013. 4.3.4 Peranan Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah TPID Terhadap Penngendalian Inflasi Provinsi Sumatera Utara. Meneurut Fatimah 2013 Sebagai langkah untuk menjaga tingkat inflasi agar tetap rendah dan stabil, Bank Indonesia membentuk suatu wadah koordinasi antara BI, Pemerintah dan dinas terkait untuk turut serta dalam usaha menjaga tingkat inflasi tersebut. Koordinasi antara pemerintah dan Bank Indonesia telah diwujudkan dengan membentuk Tim Koordinasi Penetapan Sasaran, Pemantauan dan Pengendalian Inflasi TPI di tingkat pusat sejak tahun 2005. Anggota TPI, terdiri dari Bank Indonesia dan Kementerian teknis terkait di Pemerintah seperti Kementerian Keuangan, Kantor Menko Bidang Perekonomian, Badan Universitas Sumatera Utara Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Menyadari pentingnya koordinasi tersebut, sejak tahun 2008 pembentukan TPI diperluas hingga ke level daerah yang dikenal dengan nama Tim Pengendali Inflasi Daerah TPID. Sistem kerja yang dilakukan adalah memantau harga, pasokan dan mengantisipasi adanya lonjakan harga. Mekanisme rapat dilakukan triwulanan dan tim ini memberikan masukan berupa ulasan inflasi bulan sebelumnya, perkiraan untuk bulan berikutnya dan rekomendasi. TPID Provinsi Sumatera Utara yang beranggotakan, antara lain, Biro Perekonomian Setda Provinsi Sumatera Utara, Bappeda Provinsi Sumatera Utara, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara, Bulog Divre Provinsi Sumatera Utara, Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara, Dinas Perhubungan dan LLAJ Provinsi Sumatera Utara, Polda Provinsi Sumatera Utara, BPS Provinsi Sumatera Utara, Kadin Provinsi Sumatera Utara, Badan Ketahanan Pangan, Pertamina, ISEI, dan Bank Indonesia Wilayah IX Sumut-Aceh saling melakukan koordinasi untuk menjaga laju inflasi. Langkah awal TPID untuk menjaga laju inflasi adalah dengan memberikan ulasan terkait inflasi pada bulan sebelumnya dan perkiraan inflasi bulan berikutnya serta mendiskusikan tindakan antisipasi untuk mengatasi inflasi tersebut. TPID diproksikan dengan variabel kualitatif dummy. TPID mulai dibentuk pada tahun 2008, maka sebelum dibentuk TPID diwakili dengan nilai 0 dan Universitas Sumatera Utara semenjak tahun 2008 diwakili dengan nilai 1. Berdasarkan Tabel 4.7, Adapun hasil dari estimasi dengan menggunakan Eviews 7.0 adalah sebagai berikut: Berdasarkan hasil estimasi pada tabel 4.7, pada variabel dummy untuk TPID koefisiennya sebesar -0.071104 . Dari nilai koefisien yang negatif menunjukkan bahwa TPID berpengaruh negatif terhadap inflasi. Dari hasil estimasi ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada pengendalian inflasi sebelum dan setelah adanya TPID. Sebelum dibentuknya TPID yaitu sebelum tahun 2008, inflasi cenderung tinggi. Sedangkan setelah dibentuk TPID sejak tahun 2008, inflasi cenderung menurun seperti yang ditunjukkan oleh koefisien yang bertanda negatif. Maka dapat disimpulkan bahwa setelah dibentuk TPID, tingkat inflasi Provinsi Sumatera Utara cenderung menurun.

4.3.5 Peranan Tim Pengendalian Inflasi Daerah TPID Melalui Pendekatan Kelembagaan