Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus : t
-hitung
=
Dimana:
b
i
= koefisien Variabel Independen b
= nilai hipotesis nol S
bi
= simpangan baku dari variabel independen
3.6.4 Model Autoregressive Untuk Mengukur Tingkat Persistensi Inflasi
Untuk mengukur tingkat persistensi inflasi maka model yang digunakan adalah model autoregressive. Pemilihan model AR ini dikarenakan model AR
merupakan pengukur persistensi inflasi yang cukup baik. Dari beberapa studi yang telah dilakukan, seperti yang dilakukan Arimurti 2008, Yanuarti 2007,
Alamsyah 2008, model autoregressive AR time series merupakan pendekatan yang paling lazim dalam riset empiris. Formula AR dengan order p dapat
dijabarkan sebagai berikut:
Π
t
= µ + α
j
π
t-j
+
t
Dimana:
Π
t
: tingkat inflasi bulanan pada waktu t
µ : konstanta dari hasil proses estimasi, sebagai kontrol terhadap rata-
rata inflasi
α
j
: jumlah koefisien AR
t
: random error term atau residual dari regresi persamaan di atas Tingkat persistensi inflasi dihitung dengan menjumlahkan koefisien AR sebagai
berikut:
= α
j
Setelah mengetahui derajat persistensi inflasi di Sumatera Utara, selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap sumber persistensi inflasi di Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
terutama dari sisi penawaran. Untuk mengetahui sumber persistensi inflasi di Sumatera utara dengan menggunakan Partial Adjustment Model PAM dengan
persamaan awal sebagai berikut :
��= ��0+ ��0��+ 1−� ��−1+ �� ; dimana
��= ���
Model PAM tersebut juga termasuk model Autoregressive. Berdasar pada model awal tersebut maka persamaan yang digunakan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
����= �0 +�1�����+�2������+ �3������+ �4����+ �5����+�6�������+�7������+ 1−� ����−1+ ��
Dimana:
INF = tingkat inflasi
BAMA = indeks harga kelompok bahan makanan
MAMIN = indeks harga kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan
tembakau PERUM
= indeks harga kelompok perumahan SAND
= indeks harga keompok sandang KES
= indeks harga kelompok kesehatan\ PENDIK
= indeks harga kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga TRANS
= indeks harga kelompok transportasi dan komunikasi β
= koefisien ��
= error terms
Kemudian jangka waktu untuk kembali ke nilai alamiah maka digunakan cara yang digunakan untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh
inflasi untuk kembali pada keseimbangan awal atau nilai alamiahnya setelah adanya shock dapat diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut
:
Gujarati, 2003
Dimana: p
= derajat persistensi inflasi h
= lamanya waktu
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Daerah Penelitian
1. Kondisi Geografis Sumatera Utara
Sumatera Utara terletak diantara 10 – 40 Lintang Utara dan 980 – 1000 Bujur Timur. Di sebelah Utara Provinsi Sumatera Utara berbatasan dengan
Provinsi Aceh dan Selat Malaka, sebelah Timur dan Selat Malaka, sebelah Selatan dengan Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera Barat, sebelah Barat dengan
Samudera Hindia. Luas daerah Provinsi Sumatera Utara adalah 71.680 Km2 atau 7.168.000 Ha,
yang meliputi : Pantai Timur, Dataran Tinggi, Pantai Barat dan Kepulauan Nias. Panjang Pantai Timur ± 330 Km dan Pantai Barat ± 280 Km, jarak antara Pantai
Barat dan Pantai Timur melewati pegunungan Bukit Barisan di sebelah Utara ± 220 Km sedang di bagian Selatan ± 300 Km. Luas hutan pada tahun 1982 tinggal
28 dari luas wilayah Sumatera Utara yang menyebabkan tanah krisis yakni 724 – 144 Ha serta pendangkalan sungai yang menimbulkan banjir.
Keadaan topografi bervariasi, sebahagian datar dan sebagian merupakan daerah pantai dan dataran tinggi dan ketinggian dari 0 meter di atas permukaan
laut di Tanjung Balai sampai 1.418 meter di atas rata-rata berkisar 150C – 320C, dan kelembaban udara antara 83 - 89.
Dataran rendah Pantai Timur merupakan daerah pertanian yang luas dan memiliki kesuburan tanah yang lebih baik jika dibandingkan dengan wilayah
Pantai Barat. Wilayah Pantai Timur merupakan areal perkebunan yang luas dan
Universitas Sumatera Utara