mana kualitas menghukum diri sendiri dari objek diambil dan ditegakkan dalam diri seseorang sebagai gejala atau sifat karakter.
e. Pasif-Agresif
Mekanisme pembelaan berupa sikap melakukan pemusuhan dengan cara diam- diam atau secara pasif menyerang orang lain. Agresi kepada orang
lain diekspresikan secara tidak langsung melalui pasivitas , masokisme, dan berbalik menentang diri sendiri. Manifestasi perilaku pasif-agresif
adalah kegagalan , penundaan , dan penyakit yang lebih mempengaruhi orang lain dibandingkan diri sendiri.
f. Regresi
Mekanisme pembelaan dengan cara bersikap kembali seperti pada waktu fase anak-kanak, sehingga sikapnya tiak lagi sesuai dengan keadaannya
sekarang. Melalui regresi, orang berusaha untuk kembali ke fase fungsi libido yang lebih awal untuk menghindari ketegangan dan konflik yang
ditimbulkan pada tingkat perkembangan sekarang. Ini mencerminkan kecenderungan dasar untuk mendapatkan pemuasan instinktual pada
periode yang kurang berkembang . Regresi juga merupakan fenomena normal, karena sejumlah tertentu regresi adalah diperlukan untuk
relaksasi, tidur, dan orgasme dalah hubungan seksual. Regresi dianggap penyerta yang penting dari proses kreatif
g. Fantasi Skizoid
Mekanisme pembelaan yan diperlihatkan dengan cara melamun. Melalui khayalan, orang menuruti kemunduran autistik untuk memecahkan konflik
dan mendapatkan pemuasan . Keintiman interpersonal adalah dihindari, dan eksentrisitas berperan untuk menolak orang lain. Orang tidak
sepenuhnuya percaya pada khayalan atau ingin memerankannya
h. Somatisasi
Mekanisme pembelaan dengan cara mengalihkan situasi yang dihadapi pada eluhan-keluhan fisik seperti hipokondriasis tetapi rasa sakit yang
dikeluhkan meliputi badan atau seluruh tubuh. Asal psikis diubah menjadi gejala tubuh dan orang cenderung bereaksi dengan manifestasi somatik
bukannya manifestasi psikis. Pada desomatisasi, respon somatisasi infantil digantikan oleh pikiran dan afek pada resomatisasi, orang beregresi
kepada bentuk somatik yang febih awal saat berhadapan dengan konflik
yang terpecahkan.
i. Identifikasi
Identifikasi yang berperan penting dalam perkembangan ego, juga dapat digunakan sebagai mekanisme pertahanan dalam keadaan tertentu.
Identifikasi dengan objek cinta dapat berperan sebagai pertahanan terhadap kecemasan atau rasa sakit yang menyertai perpisahan dari atau
kehilangan objek, baik nyata atau ancaman, jika identifikasi terjadi karena rasa bersalah, orang beridentifikasi untuk menghukum dirinya sendiri
dengan kualitas atau gejala orang yang merupakan sumber perasaan bersalah. Mekanisme identifikasi pada agresor, pertama kali dijelaskan
oleh Anna Freud, dapat juga dimasukkan sebagai mekanisme pertahanan
j. Proyeksi
Seseorang menempatkan perasaannya dan harapannya sendiri kepada orang lain karena perasaan internal atau afek menyakitkan yang tidak
dapat ditoleransi. Secara karakteristik ditemukan pada keadaan psikotik, khususnya sindroma paranoid, proyeksi juga banyak digunakan dalam
kondisi normal. Dalam psikosis, proyeksi mengambil bentuk waham yang jelas tentang kenyataan ekstemal, biasanya bersifat waham kejar, dan
termasuk persepsi perasaan diri sendiri kepada orang lain dan memerankan persepsi selanjutnya
Mekanisme Pembelaan Neurotik
Suatu mekanisme pembelaan yang dilakukan dengan sikap dan tingkah laku neurotik dengan keluhan cemas, khawatir , was-was dan ketakutan . Beberapa
mekanisme pembelaan neurotik, antara lain ialah :
a. Controlling