yang terpecahkan.
i. Identifikasi
Identifikasi yang berperan penting dalam perkembangan ego, juga dapat digunakan sebagai mekanisme pertahanan dalam keadaan tertentu.
Identifikasi dengan objek cinta dapat berperan sebagai pertahanan terhadap kecemasan atau rasa sakit yang menyertai perpisahan dari atau
kehilangan objek, baik nyata atau ancaman, jika identifikasi terjadi karena rasa bersalah, orang beridentifikasi untuk menghukum dirinya sendiri
dengan kualitas atau gejala orang yang merupakan sumber perasaan bersalah. Mekanisme identifikasi pada agresor, pertama kali dijelaskan
oleh Anna Freud, dapat juga dimasukkan sebagai mekanisme pertahanan
j. Proyeksi
Seseorang menempatkan perasaannya dan harapannya sendiri kepada orang lain karena perasaan internal atau afek menyakitkan yang tidak
dapat ditoleransi. Secara karakteristik ditemukan pada keadaan psikotik, khususnya sindroma paranoid, proyeksi juga banyak digunakan dalam
kondisi normal. Dalam psikosis, proyeksi mengambil bentuk waham yang jelas tentang kenyataan ekstemal, biasanya bersifat waham kejar, dan
termasuk persepsi perasaan diri sendiri kepada orang lain dan memerankan persepsi selanjutnya
Mekanisme Pembelaan Neurotik
Suatu mekanisme pembelaan yang dilakukan dengan sikap dan tingkah laku neurotik dengan keluhan cemas, khawatir , was-was dan ketakutan . Beberapa
mekanisme pembelaan neurotik, antara lain ialah :
a. Controlling
Mekanisme pembelaan yang ditunjukkan dengan tingkah laku suka mengawasi mengontrol atau memantau orang lain dan lingkungan untuk
kepentingan diri sendiri. Tingkah laku yang diperlihatkan itu mengandung maksud untuk menutupi kekurangan yang ada pda dirinya sendiri,
disamping untuk mendapatkan kepuasan tersendiri bagi dirinya. Terdapat usaha bertebihan untuk menangani atau mengatur peristiwa atau objek
dalam lingkungan untuk menekan kecemasan dan untuk memecahkan
konflik dalam diri.
b. Isolasi
Mekanisme pembelaan dengan cara mengasingkan diri. Orang yang memakai mekanisme pembelaan suka menyendiri bila menghadapi
bahaya atau sedang stres. Isolasi adalah pembelaan atau pemisahan gagasan dari afek yang menyertainya tetapi direpresi. Isolasi sosial adalah
tidak adanya objek hubungan.
c. Displacement
Mekanisme pembelaan dengan cara memindahkan obyek emosi atau kemarahannya pada orang lain. Suatu emosi atau dorongan katheksis dari
gagasan atau objek adlah dipindahkan kepada orang lain yang menyerupai aslinya dalam aspek atau kualitasnya. Pengalihan memungkinkan
perwakilan simbolik gagasan atau objek asli dengan cara yang kurang katheksis atau yang menimbulkan lebih sedikit ketegangan dibandingkan
aslinya
d. Intelektualisasi
Mekanisme pembelaan dengan cara memperhatikan intelektualitasnya. Mereka yang memakai mekanisme ini akan banyak bicara untuk
memperiihatkan intelektualitasnya. Sangat mirip dengan rasionalisasi, intelektualisasi adalah pemakaian berlebihan proses intelektual untuk
menghindari ekspresi atau pengalaman afektif. Tekanan yang tidak semestinya dipusatkan pada benda mati untuk menghindari keintiman
dengan orang. perhatian diberikan pada kenyataan eksternal utnuk menghindari ekspresi perasaan internal, dan penekanan secara
berlebihan diberikan pada perincian yang tidak relevan untuk menghindari merasakan keseluruhan.
e. Represi
Mekanisme pembelaan dengan cara menghindari dari konflik yang dihadapi tanpa disadari . Suatu saat konflik yang disimpan dalam bawah
sadar ini akan dapat muncul ke permukaan dan dapat mengganggu kehidupannya. Suatu gagasan atau perasaan dapat dibuang atau ditahan
dari kesadaran melalui represi. Represi primer adalah mengekang gagasan dan perasaan sebelum mereka mencapai kesadaran ; represi
sekunder adalah mengeluarkan dari kesadaran apa yang pernah dialami
pada tingkat sadar. Hal yang direpresi tidak benar-benar dilupakan, sehingga perilaku simbolik dapat ditemukan. Represi adalah berbeda dari
supresi dengan mempengaruhi inhibisi impuls yang disadari sampai titik yang hilang dan tidak hanya menunda penghargaan tujuan. Persepsi
instink dan perasaan yang disadari adalah dihalangi.
f. Disosiasi