Identifikasi proyektif Pembelaan Acting out Blocking Hipokondriasis

sehingga timbul faham dan halusinasi atau ilusi. Kenyataan eksternal ibentuk kembali secara kasar untuk menyesuaikan dengan kebutuhan internal - termasuk keyakinan megalomanik yang tidak realistik, halusinasi. Waham pemenuhan harapan - dan digunakan untuk mempertahankan perasaan superior atau hak yang bersifat waham

d. Idealisasi primitif

Objek eksternal yang dipandang sebagai baik atau jahaf adalah diberkati secara tidak realistik oleh kekuatan yang besar . Sangat sering , objek baik dipandang sebagai maha kuasa atau ideal baik dipandang sebagai mahakuasa atau ideal, dan keburukan pada obyek jahat sangat dibesarkan

e. Identifikasi proyektif

Aspek yang tidk diinginkan dari diri diendapkan kepada orang lain sehingga orang memproyeksikan merasa bersatu dengan obyek proyeksi. Aspek yang keluar dimodifikasi oleh dan ditutupi dari resipien. Pertahanan memungkinkan seseorang untuk menjauhi dan membuat dirinya sendiri mengerti dengan mengeluarkan tekanan pada orang lain untuk mengalami perasaan yang serupa dengan perasaannya

f. Pembelaan

Objek eksternal dibagi menjadi baik dan jahat disertai oleh pergeseran suatu objek yang tiba-tiba dari satu kategori ekstrim kepada kategori lainnya. Pembalikan perasaan yang tiba-tiba dan lengkap dan konseptualisasi tentang seseorang mungkin terjadi. Osilasi faerulang yang ekstrim antara konsep diri yang bertentangan adalah manifestasi lain dari mekanisme. Mekanisme Pembelaan Immature Suatu mekanisme pembelaan yang dilakukan dengan sikap kekanak-kanakan tidak dewasa. Mereka yang menggunakan mekanisme pembelaan ini sikapnya nampak kekanak-kanakan , sikap dan tingkah lakunya seperti anak kecil. Ada beberapa macam mekanisme pembelaan yang immature ini, antara lain :

a. Acting out

Orang mengungkapkan harapan atau impuls bawah sadar dengan memerankannya untuk menghindari menjadi disadari dari afek yang menyertai. Khayalan bawah sadar dihidupkan secara impulsif dalam perilaku , dengan demikian memuaskan impuls, bukannya melarang impuls. Memerankan merupakan pengalahan kronis kepada impuls untuk menghindari ketegangan yang akan terjadi dari penundaan pengungkapan

b. Blocking

Mekanisme pembelaan dengan cara berdiam diri atau mematung . Inhibisi sementara atau transien dari pikiran terjadi pada penghambatan blocking. Afek dan impuls mungkin juga terlibat. Penghambatan sangat menyerupai represi tetapi berbeda di mana ketegangan timbul jika impuls, afek, atau pikiran dihalangi

c. Hipokondriasis

Mekanisme pembelaan yang dilakukan dengan mengalihkan pada keluhan-keluhan fisik somasi. Umumnya keluhan fisik yang diungkapkan adalah untuk menghindari tanggung jawab. Celaan yang timbul dari kehilangan, kesepian, atau impuls agresif yang tidak dapat diterima kepada orang lain adalah diubah menjadi celaan terhadap diri sendiri dan keluhan nyeri , penyakit somatik, dan neurastenia. Semua penyakit mungkin juga diperberat atau ditekankan secara berlebihan untuk mendapatkan penghindaran dan regresi. Pada hipokondriasis , tanggung jawab dapat dihindari , rasa bersalah dapa dielakan, dan impuls instinktual ditangkis. Karena Introyeksi hipokondriakal adalah bertentangan dengan