menyertai. Khayalan bawah sadar dihidupkan secara impulsif dalam perilaku , dengan demikian memuaskan impuls, bukannya melarang
impuls. Memerankan merupakan pengalahan kronis kepada impuls untuk menghindari ketegangan yang akan terjadi dari penundaan pengungkapan
b. Blocking
Mekanisme pembelaan dengan cara berdiam diri atau mematung . Inhibisi sementara atau transien dari pikiran terjadi pada penghambatan
blocking. Afek dan impuls mungkin juga terlibat. Penghambatan sangat menyerupai represi tetapi berbeda di mana ketegangan timbul jika impuls,
afek, atau pikiran dihalangi
c. Hipokondriasis
Mekanisme pembelaan yang dilakukan dengan mengalihkan pada keluhan-keluhan fisik somasi. Umumnya keluhan fisik yang diungkapkan
adalah untuk menghindari tanggung jawab. Celaan yang timbul dari kehilangan, kesepian, atau impuls agresif yang tidak dapat diterima
kepada orang lain adalah diubah menjadi celaan terhadap diri sendiri dan keluhan nyeri , penyakit somatik, dan neurastenia. Semua penyakit
mungkin juga diperberat atau ditekankan secara berlebihan untuk mendapatkan penghindaran dan regresi. Pada hipokondriasis , tanggung
jawab dapat dihindari , rasa bersalah dapa dielakan, dan impuls instinktual ditangkis. Karena Introyeksi hipokondriakal adalah bertentangan dengan
ego, orang yang terkena mengalami disforia dan penderitaan.
d. Introyeksi
Mekanisme pembelaan dengan cara menirukan atau memasukkan obyek yang dicintai. Walaupun penting bagi stadium perkembangan seseorang,
introyeksi juga memiliki fungsi pertahanan yang khusus. Proses introyeksi melibatkan internalisasi kualita obyek jika digunakan sebagai pertahanan,
ia dapat menghalangi perbedaan antara subjek dan objek. Melalui introyeksi suatu objek yang dicintai, kesadaran akan perpisahan yang
menyakitkan atau ancaman kehilangan akan dihindari introyeksi objek yang ditakuti berperan untuk menghindari kecemasan jika karakteristik
agresif dari objek diinternalisasikan, jadi menempatkan agresi dalam pengendalian dirinya sendiri. Contoh klasik adalah identifikasi dengan
agresor. Suatu identifikasi dengan korban juga dapat terjadi, dengan jalan
mana kualitas menghukum diri sendiri dari objek diambil dan ditegakkan dalam diri seseorang sebagai gejala atau sifat karakter.
e. Pasif-Agresif
Mekanisme pembelaan berupa sikap melakukan pemusuhan dengan cara diam- diam atau secara pasif menyerang orang lain. Agresi kepada orang
lain diekspresikan secara tidak langsung melalui pasivitas , masokisme, dan berbalik menentang diri sendiri. Manifestasi perilaku pasif-agresif
adalah kegagalan , penundaan , dan penyakit yang lebih mempengaruhi orang lain dibandingkan diri sendiri.
f. Regresi
Mekanisme pembelaan dengan cara bersikap kembali seperti pada waktu fase anak-kanak, sehingga sikapnya tiak lagi sesuai dengan keadaannya
sekarang. Melalui regresi, orang berusaha untuk kembali ke fase fungsi libido yang lebih awal untuk menghindari ketegangan dan konflik yang
ditimbulkan pada tingkat perkembangan sekarang. Ini mencerminkan kecenderungan dasar untuk mendapatkan pemuasan instinktual pada
periode yang kurang berkembang . Regresi juga merupakan fenomena normal, karena sejumlah tertentu regresi adalah diperlukan untuk
relaksasi, tidur, dan orgasme dalah hubungan seksual. Regresi dianggap penyerta yang penting dari proses kreatif
g. Fantasi Skizoid