Nilai yang Dibobot Total Nilai
                                                                                eksternal  kunci.  Nilai  daya  tarik  harus  diberikan  untuk  masing-masing strategi  dengan  mengindikasikan  daya  tarik  relatif  dari  satu  strategi  atas
strategi  lainnya,  dengan  mempertimbangkan  faktor  tertentu.  Jangkauan untuk nilai daya tarik adalah 1= tidak menarik, 2= agak menarik, 3= cukup
menarik, 4= sangat menarik.
5 Menghitung Total Nilai Daya Tarik Total Attractiveness Score.
Total  nilai  daya  tarik  didefinisikan  sebagai  produk  dari  pengalian  bobot langkah  2  dengan  nilai  daya  tarik  langkah  4  dalam  masing-masing
baris. Total nilai daya tarik mengindikasikan daya tarik relatif dari masing- masing  alternatif  strategi,  dengan  hanya  mempertimbangkan  pengaruh
faktor  keberhasilan  kunci  internal  atau  eksternal  yang  terdekat.  Semakin tinggi  total  nilai  daya  tarik,  semakin  menarik  alternaltif  strategi  tersebut
dengan hanya mempertimbangkan faktor keberhasilan kunci terdekat.
6 Menghitung Penjumlahan total nilai daya tarik.  Menambahkan total nilai
daya tarik dalam masing-masing kolom strategi dari QSPM. Penjumlahan total  nilai  daya  tarik  STAS  mengungkapkan  strategi  mana  yang  paling
menarik dari setiap set alternatif. Nilai yang lebih tinggi mengindikasikan strategi  yang  menarik,  mempertimbangkan  semua  faktor  internal  dan
eksternal yang relevan yang dapat mempengaruhi keputusan strategis.
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Singkat Lulu Green House LGH
Lulu  Green  House  merupakan  usaha  kecil  perorangan  yang  dimiliki  oleh Ibu Hj. Nurjanah Helmi dan didirikan atas modal pribadi pemilik pada tahun 2010
dengan  membudidayakan  bunga  krisan.  Latar  belakang  didirikannya  usaha  ini yaitu  dikarenakan  keinginan  pribadi  Ibu  Hj.  Nurjanah  Helmi  yang  senang  dan
gemar memelihara tanaman hias serta melihat adanya peluang usaha bunga krisan dan lahan yang belum dimanfaatkan di sekitar villa keluarga. Usaha bunga krisan
yang  dijalankan  oleh  Ibu  Hj.  Nurjanah  awalnya  memiliki  dua  green  house  yang sekarang menjadi blok D dan E. Usaha ini hanya dikelola selama dua tahun oleh
Ibu  Hj.  Nurjanah  dikarenakan  kesibukan  Ibu  Hj.  Nurjanah  diluar  usaha.  Selama dua  tahun  tersebut  Ibu  Hj,  Nurjanah  mempercayai  usahanya  kepada  seorang
kepala kebun yang telah memiliki kemampuan dan pengalaman  yang lama dalam mengelola usaha budidaya bunga krisan.
Selama dua tahun usaha budidaya bunga krisan tersebut mengalami kondisi yang  kurang  kondusif,  keadaan  tersebut  terjadi  karena  pemilik  menunjuk  satu
orang  untuk  bertanggung  jawab  dari  setiap  green  house  yang  mengakibatkan adanya  kompetisi  antara  penanggung  jawab  green  house,  dan  adanya  moral
hazard dari kepala kebun yang mengakibatkan kerugian pada perusahaan. Ibu Hj. Nurjanah  merubah  sistem  tersebut  dan  memutuskan  hubungan  kerja  beberapa
karyawanya yang terindikasi melakukan kegiatan yang merugikan perusahaan.
Pada  tahun  2012  usaha  bunga  krisan  dikelola  oleh  Ibu  Lina  dan  telah mengalami perkembangan yang cukup baik, baik dari segi produksi dimana green
house  yang  dimiliki  saat  ini  bertambah  menjadi  tujuh  green  house  yang  terdiri dari 14 blok maupun dari segi sistem manajemen yang sudah mulai menggunakan
komputer  untuk  pencatatan  data-data  produksi,  walaupun  LGH  sudah  berjalan selama tiga tahun, akan tetapi usaha ini belum memiliki badan hukum.
Lokasi LGH
Lulu  Green  House  terletak  di  Kampung  Selaawi  RT  03  RW  11  Desa Cibodas,  Kecematan  Pacet,  Kabupaten  Cianjur.  Lokasi  pembudidayaan  bunga
krisan  ini  berada  pada  salah  satu  sentra  bunga  krisan  di  Jawa  Barat  dengan ketinggian  sekitar  600-1.  400  mdpl  dengan  temperatur  rata-rata  23
C.  Kondisi tersebut  tentunya  sangat  menguntungkan  bagi  perusahaan,  suhu  optimal  untuk
tanaman krisan berkisar antara 20 -26
C dan kelembaban 70-80.
Visi, dan Misi Perusahaan
Visi  dan  misi  perusahaan  merupakan  arahan  perusahaan  dalam melaksanakan  kegiatannya  serta  cara-cara  yang  akan  ditempuh  untuk  mencapai
arahan  tersebut.  LGH  belum  memiliki  pernyataan  secara  tertulis  mengenai  visi dan  misi  perusahaan.  Berdasarkan  hasil  wawancara,  pemilik  menjelaskan  bahwa
LGH  ingin  menjadi  pemasok  bunga  krisan  ke  daerah-daerah  di  Indonesia, sehingga upaya yang akan dilakukan adalah melakukan pembibitan yang mampu
menghasilkan kualitas bunga krisan yang bagus dan melakukan pengelolaan yang baik melalui penerapan GAP.
Struktur Organisasi
Organisasi  merupakan  faktor  yang  sangat  penting  bagi  setiap  perusahaan dalam  mencapai  tujuannya.  Pencapaian  tujuan  bersama  dilakukan  melalui  fungsi
manajemen  perusahaan.  Agar  fungsi  manajemen  tersebut  dapat  berjalan  dengan lancar  maka  suatu  perusahaan  harus  dapat  menggambarkan  secara  jelas
pembagian  tugas,  wewenang  dan  tanggung  jawab.  Lulu  Green  House  didirikan oleh Ibu H. Nurjanah Helmi dan dikelola oleh adik pemilik perusahaan yaitu Ibu
Lina. Berikut ini merupakan struktur organisasi pada LGH.
Gambar 7  Struktur organisasi Lulu Green House.
Sumber : LGH, 2013
Pemilik Nurjnah Helmi
Pengelola Lina
Produksi Ayi
Administrasi Imas
Struktur  organisasi  dari  LGH  sangat  sederhana,  hal  ini  dicirikan  dengan sedikitnya  departemen  yang  ada  di  LGH.  LGH  dipimpin  oleh  seorang  pemilik
yaitu  Ibu Hj. Nurjanah  Helmi,  dibantu oleh seorang pengelola  yang bertanggung jawab  terhadap  kegiatan  budidaya  bernama  Ibu  Lina.  Di  dalam  pelaksanaan
kegiatan  budidaya  bunga  krisan,  Ibu  Lina  dibantu  oleh  Bapak  Ayi  yang bertanggung  jawab  di  dalam  produksi  serta  Ibu  Imas  yang  bertugas  sebagai
administrasi  perusahaan.  Pembagian  kerja  dilakukan  agar  kegiatan  usaha  yang dijalankan  dapat  berjalan  dengan  lancar  dan  sesuai  dengan  keahlian  masing-
masing sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Fungsi dari struktur organisasi LGH sebagai berikut.
1 Pemilik perusahaan
a Menyediakan modal usaha serta sarana dan prasarana yang dibutuhkan
oleh perusahaan b
Mengawasi segala kegiatan bisnis yang dijalankan oleh perusahaan 2
Pengelola Fungsi  dari  pengelola  yaitu  berperan  sebagai  manajer  yang  melakukan
kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. 3
Produksi Melaksanakan  kegiatan  operasional  dibidang  produksi  sesuai  dengan
perintah  dari  pengelola,  serta  melakukan  kegiatan  monitoring  terhadap bahan-bahan  yang  digunakan  dalam  produksi  seperti  pupuk,  obat-obatan,
dll.
4 Administrasi
Mengkoordinasikan  serta  mengendalikan  seluruh  kegiatan  dalam  bidang keuangan,  serta  menjamin  tersedianya  dana  keuangan  dan  alat-alat  serta
bahan-bahan yang digunakan dalam produksi, menyusun laporan kegiatan hasil produksi serta melakukan pencatatan terhadap kegiatan pemasaran.
Struktur  organisasi  yang  dimiliki  oleh  LGH  memiliki  keuntungan  berupa biaya yang dikeluarkan untuk mengaji karyawan disetiap divisi tidak terlalu besar,
namun  struktur  organisasi  yang  demikian  juga  memiliki  kelemahan  yaitu pengelola tidak dapat sepenuhnya melakukan pengawasan dikarenakan banyaknya
kegiatan diluar usaha.
Sarana dan Prasarana
Berbagai  peralatan  yang  digunakan  pada  proses  produksi  bunga  krisan  di LGH  masih  sangat  sederhana  yaitu  cangkul,  gunting  panen,  waring,  ember  dan
drum, terkecuali untuk kegiatan penyemprotan pestisida yang sudah menggunakan alat modern berupa kompresor agar semprotan pestisida dapat stabil.
LGH  memiliki  tujuh  buah  green  house  yang  dibagi  menjadi  14  blok. Masing-masing  blok  memiliki  kapasitas  produksi  yang  berbeda-beda  antara
10.000-30.000  batang  tergantung  dari  luas  green  house.  Kapasitas  dari  green house pada LGH dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9  Kapasitas produksi green house pada LGH
GH Blok
Luas Total Kapasitas Produksi
1 A1
541 9500
A2 dan A3 1082
20000 2
B1 dan B2 1084
29300 3
C1 dan C2 1082
22000 4
D1 dan D2 1086
22000 5
E1 dan E2 1086
29200 6
F1 Bibit 453
40000 F2 Bibit
451 40000
7 F3
1219 24600
Sumber : LGH, 2012]
Tujuh green house yang ada pada LGH terbagi atas 14 blok yang digunakan untuk  kegiatan produksi  dengan  total  luas tanah  yang digunakan untuk  budidaya
adalah  8.000  m².  Satu  green  house  blok  F1  dan  F2  digunakan  untuk  kegiatan pembibitan,  dengan  masing-masing  luasnya  mencapai  450  m²  dan  enam  green
house lainya digunakan untuk kegiatan budidaya bunga krisan. Green house yang dibangun  oleh  LGH  menggunakan  kerangka  dari  bambu  dan  atapnya
menggunakan plastik UV serta sisi-sisinya menggunakan jaring untuk  mencegah serangga-serangga masuk kedalam GH.
Sistem Agribisnis Bunga Krisan LGH
Sistem agribisnis yang dilakukan oleh LGH terdiri dari tiga subsistem, yaitu subsistem  hulu  pengadaan  input  dan  sarana  produksi,  Subsistem  onfarm
budidaya, subsistem hilir pemasaran.
Pengadaan Input
  Bibit Bibit  yang digunakan untuk  kegiatan budidaya didapat  dari produksi benih
sendiri  dengan  cara  mengambil  pucuk  daun  yang  masih  muda  pada  tanaman induk. Umur induk  maksimal tiga bulan  yang dapat  dipanen hingga lima sampai
dengan  enam  kali.  Saat  ini  pemenuhan  akan  bibit  tersebut  dipenuhi  dengan  cara membeli  bibit  ke  petani-petani  penyedia  bibit  dikarenakan  LGH  sedang
melakukan  perbaikan  terhadap  green  house  yang  digunakan  untuk  proses pembibitan  sehingga  kegiatan  untuk  pembibitan  di  LGH  tidak  dapat  dilakukan.
Harga  bibit  yang  siap  tanam  sudah  ada  akar  Rp  125batang  dan  Rp  65batang untuk bibit yang akan disemai terlebih dahulu pucuk.
  Pupuk Pengadaan pupuk di LGH diperoleh dari toko pertanian yang ada di sekitar
LGH. Ada dua jenis pupuk  yang digunakan oleh  LGH,  yaitu pupuk organik  dan pupuk  anorganik.  Pupuk  organik  berasal  dari  pupuk  kandang  yang  berasal  sari
kotoran kambing, penggunaan pupuk organik ini dilakukan pada saat perendaman
tanah  pada  tahap  persiapan  lahan.  Sedangkan  untuk  pupuk  anorganik  yang digunakan  adalah  Mutiara  25  yang  digunakan  pada  bunga  baru  berusia  satu
sampai 40 hari, sedangkan pupuk Mutiara 16 untuk bunga yang sudah berumur 50 sampai 2.5 bulan dengan waktu pemupukan dilakukan setiap 10 hari sekali.
  Obat-obatan dan Pestisida Obat-obatan  dan  pestisida  yang  digunakan  oleh  LGH  adalah  jenis
insektisida  dan  fungisida  yang  diperoleh  dari  toko-toko  pertanian  yang  ada  di sekitar LGH.
Budidaya
Kegiatan budidaya krisan dilakukan selama kurang lebih tiga bulan dimulai dari sejak penanaman. Jenih bunga krisan yang dibudidayakan LGH adalah bunga
krisan tipe spray dan standar. Kegiatan budidaya di LGH meliputi:   Persiapan Lahan
Pengolahan  lahan  dilakukan  secara  manual  yaitu  dengan  pencangkulan, pencabutan  sisa  tanaman  dan  pembersihan  rumput.  Pupuk  awal  yang  digunakan
adalah pupuk organik dari kotoran kambing yang dibiarkan selama 10 hari. Dosis penggunaan pupuk dasar sebelum penanaman bibit dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10  Dosis penggunaan pupuk dasar sebelum penanaman bibit produksi dalam 540 m
2
Uraian Takaran3 m
Dosis untuk 540 m
2
Pupuk Kambing 2 karung
360 karung Kapur Dolmit
1 karung 180 karung
Sumber : LGH, 2013
  Penanaman Setelah  melalui  proses  persiapan  lahan  selama  10  hari,  tahap  selanjutnya
adalah  tahap  penanaman.  Sebelum  penanaman  dilakukan  seleksi  bibit  yang  akan ditanam  terlebih dahulu karena kualitas bibit  akan berpengaruh terhadap  kualitas
dari  bunga  dan  produktivitas  dari  LGH.  Penanaman  dilakukan  di  dalam  green house dan masing-masing memiliki kapasitas produksi yang berbeda-beda.
Untuk  penanaman  dibantu  dengan  menggunakan  jaring  dari  kain  yang berbentuk  kotak-kotak,  dengan  ukuran  masing-masing  kotak  10  cm  x  10  cm.  Di
dalam satu kotak terdiri dari dua bunga krisan dengan jarak tanam 10 cm x 5 cm, Tujuan  jarak  tanam  tersebut  untuk  menghindari  kepadatan  jumlah  tanaman  yang
membuat  pertumbuhan  tanaman  kurang  baik.  Selain  itu  jarak  tanam  tersebut adalah  untuk  mempermudah  dalam  pemberian  pupuk.  Jumlah  penanaman  dalam
satu green house tergantung dari jumlah bibit yang disemai. Pada tahap ini, bibit harus diberikan pencahayaan dengan lampu 20 watt yang dimulai dari pukul 18.00
sampai  06.00  WIB.  Tujuan  dari  pemberian  cahaya  ini  adalah  untuk  memacu pertumbuhan tinggi tanaman dan untuk menunda masa generatif.
  Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan meliputi :
a. Penyiraman
Penyiraman  dilakukan  setiap  hari  pada  saat  pagi,  penyiraman  dilakukan secara manual dengan menggunakan selang yang disambungkan dengan keran air
yang tersedia disetiap green house. b.
Pemupukan Pemupukan  pertama  adalah  pada  saat  tanaman  berumur  10  hari  setelah
penanaman.  Jenis  pupuk  yang  diberikan  pada  saat  awal  yaitu  pupuk  Mutiara  25 yang digunakan untuk bunga yang berumur satu hari sampai 40 hari, untuk bunga
yang  berumur  lebih  dari  50  hari  sampai  dengan  2.5  bulan  menggunakan  pupuk Mutiara  16.  Dosis  dua  kilogram  dengan  luas  72  m
2
dan  dilarutkan  kedalam  200 liter air sehingga takaran penggunaan pupuk mutiara
untuk satu kali pemupukan dengan luas 2.184 m
2
yaitu 61 kilogram. c.
Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman OPT Selain  pemberian  pupuk,  LGH  juga  melakukan  pengendalian  organisme
penggangu  tanaman.  Pengendalian  hama  dilakukan  dengan  menggunakan agrimec, confider, dhitane M45, decis dan furadan. Agrimec dan Confider adalah
pestisida  insektisida  yang  digunakan  untuk  membasmi  serangga.  Dhitane  M45 digunakan  untuk  membasmi  jamur,  furadan  untuk  membasmi  keong  dan  Decis
untuk  membasmi  ulat.  Pengendalian  hama  dilakukan  pertama  kali  ketika  bibit induk  berumur  tiga  minggu  kemudian  penyemprotan  dapat  dilakukan  pada  pagi
hari  setiap  seminggu  sekali.  Alat  yang  digunakan  untuk  penyemprotan  yaitu handsprayer.  Satu  handsprayer  berkapasitas  17  liter  untuk  luas  90  meter.
Penyemprotan  obat-obatan  dilakukan  sampai  sembilan  kali  selama  satu  periode musim  tanam  bibit  induk  atau  sampai  bibit  diganti.  Satu  tahun  terdiri  dari  tiga
periode dan lamanya satu periode yaitu empat bulan. Tabel 11 menunjukkan dosis untuk satu kali penyemprotan untuk luas 462 m
2
.
Tabel 11  Dosis penggunaan obat-obatan untuk satu kali penyemprotan dalam 462 m
2
.
Uraian Dosis per liter
Dosis satu handsprayerluasan
90 m 17 Liter Dosis untuk
462 m
2
Agrimec 1 mlliter
17ml17 liter 412.5 ml
Confider 1 mlliter
17 ,l17 liter 412.5 ml
Dhitane M45 6 grliter
102 gr17liter 2.5 kg
Decis 0.5 mlliter
8.5 ml17 liter 206 ml
Furadan 1.5 karung
36 karung Vitabloom
Blossom Booster 2 gr liter
34 gr17 liter 825 gr
Vitabloom Leaftonic
2 gr liter 34 gr17 liter
825 gr
Sumber : LGH, 2013
Pencegahan  hama  dan  penyakit  yang  pertama  dilakukan  pada  pagi  hari ketika  tanaman  berumur  tujuh  hari.  Pencegahan  selanjutnya  dilakukan  setiap  10
hari  sekali.  Pengendalian  hama  dan  penyakit  dapat  dilakukan  secara  kimiawi maupun  secara  mekanis.  Sehari  sebelum  penyemprotan  dilakukan  monitoring
untuk mengetahui hama atau penyakit apa yang ada pada tanaman. Pengendalian tanaman  secara  mekanis  yaitu  mengambil  langsung  ulat  yang  ada  di  tanaman,
memetik serta membuang daun atau bagian tanaman yang terkena hama penyakit.
d. Penyinaran Tambahan
Tanaman  krisan  merupakan  tanaman  hari  yang  panjang  sehingga memerlukan  penambahan  cahaya  yang  bertujuan  untuk  kebutuhan  tanaman  akan
cahaya  matahari  untuk  memacu  pertumbuhan  organ  vegetatif.  Tujuan  pemberian cahaya  untuk  mendapatkan  bunga  krisan  yang  bagus.  Penyinaran  tambahan
dilakukan oleh LGH dimulai dari pukul 18.00-06.00 WIB, dengan menggunakan lampu esenssial 20 watt dengan jarak lampu mencapai 2,5 meter sedangkan jarak
antar lampu adalah 2,3 meter.
e. Pewiwilan
Setelah  tanaman  berumur  satu  bulan  lebih,  maka  kegiatan  pemeliharaan berikutnya  adalah  pewiwilan,  pewiwilan  adalah  pemotongan  tunas-tunas  baru
pada tanaman krisan. Pada dua tipe krisan yang ada, cara pewiwilan pun berbeda, krisan spray dilakukan ujung tunas agar tumbuh tunas-tunas baru sehingga bunga
yang  dihasilkan  makin  banyak.  Sedangkan  untuk  krisan  standar,  dilakukan  pada tunas cabang untuk menyisakan satu bunga saja.
f. Panen
Umur panen untuk bunga krisan tipe standar dan spray dilakukan pada saat umur tiga bulan, ciri-ciri bunga krisan yang siap panen adalah kemekaraan bunga
mencapai  90,  sedangkan  untuk  jenis  spray  kemekaraan  mencapai  90  dengan minimal  tiga  kuncup  bunga  yang  mekar,  dan  ketinggian  batang  untuk  setiap
batang  adalah  80  cm,  saat  panen  bunga  terdiri  dari  tiga  jenis  grade.Klasifikasi setiap grade seperti yang dijelaskan pada Tabel 12.
Tabel 12  Grade bunga krisan pada LGH Jenis
Grade Ciri-ciri
Standar A
Batang besar, mekar 90, tinggi 80 cm B
Batang besar, mekar 90, tinggi 70 cm C
Tinggi  kurang  dari  70  cm,  mekar  tidak  90 dan batang kecil
Cekeran Asalan
Spray A
Batang  besar,  mekar  90,  minimal  tiga kuncup yang mekar, tinggi 80 cm.
B Batang  besar,  mekar  90,  tinggi  70  cm,
minimal tiga kuncup yang mekar. C
Tinggi  kurang  dari  70  cm,  mekar  tidak  90 dan batang kecil
Cekeran Asalan
Sumber : LGH, 2013
Subsistem Pemasaran
Segmen  pasar  LGH  hanya  dikhususkan  pada  florist  dan  dekorator. Pemasaran  bunga  krisan  LGH  dilakukan  dengan  cara  konsumen  membeli  dan
mengambil bunga krisan dilokasi budidaya. Bunga krisan LGH banyak dipasarkan di daerah Jakarta yaitu di pasar tanaman hias di Rawa Belong. Saluran pemasaran
yang  dimiliki  LGH  hanya  satu  saluran,  yaitu  dari  LGH  yang  menjual  bunga krisannya  kepada  florist  dan  florist  menjual  kembali  kepada  konsumen  akhir
dalam  bentuk  rangkaian  bunga.  Saluran  pemasaran  tersebut  dapat  dilihat  pada Gambar 8.
Gambar 8  Saluran pemasaran LGH
Sumber : LGH, 2013
Pengambilan bunga krisan dalam satu minggu dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu hari Minggu, Rabu, dan Jumat. Alasan mengapa LGH hanya melakukan satu
saluran  distribusi  dikarenakan  bahwa  LGH  sudah  terikat  kontrak  dengan  toko florist  Kusumawardani  bahwa  bunga  krisan  produksi  LGH  tidak  akan  dijual  ke
konsumen  lain  akan  tetapi  dengan  syarat  bahwa  berapapun  dan  apapun  kualitas yang  dihasilkan  oleh  LGH  akan  tetap  diambil  oleh  toko  florist  yang  menjadi
konsumennya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk  merumuskan  strategi  yang  akan  dipakai,  perusahaan  haruslah mengalisis  keadaan  lingkungan  perusahaan.  Analisis  lingkungan  ini  terdiri  dari
lingkungan  internal  yang  berisi  dari  variabel  kekuatan  dan  kelemahaan,  serta lingkungan eksternal yang terdiri dari variabel yang menggambarkan peluang dan
ancaman.
Analisis Lingkungan Internal
Lingkungan  internal  adalah  lingkungan  organisasi  yang  berada  dalam organisasi tersebut, analisis internal perusahaan dilakukan untuk mengidentifikasi
kekuatan  dan  kelemahan  yang  dimiliki  oleh  perusahaan
.
Analisis  ini  mencakup bidang manajemen, keuangan, pemasaran, SDM, operasi atau produksi, penelitian
dan pengembangan, dan sistem informasi komputer. LGH
Konsumen Akhir
Florist
Manajemen
Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam manajemen perusahaan yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Fungsi-fungsi
tersebut  sangat  penting  dalam  menjalankan  kegiatan  agar  semua  aktivitas  dapat berjalan dengan baik, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
a. Perencanaan Planning
Perencanaan  adalah  proses  cara  yang  paling  efektif  untuk  mencapai  tujuan yang  diharapkan  dan  menyiapkan  bagaimana  mengatasi  kesulitan  yang  tidak
diharapkan dengan sumberdaya  yang cukup. Perencanaan  sangatlah penting bagi suatu usaha karena dapat menentukan cara pekerjaan dengan efisien. Perencanaan
pada LGH belum tersusun dengan baik karena tidak tertulis sehingga tidak dapat dilakukan secara sistematis. Tanpa adanya perencanaan secara tertulis, LGH akan
mengalami  kesulitan  dalam  mengukur  dan  mengevaluasi  kinerja  karyawan, sehingga tidak dapat mengetahui tercapai tidaknya target karyawan.
b. Pengorganisasian Organizing
Kualitas  sumber  daya  manusia  yang  terampil  merupakan  salah  satu  kunci keberhasilan  sebuah  perusahaan  dalam  menjalankan  bisinisnya.  Oleh  karena  itu,
identifikasi  faktor  SDM  perusahaan  yang  meliputi:  keragaan  sumber  daya manusia,  perekrutan  karyawan,  loyalitas  karyawan,  dan  kompensasi  perlu
dilakukan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam penyusunan strategi.
Perekrutan tenaga kerja pada LGH tidak malalui prosedur  yang formal dan terstruktur.  Hak  tersebut  dikarenakan  bahwa  Ibu  Lina  tidak  mempunyai  waktu
untuk  mewawancarai  satu-satu  persatu  setiap  tenaga  kerja  yang  akan  masuk, sehingga untuk tugas perekrutan tenaga kerja tambahan diserahkan kepada bapak
Ayi  sebagai  orang  yang  dipercaya  untuk  membantu  Ibu  lina  dalam  bidang produksi.
Pada Gambar 7 menunjukkan struktur organisasi LGH, dapat dilihat bahwa posisi  manajemen  puncak  langsung  dipegang  oleh  pemilik,  dimana  posisi  ini
bertanggung jawab terhadap pengambilan keputusan  yang terkait dengan  seluruh aktivitas  perusahaan  namun  secara  teknis  tidak  berhubungan  langsung  dengan
kegiatan perusahaan. Banyaknya aktivitas pemilik diluar usaha menjadikan tugas serta peran dari pemilik digantikan oleh Ibu Lina sebagai pengelola usaha.
Untuk bagian produksi, ditangani oleh Bapak Ayi sebagai tangan kanan dari Ibu Lina yang telah mempunyai pengalaman dalam bidang budidaya bunga krisan.
Beliau diberi tanggung jawab untuk mangatur segala kegiatan produksi mulai dari penanaman  benih  sampai  panen  bunga  krisan,  sehingga  produksi  dapat  berjalan
sesuai  dengan  yang  di  instruksikan  oleh  pengelola.  Bidang  yang  terakhir  adalah bidang administrasi,yang bertanggung jawab terhadap bidang ini adalah Ibu Imas,
dengan tanggung jawab  seperti melakukan pembukuan terkait arus keluar masuk keuangan  perusahaan,  menjadi  kasir  saat  terjadi  transaksi  jual  beli  dan  lain-lain,
serta mencatat hasil panen dan keluar masuk barang-barang produksi.
Hari  kerja  pada  LGH  dilaksanakan  selama  enam  hari  kerja  dan  satu  hari libur  yaitu  hari  Jumat.  Jam  kerja  yang  diterapkan  oleh  LGH  yaitu  mulai  pukul
08.00  sampai  16.00  WIB.  Upah  yang  diberikan  kepada  karyawan  adalah  upah harian sebesar Rp 20.000 yang dibayarkan setiap hari Kamis
c. Pelaksanaan Actuating
Pelaksanaan  dari  kegiatan  budidaya  bunga  krisan  ini  dilakukan  oleh  tujuh tenaga  kerja  yang  terdiri  dari  tiga  tenaga  kerja  laki-laki  dan  empat  tenaga  kerja
perempuan,  dimana  satu  orang  perempuan  bertugas  sebagai  administrasi  dan enam  tenaga  kerja  lainnya  bertugas  di  kebun.  Selama  ini  tidak  ada  pembagian
tugas  yang  spesifik  dari  keenam  tenaga  kerja  tersebut,  sehingga  mereka  bekerja berdasarkan kondisi di lapangan.
d. Pengawasan Controlling
Pengawasan  dilakukan  perusahaan  mulai  dari  pasokan  input,  proses produksi,  perawatan,  pemanenan.  Pengawasan  bertujuan  untuk  mengidentifikasi
dan  memastikan  berlangsungnya  kegiatan  perusahaan  agar  sesuai  dengan perencanaan yang telah direncanakan. Sedangkan pencegahan dilakukan pada saat
perusahaan  menemukan  adanya  gangguan  dalam  kegiatan  operasionalnya sehingga diperlukan tindakan-tindakan khusus untuk mengatasi masalah tersebut,
contoh pencegahan yang dilakukan adalah memberikan pestisida kepada tanaman agar terhindar dari serangan hama dan penyakit. Akan tetapi pengawasan tersebut
tidak  dapat  dilakukan  sepenuhnya,  dikarenakan  pengelola  LGH  memiliki kesibukan di luar usaha bunga krisan.
Keuangan
Keuangan merupakan suatu hal yang penting dan menjadi kebutuhan utama dalam  suatu  usaha,  pengelolaan  keuangan  yang  tidak  baik  dapat  membawa
dampak  kemunduran  bahkan  kebangkrutan  suatu  usaha.  Tujuan  dari  pengaturan keuangan  yang  baik  adalah  untuk  memaksimalkan  laba  yang  diperoleh.  Untuk
mendirikan  usaha  bunga  krisan,  LGH  menggunakan  modal  pribadi.  Namun, modal  yang  berasal  dari  milik  pribadi  menjadi  suatu  keterbatasan  untuk
pengembangan  usaha  karena  modal  yang  dibutuhkan  relatif  cukup  besar  untuk meningkatkan  kapasitas  produksi  guna  memenuhi  permintaan  pelanggan  serta
untuk  melakukan  kegiatan  promosi  yang  lebih  intensif.  Sistem  laporan keuangannya  dilakukan  LGH  masih  sederhana  dengan  mencatat  jumlah  seluruh
pengeluaran, pemasukan usaha, serta pencatatan untuk investasi.
Pemasaran
Analisis  pemasaran  menggunakan  pendekatan  strategi  bauran  pemasaran yang diadopsi dari Kotler 2005,  marketing mix  atau  yang lebih dikenal  dengan
4P  Product,  Price,  Place,  dan  Promotion.  Analisis  yang  lebih  jelas  mengenai bauran pemasaran, dapat dilihat pada uraian di bawah ini:
a. Produk
Produk  yang  dihasilkan  oleh  LGH  berupa  bunga  krisan.  Krisan  yang dibudidayakan  terdiri  dari  dua  tipe  yaitu  standar  dan  spray  dengan  berbagai
varietas.  Tabel  12  menunjukkan  kualitas  yang  ada  di  LGH  yang  terdiri  dari  tiga kualitas A, B, dan C. Jika dilihat dari  kualitas dari bunga krisan  yang dihasilkan
oleh  LGH,  bunga  krisan  di  LGH  memiliki  keunggulan  dibanding  dengan produsen-produsen  bunga  krisan  yang  ada  disekitar  LGH.  Hal  ini  dikarenakan
bahwa  bunga  krisan  produksi  LGH  digunakan  hanya  untuk  hiasan  di  hotel-hotel berbintang  dan  acara-cara  yang  diadakan  oleh  perusahaan  besar.  Keunggulan
tersebut  dicirikan  dengan  batang  yang  dihasilkan  oleh  LGH  lebih  besar  dengan ketinggian  bunga  mencapai  80  cm,  serta  mempunyai  daya  tahan  kesegaran  yang
lama  yaitu  mampu  bertahan  kurang  lebih  selama  seminggu  dan  umumnya
konsumen  menyebut  kualitas  dari  bunga  krisan  produksi  LGH  adalah  bunga kualitas PT.
b. Harga Price
Harga  yang  ditetapkan  oleh  LGH  menggunakan  harga  pasar  yang  berlaku. Meskipun harga bunga krisan berdasarkan harga pasar, akan tetapi harga tersebut
cenderung  stabil.  Hal  tersebut  dikarenakan  LGH  sudah  terikat  kontrak  dengan konsumennya,  sehingga  harga  jual  bunga  krisan  di  LGH  tidak  dipengaruhi  oleh
permintaan  yang  ada  dipasar.  Harga  jual  bunga  krisan  di  LGH  berbeda-beda berdasarkan dari kualitas yang dihasilkan, hal ini dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13  Harga jual bunga krisan LGH
Tipe Krisan Standar
HargaIkat Rp
Tipe Krisan Spray HargaIkat
Rp
Grade A 10. 000
Grade A 9. 000
Grade B 9. 000
Grade B 8. 000
Grade C 6. 000
Grade C 6. 000
Cekeran 3. 000
Cekeran 3. 000
Sumber : LGH, 2013
Pada  tabel  13  dapat  dilihat    bahwa  harga  bunga  krisan  tipe  standar  lebih mahal  dibandingkan  dengan  tipe  spray.  Akan  tetapi  untuk  semua  jenis  krisan
dengan grade C dan cekeran memiliki tingkat harga jual yang sama yaitu sebesar Rp 6.000 dan Rp 3.000 per ikat. Sistem pembayaran yang digunakan LGH adalah
pembayaran  kredit.  Jangka  waktu  yang  diberikan  adalah  tiga  hari  setelah pengambilan barang.
c. Tempat
Strategi  bauran  tempat  yang  diterapkan  perusahaan  meliputi  lokasi  dan saluran  distribusi.  Lokasi  merupakan  salah  satu  faktor  penting  dalam  menarik
konsumen,  karena  keputusan  konsumen  membeli  suatu  produk  dipengaruhi  juga oleh kemudahan memperolehnya. Lokasi usaha terletak di Kampung Selaawi RT
03  RW  11  Desa  Cibodas,  Kecamatan  Pacet,  Cianjur.  Jarak  lokasi  usaha  yang relatif  dekat  dengan  Jakarta  menjadi  salah  satu  keunggulan  bagi  LGH  untuk
memasarkan  bunga  krisan  ke  Pasar  Rawa  Belong.  Waktu  yang  ditempuh  sekitar 120 menit apabila ditempuh pada malam hari.
Alasan pengambilan bunga oleh konsumen pada malam hari karena puncak kegiatan  transaksi  di  Pasar  Rawa  Belong  Jakarta  terjadi  pada  pukul  03.00-07.00
WIB.  Pengambilan  bunga  krisan  pada  malam  hari  lebih  menguntungkan  bagi konsumen  karena  perjalanan  ke  Jakarta  tidak  mengalami  kemacetan  yang  dapat
mengurangi  biaya  bensin  mobil  serat  waktu  tempuh  yang  lebih  cepat  sehingga kualitas bunga krisan tetap terjaga.
d. Promosi
Promosi merupakan salah satu strategi untuk memperkenalkan produk yang dihasilkan  agar  lebih  dikenal  oleh  masyarakat.  LGH  hanya  melakukan  kegiatan
promosi  sebanyak  satu  kali  sejak  awal  berdiri  hingga  sampai  saat  ini,    Promosi tersebut hanya pada awal berdirinya LGH melakukan promosi yaitu menawarkan
bunga ke toko florist yang bernama Kusumawardani dan langsung terikat kontrak
sampai saat ini, dengan sistem kontrak tersebut maka LGH hanya mempunyai satu konsumen  saja  dan  tidak  melakukan  kegiatan  promosi  untuk  memperkenalkan
produk bunga krisan yang dihasilkan oleh LGH ke konsumen lain.
Sumber Daya Manusia
Sumber Daya  Manusia  yang terampil  sangat  dibutuhkan sebagai salah satu faktor  pendukung  pengembangan  industri  bunga  potong  krisan  sehingga  kualitas
SDM  sangat  menentukan  mutu  kerja  dalam  perusahaan.  SDM  yang  ada  di  LGH sebagian  besar  merupakan  masyarakat  sekitar.  Hal  ini  bertujuan  untuk  menjaga
hubungan  baik  dengan  warga  sekitar  dan  juga  sebagai  bentuk  pembangunan daerah dengan cara memberikan keterampilan dalam bidang pertanian khususnya
bunga krisan.
Karyawan LGH memiliki disiplin dan moral kerja yang tinggi. Moral kerja yang  tinggi  ditunjukkan  oleh  loyalitas  karyawan  terhadap  perusahaan  karena
sebagian  besar  karyawan  bekerja  sejak  perusahaan  berdiri.  LGH  memiliki  tujuh orang tenaga kerja yang terdiri tiga laki-laki dan empat perempuan dengan tingkat
pendidikan  karyawan  sebesar  28.5  karyawannya  berpendidikan  SMP  serta 71.5 berpendidikan SMA.
Tidak  adanya  spsesialisai  kerja  tidak  menghambat  kegiatan  budidaya  yang dilakukan  oleh  LGH.  Hal  tersebut  dikarenakan  tenaga  kerja  yang  dimiliki  LGH
merupakan  tenaga  kerja  yang  memiliki  ketrampilan  dibidang  perkebunan  dan bercocok  tanam.  Untuk  terus  meningkatkan  kemampuan  dan  keterampilan
pekerjanya  yang  ada  LGH  hanya  memberikan  pengarahan  dalam  proses operasional yang sedang berjalan yang dibantu oleh satu orang pekerja dari bagian
produksi.  LGH belum melakukan pelatihan-pelatihan khusus baik  yang diadakan secara internal maupun bekerjasama dengan instansi lain yang terkait.
Produksi dan Operasi
Pada proses kegiataan produksi meliputi persiapan lahan, pengolahan lahan, penyiapan  bibit,  penanaman,  pemeliharaan,  panen  dan  pasca  panen.  Untuk
persiapan dan pengolahan lahan diperlukan waktu selama sepuluh sampai dengan lima belas hari, sedangkan untuk penanaman sampai masa panen memakan waktu
sekitar tiga bulan 12 minggu sampai 14 minggu. Belum adanya jadwal penanam yang  secara  tertulis  dapat  menjadi  kelemahan  dibidang  produksi,  tujuan  dari
penjadwalan penanaman tersebut adalah untuk mempermudah dalam pengawasan yang akan dilakukan oleh pengelola.
Produk  yang  dihasilkan  oleh  LGH  adalah  bunga  krisan,  luas  lahan  yang dimiliki  oleh  LGH  adalah  sebesar  4,8  ha  namun  yang  digunakan  untuk  usaha
budidaya bunga krisan hanya sebesar 8.000 m
2
serta memiliki tujuh green house. Pada  tahun  2012,  LGH  telah  memproduksi  bunga  krisan  sebanyak  24.773  ikat
dengan produksi  rata-rata sebesar 2.064 ikat Tabel  3. Jumlah tersebut  menurun dibandingkan  tahun  sebelumnya  dengan  produk  rata-raa  mencapai  2.804  ikat
dengan  jumlah  produksi  selama  tahun  2011  sebesar  33.650  ikat.  Saat  ini  LGH sedang tidak memproduksi bibit sendiri dikarenakan green house yang digunakan
untuk  proses  produksi  bibit  sedang  mengalami  kerusakan  akibat  diterjang  oleh angin  kencang.  Akibatnya  LGH  harus  membeli  bibit  yang  tersedia  dipasaran
dengan  kualitas  yang  berfluktuatif,  kondisi  tersebut  secara  tidak  langsung  akan mempengaruhi  hasil  dan  kegiatan  produksi.  Kerusakan  tidak  hanya  terjadi  pada
green  house  yang  digunakan  untuk  kegiatan  pembibitan,  ada  tiga  green  house yang  mengalami  kondisi  serupa  yaitu  blok  B,  C,  dan  D,  ketiga  blok  tersebut
digunakan untuk kegiatan produksi bunga krisan.
Penelitian dan Pengembangan
Salah  satu  bagian  yang  memiliki  fungsi  terkait  dengan  pengembangan produk  baru  dan  riset  pasar  adalah  kegiatan  penelitian  dan  pengembangan.
Biasanya  perusahaan  memiliki  anggaran  biaya  tersendiri  untuk  menjalankan kegiatan  tersebut.  LGH  belum  membuat  divisi  penelitian  dan  pengembangan
tersebut  dikarenakan  kondisi  dari  kualitas  sumberdaya  manusia  yang  dimiliki masih sangat rendah serta adanya keterbatasan modal  yang dimiliki oleh pemilik
LGH. Untuk membuat litbang, memerlukan perencanaan yang matang dan modal yang besar untuk membeli peralatan, sehingga saat ini LGH masih fokus kedalam
kegiatan produksi, sedangkan untuk keperluan penelitian dan pengembangan LGH hanya  mengandalkan  informasi-informasi  yang  berasal  dari  petani-petani  lain
ataupun informasi dari dinas-dinas yang terkait seperti Dinas Pertanian dan Balai Penelitian Tanaman Hias yang ada di Kabupaten Cianjur.
Sistem Informasi Manajemen SIM
Dalam  menyampaikan  informasi  antar  penanggung  jawab,  LGH  masih mengandalkan perbincangan yang dilakukan secara informal dan pencatatan yang
masih  sederhana.    Informasi  yang  dicatat  berupa  informasi    mengenai  data  hasil panen serta faktur-faktur pengambilan bunga krisan oleh konsumen dan data-data
tersebut  tersimpan  di  dalam  komputer.  Pencatatan  data  yang  lengkap  serta terstruktur akan sangat  berguna untuk  melakukan evaluasi  serta tindakan koreksi
apa bila terjadi kesalahan-kesalahan pada saat proses produksi.
Analisis Lingkungan Ekternal
Analisis  lingkungan  eksternal  perusahaan  berkaitan  dengan  keadaan  luar perusahaan  yang  berpengaruh  terhadap  kegiatan  di  perusahaan.  Identifikasi
terhadap  faktor-faktor  eksternal  sangat  dibutuhkan  karena  merupakan  keadaan yang  tidak  dapat  dikendalikan  secara  langsung.  Analisis  lingkungan  eksternal
dilakukan terhadap lingkungan makro dan industri. Pada lingkungan makro terdiri dari  politikpemerintah,  ekonomi,  sosial  budaya  dan  teknologi.  Sedangkan
lingkungan industri terdiri dari persaingan diantara perusahaan yang ada, ancaman pendatang baru, kekuatan tawar menawar pembeli dan pemasok, ancaman produk
pengganti.
Lingkungan Makro PolitikPemerintah
Kebijakan  politik  Negara  mampu  mempengaruhi  iklim  perdagangan  yang terjadi  di  dalam  Negara  tersebut.  Kebijakan  pemerintah  dibidang  hortikultura
yaitu  adanya  penerapan  enam  pilar  pengembangan  hortikultura  di  Indonesia. Kebijakan  tersebut  merupakan  fokus  kegiatan  prioritas  dalam  mengembangkan
hortikultura yang dilaksanakan secara simultan dan terintegrasi antara pemerintah pusat,  provinsi  dan  kabupaten  dalam  memfasilitasi  dan  mempermudah  akses
swasta  atau  pengusaha  dalam  mengembangkan  hortikultura  Dinas  Pertanian, 2008. Ke enam pilar kegiatan pengembangan hortikultura tersebut adalah:
1. Pengembangan kawasan agribisnis hortikultura.
2. Penataan manajemen rantai pasokan supply chain management.
3. Penerapan  budidaya  pertanian  yang  baik  Good  Agricultural
PracticesGAP dan Standart Operating Procedure SOP. 4.
Fasilitas terpadu investasi hortikultura. 5.
Pengembangan kelembagaan usaha. 6.
Peningkatan konsumsi dan akselerasi ekspor Kebijakan  pemerintah  terkait  dengan  pengembangan  hortikultura  yang
sangat  membantu  tumbuhnya  kelompok  tani  dibidang  produksi  bunga  potong khususnya  bunga  krisan.  kebijakan  tersebut  diatur  dalam  Keputusan  Bupati
Cianjur  Nomor  520KEP.  240-Distan2012  tentang  pewilayahan  komoditas unggulan  tanaman  pangan  dan  hortikultura.  LGH  terletak  di  wilayah  salah  satu
pewilayahan  komoditas  unggulan  tanaman  pangan  dan  hortikultura  yang  telah direncanakan oleh pemerintah Kabupaten Cianjur. Dinas Hortikultura Kab Cianjur
pemerintah  telah  membentuk  27  kelompok  tani  bunga  krisan  yang  tersebar dikecamatan  Sukaresmi,  Pacet  dan  Cugena  dan  kelompok  tani  tersebut  secara
bergantian mendapatkan bantuan berupa bibit, modal atau alat-alat pertanian.
Pada  bulan  April  2010  pemerintah  mengeluarkan  kebijakan  mengenai kenaikan harga eceran tertinggi HET pupuk bersubsidi. Peningkatan HET yang
ditetapkan pemerintah yaitu sebesar 33 sampai 45. Kenaikan HET diperlukan karena  HPP  Harga  Pokok  Produki  pupuk  cenderung  meningkat,  sedangkan
anggaran pemerintah yang tersedia untuk subsidi terbatas. Pada tahun 2011, HET pupuk  telah  direncanakan  akan  dinaikkan,  tetapi  kemudian  dibatalkan  dan  tetap
menggunakan  HET  tahun  2010,  dan  khusus  untuk  pupuk  organik  kembali  pada posisi  harga  tahun  2009  yaitu  Rp  500kg.  Tidak  naiknya  HET  dilandasi  oleh
pertimbangan  untuk  meringankan  beban  petani  seandainya  terjadi  kegagalan tanam  karena  kebanjiran  sebagai  akibat  dari  kondisi  iklim  yang  ekstrim  basah.
Tidak  naiknya  HET  selama  tahun  2006-2009  dan  2011  mencerminkan  bahwa kebijakan subsidi pupuk tetap berpihak kepada petani BAPPENAS, 2012.
Meskipun  telah  terdapat  kebijakan  pemerintah  dibidang  hortikultura mengenai  enam  pilar  pengembangan  hortikultura,  akan  tetapi  saat  ini  fokus
pemerintah  terhadap  kebijakan  tersebut  yaitu  kepada  kelompok-kelompok  petani kecil.  Sehingga  keseluruhan  program  yang  digalakan  oleh  pemerintah  ditujukan
untuk  kelompok  tani.  Selain  itu  kebijakan  pemerintah  terhadap  pengembangan hortikultura difokuskan pada komoditas unggulan tiap wilayah. Kecamatan Pacet
termasuk  kedalam  pengembangan  kawasan  agribisnis  hortikultura  program pewilayah  pemerintah  Kabupaten  Cianjur  dengan  komoditas  unggulan  bunga
krisan.  Sehingga  program  yang  ada  hanya  untuk  kelompok  tani  yang membudidayakan  bunga  krisan.  Hal  tersebut  menunjukkan  bahwa  belum  adanya
dukungan  pemerintah  daerah  untuk  pelaku  usaha  bunga  krisan  yang  tidak tergabung  dalam  kelompok  tani.  Kurangnya  dukungan  dari  pemerintah  dapat
menjadi suatu ancaman bagi perusahan untuk dapat mengembangkan usaha bunga potong krisan.
Faktor Ekonomi
Keadaan  ekonomi  suatu  negara  merupakan  faktor  eksternal  yang mempunyai  pengaruh  cukup  besar  terhadap  perkembangan  bisnis  tanaman  hias
baik  secara  langsung  maupun  tidak  langsung.  Perubahan  kondisi  perekonomian berpengaruh  terhadap  strategi  yang  dijalankan  oleh  perusahaan  dalam  mencapai
tujuan  dan  dapat  menyebabkan  keberhasilan  ataupun  kegagalan  strategi  tersebut. Pertumbuhan  PDBkapita  dan  Pendapatan  Nasionalkapita  dimulai  dari  tahun
2008  sampai  dengan  tahun  2012  baik  atas  harga  yang  berlaku  maupun  harga konstan menunjukan tren yang terus meningkat setiap tahunnya BPS 2013.
Tingkat  pertumbuhan  ekonomi  yang  diperlihatkan  oleh  PDB  yang  terus meningkat  menggambarkan  kesejahteraan  masyarakat  Indonesia.  Semakin
sejahtera  masyarakat  semakin  tinggi  daya  beli  masyarakat,  hal  ini  didukung dengan  data  peningkatan  pendapatan  nasional  per  kapita  Indonesia  yang  terus
meningkat  mencapai  Rp  9.490.533  pada  tahun  2012.  Bank  Indonesia  2013, menjelaskan  perkirakan  ekonomi  Indonesia  untuk  keseluruhan  tahun  2012
diperkirakan tumbuh 6.3 dan pada  tahun 2013  meningkat  menjadi kisaran 6.3- 6.7.  Membaiknya  kondisi  ekonomi  dapat  menjadi  salah  satu  faktor  yang
memacu  meningkatnya  konsumsi  akan  tanaman  hias  yang  merupakan  produk tersier  yang  biasa  dikonsumsi  setelah  kebutuhan  pokok  dan  kebutuhan  sekunder
terpenuhi.
Faktor Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan
Perubahan  sosial,  demografi,  budaya  dan  lingkungan  mempunyai  dampak besar  terhadap  produk,  jasa,  pasar  dan  pelanggan.  Kondisi  sosial  terpusat  pada
nilai  dan  sikap  orang,  pelanggan  dan  karyawan  yang  mempengaruhi  strategi perusahaan.  Nilai-nilai  ini  terwujud  kedalam  perubahan  gaya  hidup  yang
mempengaruhi permintaan terhadap produk ataupun cara perusahaan berhubungan dengan karyawan David,2006.
Zaman  dahulu  produk  florikultur  di  Indonesia  digunakan  hanya  untuk kegiatan  keagamaan  dan  kegiatan  adat.  Akan  tetapi,  seiring  dengan  adanya
kecendrungan  global  pada  masyarakat  dunia  mengenal  gaya  hidup  kembali  ke alam  back  to  nature  dan  taraf  hidup  yang  semakin  meningkat,  menyebabkan
terjadinya  perubahaan  pola  permintaan  serta  adanya  alokasi  kebutuhan masyarakat kepada produk bunga saat ini.
Pada  perayaan  pesta  pernikahan,  krisan  menjadi  bunga  pilihan  untuk menjadi  pengisi  dalam  rangkaian  hiasan  meja,  pelaminan  dekorasi  ruangan,
bahkan  rangkaian  ucapan  selamat.  Sedangkan  pada  saat  ulang  tahun,  kelahiran, kematian,  dan  pembukaan  gedung  atau  perkantoran  yang  baru  umumnya  bunga
krisan menjadi pilihan untuk mengisi rangkaian ucapan selamat.  Selain itu pada
saat  perayaan  hari-hari  istimewa  seperti  tahun  baru,  valentine,  imlek, kemerdekaan, dan natal, bunga krisan juga banyakan digunakan oleh masyarakat,
sehingga  pada  saat  terjadi  peristiwa-peristiwa  tersebut  permintaan  bunga  krisan meningkat.
Terjadinya perubahan iklim saat ini serta cuaca yang tidak menentu menjadi kendala  bagi  perusahaan  dalam  kegiatan  budidaya  bunga  potong.  Cuaca  yang
ekstrim, terkadang hujan secara tiba-tiba setelah sebelumnya mengalami pagi atau siang yang cerah, dan terkadang menimbulkan angin kencang yang dapat merusak
green  house.  Cuaca  ekstrim  juga  mengakibatkan  munculnya  hama  dan  penyakit apabila  kelembaban  terlalu  tinggi,  munculnya  hama  dan  penyakit  dapat
mempengaruhi  kualitas  dan  juga  kuantitas  bunga  potong  yang  dihasilkan  oleh LGH.  Keadaan  ini  merupakan  suatu  ancaman  yang  perlu  diantisipasi  oleh  pihak
manajeman LGH.
Teknologi
Kemajuan teknologi akan mempengaruhi kuantitas maupun kualitas produk, jasa,  pasar,  pemasok  distributor,  pelanggan,  hingga  posisi  bersaing.
Perkembangan  teknologi  mengalami  perkembangan  yang  pesat,  baik  bagi  bisnis maupun  bagi  bidang  yang  mendukung  kegiatan  bisnis.  Perkembangan  teknologi
ini  mampu  menjadi  ancaman  dan  peluang  bagi  suatu  bisnis.  Selain  itu  dengan semakin berkembangnya teknologi juga dapat mempengaruhi strategi bisnis yang
harus  diterapkan  oleh  perusahaan  baik  dibidang  produksi  maupun  pemasaran. Teknologi  yang  dapat  mempengaruhi  perusahaan  antara  lain  dibidang  informasi,
budidaya tanaman, dan transportasi.
Penerapan teknologi dalam budidaya krisan yaitu berupa penggunaan rumah naungan  green  house  dan  alat-alat  pertanian  modern  seperti  sprinkler,  timer
contractor  dan  hand  sprayer.  Sedangkan  teknologi  dalam  teknis  budidaya  yaitu cyclic  of  lamp    atau  night  break,  dan  aplikasi  pupuk  cair  susulan.  Teknologi
informasi dan komunikasi yang juga semakin berkembang dapat menjadi peluang bagi  perusahaan  sebagai  sarana  untuk  mempromosikan  produk  yang  dihasilkan.
Adanya alat komunikasi yang semakin canggih seperti telepon dan telepon selular dapat  mempercepat  proses  komunikasi  antara  produsen  dengan  pemasok  dan
pembeli,  serta  media  internet  sebagai  sarana  untuk  mempromosikan  produk  dan juga  sebagai  sarana  belajar  bagi  pemilik  dan  pengelola  LGH.  Perkembangan
teknologi dalam bidang transportasi juga dapat menjadi peluang perusahaan untuk mempermudah  mendapatkan  pasokan  bahan  baku  dari  pemasok  serta
mendistribusikan produknya kepada pelanggan
Penerapan  teknologi  dalam  budidaya  bunga  krisan  di  LGH  yaitu  berupa penggunaan  green  house  yang  dibuat  denganbahan  yang  sederhana  yaitu  dari
bambu.  Pemanfaatan  teknologi  oleh  LGH  masih  sangat  sederhana,  pengunaan mesin  diminimisasi  karena  perusahaan  bersifat  padat  karya  bukan  padat  modal.
Hanya  terdapat  peralatan  khusus  seperti  penyemprotan  pestisida  yang  mampu mengefisienkan penggunaan pestisida.
Lingkungan Industri
Industri  dapat  didefinisikan  sebagai  kumpulan  atau  kelompok  perusahaan yang  menghasilkan  barang  atau  jasa  yang  sejenis  yang  dapat  saling
menguntungkan.  Pemahaman  karakteristik  industri  sangat  penting  dalam  upaya merumuskan strategi bersaing. Kekuatan dalam bersaing pada lingkungan industri
bergantung pada lima  faktor,  yaitu ancaman terhadap masuknya pendatang baru, kekuatan  tawar  menawar  pemasok,  kekuatan  tawar  menawar  pembeli,  ancaman
produk  substitusi,  dan  kekuatan  persaingan  di  antara  para  anggota  industri. Kelima  kekuatan  persaingan  diatas  secara  bersama-sama  menentukan  intensitas
persaingan dan profitabilitas dalam industri dan kekuatan atau kekuatan-kekuatan yang  paling  besar  akan  menentukan  serta  menjadi  sangat  penting  dari  sudut
pandang perumusan strategi.
Ancaman Pendatang Baru
Jawa  Barat  merupakan  sentra  produksi  bunga  potong  di  Indonesia,  hal  ini dapat  dilihat  dari  banyaknya  perusahaan  sejenis  yang  ada  di  daerah  Jawa  Barat.
Seperti Bogor, Sukabumi, Cianjur, dan Cipanas Lampiran 1. Potensi pasar yang masih  terbuka,  maka  peluang  masuknya  pendatang  baru  juga  cukup  besar
sehingga membuat persaingan semakin ketat. Selain itu adanya adanya kebijakan pemerintah  yang  mendukung  pengembangan  hortikultura,  dimana  di  dalamnya
terdapat  program-program  pengembangan  hortikultura  yang  sangat  membantu tumbuhnya kelompoktani di bidang produksi bunga potong.
Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Pemasok  dapat  menggunakan  kekuatan  tawar-menawar  pemasok  terhadap perusahaan  dalam  industri  dengan  ancaman  menaikkan  harga  atau  menurunkan
mutu  produkjasa  yang  dibeli.  Porter  1991  menjelaskan  kondisi  pemasok  yang kuat  ditandai  para  pemasok  didominasi  oleh  beberapa  perusahaan  yang  lebih
terkonsentrasi,  pemasok  tidak menghadapi  produk pengganti lain dalam industri, perusahaan atau industri bukan pelanggan penting bagi pemasok, produk pemasok
merupakan  penting
bagi  perusahaan atau  industri,  produk  pemasok
terdeferensiasi,  atau  pemasok  telah  menciptakan  biaya  peralihan,  kelompok pemasok menunjukkan ancaman integrasi maju.
Pada  usaha  budidaya  krisan  di  LGH,  bibit  didapatkan  melalui  produksi sendiri,  sehingga  tidak  ada  ketergantungan  terhadap  pemasok  bibit.  Sedangkan
dalam  pemasokan  bahan  operasional  seperti  pestisida  dan  pupuk,  dibeli  di  toko yang  telah  menjadi  langganan  perusahaan.  Beberapa  hal  tersebut  menjadi  alasan
rendahnya daya tawar pemasok bagi LGH.
Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Pembeli merupakan salah satu unsur penting dalam suatu sistem perniagaan. Pembeli  merupakan  saluran  terakhir  dari  jalur  distribusi  permintaan  pasar,
permintaan  pasar  tersebut  yang  digunakan  untuk  menentukan  tingkat  kapasitas suatu  produk.  Tingkat  produksi  yang  tepat  akan  membawa  keuntungan  bagi
perusahaan dalam bentuk laba optimal David, 2006.
Kekuatan  tawar  menawar  pembeli  terhadap  LGH  dikatakan  kuat,  hal  ini dikarenakan  konsumen  yang  dihadapi  oleh  LGH  merupakan  konsumen
terkonsentrasi  serta  memiliki  kemampuan  untuk  membeli  dalam  jumlah  besar serta satunya-satunya konsumen yang dimiliki oleh LGH. Selain itu produk bunga
krisan yang dihasilkan oleh LGH meskipun cukup beragam dalam jenis dan warna serta  mempunyai  kualitas  bagus  yang  ditandai  dengan  batang  yang  dihasikan
besar-besar namun  produk tersebut  merupakan produk  yang  cukup banyak dapat ditemukan diprodusen lain sehingga konsumen dari LGH juga mengambil bunga
krisan dari produsen-produsen tersebut.
Ancaman Produk Pengganti
Produk  pengganti  merupakan  produk  lain  yang  muncul  dalam  bentuk berbeda  tetapi  keberadaannya  mampu  memberikan  kepuasan  atas  fungsi  yang
sama.  Pada  industri  bunga  krisan,  terdapat  beberapa  produk  bunga  yang  dapat digolongkan menjadi produk pengganti dari bunga krisan. Produk tersebut seperti
mawar,  garbera,  aster  atau  daisy,  anggrek,  camation,  gladiol  dan  lili.  Produk substitusi  tersebut  memberikan  pengaruh  yang  cukup  besar  terhadap  pembelian
akan  bunga  krisan,  namun  untuk  membuat  rangkaian-rangkaian  bunga  yang digunakan untuk  acara-acara  yang diadakan masyarakat  seperti pernikahan,ulang
tahun  dll,  bunga  krisan  merupakan  bunga  yang  utama  dan  harus  ada  di  setiap rangkaian bunga tersebut dan sulit digantikan dengan bunga lain.
Persaingan Antar Usaha Sejenis
Persaingan  yang  cukup  tinggi  terhadap  bunga  potong  saat  ini  menjadikan industri bunga potong mengalami perkembangan yang cukup baik. Perkembangan
dalam  industri  mampu  menyediakan  peluang  bagi  perusahaan  untuk  tumbuh, namun  persaingan  tersebut  tidak  terlalu  dirasakan  oleh  LGH,  dikarenakan  LGH
sudah  melakukan  kontrak  kerja  sama  dengan  konsumen.  Upaya  yang  harus dilakukan  oleh  LGH  saat  ini  adalah  terus  memperbanyak  produksi  dari  bunga
krisan yang di produksinya.
Identifikasi Faktor Internal
Berdasarkan hasil analisis lingkungan Lulu  Green House LGH, diperoleh faktor-faktor  internal  berupa  kekuatan  dan  kelemahan,  Tabel  14  menunjukan
faktor-faktor yang termasuk dalam kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Tabel 14  Faktor-faktor kekuatan dan kelemahan LGH
Bidang Kekuatan
Kelemahan 1.
Manajemen    Ketekunan pemilik dalam
mengelola usaha   Kualitas  SDM  yang
rendah
                