Pemberian Peringkat Rating Strategi Pengembangan Usaha Bunga Krisan Pada Lulu Green House, Pacet, Jawa Barat.
eksternal kunci. Nilai daya tarik harus diberikan untuk masing-masing strategi dengan mengindikasikan daya tarik relatif dari satu strategi atas
strategi lainnya, dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Jangkauan untuk nilai daya tarik adalah 1= tidak menarik, 2= agak menarik, 3= cukup
menarik, 4= sangat menarik.
5 Menghitung Total Nilai Daya Tarik Total Attractiveness Score.
Total nilai daya tarik didefinisikan sebagai produk dari pengalian bobot langkah 2 dengan nilai daya tarik langkah 4 dalam masing-masing
baris. Total nilai daya tarik mengindikasikan daya tarik relatif dari masing- masing alternatif strategi, dengan hanya mempertimbangkan pengaruh
faktor keberhasilan kunci internal atau eksternal yang terdekat. Semakin tinggi total nilai daya tarik, semakin menarik alternaltif strategi tersebut
dengan hanya mempertimbangkan faktor keberhasilan kunci terdekat.
6 Menghitung Penjumlahan total nilai daya tarik. Menambahkan total nilai
daya tarik dalam masing-masing kolom strategi dari QSPM. Penjumlahan total nilai daya tarik STAS mengungkapkan strategi mana yang paling
menarik dari setiap set alternatif. Nilai yang lebih tinggi mengindikasikan strategi yang menarik, mempertimbangkan semua faktor internal dan
eksternal yang relevan yang dapat mempengaruhi keputusan strategis.
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Singkat Lulu Green House LGH
Lulu Green House merupakan usaha kecil perorangan yang dimiliki oleh Ibu Hj. Nurjanah Helmi dan didirikan atas modal pribadi pemilik pada tahun 2010
dengan membudidayakan bunga krisan. Latar belakang didirikannya usaha ini yaitu dikarenakan keinginan pribadi Ibu Hj. Nurjanah Helmi yang senang dan
gemar memelihara tanaman hias serta melihat adanya peluang usaha bunga krisan dan lahan yang belum dimanfaatkan di sekitar villa keluarga. Usaha bunga krisan
yang dijalankan oleh Ibu Hj. Nurjanah awalnya memiliki dua green house yang sekarang menjadi blok D dan E. Usaha ini hanya dikelola selama dua tahun oleh
Ibu Hj. Nurjanah dikarenakan kesibukan Ibu Hj. Nurjanah diluar usaha. Selama dua tahun tersebut Ibu Hj, Nurjanah mempercayai usahanya kepada seorang
kepala kebun yang telah memiliki kemampuan dan pengalaman yang lama dalam mengelola usaha budidaya bunga krisan.
Selama dua tahun usaha budidaya bunga krisan tersebut mengalami kondisi yang kurang kondusif, keadaan tersebut terjadi karena pemilik menunjuk satu
orang untuk bertanggung jawab dari setiap green house yang mengakibatkan adanya kompetisi antara penanggung jawab green house, dan adanya moral
hazard dari kepala kebun yang mengakibatkan kerugian pada perusahaan. Ibu Hj. Nurjanah merubah sistem tersebut dan memutuskan hubungan kerja beberapa
karyawanya yang terindikasi melakukan kegiatan yang merugikan perusahaan.
Pada tahun 2012 usaha bunga krisan dikelola oleh Ibu Lina dan telah mengalami perkembangan yang cukup baik, baik dari segi produksi dimana green
house yang dimiliki saat ini bertambah menjadi tujuh green house yang terdiri dari 14 blok maupun dari segi sistem manajemen yang sudah mulai menggunakan