Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Bunga Potong Krisan Pada Loka Farm, Cilember Bogor.

(1)

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM

CILEMBER BOGOR

Oleh:

JEFFRI KURNIAWAN A 14105563

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008


(2)

Potong Krisan Pada Loka Farm Cilember Bogor (Di bawah bimbingan LUKMAN MOHAMMAD BAGA)

Hortikultura merupakan salah satu bagain dari sektor pertanian yang dapat dijadikan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa yang akan datang. Bisnis florikultura Indonesia mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Salah satu komoditas florikultur yang memiliki peluang usaha yang cukup baik untuk dikembangkan adalah bunga potong. Salah satu komoditas bunga potong yang banyak digemari adalah bunga potong krisan. Di samping memiliki keindahan karena keragaman bentuk dan warnanya. bunga krisan juga memiliki kesegaran yang relatif lama dan mudah dirangkai.

Penelitian ini memfokuskan pada penentuan strategi di tingkat unit bisnis serta turunannya pada tingkatan strategi fungsional, yang berkaitan dengan berbagai hal mengenai pengembangan usahanya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Menganalisis faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal yang mempengaruhi pengembangan usaha bunga potong krisan di Loka Farm, (2) Merumuskan strategi alternatif yang dapat diterapkan oleh pihak Loka Farm berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan usaha dan (3) Menyusun strategi berdasarkan prioritasnya.

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dan pengamatan secara langsung. Pemilihan responden dalam wawancara ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pihak-pihak terkait. Informasi mengenai data sekunder diperoleh melalui Lembaga Sumberdaya Informasi (LSI) IPB, Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Pertanian, Internet dan buku-buku penunjang yang relevan.

Data dan informasi yang diperoleh dari kondisi Loka Farm diolah secara kuantitatif dan dianalisis secara kualitatif. Pengolahan data ini dimaksudkan untuk merancang alternatif strategi pengembangan usaha bunga potong krisan di Loka Farm dengan pendekatan konsep manajemen strategi. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis lingkungan perusahaan agar mengetahui apa yang menjadi peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan (SWOT) yang dihadapi oleh perusahaan. Analisis kuantitatif digunakan pada Matriks EFE, Matriks IFE, Matriks IE dan Road Map Strategi. Perumusan strategi, dilakukan melalui tiga tahap yaitu Matriks EFE, Matriks IFE, Matriks IE dan Matriks SWOT, sedangkan untuk menentukan prioritas strategi yang telah dihasilkan menggunakan Road Map Strategi.

Identifikasi terhadap faktor-faktor eksternal menghasilkan rumusan mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Peluang-peluang yang ada pada lingkungan ekternal diantaranya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik, perubahan pola permintaan masyarakat, kebijakan pemerintah yang mendukung, kemajuan teknologi dalam bidang informasi dan produksi yang semakin pesat, permintaan bunga krisan yang tinggi dan daya tawar menawar pelanggan lemah. Ancaman yang dihadapi oleh Loka Farm diantaranya adanya perdagangan bebas antar negara yang menyebabkan semakin tingginya


(3)

persaingan, semakin banyaknya perusahaan sejenis di Jawa Barat, adanya produk subtitusi bunga krisan, daya tawar menawar pemasok saprotan dan bibit tinggi, kualitas bibit yang tidak terjamin dan pasokan bibit yang tidak pasti. Berdasarkan perhitungan menggunakan Matriks EFE maka diperoleh peluang dan ancaman terbesar yang dihadapi perusahaan yaitu, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik dan kualitas bibit yang tidak terjamin.

Identifikasi terhadap faktor-faktor internal menghasilkan rumusan kekuatan dan kelemahan yang ada pada perusahaan. Kekuatan-kekuatan yang ada pada perusahaan yaitu kualitas bunga yang dihasilkan baik, manajer memiliki keuletan dalam mengelola usahanya, memiliki hubungan yang sangat baik dengan para pelanggannya, memiliki letak perkebunan yang strategis, keadaan alam yang sangat cocok, memiliki lahan yang luas, tenaga kerja yang terampil dan terciptanya suasana kekeluargaan pada perusahaan. Sedangkan kelemahan yang ada pada perusahaan antara lain: lahan yang dimiliki dan produksi belum sepenuhnya dioptimalkan, memiliki beberapa investor dan karakternya berbeda-beda, belum memiliki jadwal tanam yang tetap, spesialisasi pekerjaan belum ada, perusahaan kurang mengetahui informasi pasar dan kontinyuitas produksi yang dihasilkan belum terjamin. Kekuatan dan kelamahan utama yang ada pada perusahaan berdasarkan perhitungan dengan Matriks IFE adalah memiliki suasana kekeluargaan dan belum adanya spesialisasi pekerjaan.

Berdasarkan hasil perhitungan Matriks EFE dan Matriks IFE maka diperoleh total skor keduanya yaitu sebesar 2,476 dan 2,882. Berdasarkan penggabungan hasil dari total skor yang dihasilkan pada Matriks IE, maka dapat diketahui posisi Loka Farm saat ini berada pada kuadran V yang berarti perusahaan harus pertahankan dan pelihara (hold and maintain) dengan strategi yang dapat digunakan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.

Analisis SWOT yang dilakukan menghasilkan 11 rumusan strategi. Ke-11 strategi yang dihasilkan itu merupakan hasil dari pencocokan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada pada Matriks SWOT. Setelah didapatkan beberapa alternatif strategi kemudian dilanjutkan dengan merancang strategi itu dengan menggunakan Road Map Strategi. Dalam Road Map Strategi ini aktivitas yang dilakukan dibagi menjadi tiga bagian yaitu persiapan menuju tahap pengembangan, pengembangan usaha dan mempertahankan usaha Loka Farm. Kemudian alternatif strategi itu disusun berdasarkan prioritasnya untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. Penyusunan strategi itu dilakukan berdasarkan waktu yang telah ditentukan agar tidak terjadi tumpang tindih dalam penerapan strategi untuk pengembangan usaha.

Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat dikemukakan beberapa saran yaitu: (1) Saat ini Loka Farm lebih fokus pada tahap persiapan menuju tahap pengembangan. Hal ini dikarenakan pada tahap tersebut, strtaegi yang digunakan merupakan strategi–strategi dasar yang dapat menentukan langkah kedepannya yaitu pengembangan usaha. (2) Perlu dilakukan evaluasi terhadap strategi-strategi pada tahap persiapan awal, agar Loka Farm dapat mengetahui kekurangan-kekurangan apa saja yang ada pada tahap tersebut (3) Mencari aternatif perolehan modal untuk tahap pengembangan usaha dan untuk dapat meningkatkan keuntungan sehingga pengembangan usaha dapat cepat dilakukan. (4) Meningkatkan kualitas bunga dengan memanfaatkan faktor-faktor yang mendukung, (5) Menjaga suasana kekeluargaan yang ada dalam Loka Farm.


(4)

Oleh:

JEFFRI KURNIAWAN A 14105563

Skripsi

Sebagai Bagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008


(5)

Judul Skripsi : Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Bunga Potong Krisan Pada Loka Farm, Cilember Bogor.

Nama : Jeffri Kurniawan

NRP : A14105563

Menyetujui: Dosen Pembimbing

Ir. Lukman Mohammad Baga, MA.Ec NIP. 131 685 542

Mengetahui: Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019


(6)

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM, CILEMBER BOGOR” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Jeffri Kurniawan A 14105563


(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan segala rahmat dan berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, yang sudah memberikan dukungan moral maupun materil, dorongan semangat, binbingan, sumbangan pemikiran dan lain-lain. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin sekali menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Kedua orangtuaku tercinta, yang selalu memberikan dorongan, motivasi, dan doa yang tak pernah henti-hentinya kepada penulis.

2. Ir. Lukman Mohammad Baga MA.Ec, sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penulisan skripsi.

3. Ir. Netti Tinaprilla MMA, selaku dosen evaluator pada saat kolokium 4. Dr. Ir. Anna Farianti MS, penguji utama yang telah memberikan kritik

dan saran untuk penyempurnaan skripsi ini.

5. Arif Karyadi Uswandi, SP, selaku dosen penguji dari komisi pendidikan yang telah memberikan masukan mengenai teknik penulisan karya ilmiah yang baik dan benar.

6. Afnita Widya Sari, sebagai pembahas dalam seminar yang telah memberikan masukan dan perbaikan dalam penulisan skripsi ini.

7. Ir. Ahmad Rizal, selaku pengelola Loka Farm, serta pegawai yang bekerja di Loka Farm yang telah banyak memberikan informasi dan masukan dalam penelitian ini.


(8)

9. Rekan-rekan mahasiswa Ekstensi MAB, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Madura, 20 Juli 1983 sebagai anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan H. Suyono dan Hj. Siti Sundari. Jenjang pendidikan dimulai dari Sokolah Dasar (SD) Hang Tuah 1 Jakarta Utara pada tahun 1990/1991dan lulus pada tahun 1996/1997. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri (SLTPN) 65 Sunter Jakarta Utara dan lulus pada tahun 1999/2000 kemudian dilanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Sekolah Menengah Umum (SMU) Plus Bina Bangsa Sejahtera Bogor pada tahun 1999/2000 dan lulus pada tahun 2002/2003. Setelah itu penulis melanjutkan kuliah di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2002/2003 pada Program Studi D III Manajemen Agribisnis dan lulus pada tahun 2005/2006. Kemudian penulis melanjutkan kuliahnya pada Program Studi Ekstensi Manajemen Agribisnis.


(10)

Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah, rahmat, dan hidayah-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan hasil karya penulis guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Skripsi yang berjudul Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Bunga Potong Krisan Pada Loka Farm Cilember Bogor ini, berisikan mengenai alternatif-alternatif strategi untuk pengembangan usaha bunga potong krisan pada Loka Farm berdasarkan pada keadaan internal dan eksternal yang ada pada Loka Farm.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Bogor, 22 Januari 2008


(11)

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM

CILEMBER BOGOR

Oleh:

JEFFRI KURNIAWAN A 14105563

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008


(12)

Potong Krisan Pada Loka Farm Cilember Bogor (Di bawah bimbingan LUKMAN MOHAMMAD BAGA)

Hortikultura merupakan salah satu bagain dari sektor pertanian yang dapat dijadikan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa yang akan datang. Bisnis florikultura Indonesia mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Salah satu komoditas florikultur yang memiliki peluang usaha yang cukup baik untuk dikembangkan adalah bunga potong. Salah satu komoditas bunga potong yang banyak digemari adalah bunga potong krisan. Di samping memiliki keindahan karena keragaman bentuk dan warnanya. bunga krisan juga memiliki kesegaran yang relatif lama dan mudah dirangkai.

Penelitian ini memfokuskan pada penentuan strategi di tingkat unit bisnis serta turunannya pada tingkatan strategi fungsional, yang berkaitan dengan berbagai hal mengenai pengembangan usahanya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Menganalisis faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal yang mempengaruhi pengembangan usaha bunga potong krisan di Loka Farm, (2) Merumuskan strategi alternatif yang dapat diterapkan oleh pihak Loka Farm berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan usaha dan (3) Menyusun strategi berdasarkan prioritasnya.

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dan pengamatan secara langsung. Pemilihan responden dalam wawancara ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pihak-pihak terkait. Informasi mengenai data sekunder diperoleh melalui Lembaga Sumberdaya Informasi (LSI) IPB, Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Pertanian, Internet dan buku-buku penunjang yang relevan.

Data dan informasi yang diperoleh dari kondisi Loka Farm diolah secara kuantitatif dan dianalisis secara kualitatif. Pengolahan data ini dimaksudkan untuk merancang alternatif strategi pengembangan usaha bunga potong krisan di Loka Farm dengan pendekatan konsep manajemen strategi. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis lingkungan perusahaan agar mengetahui apa yang menjadi peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan (SWOT) yang dihadapi oleh perusahaan. Analisis kuantitatif digunakan pada Matriks EFE, Matriks IFE, Matriks IE dan Road Map Strategi. Perumusan strategi, dilakukan melalui tiga tahap yaitu Matriks EFE, Matriks IFE, Matriks IE dan Matriks SWOT, sedangkan untuk menentukan prioritas strategi yang telah dihasilkan menggunakan Road Map Strategi.

Identifikasi terhadap faktor-faktor eksternal menghasilkan rumusan mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Peluang-peluang yang ada pada lingkungan ekternal diantaranya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik, perubahan pola permintaan masyarakat, kebijakan pemerintah yang mendukung, kemajuan teknologi dalam bidang informasi dan produksi yang semakin pesat, permintaan bunga krisan yang tinggi dan daya tawar menawar pelanggan lemah. Ancaman yang dihadapi oleh Loka Farm diantaranya adanya perdagangan bebas antar negara yang menyebabkan semakin tingginya


(13)

persaingan, semakin banyaknya perusahaan sejenis di Jawa Barat, adanya produk subtitusi bunga krisan, daya tawar menawar pemasok saprotan dan bibit tinggi, kualitas bibit yang tidak terjamin dan pasokan bibit yang tidak pasti. Berdasarkan perhitungan menggunakan Matriks EFE maka diperoleh peluang dan ancaman terbesar yang dihadapi perusahaan yaitu, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik dan kualitas bibit yang tidak terjamin.

Identifikasi terhadap faktor-faktor internal menghasilkan rumusan kekuatan dan kelemahan yang ada pada perusahaan. Kekuatan-kekuatan yang ada pada perusahaan yaitu kualitas bunga yang dihasilkan baik, manajer memiliki keuletan dalam mengelola usahanya, memiliki hubungan yang sangat baik dengan para pelanggannya, memiliki letak perkebunan yang strategis, keadaan alam yang sangat cocok, memiliki lahan yang luas, tenaga kerja yang terampil dan terciptanya suasana kekeluargaan pada perusahaan. Sedangkan kelemahan yang ada pada perusahaan antara lain: lahan yang dimiliki dan produksi belum sepenuhnya dioptimalkan, memiliki beberapa investor dan karakternya berbeda-beda, belum memiliki jadwal tanam yang tetap, spesialisasi pekerjaan belum ada, perusahaan kurang mengetahui informasi pasar dan kontinyuitas produksi yang dihasilkan belum terjamin. Kekuatan dan kelamahan utama yang ada pada perusahaan berdasarkan perhitungan dengan Matriks IFE adalah memiliki suasana kekeluargaan dan belum adanya spesialisasi pekerjaan.

Berdasarkan hasil perhitungan Matriks EFE dan Matriks IFE maka diperoleh total skor keduanya yaitu sebesar 2,476 dan 2,882. Berdasarkan penggabungan hasil dari total skor yang dihasilkan pada Matriks IE, maka dapat diketahui posisi Loka Farm saat ini berada pada kuadran V yang berarti perusahaan harus pertahankan dan pelihara (hold and maintain) dengan strategi yang dapat digunakan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.

Analisis SWOT yang dilakukan menghasilkan 11 rumusan strategi. Ke-11 strategi yang dihasilkan itu merupakan hasil dari pencocokan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada pada Matriks SWOT. Setelah didapatkan beberapa alternatif strategi kemudian dilanjutkan dengan merancang strategi itu dengan menggunakan Road Map Strategi. Dalam Road Map Strategi ini aktivitas yang dilakukan dibagi menjadi tiga bagian yaitu persiapan menuju tahap pengembangan, pengembangan usaha dan mempertahankan usaha Loka Farm. Kemudian alternatif strategi itu disusun berdasarkan prioritasnya untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. Penyusunan strategi itu dilakukan berdasarkan waktu yang telah ditentukan agar tidak terjadi tumpang tindih dalam penerapan strategi untuk pengembangan usaha.

Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat dikemukakan beberapa saran yaitu: (1) Saat ini Loka Farm lebih fokus pada tahap persiapan menuju tahap pengembangan. Hal ini dikarenakan pada tahap tersebut, strtaegi yang digunakan merupakan strategi–strategi dasar yang dapat menentukan langkah kedepannya yaitu pengembangan usaha. (2) Perlu dilakukan evaluasi terhadap strategi-strategi pada tahap persiapan awal, agar Loka Farm dapat mengetahui kekurangan-kekurangan apa saja yang ada pada tahap tersebut (3) Mencari aternatif perolehan modal untuk tahap pengembangan usaha dan untuk dapat meningkatkan keuntungan sehingga pengembangan usaha dapat cepat dilakukan. (4) Meningkatkan kualitas bunga dengan memanfaatkan faktor-faktor yang mendukung, (5) Menjaga suasana kekeluargaan yang ada dalam Loka Farm.


(14)

Oleh:

JEFFRI KURNIAWAN A 14105563

Skripsi

Sebagai Bagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008


(15)

Judul Skripsi : Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Bunga Potong Krisan Pada Loka Farm, Cilember Bogor.

Nama : Jeffri Kurniawan

NRP : A14105563

Menyetujui: Dosen Pembimbing

Ir. Lukman Mohammad Baga, MA.Ec NIP. 131 685 542

Mengetahui: Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019


(16)

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM, CILEMBER BOGOR” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Jeffri Kurniawan A 14105563


(17)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan segala rahmat dan berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, yang sudah memberikan dukungan moral maupun materil, dorongan semangat, binbingan, sumbangan pemikiran dan lain-lain. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin sekali menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Kedua orangtuaku tercinta, yang selalu memberikan dorongan, motivasi, dan doa yang tak pernah henti-hentinya kepada penulis.

2. Ir. Lukman Mohammad Baga MA.Ec, sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penulisan skripsi.

3. Ir. Netti Tinaprilla MMA, selaku dosen evaluator pada saat kolokium 4. Dr. Ir. Anna Farianti MS, penguji utama yang telah memberikan kritik

dan saran untuk penyempurnaan skripsi ini.

5. Arif Karyadi Uswandi, SP, selaku dosen penguji dari komisi pendidikan yang telah memberikan masukan mengenai teknik penulisan karya ilmiah yang baik dan benar.

6. Afnita Widya Sari, sebagai pembahas dalam seminar yang telah memberikan masukan dan perbaikan dalam penulisan skripsi ini.

7. Ir. Ahmad Rizal, selaku pengelola Loka Farm, serta pegawai yang bekerja di Loka Farm yang telah banyak memberikan informasi dan masukan dalam penelitian ini.


(18)

9. Rekan-rekan mahasiswa Ekstensi MAB, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(19)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Madura, 20 Juli 1983 sebagai anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan H. Suyono dan Hj. Siti Sundari. Jenjang pendidikan dimulai dari Sokolah Dasar (SD) Hang Tuah 1 Jakarta Utara pada tahun 1990/1991dan lulus pada tahun 1996/1997. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri (SLTPN) 65 Sunter Jakarta Utara dan lulus pada tahun 1999/2000 kemudian dilanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Sekolah Menengah Umum (SMU) Plus Bina Bangsa Sejahtera Bogor pada tahun 1999/2000 dan lulus pada tahun 2002/2003. Setelah itu penulis melanjutkan kuliah di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2002/2003 pada Program Studi D III Manajemen Agribisnis dan lulus pada tahun 2005/2006. Kemudian penulis melanjutkan kuliahnya pada Program Studi Ekstensi Manajemen Agribisnis.


(20)

Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah, rahmat, dan hidayah-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan hasil karya penulis guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Skripsi yang berjudul Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Bunga Potong Krisan Pada Loka Farm Cilember Bogor ini, berisikan mengenai alternatif-alternatif strategi untuk pengembangan usaha bunga potong krisan pada Loka Farm berdasarkan pada keadaan internal dan eksternal yang ada pada Loka Farm.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Bogor, 22 Januari 2008


(21)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bunga Potong ... 8

2.2 Gambaran Umum Bunga Krisan ... 8

2.2.1 Syarat Tumbuh ... 11

2.2.2 Bunga Krisan Sebagai Produk ... 13

2.3 Sistem Agribisnis Bunga Potong ... 15

2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 17

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual ... 20

3.1.1 Strategi ... ... 20

3.1.2 Manajemen Strategi... ... 20

3.1.3 Perencanaan Strategi... ... 24

3.1.4 Strategi Bersaing Generik ... . 26

3.1.5 Analisis Lingkungan Eksternal ... 28

3.1.5.1 Lingkungan Makro ... . 28

3.1.5.2 Lingkungan Mikro (Analisis Lima Kekuatan Persaingan Porter) ... . 29

3.2.5 Analisis Lingkungan Internal ... 31

3.6 Kerangka Pemikiran Operasional ... 34

IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37

4.2 Jenis dan Sumber Data ... 37

4.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 38

4.3.1 Analisis Matriks IFE dan EFE ... 38

4.3.2 Analisis Matriks IE (Internal-Eksternal) ... 42

4.3.3 Analisis SWOT ... ... 43

4.3.4 Road Map Strategi ... ... 45

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Lokasi dan Letak Geografis ... 47


(22)

5.4.2 Budidaya ... 50 5.4.3 Subsistem Pemasaran ... 54 5.5 Struktur Organisasi Perusahaan ... 54 VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN

6.1 Analisis Lingkungan Eksternal ... 58 6.1.1 Analisis Lingkungan Makro ... 58 6.1.2 Analisis Lingkungan Industri ... 62 6.1.3 Analisis Lingkungan Mikro ... 65 6.2 Analisis Lingkungan Internal ... 69 6.3 Identifikasi Faktor-faktor Lingkungan ... 81 VII. FORMULASI STRATEGI

7.1 Analisis Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) ... 88 7.2 Analisis Matriks IFE (Internal Faktor Evaluation) ... 90 7.3 Analisis Matriks IE (Internal-Eksternal) ... 92 7.4 Analisis Matriks SWOT ... 95 7.4 Road Map Strategi ... 100 VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan ... 104 8.2 Saran ... 106 DAFTAR PUSTAKA ... 108 LAMPIRAN ... 110


(23)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Nilai Ekspor dan Impor Bunga Potong Segar Indonesi Pada Bulan Januari 2006 ... 2 2. Persentase Produksi Krisan di Indonesia Tahun 2005 ... 3 3. Perkembangan Luas Panen dan Produksi Lima Tanaman Hias

Bunga Potong Terpopuler di Indonesia Tahun 2004 - 2005 ... 4 4. Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) ... 38 5. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ... 39 6. Penilaian Bobot Tingkat Kepentingan Faktor Penentu Internal dan

Eksternal Menurut Metode ”Paired Comparison” ... 40 7. Matriks SWOT ... 44 8. Penentuan Harga Krisan Tipe Standar dan Spray Pada Setiap

Perusahaan Pada Tahun 2007 ... 64 9. Rincian Karakteristik Pelanggan yang Menawarkan Kontrak

dengan Loka Farm ... 67 10.Produksi Bunga Krisan per Green House ... 72 11.Kualifikasi Grade Bunga Potong Krisan Tipe Standar dan

SprayLoka Farm ... 76 12.Harga Jual Bunga Potong Krisan per Ikat Loka Farm ... 79 13.Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) ... 88 14.Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ... 91 15.Analisis SWOT ... 96


(24)

Nomor Halaman 1. Saluran Pemasaran Produk Secara Umum ... 17 2. Model Manajemen Strategi ... 23 3. Proses Perencanaan Strategi Bisnis ... 26 4. Tiga Strategi Generik ... 28 5. Kekuatan-kekuatan yang Mempengaruhi Persaingan Industri ... 30 6. Kerangka Pemikiran Operasional ... 36 7. Matriks Internal-Eksternal (IE) ... 43 8. Road Map Strategi ... 46 9. Struktur Organisai Loka Farm ... 55 10. Saluran Pemasaran Loka Farm... 80 11. Matriks Internal-Eksternal (IE) ... 93 12. Road Map Strategi Loka Farm ... 101


(25)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman 1. Pembobotan Faktor-faktor Internal Responden 1 ... 111 2. Pembobotan Faktor-faktor Internal Responden 2 ... 112 3. Pembobotan Faktor-faktor Internal Responden 3 ... 113 4. Rata-rata Bobot, Rating dan Skor Faktor Internal ... 114 5. Pembobotan Faktor-faktor Eksternal Responden 1 ... 115 6. Pembobotan Faktor-faktor Eksternal Responden 2 ... 116 7. Pembobotan Faktor-faktor Eksternal Responden 3 ... 117 8. Rata-rata Bobot, Rating dan Skor Faktor Eksternal ... 118 9. Kuesioner ... 119


(26)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai kekayaan hayati yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian dibidang pertanian. Sektor pertanian memiliki peranan yang penting bagi perekonomian Indonesia.

Sektor pertanian terdiri dari sub sektor tanaman pangan yang meliputi padi, palawija dan hortikultura. Hortikultura merupakan salah satu bagian dari sektor pertanian yang dapat dijadikan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa yang akan datang. Perkembangan produksi tanaman hias di Indonesia terus mengalami peningkatan. Kondisi ini menggambarkan bahwa saat ini masyarakat Indonesia telah mengetahui manfaat tanaman hias.

Bisnis florikultur Indonesia mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Komoditas agribisnis florikultur terdiri dari bunga potong, bunga pot dan tanaman hias daun. Salah satu komoditas florikultur yang memiliki peluang usaha yang cukup baik untuk dikembangkan adalah bunga potong.

Bunga potong merupakan bunga yang banyak digunakan untuk rangkaian

bunga diberbagai acara, mulai dari acara kelahiran, pernikahan, keagamaan sampai kematian serta ucapan selamat. Bunga potong banyak dibutuhkan oleh

florist, dekorator, hotel, catering, perkantoran dan konsumen rumah tangga. Hal


(27)

2

pemasaran hasil produksinya dan dapat dijadikan suatu peluang usaha yang cukup menjanjikan.

Di pasar dunia, tanaman hias tropis memiliki peminat yang cukup tinggi. Masyarakat negara subtropis biasanya menganggap tanaman asal negara tropis sebagai tanaman yang eksotis. Diperkirakan pada abad ke 21 konsumsi bunga dunia akan meningkat lebih dari 10 persen per tahun (Katalog Bunga Potong dan Tanaman Hias Rawa Belong, 2006 : 11). Indonesia juga merupakan salah satu negara pengekspor bunga potong, negara tujuan dan jumlah ekspor dan jumlah impor bunga potong Indonesia dapat di lihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Nilai Ekspor dan Impor Bunga Potong Segar Indonesia Pada Bulan Januari 2006

Ekspor Impor Negara

Tujuan Volume (Kg)

Nilai (US $)

Negara

Asal Volume (Kg)

Nilai (US $)

Korsel 3.869.204 1.473.941 Belanda 21.658 107.371

Singapura 186.646 89.755 Singapura 2.031 6.192

Jepang 65.725 125.371 Ekuador 19.307 97.458

China 529.820 88.426 China 21.119 70.005

Australia 4.195 41.526 Australia 1.594 4.435

USA 11.424 165.847 Kanada 40 228

Thailand 19.480 11.025 Malaysia 69 43

Kuwait 10.963 5.780 USA 252 764

UEA 5.430 11.566 Taiwan 2.207 3.052

Malaysia 4.408 3.892 Australia 1594 4.435

Kanada 151 2.548 Vietnam 3.934 7.374

Sumber: BPS, 2006

Keterangan : Bunga potong segar meliputi: krisan, anthurium, heliconia dan sedap

malam.

Tahun 2006 nilai impor bunga potong segar Indonesia mencapai 73.805 kilogram atau setara dengan 301.345 US Dollar. Belanda adalah negara pengekspor bunga potong terbesar ke Indonesia, disusul oleh Ekuador, China dan Australia. Bunga potong Indonesia paling banyak diekspor ke Korea, dengan jumlah 3.869.204 kilogram atau setara dengan 1.473.941 US Dollar. Amerika


(28)

Serikat peringkat berikutnya, dengan total nilai 165.847 US Dollar. Besarnya angka impor menunjukan peluang masih terbuka lebar bagi produksi dalam negeri. Pasar internasional memberikan kesempatan serta kepercayaan bagi pelaku usaha di Indonesia dalam mengembangkan komoditas bunga potong.

Pada Tabel 2, dapat dilihat bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan sentra produksi bunga potong terbesar di Indonesia hal ini di karenakan letak georafisnya sangat mendukung. Total produksi bunga krisan di Jawa Barat mencapai 78 persen dari total produksi bunga krisan di Indonesia. Keadaan alam yang cocok membuat banyak orang membuka usaha dengan membudidayakan bunga potong, sehingga persaingan antara sesama produsen bunga potong di Jawa Barat cukup tinggi. Kabupaten yang terkenal sebagai sentra bunga potong adalah Sukabumi, Cianjur, Bogor dan Bandung.

Tabel 2 Persentase Produksi Krisan di Indonesia Tahun 2005

No Provinsi Persentase (%)

1 Jawa Barat 78

2 Jawa Tengah 16

3 Sumatera Utara 3

4 Jawa Timur 2

5 Sulawesi Utara 1

Sumber: Statistik Hortikultura, 2005

Salah satu komoditas bunga potong yang banyak digemari adalah bunga

potong krisan. Krisan atau Chrysanthenum merupakan salah satu jenis tanaman

hias yang telah lama dikenal dan banyak disukai masyarakat serta mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Di samping memiliki keindahan karena keragaman bentuk dan warnanya, bunga krisan juga memiliki kesegaran yang relatif lama dan mudah dirangkai. Keunggulan lain yang dimiliki adalah bahwa pembungaan dan panennya dapat diatur menurut kebutuhan pasar.


(29)

4

Perkembangan bunga potong krisan dalam segi produksi dan luas panen memperlihatkan perkembangan yang positif. Tabel 3, menjelaskan bahwa salah satu tanaman hias bunga potong Indonesia yang memiliki perkembangan yang menggembirakan adalah bunga potong krisan. Hal ini dapat dilihat dari luas panen

dan produksinya. Luas panen bunga potong krisan mengalami trend peningkatan

sebesar 34,59 persen dan untuk produksinya, bunga potong krisan juga mengalami trend peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 71,46 persen. Apabila dibandingkan dengan empat komoditas bunga potong lainnya, bunga krisan

memiliki trend peningkatan yang sangat baik, dengan demikian dapat menunjukan

bahwa kebutuhan akan bunga potong krisan semakin bertambah. Konsumsi bunga potong dan tanaman hias di dalam negeri terus meningkat, rata-rata setiap tahunnya terjadi peningkatan delapan persen (Katalog Bunga Potong dan Tanaman Hias Rawa Belong, 2006 : 10).

Tabel 3 Perkembangan Luas Panen dan Produksi Lima Tanaman Hias Bunga Potong Terpopuler di Indonesia Tahun 2004 - 2005

Luas Panen m² Produksi (tangkai) N

o Komoditas 2004 2005 Trend

% 2004 2005

Trend % 1 Mawar 3.750.349 3.989.487 6,38 61.540.963 60.719.517 -1,33 2 Sedap Malam 6.076.677 5.493.414 -9,60 37.516.879 32.611.284 -13,08 3 Krisan 1.542.812 2.076.546 34,59 27.683.449 47.465.794 71,46 4 Gladiol 913.193 1.102.512 20,73 16.686.134 14.512.619 -13,03 5 Anggrek 2.260.464 1.221.524 -45,96 8.027.720 7.902.403 -1,56

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2006

Semakin meningkatnya penggunaan bunga potong krisan dan juga semakin banyaknya produsen baru membuat persaingan dalam industri bunga potong di Indonesia semakin ketat, diharapkan memiliki strategi bisnis untuk dapat bersaing.


(30)

1.2 Perumusan Masalah

Loka Farm merupakan salah satu unit bisnis Pusat Koperasi Markas Besar TNI (Puskop Mabes TNI) yang baru berjalan selama 18 bulan. Loka Farm berlokasi di Kecamatan Cilember, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Saat ini penjualan produk yang dilakukan oleh Loka Farm adalah dengan cara pemesanan terlebih dahulu apabila dalam jumlah banyak dan juga dapat dengan cara mengecer. Ada beberapa pelanggan Loka Farm yang ingin bekerja sama dengan cara mengajukan kontrak penjualan. Akan tetapi saat ini Loka Farm belum berani melakukannya karena melihat dari kuantitas produksi yang tidak konsisten membuat Loka Farm tidak dapat menyetujuinya, untuk itu saat ini Loka Farm menjual produknya berdasarkan produksi pada waktu tersebut..

Sebagai perusahaan baru dan kegiatan produksi yang berlangsung belum lama tersebut, sehingga belum memberikan pengalaman yang cukup bagi perusahaan untuk mampu beroperasi secara efektif dan efisien. Pada kegiatan produksi, Loka Farm masih belum memiliki perencanaan produksi yang baik. Selain itu sistem manajemen yang ada saat ini masih belum berjalan dengan baik, hal ini merupakan masalah yang dihadapi oleh Loka Farm saat ini.

Penelitian ini memfokuskan pada penentuan strategi di tingkat unit bisnis serta turunannya pada tingkatan strategi fungsional, yang berkaitan dengan berbagai hal mengenai pengembangan usahanya. Strategi yang paling tepat bagi suatu perusahaan adalah strategi yang disusun dengan mempertimbangkan kondisi internal dan eksternal perusahaan. Penilaian terhadap faktor-faktor di dalam lingkungan perusahaan tidak cukup untuk merumuskan strategi dalam upaya pengelolaan perusahaan yang lebih baik lagi. Penilaian terhadap faktor-faktor di


(31)

6

luar perusahaan juga diperlukan karena lingkungan eksternal bisa setiap saat berubah dengan cepat sehingga melahirkan peluang dan ancaman, baik yang datang dari pesaing utama maupun dari iklan bisnis yang senantiasa berubah. Tantangan yang utama dihadapi perusahaan saat ini adalah bagaimana membangun dan mempertahankan usaha yang sehat dalam pasar dan lingkungan usaha yang cepat berubah sehingga mempengaruhi organisasi dan manajemen perusahaan (Kotler, 1997).

Bunga krisan sangat populer di masyarakat karena banyaknya jenis, bentuk dan warna bunga. Selain bentuk mahkota dan jumlah bunga dalam tangkai, warna bunga juga menjadi pilihan konsumen. Manajer Loka Farm menyatakan bahwa, pada umumnya konsumen lebih menyukai warna merah, putih dan kuning, sebagai warna dasar krisan.

Berdasarkan keadaan internal, kekuatan dan kelemahan yang ada, Loka Farm memerlukan strategi yang tepat untuk tetap dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Meninjau kondisi tersebut diperlukan analisis mengenai faktor-faktor internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, serta faktor-faktor eksternal yaitu peluang dan ancaman yang dihadapi Loka Farm.

Berdasarkan gambaran di atas maka, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal apa yang menentukan

pengembangan usaha bunga potong krisan di Loka Farm ?

2. Bagaimana strategi alternatif yang dapat digunakan oleh pihak Loka


(32)

3. Strategi apa yang dapat digunakan sesuai dengan keadaan lingkungan eksternal dan internal di Loka Farm?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan dan manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal yang

mempengaruhi pengembangan usaha bunga potong krisan di Loka Farm.

2. Merumuskan strategi alternatif yang dapat diterapkan oleh pihak Loka

Farm berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan usaha.

3. Mempetakan alternatif strategi berdasarkan prioritasnya masing-masing,

berdasarkan keadaan internal dan eksternal yang ada pada perusahaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan bagi Loka Farm dalam menentukan strategi pengembangan usaha pada saat ini dan juga dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi serta memberikan pengalaman bagi penulis selama melakukan penelitian ini.


(33)

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bunga Potong

Bunga potong adalah sebutan untuk tanaman hias yang ditanam untuk diambil bunga besarta tangkainya. Bunga potong adalah bunga yang dimanfaatkan untuk bahan rangkaian bunga untuk berbagai keperluan dalam daur hidup manusia, mulai dari kelahiran, perkawinan dan kematian. Oleh sebab itu, apabila dilihat dari fungsinya maka bunga dapat dikatakan memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Hasil rangkaian yang terpadu antara warna dan jenis bunganya yang tertata menarik, menjadi simbol pernyataan dan ungkapan perasaan. Namun sebenarnya masih banyak lagi manfaat dan kegunaannya pada masa sekarang ini, seperti hiasan meja, dekorasi, hari-hari besar seperti natal, tahun baru dan lebaran. Produk bunga potong dapat berupa bunga krisan, garbera, anggrek, mawar dan lainnya.

2.2 Gambaran Umum Bunga Krisan

Bunga krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan

sebutan lain seruni atau bunga emas (Golden Flower), yang berasal dari daratan

China. Bunga krisan pernah dijadikan sebagai simbol kekaisaran Jepang dengan

sebutan Queen of The East. Krisan masuk ke Indonesia pada tahun 1800 dan

mulai tahun 1940, dikembangkan secara komersil. Bunga krisan yang biasa ditanam di Indonesia terdiri dari bunga krisan lokal, bunga krisan introduksi


(34)

(krisan modern atau krisan hibrida) dan bunga krisan produk Indonesia yang dilepas oleh Balai Tanaman Hias.

Bunga krisan tumbuh menyemak dengan daur hidup sebagai tanaman semusim atau tahunan. Bunga krisan tumbuh tegak dengan batang yang lunak dan berwarna hijau, bagian tepi dari daun memiliki celah dan bergigi serta tersusun dengan berselang seling pada batang. Bunga krisan memiliki akar yang rentan kerusakan akibat dari lingkungan yang kurang mendukung. Perakaran menyebar hingga kedalaman 30 centimeter – 40 centimeter. Adapun taksonomi bunga krisan menurut beberapa ahli botani krisan dikelompokan ke dalam:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Bangsa (Ordo) : Asterales

Suku (Famili) : Asteraceae

Marga (Genus) : Chrysanthemum

Jenis (Species) : Chrysanthemum, sp

Pada kegiatan pemasaran bunga krisan, biasanya para pemasar menjualnya dalam bentuk bunga pot ataupun bunga potong. Bunga pot merupakan sosok tanaman kecil, tingginya 20 - 40 centimeter, berbunga lebat dan cocok ditanam di

pot, polybag atau wadah lainnya. Bunga potong ditandai dengan sosok bunga

berukuran pendek sampai tinggi, mempunyai tangkai bunga panjang, ukuran


(35)

10

Berdasarkan jumlah bunga yang dipelihara dalam satu tangkai, bunga krisan dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu :

1. Tipe Spray

Pada tipe ini, dalam satu tangkai bunga krisan memiliki 10 - 20 kuntum bunga dengan ukuran yang kecil, sehingga terlihat ramai dan indah. Bunga krisan tipe spray terdiri dari varietas Puma, Yellow Puma, White Regent,

Town Talk, Heidi Yellow, Heidi White, Pompon, Sonya, Caymano dan

Casablanca. 2. Tipe Standar

Berbeda dengan tipe spray, pada tipe standar ini satu tangkai bunga krisan hanya memiliki satu bunga dengan ukuran yang besar karena petani hanya terfokus pada satu bunga sehingga saluran makanan hanya tertuju pada satu bunga tersebut. Bunga krisan tipe spray terdiri dari varietas White

Fiji, Yellow Fiji, Allouis, Astro, Snowdown White, Cassandra dan

Pingpong.

Bentuk bunga krisan sangat bervariasi, antara lain:

a. Single

Bentuk bunga krisan yang mempunyai mahkota memanjang dan lebar, sedangkan bagian tengahnya bundar dan sedikit mengembang. Bila sudah terlalu mekar, bagian tengah akan tampak menguning karena tepung sari mulai pecah. Di Indonesia jenis ini dikenal dengan bentuk aster.

b. Anemone

Mahkota sebelah luar seperti bentuk single hanya lebih kecil dan pendek,


(36)

tengah bunga tidak terlihat adanya benangsari, sehingga apabila bunga terlalu mekar maka bunga bagian tengah akan mengembang dan mahkota sebelah luar akan terlihat sedikit. Di Indonesia jenis ini dikenal dengan bentuk kancing.

c. Spider

Mahkota terlihat menggulung, sehingga terlihat memanjang dan menyebar ke hampir semua bagian bunga dan tidak terlihat adanya bagian tengah

seperti jenis anemone dan single. Di Indonesia jenis dikenal dengan

bentuk jarum.

d. Pompom

Mahkota berkembang sama panjangnya, sehingga bentuk bulat seperti

pingpong, biasa disebut pompom.

e. Dekoratif

Mahkota bunga bagian luar berkembang lebih panjang dari bagian tengah,

sehingga seperti pompom tetapi tumbuh lebih besar dan membuka.

2.2.1. Syarat Tumbuh

Persyaratan kebutuhan hidup tanaman bunga krisan meliputi: suhu, cahaya matahari, air, tempat tumbuh dan perlakuan perawatan yang sesuai.

Suhu. Pengaruh suhu berkaitan dengan proses asimilasi, yaitu pembentukan cadangan makanan dan proses disimilasi yaitu penguraian makanan dan pernafasan. Di daerah tropis, seperti Indonesia, temperatur yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman krisan pada siang hari adalah antara 20°C – 26°C. Toleransi tanaman krisan terhadap faktor temperatur untuk tetap tumbuh baik


(37)

12

adalah antara 17°C – 30°C. Temperatur berpengaruh terhadap kualitas pembungaan krisan. Temperatur yang ideal untuk pembungaan yaitu antara 16°C - 18°C. Pada temperatur yang tinggi (lebih dari 18°C) bunga krisan cenderung berwarna kusam, sedangkan temperatur yang rendah (kurang dari 16°C)

berpengaruh baik terhadap warna bunga, karena cenderung makin cerah.

Mengingat tanaman krisan membutuhkan temperatur untuk pertumbuhan antara 20°C – 26° C dan pembungaan pada temperatur 16°C – 18°C dengan kelembaban udara antara 70 - 80 persen, maka lokasi yang cocok untuk budidaya tanaman ini

adalah di daerah berketinggian antara 700–1200 m dari permukaan laut.

Cahaya. Agar mendapatkan bunga yang berkualitas baik, tanaman bunga

krisan (Chrysanthemum sp) membutuhkan cahaya yang lebih lama dari panjang

hari normal. Penambahan panjang hari dapat dilakukan dengan penyinaran buatan, setelah matahari terbenam atau selama periode gelap. Penyinaran dilakukan selama satu bulan untuk memacu pertumbuhan tinggi tanaman dan menunda masa generatif. Sumber cahaya buatan yang umum digunakan adalah lampu esensial dengan ukuran 13 - 16 watt. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lampu esensial lebih mempercepat pertumbuhan generatif tanaman krisan dibandingkan dengan lampu pijar. Penambahan penyinaran yang terbaik adalah pada tengah malam antara pukul 22.00 – 02.00. Jarak antar lampu adalah 2,35 meter dan lampu dipasang setinggi 2,5 meter dari tanaman. Periode pemasangan lampu dilakukan sampai batas tertentu fase vegetatif (± 4 minggu).

Kelembaban Udara. Tanaman krisan umumnya membutuhkan kondisi kelembaban udara (RH) tinggi. Pada fase pertumbuhan awal, seperti perkecambahan benih atau pembentukan akar bibit setek, diperlukan kelembaban


(38)

udara antara 90 - 95 persen. Tanaman muda sampai dewasa tumbuh dengan baik pada kondisi kelembaban udara antara 70 - 80 persen. Hujan deras atau keadaan curah hujan tinggi yang langsung menerpa tanaman krisan juga menyebabkan tanaman mudah roboh, rusak, dan kualitas bunganya rendah. Oleh karena itu pembudidayaan krisan di daerah bercurah hujan tinggi dapat dilakukan di dalam

green house atau bangunan rumah plastik dan rumah kaca.

Kebutuhan Air. Bunga krisan tumbuh dengan baik jika kebutuhan airnya tercukupi. Banyaknya penyiraman dan frekuensi penyiraman bunga krisan bergantung pada cuaca (suhu, angin dan cahaya), jenis, ukuran tanaman, serta keadaan lingkungan. Kelebihan air tidak bagus untuk pertumbuhan tanaman bunga krisan, sedangkan kekeringan dapat menimbulkan terjadinya dehidrasi yang berakibat pada pertumbuhannya yang tidak baik. Penyiraman dilakukan sebanyak dua kali sehari sampai dengan tahap pemanenan.

Tanah. Krisan dapat tumbuh pada setiap jenis tanah tergantung penanganannya. Tanah yang ideal untuk tanaman krisan adalah bertekstur lempung berpasir, mempunyai drainase dan aerasi yang baik dan mengandung bahan organik yang tinggi dengan pH sedikit asam. Tingkat kemasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman krisan adalah sekitar 5,5 sampai 6,5.

2.2.2 Bunga Krisan Sebagai Produk

Produk yang memiliki daya saing ditandai dengan meningkatnya nilai tambah, efisiensi atau produktifitas, berorientasi pada permintaan pasar,

mengandalkan kekuatan inovasi tekhnologi dan kemampuan skill sumberdaya


(39)

14

diharapkan manfaat ekonomi yang dihasilkan juga dinikmati oleh semua lapisan masyarakat. Pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan merupakan bagian dari pengembangan sistem dan usaha agribisnis bunga potong krisan, sehingga upaya ini tidak hanya berdaya saing tetapi juga akan berkelanjutan.

Usaha untuk mengembangkan bunga potong krisan yang sesuai dengan permintaan, memerlukan kemampuan produsen untuk dapat membaca selera dan kebutuhan konsumen. Berbagai cara dilakukan dalam rangka mengembangkan dan menemukan inovasi baru, seperti:

1. Menghasilkan varietas-varietas baru melalui persilangan.

2. Kemajuan teknologi, seperti penggunaan internet sebagai media untuk

mempermudah pemasaran produk dengan sifat tidak tahan lama

(perishable product) tetapi harus sampai ke tangan konsumen dalam

keadaan segar dan berkualitas. Penggunaan internet juga dapat digunakan untuk mencari informasi tentang selera konsumen bunga saat ini.

Bunga potong krisan yang banyak diminati adalah bunga yang mekar sempurna, penampilan yang sehat dan segar serta mempunyai tangkai batang yang tegar dan kekar sehingga bunga menjadi awet dan tahan lama. Bunga krisan

dibagi menjadi dua jenis yaitu standar dan spray. Permintaan konsumen paling

banyak adalah untuk bunga krisan jenis standar karena biasanya jenis ini digunakan untuk bahan dasar rangkaian bunga.

Bunga krisan tidak hanya dapat dijadikan sebagai bunga potong rangkaian bunga untuk dekorasi maupun ucapan selamat. Bunga krisan juga dapat dijadikan tanaman hias dalam pot. Rukmana dan Mulyana (1997) menyatakan bahwa, dari waktu ke waktu permintaan terhadap bunga krisan baik dalam bentuk bunga


(40)

potong maupun dalam pot mengalami kenaikan. Selain sebagai hiasan, bunga krisan juga dapat dapat dijadikan sebagai obat, bahan kosmetika dan juga minuman.

Indonesia memiliki potensi yang tersedia untuk usaha agribisnis bunga potong krisan, terutama dalam segi keadaan geografisnya dan luas lahannya. Namun sistem agribisnis tidak dapat berkembang tanpa dukungan usaha-usaha agribisnis. Para pelaku usaha, termasuk petani produsen dan perusahaan yang merancang, merekayasa dan melakukan proses agribisnis, mulai dari proses pemasaran sampai ke proses produksi.

2.3 Sistem Agribisnis Bunga Potong

Bunasor dalam Wahyuningsih (1999 : 9) menyatakan bahwa, sistem agribisnis bunga potong terdiri dari subsistem yang saling terkait, saling tergantung dan saling mempengaruhi satu sama lain. Sistem tersebut terdiri dari:

1. Subsistem pengadaan input dan penyaluran sarana produksi.

Dalam pengadaan input dan saran produksi dalam budidaya ini meluputi bibit, pupuk, obat-obatan dan lain-lain. Bibit yang digunakan adalah anakan dari induk tanaman krisan yang dapat dipanen maksimal enam kali panen, yang diantaranya lima kali panen untuk produksi dan satu kali panen untuk indukan baru, yaitu dengan cara stek. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik dan anorganik diantaranya Urea, TSP, ZA dan KNO3, sedangkan untuk obat-obatan digunakan untuk kegiatan pemeliharaan dan perawatan seperti fungisida dan insektisida.


(41)

16

2. Subsistem Usahatani (Budidaya)

Kegiatan yang menggunakan sarana produksi yang dihasilkan oleh subsistem agribisnis hulu atau subsistem pengadaan input dan penyaluran sarana produksi untuk menghasilkan produk pertanian primer. Peran penyuluh dalam hal ini sangat diperlukan, bukan saja untuk upaya alih tekhnologi, tetapi juga tidak kalah pentingnya dalam mengubah sikap

berusaha menjadi “business oriented” yang dapat dihubungkan melalui

kemampuan mengelola, sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Hal ini penting mengingat usaha bunga potong memerlukan penanganan yang serius dan telaten menyangkut penerapan cara-cara budidaya.

3. Subsistem Pemasaran

Pemasaran merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk menjadi mudah diperoleh dan selalu tersedia untuk pelanggan sasaran. Subsistem pemasaran terdiri dari standarisasi mutu, pengolahan, penyimpanan, transportasi, distribusi, mulai dari produsen sampai ke tangan konsumen. Saluran pemasaran adalah seperangkat lembaga yang melakukan semua kegiatan yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status kepemilikan dari titik produksi sampai ke titik konsumsi. Berdasarkan tingkatannya, saluran pemasaran terdiri dari beberapa macam.

Gambar 1, dijelaskan bahwa saluran pemasaran terbagi menjadi dua, yaitu pemasaran langsung dan pemasaran tidak langsung. Pemasaran langsung dilakukan langsung kepada konsumen tanpa perantara. Pada kegiatan


(42)

pemasaran tidak langsung, dapat melalui beberapa perantara di antaranya pedagang grosir, pemborong, pengecer dan langsung ke konsumen akhir.

Gambar 1 Saluran Pemasaran Produk Secara Umum Sumber: Kotler (1997)

2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Turnip (2004) yang mengenai formulasi strategi pengembangan teh hijau, dapat dilihat bahwa hasil Analisis

Matriks EFE menunjukan bahwa nilai rata-rata dengan skor adalah 2,4433, yang

berarti perusahaan dapat memanfaatkan peluang-peluang yang ada dan mengatasi ancaman-ancaman yang dihadapi perusahaan. Sementara itu, hasil dari Analisis

Matriks IFE menunjukan nilai rata-rata dengan skor 2,5388 yang menunjukan

bahwa perusahaan mampu memanfaatkan kekuatan dan mengurangi kelemahan

yang di miliki. Berdasarkan matriks IE dapat diketahui bahwa posisi perusahaan

berada pada posisi V, yang berarti mampu menerapkan strategi pertahankan dan pelihara dengan strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Tahap

Produsen Produsen Produsen

Grosir

Pengecer

Konsumen Konsumen Konsumen

Pengecer

Produsen

Grosir

Pemborong

Pengecer


(43)

18

pencocokan dengan menggunakan matriks SWOT yang kemudian dianalisis lebih

lanjut dengan menggunakan matriks QSPM.

Dari hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Lusiana (2005),

mengenai analisis kelayakan usaha bunga potong krisan (Glory Farm) Kabupaten

Cianjur. Alat analisis yang dipakai adalah Net Present Value (NPV), Net Benefit

Cost Ratio (Net B/C Ratio), Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Period.

Analisis dilakukan pada dua pola, yaitu pola 1 adalah usaha berjalan (pembibitan mandiri dan penanaman mitra), pola 2 adalah pola usaha alternatif (pembibitan dan penanaman mandiri). Hasil analisis kriteria investasi yang menggunakan

discount rate rata-rata modal yaitu sebesar 8,5 persen, hasilnya menunjukan

bahwa kedua pola usaha layak secara finansial, namun hasil analisis memperlihatkan bahwa pola 2 lebih layak dibandingkan dengan pola 1.

Utami (2003), melakukan penelitian mengenai analisis pengambilan keputusan strategi bauran pemasaran bunga potong krisan pada PT Saung Mirwan. Alat analisis yang digunakan adalah Proses Hierarki Analisis (PHA). Berdasarkan hasil analisis dengan metode PHA, dapat diketahui bahwa prioritas menyeluruh menempatkan sasaran meningkatkan pangsa pasar dan mengoptimalkan pendapatan sebagai prioritas utama. Prioritas kedua adalah sasaran meminimumkan biaya produksi, dan prioritas ketiga adalah sasaran meningkatkan daya saing.

Nurmawati (2003) melakukan penelitian mengenai analisis strategi pengembangan pasar produk bunga potong (Kasus PT. Alam Indah Bunga

Nusantara, Cipanas). Analisis kuantitatif digunakan pada Analisis Matriks IFE,


(44)

penentuan prioritas rekomendasi strategi pengembangan pasar menggunakan matriks QSPM. Berdasarkan Analisis Matriks IFE didapat nilai total skor sebesar 3,023 menunjukan posisi internal perusahaan yang kuat dalam menggunakan

kekuatan dan memperbaiki kelemahan yang ada, sedangkan Analisis Matriks EFE

menghasilkan total nilai skor sebesar 2,764 menunujukan posisi eksternal perusahaan rata-rata dalam memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman yang

ada. Tahap pencocokan menggunakan Matriks SWOT kemudian dilanjutkan

dengan penentuan prioritas strategi dengan menggunakan QSPM.

Penelitian tentang krisan yang telah dilakukan sebelumnya memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis. Persamaannya adalah memformulasikan strategi suatu usaha dengan menggunakan metode yang sama. Perbedaannya adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini. Untuk memprioritaskan strategi, penulis

menggunakan Road Map Strategi yang bertujuan agar strategi yang dijalankan

berjalan dengan baik berdasarkan waktu penerapannya. Manfaat dari penggunaan

Road Map Strategi adalah perjalanan lebih terarah, strategi jelas dalam artian

tidak ada tumpang tindih strategi, kegiatan terpetakan, kondisis awal teridentifikasi secara menyeluruh dan strategi yang diambil dipahami menyeluruh oleh semua pihak sehingga semua mengetahui tugas masing-masing dalam pelaksanaan strategi.


(45)

20

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi

Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan organisasi dalam menghadapi tantangan dan ancaman yang dihadapi dan potensial untuk dihadapi di masa mendatang oleh organisasi yang bersangkutan (Yosida, 2006 : 22). Strategi mencerminkan kesadaran perusahaan mengenai bagaimana, kapan dan dimana ia harus bersaing.

Strategi erat kaitannya dengan pemenuhan tujuan organisasi. Menurut Grant dalam Yosida (2006), strategi digunakan untuk memenuhi tiga tujuan organisasi, yaitu:

1. Strategi sebagai pendukung untuk pengambilan keputusan

2. Strategi sebagai sarana koordinasi dan komunikasi

3. Strategi sebagai konsep.

3.1.2 Manajemen Strategi

Perubahan yang terjadi dalam persaingan dianggap sebagai ancaman oleh perusahaan tertentu, namun perusahaan sejenis menafsirkan sebagai sesuatu peluang besar. Dengan kata lain, ancaman ataupun peluang bisnis sangat ditentukan oleh bagaimana kemampuan organisasi bisnis memahaminya, untuk kemudian menganalisnya dan merespon dalam bentuk sikap dan tindakan. Dalam realitanya untuk menghadapi berbagai perubahan yang sedang dan akan terus


(46)

berlangsung, maka organisasi bisnis harus semakin mengambangkan dan mengandalkan pada kekuatan dan kemampuan strateginya.

Pernyataan misi yang baik mengungkapkan pelanggan, produk, atau jasa, pasar, teknologi, pemikiran untuk bertahan hidup, falsafah konsep diri, pemikiran untuk citra publik dan pemikiran untuk karyawan. Sembilan komponen dasar ini berfungsi sebagai kerangka kerja praktis untuk mengevaluasi dan menuliskan pernyataan misi. Langkah pertama dalam manajemen strategi, pernyataan misi menyediakan arah untuk semua aktifitas perencanaan.

Robinson (1997 : 20) menyatakan bahwa, manajemen strategi dapat diartikan sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang di awali dengan visi

dan misi yang kemudian dapat menghasilkan perumusan (formulasi) dan

pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang akan dirancang untuk mencapai

sasaran perusahaan. Implementasi strategi bertumpu pada alokasi dan pengorganisasian sumberdaya manusia (SDM) yang diwujudkan melalui penetapan struktur organisasi, mekanisme kepemimpinan yang berjalan beserta budaya perusahaan. Lebih luas lagi, aktivitas ini mencakup distribusi kerja diantara individu dan kelompok kerja dengan mempertimbangkan tingkatan manajemen, tipe pekerjaan, pengelompokan bagian pekerjaan serta mengusahakan agar bagian-bagian itu menyatu seluruhnya dalam sebuah tim sehingga mereka dapat bekerja secara efektif dan efisien.

Pembuatan manajemen strategi ini memfokuskan pada memadukan manajemen pemasaran, keuangan / akunting, produksi / operasi, penelitian dan pengembangan serta sistem informsi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi. Manajemen strategi memungkinkan suatu organisasi untuk lebih pro


(47)

22

aktif ketimbang reaktif dalam membentuk masa depan sendiri. Hal ini memungkinkan suatu organisasi untuk mengawali dan mempengaruhi aktifitas sehingga dengan demikian dapat dengan keras mengendalikan tujuan sendiri. Menurut David (2004 : 5). Manfaat dari manajemen strategi adalah manfaat keuangan dalam artian dapat mendatangkan laba dan juga manfaat non keuangan. Proses manajemen strategi terdiri dari tiga tahap yaitu perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi.

1. Perumusan strategi, termasuk pengembangan misi bisnis, mengenali

peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan obyektif jangka panjang, menghasilkan strategi alternatif, dan memilih strategi tertentu untuk dilaksanakan.

2. Implementasi strategi, menuntut perusahaan untuk menetapkan obyektif

tahunan, memperlengkapi dengan kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumderdaya sehingga strategi yang dirumuskan dapat dilaksanakan; implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif, mengubah arah usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi dan menghubungkan kompensasi karyawan dengan prestasi organisasi.

3. Evaluasi strategi, adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Para

manajer sangat perlu mengetahui kapan strategi tertentu tidak berfungsi dengan baik, sehingga evaluasi strategi perlu dilakukan. Semua strategi dapat dimodifikasi di masa depan karena faktor-faktor eksternal dan internal selalu berubah. Tiga macam aktifitas mendasar untuk


(48)

mengevaluasi strategi adalah (1) meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi sekarang, (2) mengukur prestasi, dan (3) mengambil tindakan korektif.

Proses manajemen strategi harus di dasarkan pada keyakinan bahwa organisasi seharusnya terus-menerus memonitor peristiwa dan kecenderungan internal dan eksternal sehingga dapat melakukan perubahan tepat waktu. Kecepatan dan besaran perubahan yang mempengaruhi organisasi bertambah secara dramatis. Proses manajemen strategi bertujuan memungkinkan organisasi menyesuaikan diri secara efektif untuk berubah dalam jangka panjang. Proses manajemen strategi harus dilaksanakan secara terus menerus karena bersifat dinamis dan berkelanjutan.

Umpan Balik

Perumusan Strategi Implementasi Strategi Evaluasi

Strategi

Gambar 2 Model Manajemen Strategi Sumber: David, 2004 (hal 14)

Proses manajemen strategis paling baik dapat dipelajari dan diterapkan menggunakan suatu model. Setiap model menggambarkan semacam proses. Kerangka kerja yang di ilusterasikan pada Gambar 2 diterima secara luas, model

Melakukan Audit Eksternal Mengembang kan Pernyataan Visi Mengalokasik an Sumberdaya Melakukan Audit Internal Menetapkan Kebijakan dan Sasaran Tahunan Menetapkan Sasaran Jangka Panjang Menghasilkan, Mengevaluasi, dan Memilih Strategi Mengukur & Mengevalu asi Prestasi


(49)

24

pemahaman dari proses manajemen strategis. Model ini tidak menjamin sukses, tetapi menggambarkan pendekatan yang jelas dan praktis untuk merumuskan, mengimplementasikan dan mengevaluasi strategi.

Adanya model rangkaian manajemen yang berisi langkah-langkah yang diambil, akan memudahkan pihak perusahaan untuk mengambil kebijakan yang tepat sasaran. Rumusan alternatif strategi yang dihasilkan tersebut akan dievaluasi sebelum di implementasikan, karena dengan adanya strategi baru akan mengakibatkan terjadinya perubahan. Pelaksanaan strategi yang terpilih, perusahaan harus melihat seberapa efektifkah pelaksanaan dan kepentingan dari strategi ini. Aspek-aspek tingkah laku, budaya dan politik dari proses menghasilkan dan memilih strategi selalu penting untuk dipertimbangkan dan di kelola.

3.1.3 Perencanaan Strategi

Menurut Kotler (1997 : 56), perencanaan strategi bisnis adalah proses

manajerial untuk mengembangkan dan menjaga agar tujuan, keahlian dan sumberdaya organisasi sesuai dengan peluang pasar yang terus berubah. Tujuan dari perencanaan strategi yaitu untuk membentuk dan menyempurnakan usaha dan produk perusahaan sehingga memenuhi target laba dan pertumbuhan. Perencanaan strategi penting untuk memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dengan dukungan yang optimal dari sumberdaya yang ada.

Analisis perencanaan strategi adalah kegiatan intelektual untuk memformulasikan kegiatan-kegiatan yang bersifat strategis, sehingga dengan


(50)

kondisi atau informasi yang diperoleh dalam suatu penelitian, tindakan manajemen yang tepat dan sesuai dapat ditentukan. Pada akhir tahun dilakukan evaluasi kembali apakah strategi ini masih layak untuk dijalankan, sesuai dengan situsi dan kondisi. Tujuan utama perencanaan strategi adalah agar perusahaan dapat melihat secara obyektif kondisi internal dan eksternal perusahaan, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal

Perencanaan strategi memerlukan tiga kegiatan kunci yang bertujuan agar rencana sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Kotler, 1997 : 57). Tiga kegiatan itu, yaitu:

1. Perusahaan mengelola usahanya sesuai dengan portofolio investasi. Setiap

usaha memiliki potensi laba yang berbeda dan sumberdaya yang dimiliki perusahaan harus dialokasikan dengan tepat.

2. Perusahaan mengevaluasi setiap unit usaha secara tepat dengan

mempertimbangkan tingkat pertumbuhan pasar dan posisi serta kesesuaian perusahaan dalam pasar tersebut.

3. Kegiatan kunci yang ketiga dari perencanaan strategis adalah strategi.

Untuk setiap usahanya, perusahaan harus mengembangkan suatu rencana permainan untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

Setelah dilakukan perencanaan strategi kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan tugas perencanan strategi dari manajemen perusahaan. Proses ini terdiri dari delapan langkah yang ditunjukan pada Gambar 3.


(51)

26

Analisis SWOT

Gambar 3 Proses Perencanaan Strategi Bisnis Sumber: Kotler, 1997 (hal 71)

Gambar 3 ini dapat dijelaskan bahwa, hal pertama yang harus diketahui untuk memformulasikan strategi adalah misi bisnis perusahaan karena dengan mengetahui misi tersebut, perusahaan dapat menganalisis lingkungan internal dan eksternalnya agar dapat memformulasikan strategi apa yang akan digunakan dan dilaksanakan. Pada akhirnya perusahaan dapat melakukan umpan balik dan pengendalian agar perusahaan tetap dapat menggunakan strategi tersebut untuk kelangsungannya.

3.1.4 Strategi Bersaing Generik

Porter (2007 : 71) menyatakan bahwa strategi generik adalah pendekatan untuk mengungguli pesaing dalam industri, dalam struktur industri tertentu ini berarti bahwa semua perusahaan dapat memperoleh hasil laba yang tinggi, sedangkan di industri yang lain, keberhasilan dengan salah satu strategi generik mungkin diperlukan hanya untuk mendapatkan hasil laba yang layak dalam artian mutlak.

Kelima kekuatan persaingan dapat ditanggulangi dengan tiga pendekatan strategis generik yang secara potensial akan berhasil mengungguli perusahaan lain dalam suatu industri, antara lain:

Misi Bisnis

Analisis Lingkungan Eksternal (peluang dan ancaman)

Analisis Lingkungan Internall (kekuatan dan kelemahan)

Formulasi Sasaran Formulasi Strategi Formulasi Sasaran Pelak sanaan Umpan balik dan pengendalian


(52)

• Keunggulan biaya menyeluruh

• Diferensiasi

• Fokus

Strategi pertama adalah mencapai keunggulan biaya menyeluruh dalam

industri melalui seperangkat kebijakan fungsional yang ditujukan pada sasaran

utama. Posisi biaya memberikan kepada perusahaan tersebut ketahanan terhadap rivalitas dari para pesaing karena biaya yang lebih rendah memungkinkannya untuk tetap dapat menghasilkan laba setelah para pesaingnya mengorbankan laba mereka demi persaingan.

Strategi generik yang kedua adalah mendiferensiasikan produk atau jasa

yang ditawarkan perusahaan, yaitu menciptakan sesuatu yang baru yang dirasakan oleh industri secara menyeluruh sebagai hal yang unik. Pengembangan produk merupakan contoh dari strategi yang menawarkan keunggulan diferensiasi.

Strategi generik yang terakhir adalah memusatkan (fokus) pada kelompok

pembeli, segmen lini produk, atau pasar wilayah geografis. Strategi fokus dapat berarti bahwa perusahaan mempunyai posisi biaya rendah dengan target strategisnya, diferensiasi atau keduanya, sehingga secara potensial dapat menghasilkan laba diatas rata-rata. Perbedaan diantara ketiga strategi ini digambarkan pada Gambar 4.


(53)

28

TINGKAT Keunikan yang Posisi Biaya Rendah

STRATEGIS Dirasakan Pelangggan

Seluruh Industri

Hanya

Segmen Tertentu

Gambar 4 Tiga Strategi Generik Sumber: Porter, 2007 (hal 76)

3.1.5 Analisis Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal yang meliputi berbagai faktor di luar perusahaan dapat berupa peluang atau ancaman bagi perusahaan. Kekuatan dan pelaku lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dapat dibedakan menjadi lingkungan makro dan lingkungan mikro. Tujuan dari pengamatan lingkungan eksternal adalah untuk melihat peluang baru.

3.1.5.1 Lingkungan Makro

Lingkungan makro terdiri dari faktor-faktor yang bersumber dari luar, dan biasanya tidak berhubungan dengan situasi operasional suatu perusahaan tertentu. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, sosial, politik dan teknologi.

Faktor Politik. Arah dan stabilitas faktor-faktor politik merupakan pertimbangan penting bagi para manajer dalam merumuskan strategi perusahaan. Faktor-faktor politik menentukan keberhasilan dan aturan yang membatasi operasi perusahaan.

DIFERENSIASI

KEUNGGULAN BIAYA MENYELURUH


(54)

Faktor Ekonomi. Faktor ekonomi terdiri dari faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli dan pola pengeluaran konsumen. Daya beli konsumen

tergantung dari tingkat pendapatan, inflasi harga, tingkat bunga, supply uang,

tingkat pengangguran dan hutang serta psikologi konsumen.

Faktor Sosial. Faktor sosial yang mempengaruhi perusahaan adalah kepercayaan, nilai, sikap, opini dan gaya hidup orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan, yang berkembang dari pengaruh kultural, ekologi, demografi, agama, pendidikan, dan etnik. Jika sikap sosial berubah, maka akan berubah pula permintaan produk atau jasa yang ada.

Faktor Teknologi. Faktor teknologi memiliki kecenderungan untuk senantiasa berubah seiring dengan penemuan-penemuan baru yang memberikan dampak revolusi terhadap produk-produk dan proses produksinya. Teknologi merupakan temuan berupa produk yang dapat menjadikan efisiensi berbagai hal jika menggunakannya. Perkembangan teknologi memberikan dampak terhadap pola konsumsi pasar yang berimplikasi terhadap sistem pemasaran perusahaan. Para pemasar harus memahami lingkungan teknologi dan cara-cara teknologi baru dapat memenuhi permintaan konsumen.

3.1.5.2 Lingkungan Mikro (Analisis Lima Kekuatan Persaingan Porter)

Lingkungan mikro perusahaan terdiri atas pelaku-pelaku dalam lingkungan perusahaan yang langsung mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk melayani pasarnya. Gambar 5, model lima kekuatan Porter mengenai analisis persaingan merupakan pendekatan yang dipakai secara luas untuk


(55)

30

mengembangkan strategi dalam industri. Gabungan dari kelima kekuatan ini menentukan potensi laba akhir dalam industri.

Ancaman pendatang baru Kekuatan tawar menawar

pemasok.

Kekuatan tawar menawar

pembeli

Ancaman produk atau

jasa pengganti

Gambar 5 Kekuatan-kekuatan yang Mempengaruhi Persaingan Industri. Sumber: Porter, 2007 (hal 34)

Ancaman pendatang baru. Pendatang barupada suatu industri membawa kapasitas baru, keinginan untuk mendapatkan bagian pasar, serta sering kali juga sumberdaya utama. Akibatnya, harga dapat menjadi turun atau biaya membengkak sehingga mengurangi laba perusahaan.

Ancaman produk pengganti. Produk pengganti membatasi laba potensial dari industri dengan menetapkan harga maksimum yang dapat diberikan oleh perusahaan dalam industri. Makin menarik alternatif harga yang ditawarkan oleh produk pengganti, makin ketat pembatasan laba industri.

Kekuatan tawar menawar pembeli. Apabila pelanggan terkonsentrasi atau jumlahnya besar, atau membeli dalam jumlah banyak, kekuatan tawar

PENDATANG BARU POTENSIAL

PEMBELI PEMASOK

PRODUK PENGGANTI PARA PESAING

INDUSTRI

Persaingan diantara perusahaan yang ada


(56)

menawarnya merupakan kekuatan utama yang mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri.

Kekuatan tawar menawar pemasok. Tawar menawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri, terutama apabila jumlah pemasok banyak, apabila hanya sedikit bahan baku yang baik atau apabila biaya mengganti bahan baku tinggi.

3.1.6 Analisis Lingkungan Internal

Analisis mengenai faktor-faktor internal sangat diperlukan untuk melihat sejauh mana kekuatan dan kelemahan perusahaan di bidang-bidang fungsional, termasuk manajemen, pemasaran, keuangan / akunting, produksi / operasi, penelitian dan pengembangan dan sistem informasi komputer. Mengetahui perilaku konsumen, produsen dapat menggunakan bauran pemasaran yang disesuaikan dengan pengamatan terhadap perilaku konsumen.

a. Manajemen. Fungsi manajemen terdiri dari lima aktivitas dasar: perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penunjukan staff dan pengendalian.

1. Perencanaan

Terdiri dari semua aktifitas manajerial yang berkaitan dengan persiapan untuk menghadapi masa depan. Tingkat spesifik termasuk meramalkan, menetapkan sasaran, menetapkan strategi, mengembangkan kebijakan dan menetapkan sasaran.

2. Pengorganisasian

Termasuk semua aktifitas manajerial yang menghasilkan struktur tugas dan hubungan wewenang. Bidang spesifik termasuk desain organisasi,


(57)

32

spesialisasi pekerjaan, uraian pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, rentang kendali, kesatuan komando, desain pekerjaan dan analisis pekerjaan.

3. Permotivasian.

Permotivasian dapat didefinisikan sebagai proses mempengaruhi orang untuk mencapai sasaran tertentu. Fungsi permotivasian dari manajemen termasuk paling sedikit, empat komponen utama yaitu kepemimpinan, dinamika kelompok, komunikasi, dan perubahan organisasi.

4. Penunjukan staf

Aktivitas penunjukan staf berpusat pada manajemen personalia atau sumberdaya manusia. Termasuk administrasi upah dan gaji, tunjangan karyawan, penerimaan, pemecatan, pelatihan, pengembangan manajemen, keselamatan karyawan, tindakan pembenaran, peluang bekerja yang sama, hubungan serikat kerja, pengembangan karir, riset personalia, kebijakan disiplin, prosedur menyatakan keluhan, dan hubungan masyarakat

5. Pengendalian

Fungsi pengendalian manajemen termasuk aktifitas yang dilakukan untuk memastikan bahwa operasi yang terjadi sesuai dengan dengan operasi yang direncanakan. Semua manajer dalam suatu organisasi mempunyai tanggung jawab pengendalian, seperti melakukan evaluasi prestasi dan mengambil tindakan yang perlu untuk meminimalkan inefisiensi.

b. Pemasaran. Pemasaran dapat diuraikan sebagai proses menetapkan, mengantisipasi, menciptakan dan memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan akan produk dan jasa. Ada sembilan dasar fungsi pemasaran terdiri, yaitu analisis pelanggan, membeli sediaan, menjual produk/jasa,


(58)

merencanakan produk dan jasa, menetapkan harga, distribusi, riset pemasaran, analisis peluang dan tanggung jawab sosial.

c. Keuangan / akunting. Kondisi keuangan sering dianggap ukuran tunggal terbaik dari posisi bersaing perusahaan dan daya tarik keseluruhan bagi investor. Menetapkan kekuatan keuangan organisasi dan kelemahan amat penting untuk merumuskan secara efektif. Faktor-faktor keuangan sering mengubah strategi yang ada dan mengubah rencana implementasi.

d. Produksi dan operasi. Fungsi produksi dan operasi dari suatu usaha terdiri dari semua aktifitas yang mengubah masukan menjadi barang dan jasa. Manajemen produksi dan operasi menangani masukan, pengubahan dan keluaran yang bervariasi antar industri dan pasar.

e. Penelitian dan pengembangan. Bidang utama kelima dari operasi internal yang harus diteliti kekuatan dan kelemahannya adalah penelitian dan pengembangan (litbang). Banyak perusahaan tidak melakukan litbang dan juga banyak perusahaan lain yang tergantung pada kesuksesan aktivitas litbang agar dapat bertahan.

f. Sistem informasi komputer. Informasi mengikat semua fungsi bisnis menjadi satu dan menjadi dasar untuk semua keputusan manajerial. Informasi mewakili sumber utama keunggulan atau kelemahan bersaing.

g. Bauran Pemasaran. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran (Kotler, 1997 : 82). Bauran pemasaran terdiri atas empat faktor yaitu produk, harga, tempat dan promosi.


(1)

Lampiran 7. Pembobotan Faktor Eksternal

Responden 3

Faktor Strategi Eksternal

Peluang

A B C D E F G H I J K L

Total Bobot Rating

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin

membaik

A

3 3 3 3 3

3 3 3

3

3 3

33

0,125

4

Bergesernya pola konsumsi masyarakat

B

1

3 2 2 3

3 3 3

3

2 2

27

0,102

3

Kebijakan pemerintah yang mendukung

C

1 1

2 2 2

3 3 3

2

2 3

24

0,090

3

Kemajuan teknologi

D

1 2 2

2 2

3 3 3

2

2 1

23

0,087

3

Permintaan bunga krisan tinggi

E

1 2 2 2

2

2 3 3

2

2 2

23

0,087

4

Daya tawar menawar pelanggan lemah

F

1 1 2 2 2

1 2 3

1

1 2

18

0,068

3

Ancaman

Perdagangan bebas antar negara

G

1 1 1 1 2 3

1 3

2

1 1

17

0,064

2

Banyaknya perusahaan sejenis di Jabar

H

1 1 1 1 1 2

3

3

1

1 1

16

0,060

2

Adanya produk subtitusi

I

1 1 1 1 1 1

1 1

1

2 2

13

0,049

2

Daya tawar menawar pemasok tinggi

J

1 1 2 2 2 3

2 3 3

2 2

23

0,087

1

Kualitas bibit yang tidak terjamin

K

1 2 2 2 2 3

3 3 2

2

3 25 0,094 1

Pasokan bibit tidak pasti

L

1 2 1 3 2 2

3 3 2

2

1

22 0,083 1


(2)

Faktor Strategi Eksternal

Bobot

Rataan

Bobot

Rating Rataan

Rating

Skor

1 2 3

1

2

3

Peluang

Pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin baik

0,109

0,120

0,125

0,118

4

3

4

3,66

0,431

Bergesernya pola konsumsi masyarakat

0,102

0,083

0,102

0,095

3

3

3

3

0,285

Kebijakan pemerintah yang mendukung

0,106

0,079

0,090

0,091

2

2

3

2,33

0,212

Kemajuan teknologi

0,117

0,079

0,087

0,095

3

3

3

3

0,285

Permintaan bunga tinggi

0,075

0,094

0,087

0,085

3

3

4

3,33

0,283

Daya tawar menawar pelanggan lemah

0,098

0,094

0,068

0,086

3

4

3

3,33

0,286

Ancaman

Perdagangan bebas antar negara

0,083

0,064

0,064

0,070

2

3

2

2,33

0,163

Persaingan perusahaan sejenis di Jawa Barat

0,049

0,049

0,0660

0,052

3

2

2

2,33

0,116

Adanya produk subtitusi

0,041

0,045

0,049

0,045

2

3

2

2,33

0,104

Daya tawar menawar pemasok tinggi

0,064

0,086

0,087

0,079

2

2

1

1,66

0,131

Kualitas bibit tidak terjamin

0,075

0,101

0,094

0,090

1

1

1

1

0,090

Pasokan bibit tidak pasti

0,075

0,101

0,083

0,086

1

1

1

1

0,086


(3)

119

Lampiran 9. Kuesinoner

1. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal (Kekuatan dan Kelemahan)

Nama Responden : Jabatan :

Petunjuk Pengisian

Penilaian bobot setiap variabel menggunakan skala 1, 2 dan 3.

Nilai 1 = Jika indikator horisontal kurang penting dari indikator vertikal Nilai 2 = Jika indikator horisontal sama penting dari indikator vertikal Nilai 3 = Jika indikator horisontal lebih penting dari indikator vertikal

Catatan : Cara membaca perbandingan dimulai dari variabel pada baris 1 terhadap kolom 1 dan harus konsisten.

Faktor Stratgis Internal

A B C D E F G H I J K L M N O P Total Bobot Rating A B C D E F G H I J K L M N Total Keterangan : Kekuatan

A. Kualitas bunga krisan baik

B. Keuletan manajer dalam mengelola perusahaan C. Hubungan baik dengan pelanggan

D. Letak perkebunan strategis E. Keadaan alam yang cocok F. Memiliki lahan yang sangat luas G. Memiliki tenaga kerja terampil

H. Suasana kekeluargaan dalam perusahaan

Kelemahan

I. Penggunaan lahan belum optimal J. Karakteristik investor yang berbeda K. Belum memiliki jadwal tanam yang tetap L. Kontinyuitas produksi belum terjamin M. Spesialisasi pekerjaan belum ada N. Kurang mengetahui informasi pasar

2. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal (Peluang dan Ancaman) Petunjuk pengisian

Penilaian bobot setian variabel menggunakan skala 1, 2 dan 3

Nilai 1 = Jika indikator horisontal kurang penting dari indikator vertikal Nilai 2 = Jika indikator horisontal sama penting dari indikator vertikal Nilai 3 = Jika indikator horisontal lebih penting dari indikator vertikal

Catatan : Cara membaca perbandingan dimulai dari variabel pada baris 1 terhadap kolom 1 dan harus konsisten.


(4)

Faktor Strategis Eksternal

A B C D E F G H I J K L M N Total Bobot Peringkat A B C D E F G H I J K L Total Keterangan : Peluang

A. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik.

B. Bergesernya pola kunsumsi masyarakat.

C. Kebijakan pemerintah yang mendukung.

D. Kemajuan teknologi informasi dan produksi.

E. Permintaan bunga krisan tinggi.

F. Daya tawar menawar pelanggan lemah.

Ancaman

G. Perdagangan bebas antar negara.

H. Banyaknya perusahaan sejenis di Jawa Barat.

I. Adanya produk subtitusi.

J. Daya tawar menawar pemasok tinggi.

K. Kualitas bibit tidak terjamin

L. Pasokan bibit tidak pasti.

Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Faktor-Faktor Internal Perusahaan (Kekuatan dan Kelemahan)

1.1 Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Kekuatan Petunjuk Pengisian

• Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kekuatan usaha dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan tanda (v) pada pilihan Bapak/Ibu.

• Pemeberian peringkat didasarkan pada keterangan berikut ini : Skala 4 = Jika faktor tersebut sangat kuat dibandingkan dengan pesaing Skala 3 = Jika faktor tersebut kuat dibandingkan dengan pesaing Skala 2 = Jika faktor tersebut lemah dibandingkan dengan pesaing Skala 1 = Jika faktor tersebut sangat lemah dibandingkan dengan pesaing

Menurut Bapak/Ibu bagaimana kondisi perusahaan bila dibandingkan dengan perusahaan pesaing atau industri-industri yang memproduksi produk sejenis dalam hal faktor-faktor kekuatan yang dimiliki perusahaan sebagai berikut :

No Kekuatan 1 2 3 4

1 Kualitas bunga krisan baik

2 Keuletan pemilik dalam mengelola perusahaan 3 Hubungan baik dengan pelanggan

4 Letak perkebunan strategis

5 Keadaan alam yang cocok 6 Memiliki lahan yang sangat luas

7 Memiliki tenaga kerja terampil


(5)

121

1. 2 Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Kelemahan Petunjuk Pengisian

• Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kelemahan usaha dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan tanda (v) pada pilihan Bapak/Ibu.

• Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan berikut ini : Skala 1 = Jika faktor tersebut sangat kuat dibandingkan dengan pesaing Skala 2 = Jika faktor tersebut kuat dibandingkan dengan pesaing Skala 3 = Jika faktor tersebut lemah dibandingkan dengan pesaing Skala 4 = Jika faktor tersebut sangat lemah dibandingkan dengan pesaing

Menurut Bapak/Ibu bagaimana kondisi perusahaan bila dibandingkan dengan perusahaan pesaing atau industri-industri yang memproduksi produk sejenis dalam hal faktor-faktor kelemahan yang dimiliki perusahaan sebagai berikut :

No Kelemahan 1 2 3 4

1 Penggunaan lahan belum optimal 2 Karakteristik investor yang berbeda 3 Belum memiliki jadwal tanam yang tetap 4 Kontinyuitas produksi belum terjamin 5 Spesialisasi pekerjaan belum ada

6 Kurang mengetahui informasi pasar

Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Faktor Eksternal Perusahaan (Peluang dan Ancaman) 1.3 Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Peluang

Petunjuk Pengisian

• Tentukan nilai peringkat atau rating didasarkan pada kemampuan usaha dalam meraih peluang yang ada berikut ini dengan memberikan tanda (V) pada pilihan Bapak/Ibu. • Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan berikut ini :

Skala 1 = Sangat rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut kurang Skala 2 = Rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut rata-rata Skala 3 = Tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut diatas rata-rata Skala 4 = Sangat Tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut superior Menurut Bapak/Ibu bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghadapi peluang berikut :

No Peluang 1 2 3 4

1 Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik.

2 Bergesernya pola kunsumsi masyarakat.

3 Kebijakan pemerintah yang mendukung

4 Kemajuan teknologi informasi dan produksi. 5 Permintaan bunga krisan tinggi.

6 Daya tawar menawar pelanggan lemah.

1.4 Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Ancaman Petunjuk Pengisian

• Tentukan nilai peringkat atau rating didasarkan pada besarnya ancaman usaha dalam mempengaruhi usaha dimasa yang akan datang dengan cara memberikan tanda (V) pada pilihan Bapak/Ibu.

• Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan berikut ini :

Skala 1 = Sangat Tinggi, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut superior Skala 2 = Tinggi, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut diatas rata-rata Skala 3 = Rendah, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut rata-rata Skala 4 = Sangat Rendah, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut kurang


(6)

No Ancaman 1 2 3 4 1 Perdagangan bebas antar negara.

2 Banyaknya perusahaan sejenis di Jawa Barat.

3 Adanya produk subtitusi.

4 Daya tawar menawar pemasok tinggi. 5 Kualitas bibit tidak terjamin.