Identifikasikan Faktor-Faktor Eksternal dan Internal Perusahaan Pembobotan
                                                                                produk  atau  integratif  integrasi  kebelakang,  integrasi  kedepan,  dan integrasi horizontal merupakan strategi yang sesuai untuk daerah ini.
  Hold and maintain jaga dan pertahankan terdiri dari sel III, V, dan VII. Penetrasi pasar dan pengembangan produk adalah dua strategi yang umum
digunakan untuk daerah ini.   Harvest  or  divest  panen  atau  divestasi.  Sel  VI,  VIII,  dan  IX  termasuk
kedalam  divisi  ini.  Strategi  yang  dapat  digunakan  diantaranya  adalah strategi divestasi dan strategi likuidasi.
Matriks QSPM
QSPM menggunakan input dari analisis tahap 1 tahap input dan hasil dari pencocokan  dari  analisis  tahap  2  untuk  menentukan  secara  obyektif  di  antara
alternatif strategi. Matriks QSPM dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8  Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif QSPM
Faktor Kunci
Bobot Alternatif Strategi
Strategi 1 Strategi 2
Strategi 3 AS
TAS AS
TAS AS
TAS
Kekuatan -
- Kelemahan
- -
Peluang -
- Ancaman
- -
Total
Sumber : David, 2006
Berikut adalah langkah-langkah dalam membuat QSPM David, 2006: 1
Membuat  daftar  peluangancaman  eksternal  dan  kekuatankelemahan internal kunci perusahaan pada kolom kiri dalam QSPM. Informasi harus
diambil secara langsung dari matriks EFE dan IFE. 2
Memberikan  bobot  untuk  masing-masing  faktor  internal  dan  eksternal, bobot  ini  identik  dengan  yang  ada  pada  Matriks  EFE  dan  IFE.  Bobot
disajikan  dalam  kolom  di  samping  kanan  faktor  keberhasilan  kunci eksternal dan internal.
3 Mengevaluasi  matriks  tahap  2  pencocokan,  dan  identifikasi  alternatif
strategi yang harus dipertimbangkan organisasi untuk diterapkankan. 4
Menentukan nilai daya tarik Attractiveness Scores- AS. Nilai daya tarik ditentukan dengan mengevaluasi masing-masing faktor internal atau faktor
eksternal  kunci.  Nilai  daya  tarik  harus  diberikan  untuk  masing-masing strategi  dengan  mengindikasikan  daya  tarik  relatif  dari  satu  strategi  atas
strategi  lainnya,  dengan  mempertimbangkan  faktor  tertentu.  Jangkauan untuk nilai daya tarik adalah 1= tidak menarik, 2= agak menarik, 3= cukup
menarik, 4= sangat menarik.
5 Menghitung Total Nilai Daya Tarik Total Attractiveness Score.
Total  nilai  daya  tarik  didefinisikan  sebagai  produk  dari  pengalian  bobot langkah  2  dengan  nilai  daya  tarik  langkah  4  dalam  masing-masing
baris. Total nilai daya tarik mengindikasikan daya tarik relatif dari masing- masing  alternatif  strategi,  dengan  hanya  mempertimbangkan  pengaruh
faktor  keberhasilan  kunci  internal  atau  eksternal  yang  terdekat.  Semakin tinggi  total  nilai  daya  tarik,  semakin  menarik  alternaltif  strategi  tersebut
dengan hanya mempertimbangkan faktor keberhasilan kunci terdekat.
6 Menghitung Penjumlahan total nilai daya tarik.  Menambahkan total nilai
daya tarik dalam masing-masing kolom strategi dari QSPM. Penjumlahan total  nilai  daya  tarik  STAS  mengungkapkan  strategi  mana  yang  paling
menarik dari setiap set alternatif. Nilai yang lebih tinggi mengindikasikan strategi  yang  menarik,  mempertimbangkan  semua  faktor  internal  dan
eksternal yang relevan yang dapat mempengaruhi keputusan strategis.
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Singkat Lulu Green House LGH
Lulu  Green  House  merupakan  usaha  kecil  perorangan  yang  dimiliki  oleh Ibu Hj. Nurjanah Helmi dan didirikan atas modal pribadi pemilik pada tahun 2010
dengan  membudidayakan  bunga  krisan.  Latar  belakang  didirikannya  usaha  ini yaitu  dikarenakan  keinginan  pribadi  Ibu  Hj.  Nurjanah  Helmi  yang  senang  dan
gemar memelihara tanaman hias serta melihat adanya peluang usaha bunga krisan dan lahan yang belum dimanfaatkan di sekitar villa keluarga. Usaha bunga krisan
yang  dijalankan  oleh  Ibu  Hj.  Nurjanah  awalnya  memiliki  dua  green  house  yang sekarang menjadi blok D dan E. Usaha ini hanya dikelola selama dua tahun oleh
Ibu  Hj.  Nurjanah  dikarenakan  kesibukan  Ibu  Hj.  Nurjanah  diluar  usaha.  Selama dua  tahun  tersebut  Ibu  Hj,  Nurjanah  mempercayai  usahanya  kepada  seorang
kepala kebun yang telah memiliki kemampuan dan pengalaman  yang lama dalam mengelola usaha budidaya bunga krisan.
Selama dua tahun usaha budidaya bunga krisan tersebut mengalami kondisi yang  kurang  kondusif,  keadaan  tersebut  terjadi  karena  pemilik  menunjuk  satu
orang  untuk  bertanggung  jawab  dari  setiap  green  house  yang  mengakibatkan adanya  kompetisi  antara  penanggung  jawab  green  house,  dan  adanya  moral
hazard dari kepala kebun yang mengakibatkan kerugian pada perusahaan. Ibu Hj. Nurjanah  merubah  sistem  tersebut  dan  memutuskan  hubungan  kerja  beberapa
karyawanya yang terindikasi melakukan kegiatan yang merugikan perusahaan.
Pada  tahun  2012  usaha  bunga  krisan  dikelola  oleh  Ibu  Lina  dan  telah mengalami perkembangan yang cukup baik, baik dari segi produksi dimana green
house  yang  dimiliki  saat  ini  bertambah  menjadi  tujuh  green  house  yang  terdiri dari 14 blok maupun dari segi sistem manajemen yang sudah mulai menggunakan
                                            
                