Kualitas Software Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) Dalam Menciptakan Efektivitas Kerja Serta Dampaknya Terhadap Kinerja Pada Pemkot Cimahi
PEMKOT CIMAHI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Pada Program Studi Sistem Informasi Jenjang Sarjana Fakultas Teknik & Ilmu Komputer
Indra 1.05.06.216
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(2)
i
Kinerja Pegawai Pada Pemkot Cimahi” dibawah bimbingan Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., S.E., M.Si.
Software Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)
merupakan software/aplikasi yang digunakan sebagai alat bantu dalam
proses-proses yang terjadi dalam pengelolaan keuangan daerah pada tingkat SKPD yang
meliputi proses penganggaran, perencanaan, penatausahaan dan
pertanggungjawaban. Software ini diimplementasikan untuk menciptakan
efektivitas kerja serta meningkatkan kinerja pegawai.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Untuk analisis data menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment, koefisien determinasi dan uji t dan uji F untuk menguji hipotesisnya. Sedangkan pengolahan data menggunakan program SPSS 18 For Windows.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti yaitu secara parsial
efektivitas kerja dipengaruhi secara dominan oleh Software SIPKD di Pemkot
Cimahi. Secara parsial kinerja pegawai dipengaruhi secara dominan oleh Software
SIPKD. Secara parsial implementasi efektivitas kerja berpengaruh terhadap
kinerja pegawai di Pemkot Cimahi. Dan secara simultan kualitas Software SIPKD
secara bersama- sama dengan efektivitas kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai di Pemkot Cimahi.
Kata Kunci : Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD),
(3)
ii
Pemkot Cimahi" under the guidance of Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., S.E., M.Si.
Software Fiscal Management Information System (SIPKD) is a software / application that is used as a tool in the processes that occur in areas of financial management at the level SKPD including the budgeting process, planning, administration and accountability. This software is implemented to create employment and improve the effectiveness of the work effectiveness and employee performance.
The method used in this study is descriptive and verifikatif with quantitative approach. For data analysis using Pearson Product Moment correlation technique, determination coefficient and the t test and F test to test the hypothesis. While processing the data using SPSS 18 For Windows.
Results of research has been conducted by researchers of the partial effectiveness of the work is influenced predominantly by the City Government Cimahi SIPKD Software. Partial performance of employees is affected predominantly by SIPKD Software. Partial implementation of the effectiveness of the work affect the performance of employees in the municipal government Cimahi. Software quality and simultaneously SIPKD together with the effectiveness of the work has a significant influence on the performance of employees in the municipal government Cimahi.
Keywords: Fiscal Management Information System (SIPKD), Effectiveness of Employment, Employee Performance.
(4)
iii
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “KUALITAS SOFTWARE SISTEM INFORMASI
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD) DALAM MENCIPTAKAN EFEKTIVITAS KERJA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA
PEGAWAI PADA PEMKOT CIMAHI ”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak mengalami kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis tidak lepas dari bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih terutama kepada Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati,. Dra,. SE,. M.Si yang telah memberikan bantuan serta saran dalam penyelesaian Skripsi ini. Semoga Allah membalas kebaikan dan melimpahkan Rahmat dan Karunia - Nya. Amin. Tak lupa juga penulis dengan penuh rasa syukur, mengucapkan terima kasih yang mendalam, serta penghargaan yang tidak terhingga yang penulis sampaikan kepada :
(5)
iv Komputer.
3. Bapak Dadang Munandar, SE, M.Si Ketua Jurusan Manajemen Informatika di
Universitas Komputer Indonesia.
4. R.Fenny Syafariani S.Si.,M.Stat selaku dosen wali.
5. Bapak dan Ibu dosen dan staff dari Jurusan Manajemen Informatika Fakultas
Teknik dan Ilmu Komputer yang telah memberikan Ilmu dan pengetahuan kepada penulis.
6. Bapak dan Ibu pegawai Pemkot Cimahi yang telah memberikan segala
informasi.
7. Bapak Deki dan bapak Anwar sebagai pemimbing lapangan yang sudah
meluangkan waktunya untuk memberikan ilmu-ilmu baru dan memberikan motivasi kepada penulis.
8. Yang tersayang Bapak H.Obir serta Ibu Hj.Idah selaku orang tua yang selalu
memberi kasih sayang dan dukungan kepada penulis.
9. Yang tersayang Sherly Dania Rizky.
10.Untuk teman-teman di MI-5 angkatan 2006, Yopi Eka Setiawan, Muhamad
Ramdhan, dan Fitri, Deri Julian, dan Ibnu Mutaqien yang telah memberikan dukungan kepada penulis.
(6)
v
Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan. Mohon maaf atas segala kekurangan. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan segala Rahmat - Nya kepada kita semua.
Penulis mendoakan semoga segala bantuan yang diberikan kepada penulis hingga Skripsi ini selesai akan di balas oleh Allah SWT. Amien.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bandung, Agustus 2011
(7)
1 1.1. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan canggih telah membawa dampak yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Terutama teknologi informasi yang sangat dirasakan oleh masyarakat termasuk instansi pemerintah maupun swasta. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan hidup manusia dari waktu ke waktu yang semakin komplek dan memicu pola pikir manusia untuk dapat menciptakan inovasi baru yang sesuai dengan tuntutan zaman pada sekarang ini. Hal ini dilakukan agar segala aktivitas kehidupan dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
Teknologi komputer adalah salah satu contoh produk teknologi yang telah berkembang pesat yang dapat membantu mempermudah manusia dalam mengolah data serta menyajikan sebuah informasi yang berkualitas. Untuk mencapai tujuannya tiap instansi atau perusahaan memerlukan sistem yang bisa mengatur semua proses bisnis yang terjadi pada instansi atau perusahaan. Dari mulai proses mengumpulkan, mengirimkan, memasukkan, mengolah dan menyimpan data-data tentang kejadian atau peristiwa ekonomi yang disebabkan oleh aktivitas/operasi organisasi sehari-hari., hal ini dapat dilakukan untuk mempercepat pekerjaan yang ada di dalam instansi atau perusahaan tersebut.
(8)
Pemerintah Kota Cimahi merupakan salah satu instansi pemerintahan yang telah menerapkan aturan akuntansi pemerintahan dalam menyusun laporan keuangannya. Pemerintah Kota Cimahi telah menerapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 yang telah diubah oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 dalam menjalankan urusan kepermerintahannya.
Perkembangan teknologi dan komputer pada lingkungan Pemkot Cimahi saat
ini sudah mulai berjalan. Adapun sebuah program aplikasi/Software yang dimiliki
oleh Pemkot Cimahi tepatnya di bagian Keuangan Setda saat ini adalah Software
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD). Sebelum Software Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) diterapkan, ada sistem yang sudah berjalan yaitu Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA), sistem ini masih belum terintegrasi dengan Depdagri, dengan kata lain belum terkoneksi dengan kantor pusat, sehingga kantor pusat tidak bisa mengontrol atau mengambil data keuangan yang diperlukan secara online. Oleh karena itu Depdagri menginginkan keseragaman untuk pengelolaan keuangan daerah, SIMDA pun diganti menjadi SIPKD.
Sebagai upaya update sistem, maka di implementasikan Software Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) yang merupakan
software/program aplikasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi kegiatan pengelolaan keuangan daerah yang meliputi proses penganggaran, perencanaan, penatausahaan dan pertanggung jawaban.
(9)
Kelebihan dari sistem informasi keuangan berbasis teknologi, selain pemerintah pusat dapat melakukan pengontrolan langsung dalam pengelolaan keuangan daerah dan untuk waktu ke depan masyarakat pun dapat melihat sejauh mana penyerapan anggaran dan program yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah.
Penerapan integrasi data secara elektronik sudah berlangsung sejak Januari 2010, dan dimiliki oleh semua SKPD Pemkot Cimahi. Program tersebut selaras dengan Kota Cimahi sebagai cyber city, yang bertujuan untuk penertiban adiministrasi dan akuntabilitas keuangan daerah. Dengan demikian permasalahn seperti surat perintah pembayaran yang tidak tepat sasaran bisa dihindari. Harapan
Pemkot Cimahi dalam mengimplementasikan Sofware Sistem Informasi
Penegelolaan Daerah (SIPKD) adalah untuk membantu proses-proses yang terjadi dalam pengelolaan keuangan daerah pada tingkat SKPD dan untuk mencapai laporan keuangan yang valid.
Namun kenyataan yang terjadi pada saat ini, pengimplementasian Software
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) masih belum berjalan dengan baik karena kondisi kinerja pegawai sendiri dimana kemampuan pegawai
yang kurang optimal dalam mengoperasikan Software Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (SIPKD) sehingga sering terjadi kesalahan dalam menggunakan
(10)
Berikut ini adalah bagan perbandingan antara sistem-sistem sebelum dan
sesudah menggunakan Software SIPKD secara umum :
Tabel 1.1
Perbandingan sebelum dan sesudah manggunakan SIPKD
Untuk pengoperasian Software SIPKD ini membutuhkan User komputer. User
yang dipekerjakan disini adalah para pegawai Pemkot Cimahi yang bertugas untuk
mengoperasikan Software SIPKD. Dengan beragamnya tingkat kemampuan pegawai
Sistem terdahulu
Kelebihan :
a. Lebih mudah
digunakan
Kekurangan :
a. Belum
terintegrasi dengan depdagri
b. Kualitas sistem
tidak secanggih
software SIPKD
c. Tidak semua skpd
menggunakan sistem
Sistem saat ini SIPKD
Kelebihan :
a. Sudah terintegrasi
dengan depdagri
b. Sistem lebih
canggih
c. Beberapa skpd
menggunakan SIPKD
Kekurangan :
a. Software SIPKD sulit digunakan
b. Masih terdapat
kekurangan dalam mengakses sistem
(11)
dalam pengoperasian komputer khususnya dalam hal pengolahan data keuangan,
menuntut software yang dipakai mestilah software yang mudah digunakan dan
dioperasikan. Software yang mudah digunakan sangat mempengaruhi tingkat
efektifitas kerja pegawai dalam melakukan pengolahan data keuangan.
Berikut ini adalah bagan perbandingan efektivitas kerja sebelum dan sesudah menggunakan software SIPKD secara umum :
Table 1.2
Perbandingan efektifitas kerja sebelum dan sesudah menggunakan SIPKD
Efektivitas kerja sebelum menggunakan SIPKD
a. Belum mampu
membuat laporan yang telah di tetapkan.
b. Pegawai belum
mampu
menyusun data dengan baik.
Efektivitas kerja sesudah menggunakan SIPKD
a. Tidak semua
pegawai memahami SIPKD.
b. Mampu
mempercepat proses
pengolahan keuangan
c. Mampu
membuat laporan yang telah
(12)
Dapat dijelaskan bahwa kemampuan yang bisa mempengaruhi efektifitas
kerja tak lain adalah kemampuan dalam mengoperasikan software SIPKD dan
mampu melakukan kegiatan pengolahan data keuangan dengan benar, demikian juga untuk meningkatkan kinerja harus ada usaha dari pegawai itu sendiri untuk melakukan dan mempelajari cara mengolah data keuangan yang baik dan benar.
Melihat uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa sistem informasi yang baru dapat memberikan dampak yang positif dan negatif. Maka dari itu penulis akan
menganalisis Kualitas Software Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
(SIPKD) dan akan memaparkan serta menganalisis sebagian besar manfaat yang dihasilkan dari sistem informasi yang telah diterapkan tersebut.
Penulis mencoba melakukan penelitian untuk membahas kualitas software
yang sudah ada serta keterkaitan dengan efektifitas dan kinerja pegawai. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :
“Kualitas Software Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) Dalam Menciptakan Efektivitas Kerja Serta Dampaknya Terhadap Kinerja Pegawai Pada Pemkot Cimahi”.
1.2. Identifikasi Dan Rumusan Masalah
Identifikasi masalah secara umum adalah segala sesuatu yang menjadi obyek permasalahan yang akan diteliti dengan mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data dan pengolahan data. Sedangkan rumusan masalah secara umum adalah segala sesuatu permasalahan yang dihadapi oleh instansi, atau perusahaan
(13)
tersebut dan dengan permasalahan tersebut harus bisa ditindak lanjuti demi tercapainya tujuan isntansi, atau perusahaan. Berikut adalah identifikasi masalah dan rumusan masalah yang terdapat di Pemkot Cimahi.
1.2.1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, dapat di identifikasikan pokok permasalahan yang di hadapi oleh pegawai setelah
implementasi kualitas Software Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
(SIPKD) diterapkan adalah masih sering terjadi salah penginputan data yang berakibat eror pada sistem, sehingga pekerjaan menjadi terganggu, dan lambatnya proses perekaman data baru.
1.2.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Software Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
(SIPKD) yang berjalan saat ini di Pemkot Cimahi.
2. Bagaimana tanggapan pegawai terhadap Software Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD).
3. Bagaimana efektivitas kerja pegawai sesudah menggunakan Software Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD).
4. Bagaimana kinerja pegawai sesudah menggunakan Software Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD).
5. Seberapa besar dampak Software Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
(14)
6. Seberapa besar dampak Software Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) terhadap kinerja pegawai Pemkot Cimahi.
7. Seberapa besar dampak efektivitas kerja terhadap kinerja pegawai Pemkot
Cimahi.
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.3.1. Maksud Penelitian
Maksud penulis melakukan penelitian adalah untuk mengumpulkan data atau
informasi tentang Software Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)
yang nantinya akan diolah dan digunakan untuk mengetahui sebagaimana Software
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dapat di terima dan digunakan oleh pegawai sebagai sarana untuk mempermudah pegawai dalam pekerjaan.
1.3.2. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Software Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
(SIPKD) di Pemkot Cimahi.
2. Untuk mengetahui tanggapan pegawai terhadap Software Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD).
3. Untuk mengetahui efektivitas kerja pegawai setelah menggunakan Software
(15)
4. Untuk mengetahui kinerja pegawai setelah menggunakan Software Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD).
5. Untuk menganalisis dampak Software Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (SIPKD) terhadap efektivitas kerja pegawai Pemkot Cimahi.
6. Untuk menganalisis dampak Software Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (SIPKD) terhadap kinerja pegawai Pemkot Cimahi.
7. Untuk menganalisis dampak Efektivitas Kerja terhadap kinerja pegawai
Pemkot Cimahi.
1.4. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini terbagai menjadi dua jenis kegunaan penelitian, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.4.1. Kegunaan Praktis
1. Bagi Pemerintah
Hasil peneliti ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dan masukan dalam
mengimplementasikan Software Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
Daerah (SIPKD) sehingga dapat berjalan dengan baik.
2. Bagi Pegawai
Hasil peneliti ini diharapkan dapat menjadi informasi yang berharga sehingga menjadi pembelajaran untuk mengoptimalkan sistem yang sudah ada.
(16)
1.4.2. Kegunaan Akademis
1. Pengembangan Ilmu
Di harapkan menjadi perbandingan antara manajemen informatika dengan keadaan yang terjadi langsung di lapangan.
2. Peneliti Lain
Bisa dijadikan sebagai bahan acuan dan referensi untuk peneliti yang lebih lanjut di bidang yang sama.
1.5. Batasan Masalah
Batasan masalah merupakan masalah yang perlu dibatasi, batasan masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Software SIPKD yang di bahas dalam penelitian ini hanya pada proses penganggaran saja yang terdiri dari penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA), Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA).
2. Penelitian ini tidak membahas proses perencanaan, penatausahaan, pertanggung jawaban, data master dan data utility.
1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi dan waktu penelitian adalah tempat penulis melakukan observasi dan penelitian untuk dijadikan bahan dalam menyusun skripsi.
(17)
1.6.1. Lokasi
Lokasi penulis dalam melakukan penelitian ini adalah di Pemkot Cimahi.
1.6.2. Waktu/Jadwal Penelitian
Penulis melakukan penelitian mulai dari bulan Maret 2011 hingga bulan Agustus 2011.
Tabel 1.3 Jadwal Penelitian
NO AKTIVITAS
WAKTU
MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Penyusunan Proposal
2 Survei Perusahaan
3 Survei Objek Penelitian
4 Pembuatan Skripsi
5 Pembuatan Kuesioner
6 Seminar Riset
7 Revisi Seminar
8 Penyebaran Kuesioner
9 Pengolahan Hasil Kuesioner
10 Sidang
(18)
12 2.1. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan suatu tinjauan terhadap teori, generalisasi dan konsep yang dapat mengarahkan penulis dalam mengkaji permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnnya. Adapun fungsi dari kajian pustaka adalah sebagai landasan teoritis dalam analisis temuan. Selain itu, tinjauan pustaka juga dapat diartikan sebagai suatu kajian terhadap studi terdahulu yang relevan dengan studi yang dilakukan beberapa penelitian yang telah dituangkan kedalam bentuk buku, dan dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari tinjauan kepustakaan yang berdasarkan pada beberapa sumber.
2.1.1. Variabel Independen (X)
Kualitas Software Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) 2.1.1.1. Teori Kualitas
Membicarakan tentang pengertian atau definisi kualitas dapat berbeda makna bagi setiap orang, karena kualitas memiliki banyak kriteria dan sangat tergantung pada konteksnya. Banyak pakar dibidang kualitas yang mencoba untuk mendefinisikan kualitas berdasarkan sudut pandangnya masing-masing.
(19)
Menurut The Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE) yang dikemukakan oleh Harry B Santoso dan kawan-kawan dalam studi kasus-nya, kualitas ialah :
"The degree to which a system, component or process meets customer or user needs or expectations".
Dimana kualitas didefiniskan sebagai tingkat atau level bagaimana sebuah
sistem, komponen, atau proses memenuhi requirements yang diminta pengguna, dan
kebutuhan atau ekspektasi pengguna.
Sedangkan The International Standards Organization (ISO) mendefinisikan
kualitas sebagai:
"the totality of features and characteristics of a product or service that bear
on its ability to satisfy specified or implied needs."
ISO menyoroti pada fitur-fitur dan karakteristik dari produk atau layanan dalam kemampuannya memenuhi kebutuhan yang ditentukan.
Software pada saat ini menjadi salah satu komponen penting dalam kehidupan
manusia. software digunakan untuk mempermudah pekerjaan-pekerjaan yang
memerlukan keakuratan, ketepatan dan efisiensi waktu yang tinggi.
2.1.1.1.1. Faktor –faktor yang mempengaruhi Kualitas
McCall dan Cavano dalam buku Roger S.Pressman (2002:109), menjelaskan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi Software terbagi menjadi tiga, yaitu :
1. Operasi produk (menggunakannya)
(20)
3. Transisi produk (memodifikasinya untuk bekerja dalam lingkungan yang berbeda).
Adapun hubungan antara faktor-faktor kualitas (“kerangka kerja”) dan aspek
-aspek lain dari proses rekayasa perangkat lunak adalah:
Pertama, kerangka kerja memberikan suatu mekanisme untuk manajer proyek untuk mengenali kualitas-kualitas apa yang penting. Kualitas tersebut merupakan atribut perangkat lunak, sebagai tambahan untuk koreksi dan kinerja fungsionalnya, yang mempunyai implikasi daur hidup.
kedua, kerangka kerja memberikan alat untuk menilai secara kuantitatif seberapa baik kemajuan pengembangan.
ketiga, kerangka kerja memberikan interaksi yang lebih dalam pada software.
2.1.1.2. Kualitas Software (Perangkat Lunak)
Kualitas Software adalah penyesuaian kebutuhan fungsional dan performa
yang ditetapkan secara eksplisit, standar pengembangan yang terdokumentasi secara
eksplisit dan karakteristik implisit yang diharapkan dari seluruh software yang
dikembangkan secara profesional.
Faktor yang mempengaruhi kualitas software terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Faktor yang dapat diukur secara langsung.
2. Faktor yang tidak dapat diukur secara langsung.
Menurut McCall terdapat 3 aspek penting dari suatu produk software yaitu :
1. Karakteristik operasional.
(21)
3. Kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan baru.
Dalam penelitian ini penulis mengambil faktor kualitas dari Heweltt-Packard
yang disingkat FURPS yaitu functionality, Usability, Reliability, Performance,
Supportability. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat penjelasan ini :
1. Functionality, dinilai melalui evaluasi bentuk himpunan dan kemampuan program, generalitas fungsi-fungsi yang disampaikan, dan keamanan keseluruhan sistem.
2. Usability, dinilai dengan mempertimbangkan faktor manusia, keseluruhan estetika, konsistensi, dan dokumentasi.
3. Reliability, dievaluasi melalui pengukuran frekuensi dan besarnya kegagalan,
akurasi hasil output, mean time between failure (MTBF), kemampuan untuk
pulih dari kegagalan dan predik-tabilitas program.
4. Performance, diukur melalui kecepatan pemrosesan, waktu respon, konsumsi
kode sumber, throughput, dan efisiensi.
5. Suportability, menggabungkan kemampuan untuk memperluas program (ekstensibilitas), kemampuan beradaptasi, dan kemampuan pelayanan (atribut-atribut ini mempresentasikan sutau teknologi yang lebih
umum-maintainability), serta testabilitas, kompatibilitas (kemampuan untuk mengumpulkan dan mengontrol elemen dari konfigurasi perangkat lunak, kecocokan di mana suatu sistem dapat dipasang, dan kecocokan di mana masalah dapat dilokalisasikan.
(22)
Perangkat lunak dikatakan baik apabila dapat secara utuh dan sempurna memenuhi kriteria spesifik dari organisasi perusahaan yang membutuhkan. Hal ini
sering di istilahkan sebagai pemenuhan terhadap “User requirement” (kebutuhan
pengguna software yang telah terlebih dahulu didefinisikan secara jelas dan detail).
Menurut Roger S. Pressman (2002:10), “Software adalah perintah (program
komputer) yang bila dieksekusi memberikan fungsi dan unjuk kerja seperti yang
diinginkan”.
Perangkat lunak merupakan kumpulan beberapa perintah yang dieksekusi oleh mesin komputer dalam menjalankan pekerjaannya. perangkat lunak ini merupakan catatan bagi mesin komputer untuk menyimpan perintah, maupun dokumen serta arsip lainnya.
2.1.1.3. Software Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)
Pemerintah daerah memerlukan sistem yang dapat menghasilkan laporan keuangan dan informasi keuangan lainnya secara lebih komprehensif yang meliputi informasi mengenai posisi keuangan daerah, kondisi kinerja keuangan, dan akuntabilitas pemerintah daerah. Sistem tersebut juga harus mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang disempurnakan dengan Permendagri no 59 Tahun 2007.
Atas dasar tersebut diatas pemerintah daerah mengembangkan sebuah sistem informasi keuangan yang memiliki kekuatan fitur bukan hanya dari sisi kelengkapan fungsionalitasnya saja, namun juga memiliki kekuatan dalam hal proses intergrasi dengan sistem-sistem lainnya yang terkait.
(23)
Berdasarkan Modul Aplikasi dari Departemen Dalam Negri, Pengertian Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) Yaitu :
”Aplikasi SIPKD merupakan aplikasi yang digunakan sebagai alat bantu dalam proses-proses yang terjadi dalam pengelolaan keuangan daerah pada tingkat SKPD”.
Adapun fungsi aplikasi Sistem informasi pengelolaan keuangan daerah adalah sebagai berikut :
1. Membantu pemerintah daerah dalam melaksanakan pengelolaan data
keuangan daerah (Penganggaran, Perencanaan, Penatausahaan dan Pertanggungjawaban).
2. Menyusun Laporan Keuangan Lebih efisien dan akurat.
3. Menyimpan data keuangan untuk keperluan manajemen lainnya.
4. Menyajikan informasi yang akurat.
Software Sistem Informsi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) merupakan
software baru yang dimiliki oleh Pemkot Cimahi dimana Software Sistem Informsi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) difasilitasi dengan jaringan berbasis web.
2.1.2. Variabel Dependen (Y dan Z) 2.1.2.1. Pengertian Efektivitas Kerja (Y)
Beranjak dari pengertian - pengertian dan keterangan - keterangan kualitas perangkat lunak diatas, kualitas perangkat lunak juga bisa meningkatkan efektifitas
(24)
organisasi. Berikut ini pengertian efektifitas kerja menurut Sedarmayanti (1996:97) dalam jurnal Mhd. Faisal Amrin Siregar, Efektifitas adalah :
“Efektifitas berkaitan dengan pencapaian unjuk kerja yang maksimal dalam arti pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu ”.
Menurut Tjutju Yuniarsih dan Suwatno (2008:162),
efektivitas adalah keterkaitan sejauhmana sasaran dapat dicapai atau target dapat direalisasikan.
Berdasarkan pengertian menurut para pakar, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian efektivitas adalah pencapaian sasaran yang sesuai berdasarkan standar yang telah ditetapkan mengenai barang dan jasa yang sejalan dengan tujuan yang ditetapkan perusahaan/instansi.
Menurut Tjutju Yuniarsih dan Suwatno (2008:158) bahwa dimensi efektivitas berkaitan dengan optimalisasi ketercapaian rencana (target) kerja, baik dilihat dari kualitas, kuantitas, durasi penyelesaian kerja, dan ketepatan pengalokasian sumber daya organisasi.
1. Kualitas
Tingkat akurasi dan keahlian, prestasi dalam bekerja serta kesesuian kualitas pekerjaan yang berhasil diselesaikan dengan standar yang ditetapkan oleh instansi.
2. Kuantitas
Tingkat kemampuan, pemahaman dan kesesuaian jumlah pekerjaan yang diselesaikan dengan standar yang ditetapkan instansi.
(25)
3. Durasi penyelesaian pekerjaan
Ukuran efisiensi harus dinyatakan dalam bandingan, perbandingan antara pekerjaan yang dilakukan dengan output atau dengan waktu yang telah ditetapkan.
4. Ketepatan pengalokasian sumber daya
Tingkat ketepatan pemerdayaan akan sumber daya yang tersedia sesuai dengan kemampuan masing-masing untuk peningkatan produktivitas dan performa kerja yang optimal.
2.1.3. Kinerja Pegawai (Z) 2.1.3.1. Konsep Kinerja
Konsep kinerja merujuk kepada tingkat pencapaian pegawai atau organisasi terhadap persyaratan pekerjaan.
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2005:9),
“kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kuantitas dan kualitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
Dan kinerja juga merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan di konfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi yang dihubungkan dengan visi yang digunakan suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kegiatan operasional.
(26)
Berdasarkan pengertian diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu, yang di akibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi.
2.1.3.2. Kriteria Pengukuran Kinerja
Aspek-aspek standar kinerja menurut A.A.Anwar Prabu Mangkunegara (2005:18-19) terdiri dari aspek kuantitatif dan aspek kualitatif.
1. Aspek Kuantitatif meliputi :
a. Proses kerja dan kondisi pekerjaan,
b. Waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan perkerjaan,
c. Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan, dan
d. Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja.
2. Aspek Kualitatif meliputi :
a. Ketepatan dan kualitas pekerjaan,
b. Tingkat kemampuan dalam bekerja,
c. Kemampuan menganalisis data/informasi, Kemampuan/kegagalan
menggunakan mesin/peralatan, dan
(27)
2.1.4. Teori Keterkaitan Antar Variabel
Software Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) yang dipakai di Pemkot Cimahi saat ini bertujuan memberikan jawaban untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi instansi dalam meningkatkan efektivitas kerja serta kinerja para pegawai sehingga mencapai tujuan dan sasaran yang telah di tetapkan oleh instansi.
2.1.4.1. Hubungan X dengan Y
Wujud dari efektifitas pelaksanaan pekerjaan adalah timbulnya kemahiran kerja dan kuantitas serta kualitas hasil kerja. Suatu organisasi tidak akan mewujudkan efektivitas dalam mencapai tujuan bila tidak ditunjang dengan perlengkapan yang lengkap serta kemampuan dan ketrampilan dari pada pelaksanaan dalam
mengorganisasikan Software SIPKD.
Menurut Handoko (1945) didalam jurnal Mochamad Wahyudi menjelaskan bahwa :
“Efektivitas dapat dibatasi sebagai kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan”.
Definisi ini memandang efektivitas sebagai sebuah kemampuan unutk memilih tujuan dan alat selaras dengan tujuan yang akan dicapai. Jika alat yang dipilih sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, maka akan terjadi akselerasi pencapaian tujuan tersebut yang pada gilirannya akan terkait dengan efektivitas kerja seseorang.
Oleh karena itu, tidak mungkin suatu pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya bila tidak ditunjang oleh kualitas software yang baik dan SDM yang
(28)
berkualitas demi mewujudkan efektifitas kerja untuk mencapai tujuan organisasi
perusahaan. Sehingga dibutuhkan suatu pemahaman mengenai software SIPKD untuk
menjamin kepuasan pengguna (pegawai) dalam meningkatkan efektifitas kerja serta
mampu menunjang keberhasilan software SIPKD dalam memberikan pelayanan dan
informasi mengenai keuangan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan antara Kualitas Software SIPKD dengan Efektifitas Kerja.
2.1.4.2. Pengaruh X terhadap Z
Sistem informasi merupakan kumpulan dari perangkat keras dan perangkat lunak computer serta perangkat manusia yang akan mengolah data menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak tersebut. Selain itu data juga memegang peran penting dalam sistem informasi dapat berupa formulir-formulir, prosedur-prosedur dan bentuk data lainnya.
Software Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) yang dipakai di Pemkot Cimahi bertujuan memberikan jawaban untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi perusahaan dalam meningkatkan kinerja pegawai sehingga mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Pengaruh antara variabel X yaitu Kualitas Software SIPKD dengan variabel Z
yaitu Kinerja Pegawai, berdasarkan Jon Arvid Borretzen yaitu mengenai dampak dari penggunaan pemakai kualitas software terhadap kinerja.
“Penggunaan dalam pengembangan sebuah software/program aplikasi dapat mempengaruhi kinerja karena pengunaan software/program aplikasi merupakan perilaku dan aktivitas dalam pengembangan sebuah software/program aplikasi agar memiliki tujuan yang jelas dari software/program aplikasi tersebut”.
(29)
2.1.4.3. Pengaruh Y terhadap Z
Software SIPKD ini digunakan Pemkot Cimahi sebagai media untuk
meningkatkan efektivitas kerja pegawai, dimana dengan penggunaan Software
SIPKD ini maka akan meningkatkan pula kinerja pegawai dan tentunya berdampak kepada efektivitas.
Didalam jurnal Hubungan Pengembangan Pegawai Dengan Efektivitas Kerja Pegawai Di Kantor Kecamatan Barumun Kabupaten Tapanuli Selatan menurut Mhd. Faisal Amrin Siregar menulis bahwa :
“efektivitas kerja dalam suatu organisasi sangat diperlukan, sehingga dalam rangka mencapai tujuan-tujuan hasilnya akan relatif pula. Organisasi dapat mencapai tujuan secara efektif, apabila kinerja pegawai juga efektif”.
Dengan demikian penulis bisa menyimpulkan bahwa ada keterkaitan antara efektivitas dengan kinerja karena ketika pekerjaan yang telah ditetapkan tercapai maka dari itu pula tingkat kinerja pegawai pun meningkat.
2.2. Kerangka Pemikiran
Pemerintah Kota Cimahi merupakan salah satu instansi pemerintahan yang telah menerapkan aturan akuntansi pemerintahan dalam menyusun laporan keuangannya. Pemerintah Kota Cimahi telah menerapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 yang telah diubah oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 dalam menjalankan urusan kepermerintahannya.
Suatu software digunakan untuk menyediakan informasi seluruh kejadian atau
(30)
software yaitu mengambil, mengolah, menyimpan, dan menyampaikan informasi yang diperlukan guna mengoperasikan seluruh kegiatan dalam organisasi.
Dalam rangka mewujudkan dan mengoptimalkan kinerja bagian Keuangan Setda pada Pemkot Cimahi terutama dalam Penganggaran, Perencanaan, Penatausahaan dan Pertanggungjawaban Anggaran, Depdagri memfasilitasi sebuah
software yaitu Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD).
Berdasarkan Modul Aplikasi dari Departemen Dalam Negri, Pengertian Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) Yaitu :
”SIPKD merupakan aplikasi yang digunakan sebagai alat bantu dalam proses-proses yang terjadi dalam pengelolaan keuangan daerah pada tingkat SKPD”.
Adapun fungsi aplikasi Sistem informasi pengelolaan keuangan daerah adalah sebagai berikut :.
1. Membantu pemerintah daerah dalam melaksanakan pengelolaan keuangan
daerah (Penganggaran, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pertanggungjawaban).
2. Menyusun Laporan Keuangan Lebih efisien dan akurat.
3. Menyimpan data keuangan untuk keperluan manajemen lainnya.
4. Menyajikan informasi yang akurat.
Menurut McCall terdapat 3 aspek penting dari suatu produk software yaitu :
1. Karakteristik operasional.
2. Kemampuan perubahan ketika software sudah berjalan. 3. Kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan baru.
(31)
Dalam penelitian ini penulis mengambil faktor kualitas dari Heweltt-Packard
yang disingkat FURPS yaitu functionality, Usability, Reliability, Performance,
Supportability. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat penjelasan ini :
1) Functionality, dinilai melalui evaluasi bentuk himpunan dan kemampuan program, generalitas fungsi-fungsi yang disampaikan, dan keamanan keseluruhan sistem.
2) Usability, dinilai dengan mempertimbangkan faktor manusia, keseluruhan estetika, konsistensi, dan dokumentasi.
3) Reliability, dievaluasi melalui pengukuran frekuensi dan besarnya
kegagalan, akurasi hasil output, mean time between failure (MTBF),
kemampuan untuk pulih dari kegagalan dan predik-tabilitas program. 4) Performance, diukur melalui kecepatan pemrosesan, waktu respon,
konsumsi kode sumber, throughput, dan efisiensi.
5) Suportability, menggabungkan kemampuan untuk memperluas program (ekstensibilitas), kemampuan beradaptasi, dan kemampuan pelayanan (atribut-atribut ini mempresentasikan sutau teknologi yang lebih
umum-maintainability), serta testabilitas, kompatibilitas (kemampuan untuk mengumpulkan dan mengontrol elemen dari konfigurasi perangkat lunak, kecocokan di mana suatu sistem dapat dipasang, dan kecocokan di mana masalah dapat dilokalisasikan.
Software SIPKD ini digunakan Pemkot Cimahi sebagai media untuk
(32)
SIPKD ini maka akan meningkatkan kinerja pegawai dan tentunya berdampak kepada efektivitas. Adapun pengertian dari Efektivitas itu menurut Tjutju Yuniarsih dan Suwatno (2008:162), adalah :
efektivitas adalah keterkaitan sejauhmana sasaran dapat dicapai atau target dapat direalisasikan.
Pengertian kinerja Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2005:9), yaitu:
“kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kuantitas dan kualitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
Aspek-aspek standar kinerja menurut A.A.Anwar Prabu Mangkunegara (2005:18-19) terdiri dari aspek kuantitatif dan aspek kualitatif.
1. Aspek Kuantitatif meliputi :
a. Proses kerja dan kondisi pekerjaan.
b. Waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan perkerjaan.
c. Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan, dan
d. Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja.
2. Aspek Kualitatif meliputi :
a. Ketepatan dan kualitas pekerjaan.
b. Tingkat kemampuan dalam bekerja.
c. Kemampuan menganalisis data/informasi, Kemampuan/kegagalan
menggunakan mesin/peralatan, dan
(33)
Perbandingan penelitian yang sedang dilakukan dengan penelitian sebelumnya digunakan sebagai tolak ukur dalam kajian penelitian. Dapat dilihat dari tabel perbandingan di bawah ini:
Tabel. 2.1
Persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya
No Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1 Analisis Hubungan
Sistem Informasi Akademik Dan Kompetensi Teknis Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sistem nformasi akademik dengan efektivitas kerja karyawan Variabel yang diteliti adalah keterkaitan antara sistem informasi akademik terhadap efektivitas kerja Penelitian bukan hanya mengenai efektivitas kerja melainkan juga mengenai kinerja karyawan
2 The Impact Of
Component-Based development On Software Quality Attribues fucntionality, maintainability, usability, efficiency, realibility, portability variabel yang diteliti adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas software Penelitian bukan hanya mengenai kualitas software melainkan juga mengenai efektivitas kerja dan kinerja pegawai
Berdasarkan uraian dari kerangka pemikiran di atas dan teori yang terkait
antara variabel X yaitu Software SIPKD dengan variabel Y yaitu Efektivitas Kerja
dan variabel Z yaitu Kinerja Pegawai, maka dapat dirumuskan paradigma mengenai
pengaruh Software SIPKD berdampak terhadap Efektivitas Kerja dan Kinerja
(34)
Jon Arvid Borretzen
Mochamad Wahyudi
Mhd. Faisal Amrin siregar
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Kualitas Software (X)
Indikator dari kualitas software adalah sebagai berikut :
1. Functionality (Sesuai dengan fungsinya) 2. Usability (kegunaan) 3. Realibility (keandalan) 4. Performance (kecepatan
pemrosesan)
5. Supporbility (pendukung) Hewleet-Packard dalam Ayuliana (2009)
Kinerja Pegawai (Z)
Indikator dari kinerja pegawai adalah sebagai berikut :
1. Aspek Kuantitatif meliputi : a. Proses kerja dan kondisi
pekerjaan.
b. Waktu yang dipergunakan atau lamanya
.melaksanakan perkerjaan c. Jumlah kesalahan dalam
melaksanakan pekerjaan, dan
d. Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja.
2. Aspek Kualitatif meliputi : a. Ketepatan dan kualitas
pekerjaan.
b. Tingkat kemampuan dalam bekerja.
c. Kemampuan menganalisis data/informasi,Kemampun /kegagalan menggunakan mesin/peralatan, dan d. Kemampuan mengevaluasi
(keluhan/keberatan konsumen). A.A.Anwar Prabu
Mangkunegara (2005:18-19) Efektivitas Kerja (Y)
Indikator dari efektivitas kerja adalah sebagai berikut :
1. Kualitas 2. Kuantitas
3. Durasi penyelesaian pekerjaan
4. Ketepatan pengalokasian sumber daya
Tjutju Yuniarsih dan Suwatno (2008:158)
(35)
2.3. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu permasalahan yang harus dibuktikan kebenarannya. Hal ini menurut Umi Narimawati (2008:73),
mengemukakan bahwa “hipotesis merupakan kebenaran sementara yang perlu diuji
kebenarannya”. Oleh karena itu, hipotesis berfungsi sebagai kemungkinan untuk menguji kebenaran suatu teori dari suatu permasalahan yang harus dibuktikan kebenarannya.
Melihat penjelasan tersebut, maka dapa dirumuskan hipotesis penelitian
sebagai berikut: ”Kualitas Software Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
(SIPKD) Dalam Menciptakan efektivitas Kerja Serta Dampaknya Terhadap Kinerja
(36)
30 3.1. Objek Penelitian
Pengertian objek penelitian secara umum merupakan permasalahan yang dijadikan topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data-data yang berkaitan dengan objek penelitian
“Kualitas Software Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) Dalam
Menciptakan Efektivitas Kerja Serta Dampaknya Terhadap Kinerja Pegawai Pada
Pemkot Cimahi”. Sehingga dalam penelitian ini dapat diketahui tiga variabel, yaitu
variabel bebas (X) Kualitas Software SIPKD dan variabel terikat (Y) Efektivitas
Kerja serta variabel terikat (Z) Kinerja Pegawai.
3.1.1. Sejarah Pemkot Cimahi
Cimahi mulai dikenal pada tahun 1811, Gubernur Jendral Willem Daendels membuat jalan Anyer - Panarukan, dengan dibuatnya pos penjagaan (loJi) di
Alun-alun Cimahi sekarang. Tahun 1874 – 1893, dilaksanakan pembuatan jalan kereta api
Bandung - Cianjur sekaligus pembuatan stasiun kereta api Cimahi.Tahun 1886 dimulainya pembangunan pusat pendidikan militer dan fasilitas lainnya (RS Dustira, rumah tahanan militer, dll). Tahun 1935, Cimahi menjadi kecamatan (lampiran staat blad tahun 1935). Tahun 1962 dibentuk setingkat kewedanaan, meliputi 4 kecamatan : Cimahi, Padalarang, Batujajar dan Cipatat. Tahun 1975, ditingkatkan menjadi kota
(37)
administratip (pp no. 29 tahun 1975), diresmikannya pada tanggal 29 Januari 1976, merupakan Kotip pertama di Jawa Barat dan ketiga di Indonesia. Tahun 2001 ditingkatkan statusnya menjadi kota otonom.
Cimahi yang berasal dari status Kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Bandung sesuai dengan perkembangan dan kemajuannya maka berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1975 tentang Pembentukan Kota Administratif, Cimahi dapat ditingkatkan statusnya dari Kecamatan menjadi Kota Administratif yang berada di wilayah Kabupaten Bandung yang dipimpin oleh Walikota Administratif yang bertanggungjawab kepada Bupati Kepala Daerah Kabupaten Bandung. Kota Administratif Cimahi dengan luas wilayah keselurahan mencapai 4.025,73 Ha, yang merupakan bagian dari Kabupaten Bandung Utara sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Barat.
Cimahi telah menunjukkan perkembangan yang pesat, khususnya dibidang pelaksanaan pembangunan dan peningkatan jumlah penduduk, yang pada tahun 1990 berjumlah 290.202 jiwa dan pada tahu 2000 meningkat menjadi 352.005 jiwa dengan pertumbuhan rata-rata 2,12 % per tahun. Hal ini mengakibatkan bertambahnya beban tugas dan Wewenang kerja dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan. Oleh karena itu, sangat diperlukan
adanya peningkatan dibidang penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
(38)
hidup dan kesejahteraan masyarakat di wilayah Cimahi.Kota Administratif Cimahi, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 1975 tentang Pembentukan Kota Administratif Cimahi.
Kewenangan Kota Cimahi sebagai Daerah Otonom mencakup seluruh kewenangan bidang pemerintahan, termasuk kewenangan wajib yaitu pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, perhubungan, industri dan perdagangan, penanaman modal, lingkungan hidup, pertahanan, koperasi dan tenaga kerja kecuali bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter fisikal, agama serta kewenangan bidang lain sesuai dengan peraturan Perundang-undangan Nomor I tahun 2003 tentang Kewenangan Kota Cimahi sebagai Daerah Otonom.
3.1.2. Visi dan Misi Pemkot Cimahi 3.1.2.1. Visi Pemkot Cimahi
"Dengan Iman, Taqwa, Optimis dan Cerdas, Jadikan Cimahi Kota Maju, Agamis, Nyaman, Tertib, Aman dan Produktif"
3.1.2.2. Misi Pemkot Cimahi
1. Meningkatkan sarana perekonomian dan lapangan kerja
2. Meningkatkan kualitas pendidikan dan Kesehatan
3. Meningkatkan penataan dan Penegakan hukum
4. Meningkatkan ifrastruktur Kota
(39)
6. Meningkatkan kemitraan dengan dunia usaha
3.1.2.3. Strategi Pokok Pembangunan
Untuk mewujudkan visi dan misi Kota Cimahi tahun 2007 – 2012 ,
pemerintah Kota Cimahi harus mengembangkan dua strategi pokok penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yaitu strategi internal dan strategi eksternal serta fokus pembangunan sebagai berikut:
Strategi penataan pengelolaan pemerintahan, sebagai strategi internal
untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good governance). Upaya untuk
merealisasikan pembangunan yang benar-benar diorientasikan untuk masyarakat harus diawali dengan penataan internal pemerintahan Kota Cimahi baik dalam konteks penataan organisasi maupun dalam hal akuntabilitas kinerja pemerintah Kota Cimahi, penataan tersebut termasuk di dalamnya upaya pengmbangan sumber daya manusia aparatur pemerintahan sebagai tulang punggung penggerak pemerintahan dan pembangunan, sehingga diharapkan mampu memberikan nilai tambah yang optimal. Program pengembangan sumber daya manusia dilakukan dalam upaya turut mendorong pencapaian target IPM baik sektor ekonomi, pendidikan maupun kesehatan sehingga melalui berbagai pendidikan dan latihan serta program pengembangan SDM lainnya diharapkan dapat turut mempercepat pencapaian IPM Kota Cimahi. Penataan yang dimaksudkan tersebut pada akhirnya akan bermuara pada tercapainya standar mutu pelayanan kepada masyarakat yang lebih memadai.
Strategi pembangunan masyarakat kota yang berkelanjutan merupakan dimensi eksternal yang menempatkan masyarakat Kota Cimahi sebagai subyek
(40)
pembangunan yang berlangsung di Kota Cimahi. Pembangunan pada dasarnya harus dapat mencapai titik keseimbangan antara kebijakan pemerintah di satu pihak dan harapan masyarakat di pihak yang lain, oleh karena itu upaya untuk senantiasa memberdayakan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan dilaksanakan melalui pola perencanaan pembangunan partisipatif.
Fokus pembangunan 2007 – 2012 diarahkan untuk mendorong percepatan peningkatan ekonomi kota untuk mendorong peningkatan kemampuan daya beli masyarakat, pada periode 2003 sampai dengan 2007 telah menunjukkan tingkat kemajuan yang signifikan dibandingkan pada masa sebelum otonomi daerah. Indikasi utama pertumbuhan pembangunan Kota Cimahi dapat dilihat dari kinerja perekonomian Kota Cimahi sampai dengan tahun 2006 ditandai dengan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) sebesar 4,81%. Peningkatan LPE tahun 2006 mengalami percepatan dibandingkan pertumbuhan tahun-tahun sebelunnya yang hanya mencapai 4,56%. Kendati demikian secara makro pertumbuhan ekonomi kota yang hanya sebagian saja yang bersumber dari dorongan investasi, sebagian besar dipicu oleh konsumsi domestik. Selain itu indikasi keberhasilan pembangunan ditandai pula dengan meningkatnya indeks kesehatanan pendidikan untuk meningkatkan kinerja pembangunan terutama di dalam rangka meningkatkan kemampuan masyarakat Kota Cimahi berdasarkan analisis indeks pembangunan manusia, oleh karena itu kinerja pembangunan 2007-2012 diharapkan dapat mendorong pencapaian kinerja ekonomi dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi 8 % pada tahun 2012. Oleh karena itu kegiatan program seluruhnya diarahkan pada
(41)
dorongan kegiatan ekonomi makro dan mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi mikro.
Pemkot Cimahi memakai logo atau lambang instansi pemerintahan yang digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1 Logo Pemkot Cimahi
3.1.2.4. Makna Logo
Nama Pemkot : CIMAHI (Citra Mandiri Hidup Insani)
Bentuk Kubah : Kenyamanan dalam perlindungan
Bentuk 2 Pilar Bangun : Pembangunan bertitik pada keseimbangan (Agama &
Dari Agama)
Bentuk Tatar Bunga : Lahan kehidupan strategis yang bermanfaat
Bentuk Riak Air : Dinamika SDM (POLEKSOSBUD) dan sumber
kehidupan
(42)
Bentuk Wadah Atau Tempat : Kehidupan yang produktif dan efektif
Slogan : Saluyu Ngawangun Jati Mandiri
Konsep : Pembangunan Masa Depan Cimahi
3.1.2.5. Makna Bentuk Dan Warna
Kubah Jingga, merupakan semangat yang tiada henti untuk membangun dalam rangka mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan kemandirian, yang didukung secara bersama-sama oleh seluruh potensi sumber daya manusia yang rendah hati dan berilmu, berakhlak dan beretika, sehat dan cerdas, kreatif dan inofatif serta produktif.
Bukit Biru, merupakan anugerah berupa alam yang penuh potensi dari Tuhan Yang Maha Esa, untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya sehingga mendorong rasa syukur, menumbuh kembangkan ilmu selaras, menserasikan keadilan untuk kemakmuran, menciptakan pemerataan dalam keragaman yang sejahtera.
Air Biru Jernih, merupakan sumber kehidupan dalam dinamika masyarakat yang multi dimensi, pengayoman dan pelindung serta serta pembawa solusi bagi seluruh warga.
Tatar dan Wadah Jingga Putih dan 2 Pilar Bangun Hijau, merupakan bentuk keseimbangan agama dan dari agama dalam pembangunan rohani dan jasmani, menumbuh kembangkan rasa cinta, ketulusan sekaligus kebanggan terhadap nusa dan bangsa, tanah air serta ibu pertiwi dengan tatanan wilayah yang kondusif,
(43)
strategis dan sinergis, memiliki struktur dan sistem yang bertumpu pada sendi politik, ekonomi, sosial kemasyarakatan, budaya dan berorientasi masa depan.
Tameng (Perisai), merupakan ungkapan totolitas citra bentuk rasa aman dan nyaman, serasi dalam keselarasan, dinamis dalam keharmonisan, kuat dan taat dalam kemandirian.
3.1.3. Struktur Organisasi Pemkot Cimahi
Dalam sebuah organisasi agar tarcapai susunan kerja yang baik ditiap kinerja anggotanya memerlukan sebuah struktur yang terencana dan dapat memperlihatkan alur kerja yang baik. Adapun struktur organisasi Pemkot Cimahi adalah sebagai berikut :
(44)
Gambar 3.2
(45)
3.1.4. Deskripsi Tugas
Uraian tugas dan tanggungjawab tim pelaksana teknis implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) berdasarkan keputusan walikota cimahi adalah sebagai berikut :
1. Ketua
a. Memfasilitasi sumber daya manusia serta sarana dan prasarana kegiatan.
b. Melaksanakan pengendalian dan bertanggungjawab terhadap keberlangsungan
kegiatan implementasi SIPKD di Kota Cimahi.
c. Melakukan monitoring dan pengendalian kemajuan kegiatan secara berkala.
d. Mengambil keputusan terhadap permasalahan penting yang muncul dalam
pelaksanaan kegiatan.
2. Sekretaris
a. Melaksanakan koordinasi dengan tingkat provinsi maupun pusat.
b. Mengikuti rapat koordinasi di tingkat pusat dan daerah secara intens.
c. Mentrasformasikan informasi dan hasil rapat kepada anggota tim teknis
maupun kepada SKPD Kota Cimahi.
d. Melaporkan hasil rapat dan koordinasi kepada ketua pelaksana.
e. Melakukan monitoring dan review terhadap pelaksana implementasi SIPKD
di lingkungan pemerintah Kota Cimahi baik hardware maufun software.
f. Membuat laporan perkembangan pelaksanaan teknis mengenai kegiatan
SIPKD dan Regional SIKD kepada Walikota, Gubernur dan kepada Mentri Dalam Negeri cq Direktur Jendral Direktorat Jendral Keuangan Daerah
(46)
(DJKD) dan kepada Menteri Keuangan cq.Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan.
3. Anggota
a. Melakukan monitoring dan review terhadap pelaksanaan Implementasi
SIPKD sesuai modul yang dibinanya.
b. Membimbing operator BUD dan operator SKPD sesuai dengan modul yang
dibinanya.
c. Membantu sekretaris dalam pemberian bahan laporan atas pelaksanaan
implementasi SIPKD sesuai modul yang dibinanya.
4. Pengelola Administrasi SIPKD a. Admin Aplikasi
1. Bertanggungjawab atas data master dan keamanan data aplikasi SIPKD.
2. Melakukan penyesuaian dan update aplikasi SIPKD terhadap peraturan
perundang-undangan terbaru.
3. Melaksanakan pengawasan internal terhadap input maupun output sistem
SIPKD.
4. Memberikan bahan laporan tentang kemajuan dan hambatan implementasi
SIPKD kepada sekretaris.
b. Admin Perencanaan
1. Bertanggungjawab atas data master dan keamanan data aplikasi SIPKD
(47)
2. Melakukan penyesuaian dan update aplikasi SIPKD terhadap peraturan perundang-undangan terbaru untuk modul perencanaan.
3. Melaksanakan pengawasan internal terhadap input maupun output sistem
SIPKD modul perencanaan.
4. Membantu admin aplikasi dalam mengembangkan implementasi SIPKD
sesuai sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah Kota Cimahi.
c. Admin Database
1. Bertanggungjawab atas pengelolaan database dalam implementasi SIPKD
Kota Cimahi.
2. Membuat Report sesuai kebutuhan tim pelaksana SIPKD Kota Cimahi.
3. Melaksanakan review dan troubleshooting software SIPKD.
4. Membantu admin aplikasi dalam mengembangkan implementasi SIPKD
sesuai sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah Kota Cimahi.
d. Admin Jaringan
1. Bertanggungjawab atas pengelolaan jaringan dalam implementasi SIPKD
kota cimahi.
2. Memfasilitasi penggunaan jaringan bagi tim pelaksana SIPKD Kota
Cimahi.
3. Melaksanakan review dan troubleshooting hardware SIPKD Kota Cimahi.
4. Membantu admin aplikasi dalam mengembangkan implementasi SIPKD
(48)
5. Operator Bud
a. Melakukan input data sesuai modul binaannya masing-masing.
b. Melaksanakan pengawasan hasil data entry SKPD masing-masing sesuai
modul dan bina wilayahnya.
6. Operator SKPD
a. Melakukan input data anggaran, penatausahaan dan pertanggungjawaban
SKPD masing-masing.
b. Bertanggungjawab atas kemutakhiran data entry keuangan SKPD
masing-masing.
3.2. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Sugiyono (2009:3) Metode Penelitian adalah :
“Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
Dalam melakukan penelitian penulis menggunakan metode deskriptif dan verifikatif.
Menurut Sugiyono (2005 : 21) mendefinisikan bahwa :
”Metode Deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.
Metode deskriptif ini merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui sifat serta hubungan yang lebih mendalam antara variabel dengan cara mengamati
(49)
aspek-aspek tertentu secara lebih spesifik untuk memperoleh data yang sesuai dengan masalah yang ada dengan tujuan penelitian, dimana data tersebut diolah, dianalisis, dan diproses lebih lanjut dengan dasar teori-teori yang telah dipelajari sehingga data tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan.
Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri (2008:45) menyatakanbahwa :
“Penelitian verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel X terhadap Y dan Z yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.
Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
3.2.1. Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis.
Desain penelitian menurut Moh. Nazir (2003:84)memaparkan bahwa:
“Desain Penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.
(50)
Demikian halnya Umi Narimawati (2010:30) mengatakan bahwa desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti, dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu. Tahapan atau langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya
dapat ditetapkan judul yang akan diteliti. Dalam penelitian ini permasalahan yang
terjadi difokuskan pada Kualitas Software Sistem informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (SIPKD), Efektivitas Kerja dan Kinerja Pegawai. Oleh karena
itu penulis mengambil judul Kualitas Software Sistem informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (SIPKD) sebagai variabel bebas (X), Dalam Menciptakan Efektivitas Kerja (Y) serta Dampaknya Terhadap Kinerja Pegawai (Z) sebagai variabel terikat.
2. Mengidentifikasi masalah yang terjadi. Dalam penelitian ini permasalahan yang
berhasil diidentifikasi antara lain adalah masih sering terjadi salah penginputan data yang berakibat eror pada sistem, sehingga pekerjaan menjadi terganggu, lambatnya proses perekaman data baru dan pegawai belum mampu mengevaluasi pekerjaanya.
3. Menetapkan rumusan masalah
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Proses penemuan masalah merupakan tahap penelitian yang paling sulit karena tujuan penelitian ini adalah menjawab masalah penelitian sehingga suatu penelitian tidak dapat dilakukan dengan baik
(51)
jika masalahnya tidak dirumuskan secara jelas. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Seberapa besar dampak Software Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
Daerah (SIPKD) terhadap Efektivitas Kerja serta kinerja pegawai Pemkot Cimahi.
4. Menetapkan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan
menganalisis dampak Software Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
(SIPKD) terhadap Efektivitas Kerja dan Kinerja Pegawai Pemkot Cimahi.
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori.
Penulis menetapkan hipotesis dalam penelitian ini: ”Kualitas Sotware Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) Dalam Menciptakan efektivitas Kerja Serta dampaknya Terhadap Kinerja Pegawai Pada Pemkot
Cimahi”.
6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang
digunakan. Dalam penelitian ini konsep Kualitas Software SIPKD mengacu
kepada pendapat IEEE serta ISO dan Pengantar Modul Aplikasi (Depdagri), Efektivitas Kerja, mengacu kepada konsep Tjutju Yuniarsih dan Suwatno (2008:162), selanjutnya Kinerja Pegawai mengacu kepada Anwar Prabu
Mangkunegara (2005:9). Pengukuran dengan skala ordinal karena data yang
diukurnya berupa tingkatan, namun akan dilakukan proses interval dengan metode MSI.
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan
(52)
penentuan dengan teknik Sampling Jenuh. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, kuesioner, wawancara, dan dokumentasi.
8. Melakukan analisis data. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode
analisis statistik inferensial, analisis deskriptif dan analisis kuantitatif, dan analisis jalur.
9. Melaporkan hasil penelitian.
Desain penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma hubungan satu variable bebas, dengan dua variable terikat. Desain pernelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar. 3.3 Analisis Jalur Software SIPKD (X)
Kinerja Pegawai (Z)
(53)
3.2.2. Operasional Variabel
Sebelum mengadakan penilaian dalam penelitian, penulis harus menentukan operasional variabel, hal ini dimaksudkan agar dapat mempermudah dalam melakukan penelitian.
Menurut Sugiyono (2009:60) menerangkan bahwa:
“Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul
penelitian mengenai Kualitas Software Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
Daerah (SIPKD) Dalam Menciptakan Efektivitas Kerja Serta Dampaknya Terhadap Kinerja Pegawai maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah :
1. Variable Independent (X) atau variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lainnya dan merupakan variabel yang menjadi sebab
perubahan atau timbulnya Variable Dependent (terikat). Data yang menjadi
variabel bebas (X) adalah Kualitas Software SIPKD.
2. Variable Dependent atau variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Data yang menjadi variabel terikat adalah Efektivitas Kerja (Y) dan Kinerja Pegawai (Z).
(54)
Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini tentang Kualitas Sotware
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) Dalam Menciptakan efektivitas Kerja Serta Dampaknya Terhadap Kinerja Pegawai Pada Pemkot Cimahi akan dijelaskan dalam bentuk tabel seperti di bawah ini :
(55)
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala No Kuesioner Kualitas Software (X) SIPKD merupakan aplikasi yang digunakan sebagai alat bantu dalam proses-proses yang terjadi dalam pengelolaan keuangan daerah pada tingkat SKPD”. Pengantar Modul Aplikasi a. Functionality (Sesuai dengan fungsinya) b. Usability (Kegunaan) c. Reliability (Keandalan) d. Performance (Kecepatan pemrosesan) e. Supportability (Pendukung) Hewlett-Packard dalam Ayuliana Functionality (Sesuai dengan fungsinya) 1. Tingkat kemampuan software SIPKD dalam Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA)
Ordinal X1
2. Tingkat kemudahan mengoperasikan software SIPKD dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) X2 3. Tingkat fungsi tools-tools software SIPKD dalam penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) X3 4. Tingkat kemampuan software SIPKD mengevaluasi dalam penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) X4
(56)
Usability (Kegunaan) 1. Tingkat kebutuhan Software SIPKD dalam penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA)
Ordinal X5
2. Tingkat peran Software SIPKD dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) X6 3. Tingkat konsistensi software SIPKD dalam penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) X7 4. Tingkat dokumentasi software SIPKD X8 Reliability (keandalan) 1. Tingkat kegagalan software SIPKD dalam penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA)
(57)
2. Tingkat recover software SIPKD dalam penyusuna Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) X10 3. Tingkat penanganan kesalahan software SIPKD dalam penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) X11 4. Tingkat akurasi software SIPKD dalam hasil penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD) X12 Performance (kecepatan Pemrosesan) 1. Tingkat kecepatan pemrosesan software SIPKD dalam penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA)
(58)
2. Tingkat efisiensi waktu software SIPKD dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) X14 3. Tingkat ketepatan software SIPKD dalam penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) X15 4. Tingkat waktu respon software SIPKD dalam penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD) X16 Supportability (Pendukung) 1. Tingkat adaptasi software SIPKD dalam penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA)
(59)
2. Tingkat konfigurasi software SIPKD dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) X18 3. Tingkat fungsi komponen software SIPKD dalam penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) X19 4. Tingkat kemampuan penyusunan laporan dalam penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD) X20 Efektivitas Kerja (Y) Efektivitas berkaitan dengan optimalisasi ketercapaian rencana (target) kerja, baik dilihat dari kualitas, kuantitas, durasi penyelesaian kerja,
Kualitas 1. Tingkat
kesesuaian kualitas pekerjaan yang berhasil diselesaikan sesuai standar yang ditetapkan instansi
(60)
dan ketepatan pengalokasian sumber daya organisasi. Tjutju Yuniarsih dan Suwatno (2008:158) 2. Tingkat akurasi dan keahlian pegawai sehubungan dengan penyelesaian pekerjaan sesuai dengan target yang ditetapkan instansi Y2 3. Tingkat ketelitian pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan Y3
Kuantitas 1. Tingkat
kemampuan menyelesaikan pekerjaan tambahan
Ordinal Y4
2. Tingkat kesesuaian jumlah pekerjaan yang diselesaikan dengan standar yang ditetapkan instansi Y5
(61)
3. Tingkat kejelasan pemahaman tentang informasi yang berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukan Y6 Durasi penyelesaian pekerjaan 1. Tingkat kecepatan dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai standar yang ditetapkan instansi
Ordinal Y7
2. Tingkat ketepatan dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai standar yang ditetapkan instansi Y8
3. Tingkat efisiensi waktu menyelesaikan pekerjaan sesuai standar yang ditetapkan instansi Y9 Ketepatan pengalokasian sumber daya organisasi 1. Tingkat kesesuain penempatan kerja berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki pegawai
(62)
2. Tingkat kesesuain penempatan kerja berdasarkan pendidikan sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan instansi Y11 3. Tingkat semangat dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan penempatan kerja Y12 Kinerja Pegawai (X) “kinerja (prestasi
kerja) adalah hasil kerja secara kuantitas dan kualitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. A.A.Anwar Prabu Mangkunegara (2005:18-19) a. Kuantitatif
Proses kerja dan kondisi pekerjaan 1. Tingkat kesesuaian jumlah pekerjaan yang diselesaikan dengan standar yang ditetapkan instansi
Ordinal Z1
2. Tingkat semangat kondisi kerja pegawai dalam mengejakan pekerjaan Z2
(63)
Waktu yang digunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan
1. Tingkat ke mudahan dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar yang ditetapkan instansi
Ordinal Z3
2. Tingkat kecepatan dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan instansi Z4 Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan 1. Tingkat kesalahan pegawai dalam menyelesaikan pekerjan
Ordinal Z5
2. Tingkat ke pahaman pegawai dalam pekerjaan yang dikerjakan Z6 jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja 1. Tingkat semangat pegawai memberikan pelayanan terbaik dalam pekerjaan
(64)
2. Tingkat kesadaran pagawai untuk menyelesaikan pekerjaan dengan penuh rasa tanggung jawab Z8 b. Kualitatif
ketepatan kerja
dan kualitas
kerja 1. Tingkat ketepatan dan dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan instansi
Ordinal Z9
2. Tingkat kesesuaian kualitas pekerjaan yang berhasil diselesaikan dengan standar yang ditetapkan instansi Z10 Tingkat kemampuan dalam bekerja 1. Tingkat kemampuan pegawai mengembangkan gagasan baru dan memecahkan masalah dalam pekerjaan
(65)
2. Tingkat kemampuan pegawai dalam mengikuti perubahan dan terus belajar dalam pekerjaan Z12 Kemampuan menganalisis data/informasi 1. Tingkat kemampuan pegawai dalam mengetahui dan memahami pekerjaan yang dikerjakan
Ordinal Z13
2. Tingkat kemampuan pegawai dalam menganalisis data/informasi pekerjaan yang telah dikerjakan Z14 Kemampuan mengevaluasi 1. Tingkat kemampuan mengevaluasi pekerjaan yang telah dikerjakan
Ordinal Z15
2. Tingkat kesulitan mengevaluasi pekerjaan yang telah dikerjakan Z16
(66)
3.2.3. Sumber dan Tehnik Penentuan Data 3.2.3.1. Sumber Data (Primer dan Sekunder)
Jenis pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
A. Data Primer
Data ini langsung diperoleh dari penelitian lapangan dengan pengamatan langsung pada Pemkot Cimahi berupa kuesioner serta wawancara langsung dengan bagian-bagian yang terkait yang berkaitan dengan judul penelitian. B. Data Sekunder
Data ini peneliti peroleh dari studi kepustakaan yaitu dengan mempelajari literature-literatur serta dari sumber lain yang berhubungan dan relevan dengan masalah-masalah yang diteliti.
3.2.3.2. Teknik Penentuan Data (Penentuan Sampel Minimal)
Untuk mengetahui jumlah populasi dan sampel yang terdapat di Pemkot Cimahi yaitu menggunakan metode penarikan sampel, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2008:161) menyatakan bahwa pengertian populasi adalah sebagai berikut :
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemdian ditarik kesimpulannya”.
(67)
Dari pengertian diatas tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah yang memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian.
Berikut Pengambilan Populasi yang dilakukan di Pemkot Cimahi :
Tabel 3.2 Pengambilan Populasi
no Dinas Daerah Jumlah
Karyawan Populasi/sampel
1 Dinas Pendidikan 3 2
2 Dinas Kesehatan 3 2
3 Dinas Perhubungan 3 2
4 Dinas Kependudukan, Pencatatan Sipil, Sosial dan Tenaga Kerja 3 2
5 Dinas Pekerjaan Umum 3 2
6
Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, Perdagangan dan
Pertanian 3 2
7 Dinas Penyehatan Lingkungan 3 2
8 Dinas Pendapatan 3 2
9 Bagian Keuangan Sekretaris
Daerah 18 8
Total Keseluruhan 42 24
Populasi yang digunakan adalah Pegawai yang mnggunakan SIPKD dalam proses penganggaran di pemkot Cimahi yang berjumlah 24 orang yang terbagi dibeberapa dinas dan dibagian keuangan setda kota cimahi.
(68)
2. Sampel
Metode penentuan sampel adalah cara pengumpulan data yang hanya mengambil sebagian elemen populasi atau karakteristik yang ada dalam populasi.
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. (Sugiyono 2009: 73)
Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan metode Sampling Jenuh . Pengertian dari metode Sampling Jenuh menurut Sugiyono (2003:60) adalah sebagai berikut:
“Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sample bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”.
Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 100 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
Berdasarkan teknik pengambilan sampel di atas dengan menggunakan teknik
sampling Jenuh dari jumlah populasi sebanyak 24 orang, maka yang diambil sebagai sampel adalah sebanyak 24 orang.
3.2.4. Teknik Pengumpulan Data (Observasi, Wawancara, Kuesioner, Dokumentasi)
Metode pengumpulan data adalah penelitian lapangan (Field Research),
(69)
objek untuk mendapatkan data primer (data yang diperoleh langsung dari Pemkot Cimahi dan data sekunder).
Data primer ini didapatkan melalui teknik-teknik sebagai berikut :
a. Observasi (Pengamatan Langsung)
yaitu dengan cara melakukan pengamatan secara langsung dilokasi untuk
memperoleh data yang diperlukan.Observasi dilakukan di Pemkot Cimahi. Hasil
dari observasi dapat dijadikan data pendukung dalam menganalisis dan mengambil kesimpulan.
b. Wawancara atau Interview
yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Penulis mengadakan hubungan langsung dengan pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam teknik wawancara ini, penulis mengadakan tanya jawab kepada sumber yang dapat memberikan data atau informasi.
c. Kuesioner
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk kemudian dijawabnya. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang telah diberi skor, dimana data tersebut nantinya akan dihitung secara statistik Kuesioner tersebut berisi daftar pertanyaan yang ditunjukkan kepada responden
(70)
yang berhubungan dalam penelitian ini. Hasil dari kuesioner ini yaitu berupa
data-data mengenai Software sistem informasi pengelolaan keuangan daerah
(SIPKD) dalam menciptakan efektivitas serta dampaknya terhadap kinerja pegawai.
Data sekunder ini didapatkan melalui teknik-teknik sebagai berikut:
d. Dokumentasi
Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku panduan, arsip perusahaan serta literatur dalam bentuk lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi.
3.2.4.1. Uji Validitas
Menurut Cooper (2006:720) validitas adalah :
”Validity is a characteristic of measuraenment concerned with the extent that a test measures what the researcher actually wishes to measure”.
Berdasarkan definisi diatas, maka validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur.
Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi diantara masing-masing pernyataan dengan skor total. Adapun rumus dari pada korelasi pearson adalah sebagai berikut :
r =
N Y Y N X X N Y X xy 2 2 2 2(1)
Pada gambar 4.57 dapat dilihat thitung jatuh pada daerah penolakan Ho, sehingga disimpulkan bahwa Efektivitas Kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai.
(2)
157 BAB V KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pada data-data yang telah diperoleh dengan berbagai penganalisaan yang telah dilakukan, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Kualitas Software SIPKD yang sedang berjalan di Pemkot Cimahi menunjukan criteria BAIK. Hal tersebut terlihat pada rekapitulasi dari jawaban responden akan kuesioner yang disebarkan pada umumnya responden dominan memberikan jawaban setuju dan sangat setuju.
2. Tanggapan responden terhadap kualitas Software SIPKD, dikategorikan BAIK berdasarkan hasil dari perhitungan skor aktual yaitu sebesar 80,5 %. 3. Tanggapan responden mengenai Efektivitas Kerja pegawai setelah adanya Software SIPKD, dikategorikan BAIK berdasarkan hasil dari perhitungan skor aktual yaitu sebesar 82,9%.
4. Tanggapan responden mengenai Kinerja pegawai setelah adanya Software SIPKD, dikategorikan BAIK berdasarkan hasil dari perhitungan skor aktual yaitu sebesar 77,5%.
5. Kualitas Software SIPKD secara parsial signifikan dapat meningkatkan dapat meningkatkan Efektivitas Kerja pegawai. Besarnya kontribusi atau pengaruh Kualitas Software SIPKD dalam meningkatkan Efektivitas Kerja
(3)
pegawai adalah 44,1 %. Artinya Efektivitas Kerja pegawai dipengaruhi secara dominan oleh Kualitas Software SIPKD.
6. Kualitas Software SIPKD secara parsial signifikan memberikan pengaruh terhadap Kinerja Pegawai di Pemkot Cimahi. Besarnya kontribusi dari Kualitas Software SIPKD terhadap Kinerja Pegawai di Pemkot Cimahi sebesar 23,7 % atau dengan kata lain Kinerja Pegawai dipengaruhi oleh Kualitas Software SIPKD.
7. Efektivitas Kerja pegawai secara parsial signifikan memberikan pengaruh terhadap Kinerja Pegawai di Pemkot Cimahi. Besarnya kontribusi dari Efektivitas Kerja terhadap Kinerja Pegawai sebesar 16,7 % atau dengan kata lain Kinerja Pegawai dipengaruhi oleh Efektivitas Kerja.
5.2. Saran
Berdasarkan penelitian dan pembahasan, maka penulis dapat memberikan saran kepada pihak instansi mengenai Software Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD), Efektivitas Kerja dan Kinerja Pegawai. Penulis mencoba memberikan saran kepada pihak instansi. Adapun saran yang disampaikan oleh penulis adalah sebagai berikut :
1. Bagi Software Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD). Hasil penelitian ini memberikan informasi kepada Software Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) ini sudah berada pada kategori Baik, namun perlu diadakannya lagi pelatihan mengenai
(4)
159
penggunaan Software Sistem informasi Pengelolaan Keuangan Daerah ini karena untuk membuat pegawai lebih memahami lagi tentang penggunaan Software Sistem informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD).
2. Bagi Pegawai Pemkot Cimahi sebagai Operator.
Hasil penelitian ini memberikan informasi kepada pegawai di Pemkot Cimahi sebagai Operator atas efektivitas kerja pegawai ini sudah dikategorikan baik, namun harus ditingkatkan lagi dari faktor semangat bekerja agar meningkatnya kualitas, kuantitas, dan sikap dalam setiap pekerjaan dan hasil penelitian ini atas kinerja pegawai juga sudah dikategorikan baik, tetapi pengetahuan operator menggunakan software Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) harus ditingkatkan lagi dalam setiap pekerjan yang berdampak terhadap Software Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) serta terhadap efektivitas dan kinerja pegawai Pemkot Cimahi sebagai Operator. 3. Bagi Penelitian selanjutnya.
Penulis menyarankan kepada peneliti selanjutnya agar mencantumkan indikator motivasi dan kedisiplinan pegawai dalam bekerja.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
1. BUKU
A.A.Anwar Prabu Mangkunegara. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Refika Aditama. Bandung.
Departemen Dalam Negeri. Pengantar Modul Aplikasi SIPKD Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain. Andi Offset. Yogyakarta.
Jonathan Sarwono. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Graha Ilmu. Yogyakarta
Pressman, Roger S. alih bahasa oleh LN Harnaningrum. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak. Andi Offset. Yogyakarta.
Tjutju Yuniarsih dan Suwatno. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Alfabeta. Bandung.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Alfabeta. Bandung.
Sugiyono. 2003. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung
Umi Narimawati. 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia Aplikasi & Contoh Perhitunganya. Agung Media. Jakarta.
Umi Narimawati. 2008. Teknik-teknik Analisis Multivariat Untuk Riset Ekonomi. Graha Ilmu. Yogyakarta.
2. ONLINE
http://eurojurnals.com/the-impact-of-component-based-development-on-softwarequality-attributes/11 Maret 2011
(6)
BIODATA PENULIS
Nama : Indra
Tempat / Tgl lahir : Bandung, 13 Juni 1988 Jenis Kelamin : Laki - Laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Terusan Holis No.20 RT 001/ RW 010 No Telepon / HP : (022) - 5415137 / 085659953297
Pendidikan : 1. 1994-2000 : SD NEGERI CARINGIN 1 BANDUNG 2. 2000-2003 : SMP NEGERI 21 BANDUNG
3. 2003-2006 : SMA PASUNDAN 1 BANDUNG 4. 2006-2011 : Jenjang Studi Strata 1 (S1)
Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik & Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia
Bandung, Agustus 2011 Penulis
Indra