Pengujian Hipotesis Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis

Tabel 3.4 Tingkat Keeratan Korelasi No Interval Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan 1 0,000 – 0,199 Sangat rendah 2 0,200 – 0,399 Rendah 3 0,400 – 0,599 Sedang 4 0,600 – 0,799 Kuat 5 0,800 – 1,000 Sangat kuat Sumber: Sugiyono, 2009; 250 3. Analisis Determinasi Persentase peranan semua variable bebas atas nilai variable bebas ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi R 2 . Semakin besar nilainya maka menunjukkan bahwa persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk mengestimasi variable terikat. Hasil koefisien determinasi ini dapat dilihat dari perhitungan dengan MicrosoftSPSS atau secara manual didapat dari R 2 = SS reg SS tot 100 2 x r Kd  Dimana : d : Koefisien Determinasi r : Koefisien korelasi

3.2.5.3. Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini yang akan diuji adalah seberapa besar pengaruh software sistem informasi pengelolaan keuangan daerah terhadap efektivitas kerja dan kinerja pegawai Pemkot Cimahi. Dengan memperhatikan karakteristik variabel yang akan diuji, maka uji statistik yang akan digunakan adalah melalui perhitungan analisis jalur dan korelasi. Langkah – langkah dalam analisisnya sebagai berikut :

1. Pengujian Secara SimultanTotal.

Melakukan uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat. a. Rumus uji F yang digunakan adalah : R 1 k R 1 k n F 2 ...... X . Y 2 ..... X . Y     Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara bersama – sama dapat berperan atas variabel terikat. Pengujian ini dilakukan menggunakan distribusi F dengan membandingkan anatara nilai F – kritis dengan nilai F-test yang terdapat pada Tabel Analisis of Variance ANOVA dari hasil perhitungan dengan micro-soft. Jika nilai F hitung F kritis , maka H yang menyatakan bahwa variasi perubahan nilai variabel bebas software sistem informasi pengelolaan keuangan daerah tidak dapat menjelaskan perubahan nilai variabel terikat efektivitas kerja dan kinerja pegawai ditolak dan sebaliknya. Menurut Sudjana 2001 : 369 perhitungan terhadap titik keeratan dan arah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah menggunakan uji korelasi. Kemudian dilakukan perhitungan terhadap koefisien yang disebut juga koefisien korelasi produk moment Pearson. b. Hipotesis H ;  = 0, Secara simultan software sistem informasi SIPKD tidak berpengaruh terhadap efektivitas kerja dan kinerja pegawai pemkot cimahi. H 1 ;   0, Secara simultan software sistem informasi SIPKD berpengaruh terhadap efektivitas keja dan kinerja pegawai c. Kriteria pengujian H ditolak apabila F hitung dari F tabel  = 0,05 Menurut Guilford 1956:480, bahwa tafsiran koefisien korelasi variabel dalam penelitian dapat dikategorikan sebagai berikut: Tabel 3.5 Kategori Korelasi Metode Guilford Besarnya Pengaruh Bentuk Hubungan 0,00 – 0,20 Sangat longgar, dapat diabaikan 0,21 – 0,40 Rendah 0,41 – 0,60 Moderat Cukup 0,61 – 0,80 Erat 0,81 – 1,00 Sangat erat Apabila pada pengujian secara simultan H ditolak, artinya sekurang- kurangnya ada sebuah yxi  0. Untuk mengetahui yxi yang tidak sama dengan nol, maka dilakukan pengujian secara parsial.

2. Pengujian Secara Parsial

Melakukan uji-t, untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat hipotesis sebagai berikut : a. Rumus uji t yang digunakan adalah : ........,5 1,2,3 I 1 ...... 2 1 1      k n CRii Xk XY R YX P i t Hasilnya dibandingkan dengan tabel t untuk derajat bebas n-k-1 dengan taraf signifikansi 5. b. Hipotesis H 01 ;  = 0, software sistem informasi SIPKD tidak berpengaruh terhadap efektivitas kerja Pemkot Cimahi. H 11 ;   0, software sistem informasi SIPKD berpengaruh terhadap efektivitas kerja Pemkot Cimahi. H 02 ;  = 0, software sistem informasi SIPKD tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai Pemkot Cimahi. H 12 ;   0, software system informasi SIPKD berpengaruh terhadap kinerja pegawai Pemkot Cimahi. H 03 ;   0, efektivitas kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai Pemkot Cimahi. H 13 ;   0, efektivitas kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai Pemkot Cimahi. Kriteria pengujian H ditolak apabila t hitung  dari t tabel  = 0,05 1. Kriteria Penarikan Pengujian Jika menggunakan tingkat kekeliruan  = 0,01 untuk diuji dua pihak, maka kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut: a. Jika t hitung ≥ t table maka H ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima artinya antara variabel X berdampak terhadap variabel Y, Z ada hubungannya. b. Jika t hitung ≤ t table maka H ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya antara variabel X tidak berdampak terhadap variabel Y, Z tidak ada hubungannya. Gambar 3.4 Uji Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis Sumber Sugiyono 2009:185 81

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Hasil penelitian merupakan hasil dari pernyataan yang terdapat di dalam tujuan penelitian. Dan hasil penelitian yang terdapat di Pemkot Cimahi adalah sebagai berikut :

4.1.1. Karakteristik Responden

responden dalam penelitin ini adalah pegawai Pemkot Cimahi yang mengguna Software SIPKD sebagai operator, dan jumlah responden yang bias dijadikan sesnsus dalam penelitian ini sebanyak 24 responden. Responden tersebut dapat dilihat pada table-tabel berikut : Tabel 4.1 Jenis Kelamin No Jenis Kelamin f 1 Laki-Laki 13 54.2 2 Perempuan 11 45.8 Jumlah 24 100.0 Sumber: Hasil olah data kuesioner 2011 Tabel 4.1 di atas memberikan gambaran mengenai jumlah responden pegawai yang menggunakan Software SIPKD sebagai operator yang bisa dijadikan responden di Pemkot Cimahi yaitu sebanyak 24 responden, yaitu yang terdiri dari 13 responden dengan persentase 54.2 berjenis kelamin pria dan 11 responden dengan persentase 45.8 berjenis kelamin wanita.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sistem Pengendalian Intern dan Sistem Informasi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Studi Kasus pada Badan Pengelolaan dan Aset Daerah Pemerintah Kota Cimahi)

0 3 1

Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) Di Dinas Pengelolaan Keuangan Pendapatan Dan Aset Kabupaten Pandeglang

8 71 207

EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD) DALAM PENYUSUNAN INFORMASI KEUANGAN DAERAH (IKD) DI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN LAMPUNG UTARA

10 84 90

PENGARUH TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA SOFTWARE SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD) TERHADAP EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS KERJA PENGGUNA SISTEM INFORMASI (Studi Empiris Pada Pemerintah Provinsi Lampung, Kabupaten Lampung Tengah, dan Kabupaten Pe

8 32 74

ANALISIS PENGARUH IMPLEMENTASI APLIKASI SIPKD (SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH) TERHADAP PENINGKATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN DAERAH PADA PEMDA PROVINSI LAMPUNG

10 92 52

Analisis Tingkat kepentingan Kualitas Sistem Informasi Pengelolaan keuangan Daerah (SIPKD) Terhadap Kepuasaan Pengguna

0 29 34

PENGARUH KUALITAS SISTEM INFORMASI TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA : Studi Persepsi Pengguna Tentang Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintahan Kota Cimahi.

4 10 62

Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan (DPDPK) Kota Yogyakarta.

0 1 16

MODEL KONSEPTUAL PENGARUH INOVASI TERHADAP PENERIMAAN PENGGUNA PADA SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD) DI PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN

0 0 6

PENGARUH SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

0 1 12