Batasan Masalah Asumsi-asumsi PENDAHULUAN

1.5. Batasan Masalah

Untuk dapat melihat keakuratan sistem yang akan dirancang maka penulis membuat batasan-batasan sebagai berikut: 1. Data yang digunakan adalah data pembelian bulan Juli s.d. Desember 2011 berdasarkan keputusan pihak manajemen perusahaan. 2. Material yang diteliti adalah plat sambung.

1.6. Asumsi-asumsi

Agar penyelesaian masalah dapat dilakukan sesuai dengan teori yang dilakukan maka perlu diadakan asumsi yang digunakan antara lain: 1. Tidak ada penambahan supplier plat sambung pada saat penelitian sedang berlangsung. 2. Tidak ada perubahan proses produksi serta prosedur selama penelitian berlangsung. Universitas Sumatera Utara 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Perancangan Sistem Menurut Sinulingga, S 2008, sistem adalah separangkat elemen atau komponen saling bergantung atau berinteraksi satu dengan yang lain menurut pola tertentu dan membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan mendesain atau merancang sistem adalah suatu proses mengenai pemilihan dan pengaturan komponen-komponen sistem untuk menjalankan fungsi khusus masing- masing komponen tersebut agar tetap bersinergi secara optimal mencapai tujuan sistem. 2.2. Model SMART Strategic Management Analysis and Reporting Technique Model SMART Strategic Management Analysis and Reporting Technique System merupakan sistem yang dibuat oleh Wang Laboratory, Inc. Lowell, yang mampu mengintegrasikan aspek finansial dan non-finansial yang dibutuhkan manajer terutama manajer operasi. Model ini dibuat untuk merespon keberhasilan perusahaan menerapkan Just in Time, sehingga fokusnya lebih mengarah ke operasional setiap departemen dan fungsi di perusahaan. Tanpa adanya strategi yang jelaspun, kerangka kerja ini dapat digunakan, akan tetapi akan lebih baik didasarkan atas visi dan strategi perusahaan. Universitas Sumatera Utara Strategi objektif perusahaan diperoleh dari penjabaran visi dan fungsi bisnis unit yang utama yaitu finansial financial dan pasar market. Keberhasilan kinerja finansial dan pasar perlu didukung kemampuan perusahaan untuk dapat memuaskan konsumennya customer satisfaction, fleksibilitas produknya flexibility,dan kemampuan memproduksi yang efektif dan efisien productivity. Level terakhir yang perlu dilakukan oleh masing-masing departemen dan stasiun kerja adalah bagaimana agar produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik quality, kecepatan proses produksi dan pengiriman produk delivery, waktu proses yang semakin pendek process time, dan biaya yang murah cost. Keempat perspektif ini diyakini akan dapat menunjang kemampuan perusahaan untuk memuaskan konsumen, memiliki produk yang fleksibel, dan kemampuan produksi dan karyawan yang produktif. 2.3. Pengukuran Kinerja Menurut Gazperz 2002, pengukuran kinerja merupakan suatu cara memantau dan menelusuri kemajuan tujuan-tujuan strategis. Hasil pengukuran dapat berupa indikator awal menuju akhir atau indikator hasil akhir. Menurut Yuwono 2006, pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Untuk memilih supplier diperlukan suatu sistem evaluasi dan seleksi supplier dengan mempertimbangkan beberapa faktor yaitu quality, cost, delivery, flexibility dan responsiveness Mauizhoh Zabidi, 2007. Universitas Sumatera Utara 2.3.1. Quality Kualitas Adapun definisi quality menurut beberpa ahli, antara lain: 1. Menurut Juran 1962 kualitas adalah kesesuaian dengan tujuan atau manfaatnya”. 2. Menurut Crosby 1979 kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan yang meliputi availability, delivery, realibility, maintainability, dancost effectiveness”. 3. Menurut Feigenbaum 1991 kualitas merupakan keseluruhan karakteristik produk dan jasa yang meliputi marketing, engineering, manufacture, dan maintenance, yang mana produk dan jasa tersebut dalam pemakaiannya akan sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan yang baik dan sesuai dengan standard yang ada”. 4. Menurut Elliot 1993 kualitas adalah sesuatu yang berbeda untuk orang yang berbeda dan tergantung pada waktu dan tempat atau dikatakan sesuai dengan tujuan. 5. Menurut Deming 1986 “kualitas adalah menterjemahkan untuk mengubah kebutuhan yang akan datang dari pengguna kedalam suatu karakteristik yang diperlukan agar sebuah produk dapat di desain dan dibuat untuk memberikan kepuasan dengan harga yang dibayar oleh pengguna”. Universitas Sumatera Utara 6. Menurut Goestch dan david 1994 “kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”. 2.3.2. Cost Biaya Adapun definisi cost menurut beberpa ahli, antara lain: 1. Mulyadi 2000, mengemukakan bahwa definisi biaya dibagi atas dua, yaitu biaya dalam arti sempit dan biaya dalam arti luas. Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi dan kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan pengertian biaya dalam arti sempit adalah sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva. Dari definisi biaya tersebut terdapat empat unsur pokok, yaitu: a. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi. b. Diukur dalam satuan uang. c. Yang telah terjadi atau secara potensial akan terjadi. d. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu. 2. Mas’ud Machfoeds 1996, mengemukakan biaya adalah beban terhadap penghasilan karena perusahaan menggunakan sumber daya ekonomi yang ada. Universitas Sumatera Utara 2.3.3. Delivery Penyerahan Berikut ini adalah pengertian penyerahan delivery menurut para ahli dibidangnya didefinisikan sebagai berikut: 1. Menurut Suyono 2003 “Delivery adalah penyerahan muatan yang merupakan kegiatan menyerahkan barang dari dan ke wilayah pelabuhan”. 2. Menurut Sutiyar 1994 “Delivery adalah penyerahan muatan kepada yang berhak di pelabuhan tujuan”. 3. Menurut Asad 1992 “Delivery adalah tindakan penyerahan barang-barang yang dimiliki berdasarkan nota kepada pihak lain”. 4. Menurut Diklat PT. Persero Pelabuhan Indonesia Jakarta 2001 “Delivery adalah suatu kegiatan penyerahan barang yang berlangsung di sisi lambung kapal atau di lapangan penumpukan dan dapat juga dilaksanakan di area lapangan tertutup gudang”. 5. Menurut Djoko 2003 “Delivery adalah kegiatan pengalihan kepemilikan fisik suatu barang, seperti pengalihan kepemilikan dari pengirim ke perusahaan pengangkutan, dari perusahaan pengangkutan yang satu ke perusahaan pengangkutan yang lain, atau dari perusahaan pengangkutan ke penerima barang”. Universitas Sumatera Utara 6. Menurut Gouzali 1996 “Delivery adalah salah satu kegiatan yang dilakukan dalam pemasaran, yaitu penyerahan setiap produk yang sudah dibeli oleh pelanggan. Penyerahan ini bisa dilakukan di tempat pembelian, atau diantar sampai ke rumah pelanggan tergantung pada perjanjian antara kedua belah pihak yaitu penjual dan pembeli.” 2.3.4. Flexibility Fleksibilitas Definisi fleksibilitas adalah: “Fleksibilitas merupakan karakteristik dari proses yang mengukur berapa lama waktu perubahan proses untuk menghasilkan output yang berbeda atau dengan menggunakan sekumpulan input yang berbeda Gazperz, 1997”. 2.3.5. Responsiveness Daya Tanggap Berikut ini adalah pengertian responsiveness daya tanggap menurut para ahli dibidangnya didefinisikan sebagai berikut: 1. Menurut Rambat Lupiyoadi 2001 “daya tanggap adalah suatu kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat responsif dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas”. 2. Menurut Tjiptono 2006, “daya tanggap merupakan keinginan para staf untuk membantu para konsumen dan memberikan pelayanan Universitas Sumatera Utara dengan tanggap. Daya tanggap dapat berarti respon atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan, yang meliputi kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam menangani transaksi, dan penanganan”. 2.4. Sistem Penilaian Vendor Dengan Metode AHP Analytical Hierarchy Process Metoda Analytical Hierrchy Procces AHP dikembangkan oleh Prof. Thomas Lorie Saatie dari Wharton Business School diawal tahun 1970, yang digunakan untuk mencari ranking atau urutan prioritas dari berbagai alternatif dalam pemecahan suatu permasalahan. Pada proses pengambilan keputusan dengan AHP, ada permasalahangoal dengan beberapa level kriteria dan alternatif. Masing-masing alternatif dalam satu kriteria memiliki skor. Skor diperoleh dari eigen vektor matriks yang diperoleh dari perbandingan berpasangan dengan alternatif yang lain. Skor yang dimaksud ini adalah bobot masing-masing alternatif terhadap satu kriteria. Masing- masing kriteriapun memiliki bobot tertentu didapat dengan cara yang sama. Selanjutnya perkalian matriks alternatif dan kriteria dilakukan di tiap level hingga naik ke puncak level. Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang senantiasa dihadapkan untuk melakukan pilihan dari berbagai alternatif. Disini diperlukan penentuan prioritas dan uji konsistensi terhadap pilihan-pilihan yang telah dilakukan. Dalam situasi yang kompleks, pengambilan keputusan tidak dipengaruhi oleh satu faktor saja Universitas Sumatera Utara melainkan multifaktor dan mencakup berbagai macam jenjang maupun kepentingan yang ada. Pada dasarnya AHP adalah suatu teori umum tentang pengukuran yang digunakan untuk menemukan skala rasio, baik dari perbandingan berpasangan yang diskrit maupun kontinu. Perbandingan ini dapat diambil dari ukuran aktual atau skala besar yang mencerminkan kekuatan perasaan dan prefensi relative. Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki, memberi nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel yang mana memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak unutk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. Analytic Hierarchy Process AHP dapat menyederhanakan masalah yang kompleks dan tidak terstruktur, strategik dan dengan menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas. Metode ini juga menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika yang bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu mensintesis berbagai pertimbangan yang beragam menjadi hasil yang cocok dengan perkiraan kita secara intuitif sebagaimana yang dipresentasikan pada pertimbangan yang telah dibuat. Selain itu AHP juga memiliki perhatian khusus tentang penyimpangan dari konsistensi, pengukuran dan ketergantungan didalam dan diluar kelompok elemen strukturnya. Universitas Sumatera Utara Analytic Hierarchy Process AHP mempunyai landasan aksiomatik yang terdiri dari: 1. Resiprocal Comparison, yang mengandung arti bahwa matriks perbandingan berpasangan yang terbentuk harus bersifat berkebalikan. Misalnya, jika A adalah k kali lebih penting dari pada B maka B adalah 1k kali lebih penting dari A. 2. Homogenity, yaitu menngandung arti kesamaan dalam melakukan perbandingan. Misalnya, tidak dimungkinkan untuk membandingkan jeruk dengan bola tennis dalam hal rasa, akan tetapi lebih relevan jika membandingkan dalam hal berat. 3. Dependence, yang berarti setiap level mempunyai kaitan complete hierarchy walaupun mungkin saja terjadi hubungan yang tidak sempurna incomplete hierarchy. 4. Expectation, yang berarti menonjolkan penilaian yang bersifat ekspektasi dan preferensi dari pengambilan keputusan. Penilaian dapat merupakan data kuantitaf maupun yang bersifat kualitatif sesuai dengan kasus yang diamati. Secara umum pengambilan keputusan dengan metoda AHP didasarkan pada langkah-langkah berikut yang akan dijalankan sesuai dengan fungsinya: a. Mendefenisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan. Universitas Sumatera Utara b. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan kriteria-kriteria dan alternatif-alternatif pilihan yang ingin dirangking. c. Membentuk matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan atau kriteria yang setingkat diatasnya. Perbandingan dilakukan berdasarkan pilihan atau judgement dari pembuat keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. 2.5. Decomposition Pengertian decomposition adalah memecahkan atau membagi problema yang utuh menjadi unsur-unsurnya kebentuk hirarki proses pengambilan keputusan, dimana setiap unsur atau elemen saling berhubungan. Untuk mendapatkan hasil yang akurat pemecahan dilakukan terhadap unusr-unsur sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan yang hendak dipecahkan, struktur hirarki keputusan tersebut dapat dikategorikan sebagai complete dan incomplete. Suatu hirarki keputusan disebut complete jika semua elemen pada suatu tingkat memiliki hubungan terhadap semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya, sementara hirarki keputusan incomplete kebalikan dari hirarki yang complete yakni tidak semua unsur pada masing-masing jenjang mempunyai hubungan. Universitas Sumatera Utara 9 Gambar 2.1. Struktur Hirarki Universitas Sumatera Utara 9 2.6. Kuesioner Kuesioner ialah suatu bentuk instrumen pengumpulan data dalam format pertanyaan tertulis yang dilengkapi dengan kolom dimana responden akan menuliskan jawaban atas pertanyaan yang diarahkan kepadanya. Dibandingkan dengan dua instrumen pengumpulan data lainnya, kuesioner adalah instrumen yang memiliki mekanisme yang efisien jika si peneliti mengetahui secara baik apa yang dibutuhkannya dan bagaimana mengukur variabel yang diinginkan. Dalam merancang kuesioner yang baik perlu dipahami prinsip-prinsiip yang terkait dengan cara penulisan pertanyaan wording of questions, cara-cara pengukuran yaitu mengategorikan, membuat skala dan mengkodekan categorized, scaled and coded jawaban dari responden dan kerapian general apperance kuesioner tersebut. Universitas Sumatera Utara 20

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN