Sejarah Singkat Perusahaan GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

20

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Wijaya Karya Beton yang disingkat dan lebih dikenal dengan Wika Beton dilahirkan dari induknya PT. Wijaya Karya WIKA pada tanggal 11 Maret 1997 di Jakarta dihadapan Notaris Imas Fatimah, S.H dengan akta pendirian Nomor 44. Perjalanan cikal bakal Wika Beton dengan bidang usaha sebagai produsen beton ini cukup panjang. Diilhami oleh perkembangan kemajuan teknologi khususnya di industri konstruksi, disusul oleh kemampuan dibidang komunikasi dan transportasi, para ahli WIKA melihat peluang yang sangat baik untuk mencoba membuat produk beton yang dapat menguraikan produk lain dengan mutu yang lebih baik, usia yang lebih panjang karena bebas korosi dan harganya kompetitif. Pada tahun 1978 berawal dari rekayasa panel beton di bawah pengelolaan Divisi Perdagangan DPD WIKA mulai mendapat peluang pada proyek Rumah Sederhana Perumnas. Dengan demikian DPD bertambah bidang usaha baru yaitu bidang industri sehingga namanyapun berubah menjadi Perdagangan dan Industri DPI. Produk beton berikutnya adalah percobaan pembuatan secara konvensional Tiang Listrik Beton dengan bentuk “T”-reinforced untuk Provinsi Jawa Barat yang dipasang di Bandung dan Cilegon. Sejalan dengan berkembangnya pembangunan Rumah Sederhana dan rencana pembangunan Rumah Susun pada tahun 1979 Universitas Sumatera Utara diadakan percobaan pembuatan komponen beton pracetak untuk Rumah Susun Perumnas seperti yang dapat dilihat di Tanah Abang, Klender, Palembang, Makassar dan Jabotabek. Untuk memenuhi kebutuhan listrik yang terus meningkat, DPI merintis rekayasa Tiang Listrik Beton sentrifugal menghasilkan bentuk tiang bulat berongga dan tirus; saat itu suatu terobosan yang luar biasa karena DPI berhasil mengubah ‘selera’ PLN dari kebiasaan menggunakan Tiang Listrik Besi dan kayu menjadi Tiang Listrik Beton. Untuk memenuhi pesanan tersebut dan mengantisipasi pesanan berikutnya. Pada tahun 1980 mulai dibangun pabrik yang pertama di Cileungsi, Bogor. Kemudian setahun berikutnya dibangun 3 pabrik baru di Pasuruan, Boyolai dan Purwokerto. Pada tahun 1982 seiring meningkatnya kebutuhan Tiang Listrik Beton dibangun pabrik baru di Jatiwangi, Majalengka. Pada tahun ini dirintis rekayasa Tiang Pancang Prategang Bulat Berongga yang sistem produksinya sama dengan Tiang Listrik Beton sentrifugal. Di sektor Perhubungan terdapat peluang menembus PJKA yang berubah menjadi Perumka dan terakhir PT. KAI dengan membuat rekayasa bantalan kereta api beton prategang pada tahun 1982. Tahun 1987 WIKA memperoleh tender Power XVIII dari Asian Development Bank ADB untuk lokasi di Sumatera Utara sekitar Padang Sidempuan dan Sibolga dengan volume cukup besar saat itu, sehingga pada tahun itu pula dibangun Pabrik Tiang Listrik Beton di Padang Sidempuan yang bersifat sementara. Setelah proyek Power XVIII selesai dengan berbagai Universitas Sumatera Utara pertimbangan, pada tahun 1989, pabrik di Padang Sidempuan dipindahkan ke Binjai dan hingga saat ini dikenal sebagai PPB Sumut. Berbekal motto “Prestasi Melalui Inovasi dan Teknologi”, selalu ingin terus berkreasi dan berkembang, pada tahun 1988 dimulailah rekayasa BeamBalok Segmental dan pertama kali dicoba dan diproduksi di Pabrik Produk Beton Boyolali. Saat itu yang mengelola industri beton WIKA adalah Divisi Konstruksi dan untuk efektifitas pada tahun 1991 nama DKK dirubah menjadi Divisi Produk Beton DPB yang menangani produksi dan pemasaran produk beton. Tahun 1991 dibuat rekayasa Sheet Pile Beton dan berhasil dipasarkan mulai tahun itu juga. Guna memperkuat jaringan pemasaran pada tahun 1993 manajemen DPB membangun pabrik baru di Kawasan Industri Makassar untuk mengakomadasi permintaan produk beton dari kawasan timur Indonesia. Peta persaingan saat itu membuat WIKA mengambil keputusan membagi dua wilayah pemasaran untuk produksi dan pemasaran beton, wilayah barat yaitu Indonesia bagian barat oleh DPB- I dan Indonesia bagian timur oleh DPB-II. Awal tahun 1994 ada peluang kebutuhan pipa beton diameter besar bertekanan tinggi sehingga tahun 1995 WIKA membangun pabrik baru khusus Pipa Beton di PPB Sulawesi Selatan dan mulai tahun itu langsung memproduksi pipa beton diameter 1,5 meter bertekanan tinggi, diproduksi dengan sistem vibro centrifugal, produk pertama di Indonesia saat itu. Menyadari bahwa usaha produk beton merupakan bidang usaha semakin kompetitif, manajemen WIKA memandang perlu untuk meningkatkan kemandirian Universitas Sumatera Utara organisasi yang dikelola DPB-I dan DPB-II, maka dileburlah keduanya menjadi satu badan hukum sesuai Surat Keputusan Direksi PT. Wijaya Karya No. Sk.01.01A.DIR.095096 tanggal 24 Desember 1996. Dan pada tanggal 11 Maret 1997 secara resmi lahirlah Perusahaan Anak yang pertama dari WIKA yaitu PT. Wijaya Karya beton dihadapan Notaris Imas Fatimah, S.H dengan akte pendirian Nomor 44. Dengan perkembangan teknologi dan inovasi produk, sebagai upaya dalam diferensiasi produk, mendorong perusahaan mengembangkan kualitas atau mutu beton bersinergi dengan kebutuhan saat ini. Dari hasil research and development menunjukkan bahwa proses produksi yang berjalan saat ini di Wika Beton telah setara dengan industri beton dinegara maju lainnya. Melihat potensi pasar yang ada dan kondisi persaingan usaha, dengan motto “Innovation and Trust”, Wika Beton terus berupaya meningkatkan kinerjanya melalui program Operational Excellence terutama di bidang Sumber Daya ManusiaHuman Capital dan Sistem Manajemen. Untuk menjangkau seluruh daerah operasinya, saat ini Wika Beton mempunyai jaringan wilayah penjualan dan pabrik produk beton di seluruh Indonesia yaitu Wilayah Penjualan I di Medan; Wilayah Penjualan II di Palembang, Wilayah Penjualan III Jakarta; Wilayah Penjualan IV Semarang; Wilayah Penjualan V Surabaya dan Wilayah Penjualan VI Makassar. Sedangkan untuk pabrik terdiri dari Pabrik Produk Beton PPB Sumut Diski-Deliserdang; PPB Lampung Tegineneng-Lampung Selatan; PPB Bogor Cileungsi-Bogor; PPB Majalengka Universitas Sumatera Utara Jatiwangi-Majalengka; PPB Boyolali Mojosongo-Boyolali; PPB Pasuruan Kejapanan-Pasuruan dan PPB Sulawesi Selatan Makassar. Satu lagi pabrik terbaru baru selesai dibangun tahun 2008 yang lalu adalah Jalur VIII PPB Bogor, merupakan pabrik termodern Wika Beton saat ini karena mampu menghasilkan produk-produk beton khususnya Tiang Pancang Bulat dengan diameter 1000 mm dan panjang sampai dengan 24 meter dengan produktivitas hingga 300 m 3 per hari.

3.2. Deskripsi Perusahaan