dan multibasiler dengan membandingkan pemeriksaan darah vena menggunakan kertas saring dengan pemeriksaan darah vena tanpa kertas
saring, yang selanjutnya akan disebut metode konvensional. Dari hasil penelitian didapatkan tidak ada perbedaan yang bermakna antara kadar
antibodi anti PGL-1 pada kertas saring dan metode konvensional.
12
Meskipun cara masuk M.leprae ke dalam tubuh masih belum diketahui dengan pasti, beberapa penelitian telah memperlihatkan bahwa
yang tersering ialah melalui kulit yang lecet, pada bagian tubuh yang bersuhu dingin dan melalui mukosa nasal.
13,14
Cuping telinga merupakan daerah yang relatif dingin dan merupakan tempat pengambilan sampel yang
umumnya dilakukan pada pemeriksaan bakteriologis sehingga dapat meminimalisasi vena punktur. Pada pemeriksaan BTA, daerah cuping
telinga sering masih positif walaupun pada tempat lain sudah negatif.
15
1.2 Rumusan Masalah
Dengan alasan di atas, dilakukan penelitian pengukuran kadar antibodi IgM anti PGL-1 pada penderita kusta tipe multibasiler dan tipe pausibasiler
dengan ELISA dengan membandingkan pemeriksaan darah kapiler cuping telinga dengan kertas saring dan darah vena mediana kubiti dengan kertas
saring dan metode konvensional.
Apakah pemeriksaan serologi ELISA untuk menentukan kadar antibodi IgM anti PGL-1 dari darah kapiler cuping telinga dengan kertas
saring memberikan hasil titer yang lebih tinggi dibandingkan dengan darah
Universitas Sumatera Utara
dari vena mediana kubiti dengan kertas saring maupun metode konvensional pada penderita kusta ?
1.3 Hipotesis
Pemeriksaan serologi ELISA untuk menentukan kadar antibodi IgM anti PGL-1 dari darah kapiler cuping telinga dengan kertas saring
memberikan hasil titer yang lebih tinggi dibandingkan dengan darah dari vena mediana kubiti dengan kertas saring maupun metode konvensional
pada penderita kusta.
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan umum: Untuk mengetahui perbedaan kadar antibodi IgM anti PGL-1
dari darah kapiler cuping telinga dengan kertas saring dengan darah dari vena mediana kubiti dengan kertas saring maupun dengan
metode konvensional pada penderita kusta. 1.4.2 Tujuan khusus:
A. Untuk mengetahui kadar antibodi IgM anti PGL-1 berdasarkan pemeriksaan serologi ELISA dengan menggunakan darah
kapiler cuping telinga dengan kertas saring pada penderita kusta. B. Untuk mengetahui kadar antibodi IgM anti PGL-1 berdasarkan
pemeriksaan serologi ELISA dengan menggunakan darah vena mediana kubiti dengan kertas saring pada penderita kusta.
Universitas Sumatera Utara
C. Untuk mengetahui kadar antibodi IgM anti PGL-1 berdasarkan pemeriksaan serologi ELISA dengan menggunakan darah vena
mediana kubiti dengan metode konvensional pada penderita kusta.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Dapat membuka wawasan klinisi mengenai pemeriksaan penunjang serologis pada penderita kusta terutama yang berhubungan dengan
penentuan kadar antibodi IgM anti PGL-1. 1.5.2 Dapat menambah pengetahuan klinisi mengenai alternatif
pemeriksaan penunjang serologis yang lebih sederhana, lebih murah, lebih cepat, dan akurat dalam membantu menegakkan diagnosis
penderita kusta sehingga dapat diterapkan untuk pelayanan kesehatan.
1.5.3 Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat menjadi data bagi penelitian selanjutnya mengenai jenis pemeriksaan penunjang
serologis yang lebih baik digunakan untuk membantu dalam menegakkan diagnosis kusta.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA