Standart Mutu Margarin PENDAHULUAN

2.5 Standart Mutu

Didalam perdagangan kelapa sawit, istilah mutu sebenarnya dapat dibedakan menjadi dua arti. Yang pertama adalah mutu minyak kelapa sawit dalam arti benar – benar murni dan tidak tercampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak sawit dalam arti yang pertama dapat ditentukan dengan menilai sifat fisiknya, antara lain titik lebur, angka penyabunan dan bilangan yodium. Sedangkan yang kedua, yaitu mutu minyak sawit dilihat dalam arti penilaian menurut ukuran. Dalam hal ini yang menjadi syarat mutu internasional, yang meliputi kadar asam lemak bebas ALB, FFA, air, kotoran, logam tembaga, peroksida, dan ukuran pemucatan. tim Penulis PS., 1992 Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari 0,1 ddan kadar kotoran ≤ 0,001, kandungan asam lemak bebas serendah mungkin lebih kurang 2 atau kurang, bilangan peroksida dibawah 2, bebas dari warna merah dan kuning harus berwarna pucat tidak berwarna hijau, jernih, dan kandungan logam berat serendah mungkin atau bebas dari ion logam. Tabel 2.3 Standart mutu Special Prime Bleach SPB, dibandingkan dengan mutu ordinary : kandungan SPB Ordinary Asam lemak bebas 1 – 2 3 – 5 Kadar air 0,1 0,1 Kotoran 0.002 0,01 Besi p.p.m 10 10 Tembaga p.p.m 0,5 0,5 Bilangan iod 53 ±1,5 45 – 56 Karotene p.p.m 500 500 – 700 Tokoferol p.p.m 800 400 - 600 ketaren,S., 2005 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.4 Daftar spesifikasi produk Refined Bleached Deodorized Palm Stearin RBDP Stearin berdasarkan standart PORAM THE PALM OIL REFINERS ASSOSIATION OF MALAYSIA : Produk Parameter NaCl Parameter H 2 O Menara Eifel Margarin Krim 2,1 max 22 max Mitra Margarin Krim 2,1 max 22 max Margarin Palvita Belawan 2,0 max 21 max Sumber : PT.SMART Tbk.

2.6 Margarin

Margarin pertama kali ditemukan oleh Mege Mouries di Perancis pada tahun 1870 dalam suatu sayembara yang diadakan oleh Kaisar Napoleon III. Mege Mouries membuat dan mengembangkan margarin dengan menggunakan lemak sapi. Pada tahun 1872 margarin mulai dikenal luas di Benua Eropa dan sebagian Benua Amerika. http:web.ipb.ac.id2002 Margarin biasanya dikemas salam berbagai bentuk dan ukuran wadah. Wadah tersebut harus mempunyai mutu yang baik dan tidak berlubang, untuk menghindari timbulnya karat. Bahan kemasan yang baik adalah kertas perkamen bermutu tinggi, perkamen imitasi dengan kelembaban yang sesuai dan harus bebas dari jamur dan spora. Penanganan dari penyimpanan margarin secara hati-hati dan sanitasi yang baik akan mengurangi kemungkinan kontaminasi jamur. Asam serbuk sorbat dan zat adhesif dapat dibubuhkan pada bahan pembungkus atau di oleskan untuk menghindari kontaminasi jamur. Margarin yang dihasilkan untuk penggunaan khusus misalnya margarin meja tidak sama dengan margarin untuk campuran roti dan kue. Ketaren,2005 Universitas Sumatera Utara Menurut Standar Nasional Indonesia SNI 01-3541-1994, margarin adalah produk makanan berbentuk emulsi padat atau semipadat yang dibuat dari lemak nabati dan air, dengan atau tanpa penambahan bahan lain yang diizinkan. Margarin dibedakan atas margarin dapur dan margarin meja. Pada margarin dapur tidak dipersyaratkan adanya penambahan vitamin A dan D. Margarin merupakan produk makanan berbentuk emulsi campuran air di dalam minyak, yaitu sekitar 16 persen air di dalam minimal 80 persen minyak atau lemak nabati. Fase lemak umumnya terdiri dari minyak nabati, yang sebagian telah dipadatkan agar diperoleh sifat plastis yang diinginkan pada produk akhir. Margarin dimaksudkan sebagai pengganti mentega dengan rupa, bau, konsistensi, rasa, dan nilai gizi yang hampir sama dengan mentega. Minyak nabati yang umum digunakan dalam pembuatan margarin adalah minyak kelapa, minyak inti sawit, minyak biji kapas, minyak kedelai, minyak wijen, minyak kapuk, minyak jagung, dan minyak gandum. Agar dapat diolah menjadi margarin, minyak nabati berbentuk cair tersebut dikristalisasi terlebih dahulu menjadi lemak padat melalui proses hidrogenasi penjenuhan asam lemak. Komponen lain yang sering ditambahkan adalah air, garam flavor mentega, zat pengemulsi berbentuk lesitin, gliserin, atau kuning telur, zat pewarna minyak sawit merah atau betakaroten sintetik, bahan pengawet sodium benzoat, asam benzoat atau potassium sorbat, serta vitamin A dan D. Ciri-ciri margarin yang menonjol adalah bersifat plastis, padat pada suhu ruang, agak keras pada suhu rendah, teksturnya mudah dioleskan, serta segera dapat mencair di dalam mulut. Komposisi gizi margarin hampir sama dengan mentega, hanya sedikit berbeda dalam jumlah. Seperti halnya pada mentega, komposisi gizi terbesar dalam margarin adalah lemak sekitar 80 persen. Universitas Sumatera Utara Supaya dapat menyamai kadar vitamin A dan D yang ada pada mentega, ke dalam margarin dipersyaratkan adanya penambahan kedua jenis vitamin tersebut . Standar Nasional Indonesia tentang margarin telah dengan tegas mensyaratkan penambahan vitamin A dan D ke dalam margarin, khususnya untuk margarin meja. Kadar vitamin A yang diharuskan pada mentega dan margarin 1.400-3.500 IU per 100 gram, sedangkan kadar vitamin D 250-350 IU per 100 gram. Komposisi gizi mentega asin dan mentega manis sama saja. Satu-satunya pembeda yang paling mencolok adalah kadar natrium yang pada mentega asin jauh lebih banyak 843 mg per 100 g dibandingkan dengan mentega manis 8 mg100 g. Hal tersebut sangat terkait dengan adanya penambahan garam dapur NaCl pada pembuatan mentega asin. Selain natrium, mineral yang banyak terkandung pada mentega adalah besi, kalium, dan fosfor. Seperti halnya pada mentega, margarin juga kaya mineral tersebut, bahkan nilainya relatif lebih banyak daripada yang terdapat pada mentega. Natrium berguna untuk menjaga keseimbangan asam dan basa di dalam tubuh serta terlibat dalam permeabilitas sel. Kalium berguna untuk pengaturan keseimbangan cairan sel, kontraksi sel otot, dan terlibat dalam permeabilitas sel. Fungsi besi adalah untuk pembentukan sel darah merah, transpor oksigen, serta mencegah anemia. Fosfor berperan untuk pembentukan tulang dan gigi, terlibat dalam absorpsi glukosa dan gliserol, serta dalam transpor asam lemak.

2.6 Kadar NaCl