Biasanya proses ini dilakukan dengan cara dehidrasi gum atau kotoran lain agar bahan tersebut lebih mudah terpisah dari minyak, kemudian disusul dengan
proses pemisingan sentrifugasi. Yaitu dengan melakukan uap air panas kemudian disusul dengan pengaliran air dan selanjutnya disentrifugasi sehingga bagian lendir
terpisah dari air. Saat proses sentrifugasi berlangsung, ditambahkan bahan kimia yang dapat menyerap air misalnya asam mineral pekat atau garam dapur NaCl. Suhu
minyak pada waktu disentrifugasi sekitar 32-50
o
C, dan pada suhu tersebut kekentalan minyak akan berkurang sehingga gum mudah terpisah dari minyak. Ketaren,2005
B. Pemucatan Bleaching
Pemucatan ialah tahap pemurnian untuk menghilangkan zat-zat warna yang tidak disukai dalam minyak. Pemucatan ini dilakukan dengan mencampur minyak
dengan sejumlah adsorben, seperti tanah serap fuller earth, lempung aktif activated clay, arang aktif atau pun bahan kimia lainnya.
Pemucatan umumnya dilakukan dalam ketel yang dilengkapi dengan pipa uap. Minyak yang akan dipucatkan dan dipanaskan pada suhu sekitar 105
o
C selama 1 jam. Penambahan adsorben dilakukan saat minyak mencapai suhu 70 – 80
o
C dan jumlah adsorben ± sebanyak 1,0 – 1,5 dari berat minyak. Selanjutnya, minyak dapat
dipisahkan dari adsorben dengan cara penyaringan menggunakan kain tebal atau dengan cara pengepresan dengan filter press. Minyak yang hilang dari proses tersebut
± 0,2 - 0,5 dari berat minyak yang dihasilkan setelah proses pemucatan. Ketaren,2005
C. Penyaringan Filtering
Minyak yang dialirkan dari tangki penjernihan disaring di dalam alat penyaring. Setelah selesai penyaringan pada media penyaring, terlebih dahulu
diberikan steam pengering untuk menekan minyak yang masih ada pada spent earth
Universitas Sumatera Utara
lalu dilakukan blowing selama 10 – 15 menit. Kadar minyak yang diperoleh adalah ± 20 dari berat spent earth. Minyak yang disaring pada alat penyaring yang dialirkan
ke filter bags yang dilengkapi dengan media penyaring berupa lempeng besi, jaring kawat dan kertas saring yang terbuat dari nilon yang tahan terhadap panas. Minyak
yang keluar dari filter bags berupa DBPO Degumming Bleaching Palm Oil yang ditampung dalam tangki sebelum menuju proses pemurnian, sedangkan air dan
kotoran dikembalikan kedalam tangki pengendapan.
Proses Pemurnian Deodorization
Deodorisasi adalah tahap suatu proses pemurnian minyak yang bertujuan untuk menghilangkan bau dan rasa flavour yang tidak enak dalam minyak. Prinsip
proses deodorisasi yaitu penyulingan minyak dengan uap panas dalam tekanan atmosfer atau keadaan vakum.
Pada tahap ini minyak dari bleaching DBPO Degumming Bleaching Palm Oil akan dimurnikan dari kadar asam lemak bebas FFA, bau Odor, warna
colour. Proses pemurnian dilakukan pada life steam dengan peningkatan suhu secara bertahap.
Proses deodorisasi dilakukan dengan cara memompakan minyak tersebut dan dipanaskan pada suhu 200 – 250
o
C pada tekanan 1 atm dan selanjutnya pada tekanan rendah ± 10 mmHg sambil dialiri uap panas selama 4 - 6 jam untuk mengangkut
senyawa yang menguap . Pada suhu yang tinggi, komponen yang menimbulkan bau pada minyak akan
lebih menguap, sehingga komponen tersebut diangkut sar minyak bersama – sama dengan uap panas. Penurunan tekanan selama proses deodorisasi akan mengurangi
jumlah uap yang dugunakan dalam mencegah hidrolisa minyak oleh uap air.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mempertinggi mutu minyak yang dihasilkan, maka pada waktu proses deodorasi, ditambahkan anti-oksidan seperti asam fosfat, asam sitrat, asam tartat
sehingga minyak tersebut lebih tahan terhadap oksidasi. Kontaminasi logam yang dapat menyebabkan kerusakan minyak atau lemak,
harus dihindarkan karena logam dalam lemak akan mempersingkat waktu penyimpanan. Penggunaan anti-oksidan sangat penting dalam pengolahan minyak
untuk mencegah kehilangan flavor dari minyak. Akan tetapi anti-oksidan jarang ditambahkan pada minyak nabati, karena secara alamiah minyak nabati mengandung
anti-oksidan vitamin E dan anti-oksidan lainnya. Minyak yang telah mengalami deodorasi tidak lagi mengandung senyawa
polimer atau masih terdapat dalam jumlah yang tidak berarti. Selama proses deodorasi, maka komponen monogliserida dan digliserida yang terdapat pada minyak
akan diubah menjadi trigliserida.
Hidrogenasi
Hidrogenasi adalah proses pengolahan minyak atau lemak dengan jalan menambahkan hydrogen pada ikatan rangkap dari asam lemak, sehingga akan
mengurangi tingkat ketidakjenuhan minyak atau lemak. Proses hidrogenasi terutama bertujuan untuk merubah minyak sehingga
bersifat plastis. Adanya penambahan hydrogen pada ikatan rangkap minyak atau lemak dengan bantuan katalisator akan mengakibatkan kenaikan titik cair. Juga
dengan hilangnya ikatan rangkap, akan menjadikan minyak atau lemak tersebut tahan terhadap proses oksidasi.
Pemanasan akan mempercepat jalannya reaksi hidrogenasi. Pada temperature sekitar 400
o
F 205
o
C dicapai kecepatan reaksi yang maksimum. Juga penambahan tekanan dan kemurnian gas hydrogen yang dipergunakan akan menaikkan kecepatan
Universitas Sumatera Utara
reaksi proses hidrogenasi. Dalam proses hidrogenasi tersebut karbon monoksida dan sulfur merupakan katalisator beracun yang sangat berbahaya.
Pada pembuatan margarine dikehendaki minyak atau lemak yang bersifat plastis, dan juga berguna dalam memperbaiki mutu minyak. Selama proses
hidrogenasi, zat warna dalam minyak nabati terutama karotenoid dan komponen yang bukan gliserida, termasuk hidrokarbon akan berkurang jumlahnya. Asam lemak bebas
juga akan berkurang jumlahnya sampai mencapai kadar sekitar 0,1 – 0,3 .
Proses Pemisahan Fractination
Untuk memisahkan fraksi padat dengan fraksi cair dilakukan proses fraksinasi. Olein adalah fraksi cair pada minyak, sedangkan stearin adalah fraksi padatnya.
Proses fraksinasi terdiri dari beberapa tahap : A.
Pemanasan Heating RBDPO yang telah ditampung dipompakan kedalam crystalyzer, dimana
crystalyzer terlebih dahulu dipanaskan pada suhu sekitar 68
o
C. Pemanasan digunakan berupa steam kapasitas Crystalyzer : 40 ton dengan jarak pengisian 30 menit.
Crystalyzer dilengkapi dengan agitator. Dalam tangki dihomogenkan selama ± 30 menit agar minyak bercampur secara merata. Sehingga dalam pembuatan crystal tidak
mengalami kesulitan dan suhunya dapat dipertahankan sekitar 68 – 70
o
C. B.
Pendinginan cooling Setelah minyak dihomogenisasikan dari suhu tetap antara 60 – 70
o
C, kemudian dilakukan pendinginan dengan air cooling water dengan suhu 30 – 33
o
C dan pompa air akan bekerja secara otomatis. Bila suhu minyak pada tangki Crystalizer sudah
mencapai 30 – 40oC maka cooling water akan dihentikan dilanjutkan dengan pendinginan chilled water dari chiller yang bersuhu 14
o
C pertukaran ini disebut dengan komutasi yang dilakukan secara otomatis. Pembentukan crystal mulai terjadi
Universitas Sumatera Utara
pada saat suhu chilling mencapai 28 – 29
o
C. Dengan temperatur oil 32 – 30
o
C. Pada suhu ini stearin sudah mengkristal menjadi fraksi padat, sedangkan olein tetap tinggal
sebagai fraksi cair. Kemudian dilakukan pendinginan sampai suhu minyak mencapai ± 26
o
C. Apabila sudah tercapai temperatur tersebut, maka RBDPO yang ada pada crystalyzer tank sudah dapat ditransfer ke filter melalui pompa untuk disaring.
C. Filtrasi filtration
Proses ini bertujuan untuk memisahkan fraksi padat dan fraksi cair yang dilakukan dengan metode penyaringan pada membran filter press menggunakan filter
cloth. Preassure dan membran filter bekerja berdasarkan sistem hidrolik. Alat ini
tersusun dari plat yang berjumlah 85 buah, media yang digunakan untuk penyaringan adalah filter cloth yang tahan terhadap tekanan tinggi dengan ukuran air permeability
500 – 600. RBDPO dari crystalizer dipompakan oleh pompa pada suhu 26
o
C dengan kapasitas 20.000 kg batch memasuki filter, setelah mengalami proses penyaringan,
olein akan lolos dan ditampung dalam tangki Olein Stronge. Biasanya bila sudah mencapai tekanan 3 barr, filtrasi sudah dapat dihentikan dan dilakukan squeeze ± 25
menit. Setelah squeeze dilakukan, sisa RBDP Olein d blow dengan menggunakan angin dengan tekanan 3 – 4 barr selama 5 menit, kemudian filter dibuka, dan cake
RBD stearin jatuh, dan ditampung dengan melting tank, kemudian dipanaskan sampai dengan suhu 70
o
C dengan media pemanasan berupa pipa yang dialiri dengan air panas secara sirkulasi dalam pipa, akibat pemanasan ini stearin dapat mencair dan mudah
dialirkan ke tangki timbun Stearin Stronge Ketaren.S., 2005.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Komposisi Minyak Kelapa Sawit