Perkembangan Bancassurance di Indonesia

26 Asia Insurance Review.

C. Perkembangan Bancassurance di Indonesia

1. Perkembangan Bancassurance di Indonesia Di tengah berbagai kesibukan yang mengimpit, sering kali masyarakat tidak punya waktu berlama-lama dalam mengurus berbagai keperluan keuangannya. Namun, tidak bisa disangkal, kebutuhan untuk investasi serta perlindungan berupa asuransi menjadi kebutuhan yang tak terhindarkan. Jika bisa melakukan berbagai urusan keuangan dalam sekali langkah, kenapa harus bersusah-susah melakukannya secara terpisah. Bank sebagai lembaga keuangan ternyata bisa menjadi satu tempat yang memberikan layanan keuangan maupun layanan penjualan asuransi. Bentuk kerja sama bank dan perusahaan asuransi dalam memasarkan produk asuransi, atau gabungan produk asuransi dan bank kepada nasabah, biasa dikenal dengan sebutan bancassurance. Bancassurance tidak bisa dibendung lagi. Apalagi bank-bank menengah kecil juga melakukan praktik ini kendati masih terbatas pada perusahaan asuransi yang ternaung dalam grup usahanya. Bukankah ini merupakan layanan satu pintu yang menggiurkan bagi bank, perusahaan asuransi, maupun nasabah. Secara umum orang beranggapan bahwa bancassurance adalah praktek menjual produk asuransi lewat bank. Dalam beberapa tahun terakhir ini, telah terjadi perubahan penting pada sektor jasa keuangan, yaitu berkembangnya produk bancassurance. Istilah Bancassurance berasal dari bahasa Perancis, tempat lahirnya produk dan sistem bancassurance. Produk ini pertama kali diperkenalkan tahun 1970-an, namun baru dipasarkan secara efektif di negara tersebut pada tahun 1980. 26 Universitas Sumatera Utara 27 Agnes M. Toar, “Penyalahgunaan Keadaan dan Tanggung Jawab atas Produk di Indonesia”, Jakarta, seminar yayasan pusat pengkajian indonesia bekerjasama dengan badan pembina hukum nasional, Jakarta, 25-26 Agustus, 1988, hlm. 6. Karena faktor historis, produk bancassurance di Eropa maju pesat. Di negara-negara Eropa, lebih dari 50 transaksi bisnis asuransi jiwa dilakukan melalui bank. Di Eropa daratan, model-model konvergen menjadi bibit utama berkembangnya “new-business insurance” ini. Di Spanyol, misalnya, di mana bancassurance menguasai 80 pemasukan premi industri asuransi, sudah lama asuransi jiwa dijual bersama produk perbankan dan menggunakan saluran perbankan. Di Amerika Serikat dan Kanada, bancassurance mulai dikenal tahun 1995 dengan nama bank-sold insurance atau bank-insurance. Bancassurance dimasukkan dalam salah satu jenis distribusi location selling. Produk asuransi yang dipasarkan melalui bank adalah produk asuransi jiwa dan kesehatan kurang populer dijual sebagai produk bancassurance. Menurut catatan, pada tahun 1996 produk asuransi jiwa yang terjual melalui perbankan di AS kurang dari 5 dan asuransi kesehatan kurang dari 20. Di pasar Asia, tingkat penetrasi bancassurance terjadi perbedaan nyata antara negara yang satu dengan yang lain. Di negara-negara dengan jumlah masyarakat kelas menengah yang besar, penetrasi bancassurance sangat tinggi. Sementara pada negara-negara yang penduduknya kurang sadar berasuransi, tingkat penetrasinya rendah. Bancassurance paling sukses di Hongkong 27, Singapura 25, dan Malaysia 15. 27 Sistem hukum dan regulasi bidang keuangan berpengaruh besar terhadap kesuksesan bancassurance di suatu negara. Di negara-negara dengan sistem regulasi ketat seperti India, Cina, dan Taiwan, bancassurance tidak berkembang, regulasi pemerintah yang tidak mengakui kerja sama antara lembaga perbankan Universitas Sumatera Utara 28 Ketut Sendra, Kemitraan Strategis Perbankan dan Perusahaan Asuransi. Seri Manajemen Pemasaran No. 14. Jakarta: PPM, 2007, hlm. 5. dengan perusahaan asuransi. Namun sejak 10 tahun terakhir terdapat perubahan besar di Thailand, Korea Selatan, Indonesia, Malaysia, Jepang, dan Filipina. Di Indonesia, bancassurance mulai diperkenalkan pada tahun 1990-an. Saat itu yang dikembangkan hanyalah asuransi kredit yang merupakan bagian kecil dari bisnis bancassurance. Selanjutnya mulai tumbuh pola yang mengikuti bentuk bancassurance, seperti Lippo Bank dan Lippo Life sekarang AIG Life dengan produk Warisan-nya, BCA dan Indolife dengan produk Study Save-nya, Bank Niaga dan Niaga Cignalife, BRI dan BRIngin Life, Danamon dan Zurich life dengan produk Primajaga-nya. Baru pada tahun 2010-an bisnis bancassurance di Indonesia mulai semarak dan dijadikan alternatif distribusi yang menguntungkan bank, perusahaan asuransi maupun nasabah. Bank yang mengembangkan bisnis bancassurance sebagai unit bisnis antara lain BNI dengan BNI Life, Bank NISP dengan Alliance Life dan Great Eastern Life Indonesia, Standard Chartered Bank dengan Alliance Life, Bank Mandiri dengan Axa Mandiri Life, Bank Mega dengan Mega Life, Takaful dengan Bank Muamalat. Karena kemajuan bancassurance, Bank Indonesia BI dan Menteri Keuangan RI menerbitkan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. 426KMK.062003 tertanggal 30 september 2003 dan Surat Edaran BI No.1235DPNP tertanggal 23 Desember 2010. 28 Berdasarkan pengalaman negara-negara yang telah mengembangkan produk dan sistem bancassurance, faktor penentu keberhasilan bancassurance adalah Regulasi dan kebijakan fiskal, insentif pajak yang mendorong masyarakat untuk membuka simpanan pribadi di bank, budaya yang merupakan citra baik dunia perbankan. Universitas Sumatera Utara Sedangkan faktor internal perbankan yang menunjang keberhasilan pembangunan sistem dan produk bancassurance adalah: organisasi, sistem informasi, pelatihan, remunerasi dan metode penjualnya untuk staf pemasaran. Bagi perusahaan asuransi, pembantukan bancassurance merupakan cara memanfaatkan bank untuk menambah dan memperkuat jaringan distribusi. Selama ini kerjasama bank dan asuransi lebih banyak meliputi asuransi jiwa termasuk kecelakaan, asuransi kesehatan, asuransi kerugian seperti kendaraan, kebakaran dan unit link. Pada tahun-tahun awal, bancassurance hanya sebatas antara bank yang dibawah satu grup, namun sejak tiga tahun belekangan ini banyak bank yang melakukan kerja sama dengan banyak perusahaan asuransi. Tidak bisa dipungkiri, bank memang hanya mau bekerja sama dengan perusahaan asuransi yang punya reputasi baik. Bancassurance sebagai suatu produk hasil kerjasama bank dan asuransi memiliki beberapa keuntungan yang dapat dipetik baik oleh bank maupun pihak asuransi serta nasabahnya. Beberapa keuntungannya sebagai berikut: a. Keuntungan bagi Bank Memperkuat produk dan meningkatkan pangsa pasar, dengan menambahkan fitur berupa jaminan asuransi mitra maka bank telah melakukan pengembangan produk sehingga akan dapat meningkatkan kekuatan produk perbankan yang dihasilkannya sehingga akan dapat meningkatkan apresiasi nasabah dan calon nasabah terhadap produk yang ditawarkan. Meningkatkan pendapatan, Bancassurance juga dapat dipergunakan bank sebagai sarana dalam meningkatkan pendapatannya, Universitas Sumatera Utara Dimana bank bertindak sebagai agen bagi asuransi sehingga akan mendapatkan komisi penjualan atas polis yang terjual. Meningkatkan efisiensi, Efisiensi yang dimaksud adalah efisiensi pemasaran, Bank yang memiliki jaringan yang luas berupa kantor cabang maupun kantor cabang pembantu atau kantor kas mendapatkan tambahan tenaga dalam menjalankan emasaran bancassurance dengan biaya yang murah. Dan Meningkatkan loyalitas nasabah, Dengan menjual produk bancassurance, khususnya yang berupa pemberian kemudahan nasabah dalam membayar premi asuransinya, rekening nasabah senantiasa aktif. Jadi berbeda dengan nasabah yang hanya memiliki tabungan di bank yang hanya menunggu pendapatan bunga saja, nasabah yang memiliki kewajiban membayar premi lewat rekeningnya dibank akan senantiasa menjag agar saldonya mencukupi untuk pembayaran premi tersebut. Dengan demikian nasabah menjadi lebih aktif, dan keaktifan ini mendorong loyalitas nasabah terhadap bank. b. Keuntungan bagi Asuransi Peningkatan penjualan dan pangsa pasar, Dengan bekerjasama dengan bank asuransi telah dapat menikmati pasar baru mereka terhadap nasabah bank yang memberikan tambahan fasilitas asuransi, Dengan bekerjasama maka telah meningkatkan jumlah nasabah asuransi sehingga akan dapat meningkatkan pendapatan premi. Meningkatkan kualitas produk, Dengan produk bancassurance perusahaan asuransi telah meningkatkan kualitas Universitas Sumatera Utara produk berupa fitur yang mempermudah nasabah dalam pembayaran premi. Jadi dalam hal ini asuransi memanfatkan jaringan kantor bank yang menyebar luas dan fasilitas pendukungnya berupa jaringan teknologi yang memudahkan dalam transaksi sehingga produk asuransi memberi kesan ketertarikan terhadap nasabah. Dan hal ini menghindari manipulasi oleh agen yang bersangkutan dengan memanfaatkan dana premi nasabah untuk kepentingan pribadinya. Bagi asuransi pemanfaatan data nasabah yang dimiliki bank mitra usahanya dapat digunakan untuk keperluan pemasaran. c. Keuntungan bagi nasabah Kemudahan dalam bertransaksi, Jadi dalam bancassurance telah memenuhi prinsip one stop shopping sehingga nasabah tidak perlu harus dating di bank dan asuransi. Meningkatkan minat berasuransi, Produk bancassurance berupa tabungan dengan fitur tambahan asuransi mendorong masyarakat untuk mau membeli produk asuransi. Keuntungan lain, bank dapat melakukan cross selling bagi satu nasabah dengan produk bank yang dimiliki, seperti kartu kredit, kredit pemilikan rumah KPR, dan kredit pemilikan mobil KPM, atau deposito, giro, dan tabungan di sisi dana. Sistem bancassurance dapat dikatakan lebih efisien dan efektif dalam upaya meningkatkan pendapatan premi sebab lebih mudah menjaring nasabah dari bank bersangkutan. Apalagi, di Indonesia kalau mendengar asuransi tentu Universitas Sumatera Utara 29 http:www.hukumonline.comberitabacahol9446tinjauan-hukum-ibancassurancei- di diakses pada tanggal 22 Desember 2013. sepercaya kalau yang menjual bank. Orang lebih percaya bank daripada asuransi. 2. Kontrak agensi, kontrak asuransi dalam mekanisme bancassurance Dari sisi hukum, Bancassurance merupakan aktivitas hukum yang timbul dari perjanjian antara perusahaan asuransi dengan pihak bank dimana bank sepakat untuk bertindak sebagai agen penjualan produk-produk asuransi di dalam wilayah jangkauan pasar yang dimiliki oleh bank tersebut. Dari hasil penjualan produk asuransi tersebut, bank akan mendapatkan pembayaran dalam bentuk fee ataupun komisi dalam jumlah yang telah disepakati. 29 Dari pengertian di atas, terlihat bahwa hubungan hukum yang terbangun antara pihak perusahaan asuransi dengan pihak bank lebih pada hubungan keagenan dimana pihak bank bertindak sebagai agen sales representative yang menjual produk-produk asuransi mitra berkontraknya, di wilayah aktivitasnya sebagai bank. Sebagai agen, secara umum posisi bank akan lebih berhubungan dengan kepentingan pihak perusahaan asuransi yang mempekerjakannya untuk menjual produk asuransi, dibandingkan kepentingan para nasabah bank yang dengan skema bancassurance ini akan menjadi pembeli potensial terhadap produk asuransi yang dijualnya. Dengan kata lain, walaupun pada awalnya hubungan hukum antara bank dan nasabahnya telah eksis berdasarkan kontrak yang timbul dari penggunaan produk perbankan seperti yang diatur dalam Pasal 6-9 UU Nomor 71992 Jo. UU Nomor 101998 tentang Perbankan, akan tetapi dalam skema bancassurance ini, konsekuensi perikatan yang timbul dari penjanjian asuransi yang dijual bank terhadap nasabahnya tersebut bukanlah menimbulkan perikatan antara si nasabah Universitas Sumatera Utara 30 Subekti, Hukum Perjanjian Jakarta: PT Intermasa, 2002, hlm. 34. dengan bank tersebut.Tetapi, perikatan yang timbul tetap antara si nasabah yang berubah menjadi tertanggung dalam kontrak asuransi dengan perusahaan asuransi penerbit. Saling kontrol antara perusahaan asuransi dengan bank dalam kerjasama bancassurance inilah bagian yang cukup sulit untuk dilaksanakan secara baik. Ini dikarenakan , walaupun sama-sama lembaga keuangan, kedua lembaga ini memiliki jiwa aktivitas yang sangat berbeda. Bank yang dimasuki oleh produk asuransi akan memberikan perhatian pertama kepada stabilitas pasar dari produk- produk perbankannya, sehingga bank dapat saja hanya sekedar menjalankan upaya penjualan produk tanpa memahami prinsip-prinsip asuransi yang berlaku. Sebaliknya, perusahaan asuransi sendiri sebagai pemilik produk yang akan dijual dan yang akan tetap bertanggung jawab terhadap resiko pertanggungan , akan sangat menaruh perhatian dalam aktivitas kontrak asuransi melalui pemasaran bank tersebut. Hubungan hukum keagenan yang mendasari bancassurance secara umum lebih mendudukkan kedua belah pihak sebagai mitra yang sejajar yang membuat sulit bagi perusahaan asuransi untuk terus menerus memberikan instruksi kepada pihak bank. Keadaan ini membuat beberapa pihak menganggap bahwa kordinasi pelaksanaan bancassurance ini sering lebih mudah dikendalikan dan mencapai sasarannya bila perusahaan asuransi dan bank tersebut datang dari suatu grup atau induk usaha yang sama. Pasalnya, dalam hubungan sister company atau pun subsidiary, bank dapat lebih koperatif untuk memaksimalkan sasaran-sasaran pasar dengan tetap berpegang pada kualitas dan legalitas produk dan pelayanan. 30 Mengenai konsekuensi produk yang dijual tersebut, bukanlah merupakan Universitas Sumatera Utara kewajiban bank untuk memenuhinya, akan tetapi perusahaan asuransi yang menjadi mitra bank dalam perjanjian bancassurance tersebut. Sebenarnya, aktivitas untuk mengageni produk untuk dijual kepada nasabah bank, bukan hanya terlihat dalam bancassurance, akan tetapi juga dalam penggunaan bank sebagai alat penjualan produk-produk yang dibungkus bersamaan dengan peluncuran produk-produk perbankan. Misalnya reksa dana, dan produk-produk kombinasi lainnya. Oleh karena itu, langkah Bank untuk menjadi channel distribution produk asuransi tersebut seharusnya tidak mendapat larangan karena secara komersial mampu meningkatkan kinerja dan peningkatan pencapaian keuntungan dari kedua pelaku lembaga keuangan tersebut. Dalam posisinya sebagai agen dari produk asuransi, tentunya bank-bank yang akan menjadi mitra pelaksana bancassurance tersebut haruslah telah terlebih dahulu mendapatkan kualifikasi kelayakan untuk bertindak sebagai agen. Hal tersebut sangat dibutuhkan untuk menjaga kewajiban dari seluruh pihak yang terlibat dalam bancassurance ini dapat secara jelas dan tegas terlindungi. Universitas Sumatera Utara

BAB III BENTUK PERLINDUNAN BANK YANG DITERAPKAN OLEH