19
Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.
B. Pengaturan Usaha Perbankan di Indonesia
1. Pengertian Bank
Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun
dana,menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya.
19
Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung.
Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas
jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat. Kegiatan menyalurkan dana, berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat.
Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama tersebut. Inilah beberapa manfaat perbankan dalam kehidupan:
a. Sebagai model investasi, yang berarti, transaksi derivatif dapat
dijadikan sebagai salah satu model berinvestasi. Walaupun pada umumnya merupakan jenis investasi jangka pendek yield
enhancement. b.
Sebagai cara lindung nilai, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai salah satu cara untuk menghilangkan risiko dengan
jalan lindung nilai hedging, atau disebut juga sebagai risk management.
c. Informasi harga, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi
sebagai sarana mencari atau memberikan informasi tentang harga barang komoditi tertentu dikemudian hari price discovery.
Universitas Sumatera Utara
20
http:id.wikipedia.orgwikiBank diakses pada tanggal 21 Desember 2013.
21
Pasal 4 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.
d. Fungsi spekulatif, yang berarti, transaksi derivatif dapat memberikan
kesempatan spekulasi untung-untungan terhadap perubahan nilai pasar dari transaksi derivatif itu sendiri.
e. Fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik dan efisien, yang
berarti, transaksi derivatif dapat memberikan gambaran kepada manajemen produksi sebuah produsen dalam menilai suatu
permintaan dan kebutuhan pasar pada masa mendatang.
20
Terlepas dari fungsi-fungsi perbankan bank yang utama atau turunannya, maka yang perlu diperhatikan untuk dunia perbankan, ialah tujuan
secara filosofis dari eksistensi bank di Indonesia. Hal ini sangat jelas tercermin dalam Pasal 4 Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 yang menjelaskan,
”Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas
nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak”.
21
Bank perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya harus didasarkan atas asas demokrasi ekonomi yang menggunakan prinsip kehati-hatian.
Hal ini, jelas tergambar, karena secara filosofis bank memiliki fungsi makro dan mikro terhadap proses pembangunan bangsa. Jasa-jasa bank lainnya menyusul
sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat yang semakin beragam. Akibat dari kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat dan
beragam, maka peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat baik yang berada di negara maju maupun negara berkembang. Bahkan
dewasa ini perkembangan dunia perbankan semakin pesat dan modern, perbankan semakin mendominasi perkembangan ekonomi dan bisnis suatu negara.
Universitas Sumatera Utara
Bahkan aktivitas dan keberadaan perbankan sangat menentukan kemajuan suatu negara.
2. Perkembangan Usaha Perbankan
Seiring dengan perkembangan perdagangan dunia, perkembangan perbankan pun semakin pesat karena perkembangan dunia perbankan tidak
terlepas dari perkembangan perdagangan. Indonesia adalah Negara yang memiliki kekayaan alam nomor satu didunia, yang sebenarnya memiliki potensi untuk
menjadi Negara maju, tapi sayangnya banyak hambatan-hambatan yang menghalangi kemajuan tersebut. Salah satu faktornya adalah kondisi keuangan
yang sampai saat ini menjadi masalah yang sangat serius. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya kegiatan operasional
perbankan berkembang lagi menjadi tempat penitipan uang atau yang disebut sekarang ini menjadi kegiatan simpanan. Berikutnya kegiatan perbankan
bertambah dengan kegiatan peminjaman uang. Uang yang disimpan oleh masyarakat oleh perbankan dipinjamkan kembali ke masyarakat yang
membutuhkannya. Dari waktu ke waktu kondisi dunia perbankan di Indonesia telah
mengalami banyak perubahan. Selain disebabkan oleh perkembangan internal dunia perbankan, juga tidak terlepas dari pengaruh perkembangan di luar dunia
perbankan, seperti sektor riil dalam perekonomian, politik, hukum, dan sosial. Perkembangan faktor internal dan eksternal tersebut menyebabkan kondisi
perbankan di Indonesia dapat dikelompokan dalam 4 periode. Masing-masing periode mempunyai ciri khusus yang tidak dapat disamakan dengan periode
Universitas Sumatera Utara
22
Perkembangan Perbankan di Indonesia,http:tulisangunadarma.blogspot.comdiakses pada tanggal 21 Desember 2013.
23
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.
lainnya. Deregulasi di sektor riil dan moneter yang dimulai sejak tahun 1980-an serta terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak akhir tahun 1990-an adalah dua
peristiwa utama yang telah menyebabkan munculnya empat periode kondisi perbankan di Indonesia sampai dengan tahun 2000. Keempat periode itu adalah:
a. Kondisi perbankan di Indonesia sebelum serangkaian paket-paket
deregualsi di sektor riil dan moneter yang dimulai sejak tahun 1980-an. b.
Kondisi perbankan di Indonesia setelah munculnya deregulasi sampai dengan masa sebelum terjadinya krisis ekonomi pada akhir tahun 1990-an.
c. Kondisi perbankan di Indoneisa pada masa krisis ekonomi sejak akhir
tahun 1990-an. d.
Kondisi perbankan di Indonesia pada saat sekarang ini.
22
3.
Dasar Hukum Perbankan
a. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Jo. Undang-undang Nomor 7
Tahun 1992 tentang Perbankan Perkembangan bisnis perbankan yang begitu pesat semenjak
diberlakukannya paket-paket kebijakan deregulasi perbankan memberikan sinyal bahwa undang-undang tentang pokok perbankan tidak sesuai lagi untuk
dilaksanakan. Maka Pemerintah telah mengeluarkan undang-undang perbankan nomor 10 tahun 1998 yang berlaku efektif pada 10 November 1998. Telah pula
memberikan landasan idiil dan operasional yang lebih kokoh bagi perkembangan bisnis perbankan dalam masa yang akan datang. Undang-undang ini memberi
keleluasaan yang lebih banyak serta keluwesan di dalam pemilikkan operasi bank tetap menuntut pula sikap yang bertanggung jawab dari pemilik dan pengurus
bank.
23
Universitas Sumatera Utara
24
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 426KMK.062003 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.
b. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
426KMK.062003 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi
Dalam pasal 39 dan pasal 40 diatur tentang pemasaran melalui kerjasama dengan Bank Perusahaan Asuransi dapat melakukan pemasaran melalui kerjasama
dengan bank bancassurance. Perusahaan Asuransi yang melakukan pemasaran melalui kerjasama dengan bank bertanggung jawab atas semua tindakan bank
yang berkaitan dengan transaksi asuransi yang dipasarkan melalui kerjasama dengan bank dimaksud.
Perusahaan Asuransi yang akan melakukan pemasaran melalui kerjasama dengan bank harus memperoleh persetujuan Menteri. Untuk memperoleh
persetujuan Menteri, Perusahaan Asuransi yang akan melakukan pemasaran melalui kerjasama dengan bank harus mengajukan permohonan kepada Menteri
dengan menyampaikan produk yang akan dipasarkan, prosedur penutupan dan pembayaran premi, prosedur penyelesaian klaim dan konsep perjanjian kerja sama
dengan bank yang telah diparaf oleh para pihak. Petugas bank yang akan melakukan pemasaran produk asuransi harus memenuhi ketentuan yaitu memiliki
sertifikasi keagenan asuransi yang dikeluarkan oleh asosiasi terkait dan telah memperoleh pelatihan mengenai produk asuransi yang akan dipasarkan.
24
c. Surat Edaran Bank Indonesia 1235DPNP
Sehubungan dengan semakin berkembangnya kegiatan pemasaran perusahaan asuransi melalui kerjasama dengan Bank bancassurance, maka
disadari bahwa kegiatan tersebut selain memberikan manfaat juga berpotensi menimbulkan berbagai risiko bagi Bank, terutama risiko hukum dan risiko
reputasi. Untuk itu, dalam rangka mendukung perkembangan pasar keuangan,
Universitas Sumatera Utara
25
Surat Edaran Bank Indonesia No. 1235DPNP Bagian I, Butir 2,3.
meningkatkan penerapan manajemen risiko oleh Bank, melindungi kepentingan nasabah Bank dan sejalan dengan Keputusan Menteri Keuangan No.
426KMK.062003 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi serta sebagai pelaksanaan lebih lanjut dari
Peraturan Bank Indonesia Nomor 58PBI2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4292 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank
Indonesia Nomor 1125PBI2009 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5029,
dipandang perlu untuk mengatur penerapan manajemen risiko pada Bank yang melakukan kerjasama dengan perusahaan asuransi bancassurance.
Bank yang melakukan bancassurance harus mematuhi ketentuan terkait yang berlaku dibidang perbankan dan perasuransian, antara lain ketentuan Bank
Indonesia yang terkait dengan manajemen risiko, rahasia bank, transparansi informasi produk, dan ketentuan otoritas pengawas perasuransian terutama yang
terkait dengan bancassurance. Dalam melakukan bancassurance, Bank dilarang menanggung atau turut menanggung risiko yang timbul dari produk asuransi yang
ditawarkan. Segala risiko dari produk asuransi tersebut menjadi tanggungan perusahaan asuransi mitra bank. Bank yang melakukan bancassurance hanya
dibolehkan memasarkan produk asuransi yang dinyatakan dalam perjanjian kerjasama antara Bank dengan perusahaan asuransi mitra bank.
25
Universitas Sumatera Utara
26
Asia Insurance Review.
C. Perkembangan Bancassurance di Indonesia