Kerugian dan Faktor Yang Menjadi Penyebab Terjadinya Kerugian

43 Nieuwenhuis, Pokok-PokokHukum Perikatan, terjemahan Djasih Saragih Surabaya: Universita airlangga, 1985, hlm. 57. 44 Ahmadi Miru, Prinsip-prinsip Perlindungan Hukum bagi Konsumen di Indonesia, Cetakan ke 2 Jakarta: Rajawali Pers,2013, hlm. 78.

BAB IV KLAIM DAN GANTI KERUGIAN YANG DIBERIKAN

BANCASSURANCE

A. Kerugian dan Faktor Yang Menjadi Penyebab Terjadinya Kerugian

Kerugian menurut Nieuwenhuis, adalah berkurangnya harta pihak satu, yang disebabkan oleh perbuatan melakukan atau membiarkan yang melanggar norma oleh pihak lain. 43 Kerugian yang diderita seseorang secara garis besar dapat dibagi atas dua bagian, yaitu kerugian yang menimpa diri dan kerugian yang menimpa harta benda seseorang. Sedangkan kerugian harta benda sendiri dapat berupa kerugian nyata yang dialami serta kehilangan keuntungan yang diharapkan. Walaupun kerugian dapat berupa kerugian atas diri fisik seseorang atau kerugian menimpa harta benda, akan tetapi jika dikaitkan dengan ganti kerugian, maka keduanya dapat dinilai dengan uang harta kekayaan. 44 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat suatu risiko. Faktor tersebut disingkat dengan istilah “FORMAL”: 1. Financial keuangan, yaitu laporan keuanan pribadi dan keluara maupun perusahaanya, untuk mengetahui sumber-sumber keuangan yang dapat dipertanggung jawabkan anti-money laundring. 2. Occupational pekerjaan, antara lain: lokasi pekerjaan didaerah lepas pantai, pertambangan, bekerja ditempatkan ketinggian seperti pembersih kaca yang menggunakan gondola, pekerjaan yang berhubungan dengan bahan kimianuklir, pekerjaan yang menggunakan bahan peledak. 3. Residental daerah tempat tinggal. Artinya apakah daerah tempat tinggalnya berada didaerah yang sedang dalam kondisi perang, rawan Universitas Sumatera Utara 45 Ketut Sendra, Kemitraan Strategis Perbankan dan Perusahaan Asuransi. Seri Manajemen Pemasaran No. 14. Jakarta: PPM, 2007, hlm. 11. bencana alam, sedang terserang wabah suatu penyakit atau secara umum kurang mendukung atau kondisi tidak baik. 4. Medical riwayat kesehatan, yaitu: usia seseorang;jenis kelaminnya, bentuk tubuhnya tinggi dan berat badan, riwayat kesehatan pribadinya dan riwayat kesehatan keluarganya. 5. Avocational kebiasaanhobby, yaitu hobby atau olahraga yang berisiko tinggi seperti mendaki gunung, panjat tebing, rafting, racing balapan, bungee jumping, diving dan sebagainya. 6. Life style gaya hidup, yaitu kebiasaan hidup seseorang. Gaya hidup seseorang akan menentukan etika dan moral hidupnyamoral hazard, tercermin dalam kepribadiannya, dan menentukan bentuk dan jenis manfaat atau kontrak asuransi yang diambilnya. 45 Di dalam pelimpahan resiko tersebut ada 2 dua hal yang menjadi landasan prinsip yang harus dipegang, yaitu: a. Prinsip Itikat Baik Utmost Good Faith Artinya semua data dan keterangan yang disampaikan oleh tertanggung harus secara jujur dan benar. Asuransi tidak boleh menggunakan jiwa seseorang untuk tujuan berjudi orang sakit diasuransikan dengan harapan mendapat klaim. Yang diasuransikan adalah nilai ekonomi seseorang, bukan jiwanya, karena jiwa seseorang tidak ternilai. Jadi setiap perjanjian asuransi harus dilandasi itikat baik. b. Prinsip Kepentingan Asuransi Insurable Interest Maksudnya adalah nama-nama yang dicantumkan sebagai penerima manfaat ahli waris masih ada hubungan kepentingan dengan tertanggung Universitas Sumatera Utara 46 Sendra Ketut, Kemitraan Strategis Perbankan dan Perusahaan Asuransi. Seri Manajemen Pemasaran No. 14 Jakarta: PPM, 2007. hlm. 79. 47 AZ. Nasution, Hukum Perlindungan Konsumen Jakarta : Diadit Media, 2002. hlm. 221. Jika tertanggung meninggal, pihak ahli waris merasa kehilangan. Misalnya antaraBapak dengan Anak, Suami dengan Istri, Kreditur dengan Debitur, Majikan dengan Karyawan, dsb. 46

B. Penyelesaian Klaim Seseorang atau Objek yang Diasuransikan dalam Bancassurance