Latar Belakang Hubungan Status Gizi dengan Prestasi Belajar Siswa Siswi Kelas 5 SD Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pangan merupakan kebutuhan manusia yang sangat mendasar, karena berpengaruh terhadap eksistensi dan kelangsungan hidup manusia. Manusia membutuhkan energi untuk keberlangsungan hidupnya. Energi ini diperoleh dari metabolisme nutrisi yang terdapat didalam bahan makanan. Tidak hanya menyediakan sumber energi, nutrisi juga dapat meningkatkan ketahanan tubuh dalam menghadapi penyakit Cakrawati, 2012. Komunitas kesehatan dunia juga telah mengakui pentingnya makanan dan nutrisi dalam menjaga kesehatan tubuh Raiten et al, 2011. Gizi adalah asupan makanan yang sesuai dengan kebutuhan diet tubuh. Gizi baik adalah keseimbangan antara asupan makanan dan aktivitas fisik. Kurang gizi dapat menyebabkan berkurangnya kekebalan tubuh, peningkatan kerentanan terhadap penyakit, gangguan perkembangan fisik dan mental, serta mengurangi produktivitas WHO, 2013. Berdasarkan data yang diterbitkan oleh UNICEF tahun 2013, Indonesia masih termasuk dalam 10 negara yang memiliki masalah gizi buruk pada anak. Dan menurut laporan dari RISKESDAS pada tahun 2013 Sumatera Utara memiliki prevalensi status gizi anak umur 5 – 12 tahun dimana sangat kurus sebanyak 3,6, kurus 5,7, normal 69,5, lebih 12,1, dan obesitas 9,1 RISKESDAS, 2013. Asupan nutrisi yang baik adalah dasar dari kelangsungan hidup, kesehatan, dan perkembangan dari setiap individu. Pada anak misalnya, anak yang bergizi baik tampil lebih baik di sekolah, tumbuh dengan baik, dan pada saatnya memberikan anak – anaknya nutrisi yang baik pula UNICEF, 2013. Universitas Sumatera Utara Prestasi sekolah yang tidak memuaskan saat ini telah menjadi masalah global yang terjadi di negara – negara berkembang. Banyak hal menjadi penyebab prestasi yang tidak memuaskan di sekolah, termasuk didalamnya rendahnya kualitas tenaga pengajar, tidak tersedianya buku – buku teks pelajaran, rendahnya pengetahuan orang tua terhadap pentingnya pendidikan formal, dan tingkat kehadiran di sekolah yang rendah Acham, 2012. Asupan nutrisi yang tidak memadai baru – baru ini juga telah diakui sebagai salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya prestasi di sekolah. Pada anak dengan defisiensi yodium misalnya, memiliki intelegensia yang lebih buruk dari pada anak yang mendapat asupan nutrisi yang memadai. Anak – anak dengan defisiensi besi juga mengalami penurunan pada beberapa aspek dari kemampuan mereka untuk belajar. Pada sebuah program pemberian sarapan di Kenya, didapatkan bahwa pada sekolah yang ikut berpartisipasi pada program kehadiran siswanya 35,9, sedangkan pada sekolah yang tidak berpartisipasi kehadirannya hanya 27,4 Acham, 2012.

1.2 Rumusan Masalah