2 Jenis Kelamin
Jenis kelamin sepertinya mempengaruhi status nutrisi dari segi genetik Felix, 2010.
3 Kondisi Fisik
Mereka yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan dan lanjut usia, semuanya memerlukan pangan khusus karena status kesadaran mereka
yang buruk. Bayi dan anak – anak yang kesehatannya buruk, adalah sangat rawan, karena pada periode hidup ini kebutuhan zat gizi digunakan
untuk pertumbuhan cepat. 4
Infeksi Infeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau
menimbulkan kesulitan menelan dan mencerna makanan Suhardjo, et, all, 1986.
2.1.4. Masalah gizi anak usia sekolah
Ada beberapa masalah gizi yang terjadi pada anak usia sekolah dalam buku Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan tahun 2012, antara lain:
1. Anemia defisiensi besi
Keadaan ini terjadi, karena terlalu sedikit kandungan zat besi dalam makanan yang dikonsumsi terutama pada anak yang sering jajan sehingga
mengendurkan keinginan untuk menyantap makanan lain Adriani, 2012 2.
Penyakit Defisiensi Yodium Salah satu gambaran penyakit kekurangan yodium adalah pembesaran
kelenjer gondok yang disebut penyakit gondok oleh awam atau nama ilmiahnya struma simpleks Adriani, 2012.
3. Karies gigi
Universitas Sumatera Utara
Karies gigi sering terjadi pada anak, karena terlalu sering makan cemilan yang lengket dan banyak mengandung gula. Karies yang terjadi pada gigi
sulung memang tidak berbahaya, namun kejadian ini biasanya terus berlangsung sampai anak menjadi dewasa. Gigi yang berlubang akan
menyerang gigi yang permanen bahkan sebelum gigi tersebut menembus gusi Adriani, 2012.
4. Berat badan berlebih Obesitas
Jika tidak teratasi, berat badan berlebih akan berlanjut sampai remaja dan dewasa. Sama seperti pada orang dewasa, kelebihan berat badan terjadi
karena ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar. Berbeda dengan dewasa, berat badan anak tidak boleh diturunkan,
karena penyusutan berat akan sekaligus menghilangkan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan. Laju pertumbuhan berat selayaknya
dihentikan atau diperlambat sampai proporsi berat badan terhadap tinggi badan kembali normal. Perlambatan ini dicapai dengan cara mengurangi
makan dan memperbanyak olahraga Adriani, 2012. 5.
Berat Badan Kurang Kekurangan berat yang berlangsung pada anak yang sedang tumbuh
merupakan masalah serius. Kondisi ini mencerminkan kebiasaan yang buruk. Sama seperti masalah kelebihan berat, langkah penanganan harus
didasarkan kepada penyebab serta kemungkinan pemecahannya Adriani, 2012.
2.1.5. Pemeriksaan antropometri
Antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh manusia dalam hal ini dimensi tulang, otot, dan jaringan lemak Hendarto, 2011. Antropometri saat ini
telah digunakan untuk menilai status nutrisi, kesehatan, dan perkembangan dari anak Srivastava, 2012.
Universitas Sumatera Utara
Ada beberapa dasar pengukuran tinggi dan berat badan, berdasarkan buku Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik tahun 2011, ukuran – ukuran yang lazim digunakan
dalam menilai tumbuh kembang anak, antara lain: 1.
Tinggi badan Panjang badan diukur dengan menggunakan papan pengukur panjang
untuk anak dibawah 2 tahun atau PB kurang dari 85 cm. Pengukuran panjang badan dilakukan oleh 2 orang pemeriksa. Pemeriksa pertama memposisikan
sang bayi agar lurus dipapan pengukur sehingga kepala sang bayi agar lurus di papan pengukur sehingga kepala sang bayi menyentuh papan penahan kepala
dalam posisi bidang datar. Pemeriksa kedua menahan agar lutut dan tumit sang bayi menempel dengan papan penahan kaki Hendarto, 2011.
Untuk anak yang dapat berdiri tanpa bantuan dan kooperatif, tinggi badan diukur dengan menggunakan stadiometer, yang memiliki penahan
kepala yang bersudut 90 terhadap stadiometer yang dapat digerakkan. Sang anak diukur dengan telanjang kaki atau dengan kaus kaki tipis dan dengan
pakaian minimal agar pengukur dapat memeriksa apakah posisi anak tersebut sudah benar. Saat pengukuran sang anak harus berdiri tegak, kedua kaki
menempel, tumit, bokong, dan belakang kepala menyentuh stadiometer, dan menatap kedepan pada bidang datar Hendarto, 2011.
2. Berat badan
Berat badan diukur dengan menggunakan timbangan berat badan. Sampai anak berumur 24 bulan atau berdiri sendiri, maka digunakan
timbangan bayi. Sebelum menimbang, timbangan dikalibrasi sehingga jarum menunjuk angka nol. Pada saat melakukan penimbangan, sebaiknya
menggunakan pakaian seminimal mungkin. Berat badan dicatat dengan ketelitian 0,01 Kg pada bayi dan 0,1 Kg pada anak yang lebih besar
Hendarto, 2011.
Universitas Sumatera Utara
3. Lingkar kepala
Lingkar kepala diukur dengan menggunakan pita pengukur fleksibel yang tidak dapat diregangkan. Panjang lingkar sebaiknya diambil dari lingkar
maksimum dari kepala, yaitu diatas tonjolan supraorbital dan melingkari oksiput. Saat pengukuran harus diperhatikan agar pita pengukur tetap datar
pada permukaan kepala dan paralel di kedua sisi. Pengukuran dicatat dengan ketelitian sampai 0,1 cm Hendarto, 2011.
4. Lingkar lengan atas LILA
Untuk pengukuran LILA, anak harus berdiri tegak lurus dengan lengan dilemaskan disisi tubuh. Pita ukur yang fleksibel dan tidak dapat diregangkan
diletakkan tegak lurus dengan aksis panjang dari lengan, dirapatkan melingkari lengan, dan dicatat dengan ketelitian sampai ke 0,1 cm. sebaiknya
dilakukan 3 kali dan diambil nilai rata – ratanya Hendarto, 2011. 5.
Tebal lipatan kulit triseps TLK Dalam mengukur TLK, seorang anak harus dalam posisi tegak dengan
lengan disisi tubuh. TLK diukur di pertengahan lengan atas, tepat ditengah otot triseps di lengan bagian belakang diukur dan diberi tanda sebelumnya.
Pengukur mencubit lemak dengan ibu jari dan jari telunjuk, sekitar 1 cm diatas titik tengah yang telah ditandai, dan dengan menempatkan caliper pada
titik yang telah ditandai. Empat detik kemudian, caliper dilepaskan, hasil pengukuran diambil lalu caliper dilepaskan. Pengukuran sebaiknya dilakukan
3 kali, lalu diambil rata – ratanya Hendarto, 2011.
2.2. Belajar 2.2.1. Definisi Belajar