20 Tabel 3.5 Skenario Pergerakan Manusia.
Protokol Routing Model Pergerakan
H.A.1 PROPHET
Haggle 4 – Cambridge Imotes
H.A.2 PROPHET EA
Haggle 4 – Cambridge Imotes
Tabel 3.6 Skenario Pergerakan Manusia dengan penambahan TTL pesan.
Protokol Routing TTL Pesan
menit Model Pergerakan
H.B.1 PROPHET
2; 5; 30; 60; 180; 360;
1440 Haggle 4
– Cambridge Imotes
H.B.2 PROPHET EA
2; 5; 30; 60; 180; 360;
1440 Haggle 4
– Cambridge Imotes
21
3.3. Parameter Kinerja
Terdapat empat parameter kinerja yang digunakan untuk mengevaluasi protokol PROPHET dan PROPHET EA dalam penelitian antara lain [3]:
a. Delivery ratio
Parameter untuk mengetahui seberapa banyak jumlah message yang dibuat generate oleh tiap node. Parameter ini hasil yang didapat akan
sama-sama berpengaruh terhadap kedua parameter lainnya. Aktivitas pembuatan message baru serta forwarding message tentunya menggunakan
resource dari node. � �
� � � = �
� � �
� b.
Overhead ratio Merupakan parameter untuk mengetahui banyaknya copy pesan
yang sampai ke tujuan dari pesan yang dibuatdibangkitkan generate. Parameter ini akan berpengaruh terhadap overhead ratio karena dilihat dari
perilaku protokol routing yang berbeda. Apabila terlalu banyak copy message yang berada dalam jaringan maka hal itu mengakibatkan
penggunaan resource tiap node juga meningkat.
ℎ � � =
� �
− � �
� �
c. Average Latency
Parameter Average Latency digunakan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan pesan dari source asal untuk sampai ke destination
tujuan. �
� =
� � � �
� � �
� �
d. Energy Consumption
Energy consumption konsumsi energi node diamati untuk mengetahui seberapa efektifkah penggunaan energi pada protokol
PROPHET maupun PROPHET EA. Pada parameter ini data yang ditampilkan meliputi jumlah node yang mati number of dead nodes dan
sisa energi remaining energy dari hub node pada protokol PROPHET. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
3.4. Topologi Jaringan
Jaringan Oportunistik memiliki ciri node yang bergerak dan jaringan yang tidak dapat dipastikan keberadaannya. Oleh karena itu topologi dari
model jaringan ini tidak dapat digambarkan secara spesifik tau pasti seperti pada jaringan menggunakan infrastruktur.
Pada pergerakan Random Waypoint, node-node yang ada tersebar serta berjalan ke arah yang random acak. Sedangkan untuk model pergerakan yang
sesungguhnya, node tersebar secara random dan berjalan menuju tempat- tempat yang telah ditentukan. Berikut merupakan snapshoot atau gambaran
dari jaringan pada pergerakan Random Waypoint dan pergerakan sesungguhnya real movement.
Gambar 3.1 Snapshoot model Jaringan Oportunistik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
Untuk mengetahui dan mengevaluasi unjuk kerja Protokol PROPHET dan PROPHET EA maka dilaksanakan simulasi menurut perancangan simulasi yang
dijelaskan pada Bab III. Data hasil simulasi diperoleh dari report yang dibangkitkan.
4.1. Pergerakan Random Waypoint
4.1.1. Penambahan Jumlah Node
Tabel 4.1 Hasil perbandingan penambahan jumlah node pada pergerakan Random Waypoint.
Jumlah Node
PROPHET PROPHET EA
Delivery ratio
Overhead ratio
Latency Delivery
ratio Overhead
ratio Latency
25 0,73
20,47658 25341,83
0,32332 6,46636
41527,45 50
0,74036 47,803
8820,062 0,53852
31,83774 32650,62
75 0,69886
73 5352,61
0,6748 61,03568
26298,68 100
0,66928 98
3954,605 0,72372
91,80194 18342,36
Pola pergerakan random mengasumsikan bahwa semua node memiliki probabilitas yang sama dalam pengiriman pesan. Dengan nilai
probabilitas bertemu yang sama, maka beban tiap node tidak jauh berbeda dengan node lain. Pertambahan node dalam jaringan akan berdampak pada
jumlah copy pesan yang dimiliki oleh masing-masing node. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI