Analisis data simulasi Penarikan kesimpulan

9 Kelemahan yang dimiliki protokol routing proaktif adalah : 1. Menggunakan data untuk menjaga informasi routing. 2. Reaksi atau respon yang lambat ketika jaringan berubah dan kegagalan dari individual nodes. b. Protokol routing reactive reaktif. Berbeda dengan protokol routing proaktif, protokol routing reaktif tidak menjaga rute akan tetapi tabel routing dibuat ketika dibutuhkan saja. Protokol routing reaktif mencari rute yang dibutuhkan dengan melakukan flooding ke jaringan menggunakan paket Route Request [4]. Protokol reaktif ini memiliki beberapa keuntungan antara lain : 1. Tidak membutuhkan overhead yang besar untuk menjaga tabel routing seperti pada protokol routing proaktif. 2. Reaksi atau respon yang cepat untuk perubahan jaringan dan kegagalan node. c. Protokol routing hybrid. Tipe dari protokol routing ini adalah menggabungkan beberapa kelebihan dari protokol routing proktif dan reaktif. Pada awalnya routing dibangun dari beberapa rute secara proaktif dan kemudian melayani permintaan dari node tambahan melalui flooding reaktif. Kelemahan dari algoritma ini antara lain : 1. Keuntungankelebihan berdasar pada node yang aktif. 2. Reaksi terhadap permintaan traffic tergantung pada laju dari traffic volume [4].

2.3. Jaringan Oportunistik

Kondisi yang dialami pada MANET adalah hal yang melatar belakangi Jaringan Oportunistik, akan tetapi terdapat kondisi dimana setiap node tidak terhubung secara terus menerus dengan node lain dan atas hal ini tantangan pada jaringan MANET berkembang menjadi Jaringan Oportunistik. Dengan karakter Jaringan Opportunistik yang setiap node tidak selalu terhubung maka model PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 jaringan ini toleran terhadap delay sehingga pada perkembangan ilmunya jaringan ini juga disebut sebagai Delay Tolerant Network DTN. Gambar 2.3 Jaringan Oportunistik Arsitektur jaringan pada Jaringan Opportunistik berbeda dengan arsitektur jaringan yang lainnya. Pada jaringan lain dapat memastikan bahwa pesan dapat sampai ke tujuan karena koneksi dari source ke destination terjamin. Jaringan Oportunistik memiliki sifat yang berbeda dimana jalur antara source ke destination tidak tersedia karena jangkauan dan bergeraknya tiap node serta koneksi jaringan yang bersifat intermitten kadang terputus dan terhubung kembali. Jaringan Oportunistik memperkenalkan layer baru untuk menangani kondisi jaringan yang disebut dengan bundle layer. Bundle layer mengimplementasikan mekanisme store-and-forward dimana setiap node dapat store menyimpan dan carry membawa pesan dalam buffer-nya memori serta dapat meneruskan pesan tersebut ke node lain yang terkoneksi [8]. Berikut adalah arsitektur yang dipakai dalam Jaringan Opportunistik atau DTN.